Bag 6

Ozil beralih menatap kedua gadis yang duduk bersikut-sikutan. Alis Ozil saling bertautan.

"Kaliaaaann siapa?"

Nina bengong, ia terkejut, bahkan Ozil tak mengenal mereka. Tapi berlagak pula mau ngelabrak dirinya. Sontak membuat Nina tertawa geli. Tentu saja wajah kedua gadis itu berubah tak sedap dipandang.

"Hahahhaha...."

Ozil menatap Nina dengan pandangan tanya.

"Kenapa mbak? Kesambet?"

"Iya mungkin." jawab Nina masih kegelian memegangi perutnya.

Ozil beralih menatap kedua gadis itu lagi.

"Seragam kita sama, kalian sekolah di SMKN 5 ya?" tanya Ozil pada kedua gadis itu ramah, mengusap-usapkan jari didagunya.

"I-iya ka Ozil." jawab gadis satu gugup.

"Ka? kalian dari kelas mana?" tanya Ozil lagi,

"Kelas dua A ka." jawab gadis satu lagi.

"Oohh.. adek kelas, makasih ya udah bantuin jagain motorku." ujar Ozil ramah, dengan senyum khas yang membuatnya makin tampan.

"Aku beliin es teh ya." Tawar Ozil riang,

"Mbak minta duwit." pintanya enteng menengadahkan tangan dengan santainya. Nina memutar matanya malas.

"Ck.. ck.. ck.. lagakmu Ooozzzz..." Nina menggelengkan kepalanya, tapi tetap dikeuarkan juga uang 10rb dan memberikannya pada Ozil.

"Bentar ya, aku beliin Es teh, Mbak Nina mau juga?" tanya nya sambil berjalan ke warung tak jauh dari bengkel.

Nina terkekeh. Dia melirik kedua gadis yang sudah salah tingkah itu.

"Jadi, Ozil nggak kenal kalian ya?" kekeh Nina menyentuh mulutnya.

"Jadilah anak gadis yang baik dan sopan." ucap Nina lagi beranjak dari duduknya. Lalu berjalan menghampiri Ozil, setelah sempat bertanya pada pak bengkel yang sedang mengerjakan motor Ozil.

"Nih!" ucap Nina menyerahkan beberapa lembar uang pada Ozil.

"Apa nih mbak?"

"Duwit! Tadi nyuruh kesini buat ini kan? katanya nggak punya duwit." terang Nina mengingatkan.

"Oiya, lupak." Ozil menepuk jidatnya.

"Aku balik dulu, masih harus ngurus dagangan sama Zidan." pamit Nina mendekati motornya,

"Nggak bareng skalian mbak?"tanya Ozil pandangan matanya mengikuti Nina.

"Enggak deh."tolak Nina cepat."masih banyak kerjaan soalnya."

"Es teh nya mbak Nina gimana?"

"Mana?" tanya Nina sambil memakai helm, "Pake plastik aja."

Ozil mengangsurkan sebungkus plastik esteh pada Nina.

"Oke deh, duluan ya." Nina melambaikan tangannya. Dan sekilas melirik pada gadis-gadis tadi dengan pandangan geli. Lalu menstater motornya.

Sementara mata Ozil masih terpantik pada kaka iparnya nya itu.

"Hati-hati ya mbak. Makasih."

"Heeemm" Nina berlalu meninggalkan mereka.

Ozil hanya menghela nafasnya, lalu mengulurkan gelas es teh yang tadi bawanya.

"Nih!" katanya memberi masing-masing satu gelas es teh.

"pak belum kelar juga ya?" tanya Ozil berpindah tanya pada Pak bengkel.

"Bentar lagi dek. Tinggal ngobrol-ngobrol aja dulu."

Ozil sebenarnya males juga, datang-datang malah ditinggal pergi sama Nina. Padahal lumayan juga buat alasan.

"Kak Ozil!" panggil gadis satu.

"Itu mbaknya Mas Ozil ya?"

"Bukan."

"Jadi? Beneran pacarnya Mas Ozil?"

"Iya."

"Kok mau sih sama orang yang lebih tua?"

Ozil mendesssaaahh kesal. lalu menatap tajam pada mereka.

"Seleraku yang udah tua-tua. Nggak doyan sama daon muda." ujarnya mulai ketus.

###

Beberapa hari kemudian. Malam itu setelah menidurkan Zidan, Nina keluar dari kamarnya. Melihat keruang tamu, ada bapak yang sedang nonton tv sambil ngeteh. Nina berniat nyari udara di teras. Jalanlah Nina kesana. Eehh, ada Ozil.

"Kamu belajar?" Nina mendekati Ozil yang sedang belajar di teras.

"Iyalah mbak. Kan bentar lagi mau ujian."Ozil belajar dengan beberapa buku didepannya.

"Hmmm. Belajar apa sekarang? Mau dibantuin nggak? Kasih soal misalnya." Nina duduk tak jauh dari Ozil.

"Ini udah ada soalnya kok mbak." tolak Ozil halus.

"Hmm.. Ya udah." Nina beranjak.

"Eh Mbak mau kemana?" Ozil melongok.

"Masuk."

"Ngapain? Sini aja nemenin aku belajar."

"Kamu belajar ngapain mesti ditemenin Oz? Kan malah lebih konsen kalau belajar sendiri."

"Kalau ada Mbak Nina jadi semangat mbak."

Nina tergelak.

"Beneran Mbak. Nggak bohong."

Nina berfikir sejenak.

"Udah. Belajar yang bener."Nina kembali duduk.

"Nah, gitu donk."Ozil senyum menang.

"Kamu belajar apa sekarang?"

"Matematik mbak."

"Sini aku bantu."Nina menggeser duduknya lebih dekat.

"Eh, jangan deket-deket mbak." Ozil agak memundurkan badannya.

"Kenapa?"tanya Nina heran.

"Nanti detak jantungku tambah kenceng." Ozil nyengir lagi membuat Nina terkekeh.

Ada ada ajalah Ozil ini. batin Nina geli.

"Sini. Pelajaran ini bidangku. Aku ajari ya."Nina memangkas jarak meraih buku Ozil.

Ozil nyengir lagi."Mbak mau ngajarin biar aku cepet lulus ya?"

Apa? batin Nina.

"Biar bisa cepet nikah sama aku kan mbak?" goda Ozil dengan lirikan mata menggoda.

Ck! Nina membalikkan buku yang sempat dia ambil tadi. Lempar begitu saja.

"Udah. Belajar yang bener ah. Mbak tinggal loh. Aku disini kamunya malah nggak belajar." gerutu Nina sedikit jengkel.

Beberapa saat hening. Ozil terlihat serius belajar. Sesekali dia menggosok penanya di kepala. Sementara Nina sibuk mainin Hp.

"Zidan tidur mbak?"

"Heemm."

"Mbak ngapain?"

"Udah belajar yang bener."balas Nina yang masih fokus pada layar ponselnya.

"Mbak lagi chatan sama siapa?"

"Pelanggan. Ada yang order." Jawab Nina yang memang sedang menerima pesanan dari pelanggan. Ozil manggut-manggut dan kembali belajar.

Hening lagi.

"Mbak Nina." panggil Ozil lagi,

"Apa Oz, belajar yang bener nggak usah berisik napa?" ucap Nina sibuk dengan ponselnya,

"Mbak!"

"Apa?" Nina masih sibuk berbalas pesan dengan pelanggan tanpa menoleh ke arah Ozil.

"Mbaaaaakkk..." panggil Ozil lagi, "Liat sini donk."

Nina kesel juga, akhirnya ngikutin noleh ke arah Ozil.

"Apa Ozil?" jawabnya dengan nada sabar.

"Mbak, aku bakal belajar yang giat, aku juga bakal lulus dengan nilai bagus."

"Bagus itu. Semangat."ucap Nina dengan mengangkat tangannya mengepal sampai depan wajahnya.

"Tapi nanti mbak kasih aku hadiah ya?!"

"Hadiah apa? Jangan yang mahal, mbak nggak punya duwit banyak."

"Nggak pake duwit kok mbak."

Dahi Nina mengernyit.

"Hadiahnya, terima lamaranku aja mbak." Mata Nina membulat.

UUUHHUUUUKKK... UUHHHUUUUKKK...

Nina keselak ludahnya sendiri. Di ikuti suara batuk- batuk dari dalam rumah.

UUUUHHHUUUKKK...

"Oziiilll....."

___€€€___

readers kuh mau kasih semangat donk biar Othor semangat Nulis.

like dan komen

makasih

salam____

😊

Terpopuler

Comments

Sri Peni

Sri Peni

baru ini kali bc novel yg dialognya bs ngajak aq nyengir sendiri

2024-08-14

0

Agustina Kusuma Dewi

Agustina Kusuma Dewi

asyekkkkkkk.. ozilll mah gercap..

2023-02-03

0

Unyil_unyu

Unyil_unyu

nah bagus ni flashbackbackan👏👏

2022-12-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!