Bertemu Istri Sah...

“Arif, mau ikut Ayah ke rumah Bunda yang rumahnya ada burung yang kamu suka itu?” tanya Leman pada anaknya di rumah kedua orang tuanya.

“Kamu mau pulang ke rumah Rosita, Man?” tanya Ibu War pada putranya.

“Iya, Mak. Mau berangkat sekarang sebelum Iklima pulang kerja.”

“Hati-hati. Apa tidak apa-apa kalau kamu  membawa Arif?”

“Tidak, Ma. Leman sudah bicara sama Rosita dan dia juga menyuruh Leman membawanya.”

“Baiklah kalau begitu.”

Leman berpamitan pada orang tuanya lalu mengajak pulang Arif untuk mengambil beberapa helai pakaian putranya itu. Sementara Leman tidak membawa pakaian karena di rumah Rosita sudah ada beberapa helai pakaian yang sempat ia beli saat di sana.

“Ayah mau kemana?” tanya Ayu si anak ketiganya.

“Ayah mau pergi sebentar sama Arif. Kenapa?”

“Kemana?”

“Ke kampung Mak Wa. Kamu mau ikut?”

Ayu mengerucutkan bibirnya begitu mendengar ucapan sang ayah. Mana mungkin dia ikut ke rumah Mak Wa yang bau tahik lembu itu.

“Gak!” Ayu meninggalkan ayah dan adiknya di kamar. Sementara Leman dan Arief tersenyum senang lalu Leman meletakkan jari telunjuknya di bibir sebagai kode bahwa Arif tidak boleh bilang-bilang pada kakak dan abangnya sesuai kesepakatan kalau dia mau ikut.

Mejelang sore, Iklima sudah sampai di rumah tapi ada yang berbeda dengan wanita itu. kalau biasanya dia akan bertanya tentang keberadaan Leman jika melihat tidak ada mobil suaminya di luar tapi kali ini Iklima dengan santainya masuk ke rumah lalu langsung menuju kamarnya. Sementara Ayu dan Andi yang sedang bermain ponsel hanya saling lirik dengan penuh tanya.

“Hallo, bagaimana?”

“Saya sudah sampai, Buk. Dan Bapak tidak mencurigai saya sama sekali.”

“Apa yang kamu dapat?”

“Mereka tinggal di sebuah rumah kontrakan dan anak ibuk yang kecil juga ada di sini.”

“Bagus, kamu foto lalu kirimkan ke saya! Ikuti dan foto setiap kegiatan mereka!”

“Baik, Buk.” Iklima tersenyum penuh arti menatap setiap foto yang dikirimkan orang suruhannya.

Iklima masih dalam perubahan drastis hingga Leman kembali ke rumah setelah membawa Arif pun tidak merubah sikap Iklima yang diam tanpa banyak bicara. Leman seakan berada di atas angin ketika istrinya tidak marah bahkan mengintrogasinya ketika pergi membawa Arif.

Seminggu kemudian…

Iklima datang bersama orang suruhannya ke kabupaten Rosita tanpa sepengetahuan Leman. Iklima sengaja mengambil cuti dari rumah sakit untuk bisa mendatangi kediaman Rosita yang saat itu sedang berada di rumah. Setelah mengantar beberapa dokumen ke kantor bupati, Rosita memilih pulang untuk makan siang di rumahnya sambil melakukan panggilan video bersama Leman yang saat itu masih di sekolahnya.

“Bagaimana keadaan Kak Iklima, Bang? Apa dia masih seperti kemarin?” tanya Rosita.

“Dia masih diam tak marah-marah lagi, Sayang. Suasana rumah saat ini sangat tenang tanpa suara marah-marah dia.”

Mereka terus berbincang sampai suara salam menghentikan pembicaraan tersebut. “Bang, sebentar ya. Ada tamu,”

“Siapa?”

“Tidak tahu. Adek keluar dulu.”

Rosita yang merasa familiar dengan suara pria tersebut langsung keluar dengan senyum namun detik berikutnya senyum yang biasa ia berikan ketika bertemu dengan setiap orang kampungnya hilang seketika saat melihat wajah wanita yang berdiri di samping pria berstatus Pak RT tersebut.

Rosita pernah melihat foto istri pertama Leman lewat Hp tapi siang ini dia bertemu langsung dengan istri sah dari pria yang dia cintai.

“Silakan masuk, Pak, Kak!” ucap Rosita canggung.

Pria yang berada di belakang Iklima juga ikut masuk. “Saya buat minum dulu,”

“Tidak usah!” cegah Iklima dengan nada ketus.

Rosita kembali duduk lalu menatap Pak RT, “Jadi begini, Ta. Saya dapat laporan jika suami dari Buk Iklima ini sekarang tinggal di sini sama kamu. Jadi, saya ingin memastikan apa ini benar atau tidak?”

Rosita melirik Iklima sekilas lalu menjawab, “Benar Pak RT. Suami Kak Iklima yang bernama Leman tinggal bersama saya di sini tapi kami tidak berzina. Kami sudah menikah secara siri.” Terilihat sekali kalau raut wajah Iklima sedang menahan emosi di dadanya.

“Mana buktinya jika kalian sudah menikah? Bang Leman itu PNS, dia tidak boleh menikah lebih dari satu. Dia bisa dipenjara jika melanggar aturan pegawai.” Desak Iklima.

“Maaf tapi saya tidak bisa memperlihatkan buktinya. Dan saya juga sudah melapor dan memperlihatkan bukti pernikahan ini pada Pak RT. Tolong pahami jika saya tidak bisa memperlihatkannya pada kamu.” Rosita tidak mau kalah dengan Iklima. Setiap kata yang ia keluarkan sarat dengan ketegasan dan menolak untuk diintimidasi.

Iklima mendengus kesal menahan marah. “Kalau kalian masih bersama maka aku akan melaporkan Bang Leman ke kantor.” Ujar Iklima lalu beranjak keluar dari ruang tamu kediaman Rosita.

“Tapi ingat, pernikahan kalian tidak akan lama!” kalimat terakhir yang keluar dari mulut Iklima dan tentunya sarat dengan nada ancaman. Rosita hanya bisa menghela nafasnya saat Iklima meninggalkan rumahnya dengan sebuah ancaman.

“Kamu sudah tahu kalau pernikahan kalian akan berisiko nantinya, bukan?” Rosita mengangguk.

“Saya sudah menolak tapi Bang Leman dan keluarganya kekeh dan jujur saja, saya juga menyayangi dan prihatin dengan rumah tangga Bang Leman.”

“Harusnya suamimu bisa bersikap tegas. Kalau mau mencari kebahagian dengan kamu maka ceraikan istrinya. Kalau begini kejadiannya, baik istri pertama, kamu dan Leman sendiri tidak akan bahagia. Kalian terus bermain kucing-kucingan dengan istri pertamanya lalu sekarang pernikahan kalian ketahuan dan bisa jadi ke depannya istri pertamanya akan melaporkan kalian ke kantor. Akhirnya apa yang terjadi? Kamu sudah pasti tahu apa selanjutnya, bukan?” Rosita mengangguk seraya tertunduk lesu.

Iklima pulang dengan orang suruhannya dalam hati yang panas dan penuh amarah. Dalam mobilnya ia mencoba menghubungi sang anak hingga panggilan ke tiga baru dijawab oleh Agus.

“Ada apa, Ma? Aku baru keluar kelas.”

Iklima menghentikan mobilnya di pinggir jalan. “Ayahmu sudah minikah siri dengan wanita itu. Mamak baru saja menemuinya dengan Ketua RT di sana. Mereka bahkan menyewa rumah lain untuk hidup bersama. Kamu tahu? Perobatan di ruang tamunya saja tidak kalah dengan rumah kita. Bayangkan saja berapa banyak yang Ayahmu keluarkan untuk wanita itu? Belum lagi lemari tasnya berjejer rapi di ruang tamu. Ayahmu benar-benar dibutakan cinta hingga tidak sadar jika sedang diperas oleh wanita itu.”

“Apa wanita itu cantik?” Iklima menahan kesal karena wanita ini memang cantik dari dirinya.

“Tidak! Wajahnya palsu hasil skincare dan riasan.”

“Tubuhnya bagaimana?”

“Kamu kenapa sampai mau tahu tubuhnya? Mau bilang kalau dia lebih pantas jadi ibu tiri kamu, begitu?” Iklima akhirnya melampiaskan emosinya pada sang anak.

“Mak, aku ini laki-laki. Kalau tubuh dan wajahnya tidak menggoda berarti ada kemungkinan lain. Kita harus melihat semua kemungkinan. Kalau memang dia cantik dan seksi itu artinya Ayah murni menyukai wanita itu karena fisualnya tapi kalau nyatanya dia jelek, dekil dan tidak terurus tapi Ayah begitu menyukainya. Bisa jadi Ayah sudah kena pelet cinta wanita itu dan kita harus menyembuhkannya bukannya marah-marah karena Ayah tidak sadar jika sedang terjerat wanita itu.” Agus menjeda sejenak ucapannya.

“Jadi, apa wanita itu cantik dan seksi?”

***

Terpopuler

Comments

Hary Nengsih

Hary Nengsih

bener jg kata Andi y

2022-12-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!