"Semoga bukan mbak kunti!"gumam Ozil ngeri..
Pintu penghubung dapur Ozil buka...
Kriieeettt..
Ozil menyorot senternya ke segala arah di dapur, namun tak ada apapun disana.
"Masa begu beneran sih?"gumamnya bergidig.
Ozil bersungut memasuki dapur, pintu rumah belakang sedikit terbuka. Ozil mendekat perlahan.
"Perasaan tadi ditutup deh. kok sekarang kebuka?" Gumam Ozil heran hendak menutup pintu. Handel dia sentuh, tiba-tiba pintu terdorong dari luar hingga hidungnya kepentok pintu. Ozil sampai terjungkal kebelakang saking kagetnya.
Ozil menggosok hidungnya yang sakit sembari melihat kearah pintu,
JJEEEGGGLLLLAAAARRR....
Suara kilatan membuat siluet sosok hitam didepannya. membuat Ozil berteriak histeris kengerian.
"WUUUUAAAAAAAAA...."
Nina yang ada di ruang tengah menunggu Zidan terkejut. Dia beranjak namun dia sempat ragu meninggalkan Zidan yang sedang tertidur.
"Gimana niihh?"Gumamnya ragu, "Cek aja dululah, nanti langsung lari kemari kalau ada apa-apa."
Nina segera berlari dengan menyaut sapu serta senter dan nyorotkannya kedapur. Nina menyorot kesegala arah lalu berhenti dipintu belakang. Dimana disana berdiri sosok yang tak jelas Nina lihat. Yang duduk didepannya sudah bisa dipastikan Ozil.
Nina mendekat, lamat-lamat melihat juga siapa sosok itu. dan juga suara Ozil yang marah-marah.
"Bapak ngagetin aja. kukira...."
"Apa? gendruwo?" kekeh bapak masuk ke dapur matanya lalu terpantik pada Nina yang berjalan mendekat dengan senter dan sapu ditangannya.
"Nin, buat apa bawa sapu?"tanya bapak dengan sebagian bajunya yang terlihat basah, mungkin tadi pulang nggak pake payung. Ditangannya membawa kresek yang cukup besar.
"Kirain maling tadi pak. Mau aku gebuk pake ini sapu."jelas Nina nyengir.
"Hmmm... Gebuk aja itu si Ozil, Udah SMA juga masih takut demit. Malu-maluin pengajar ngaji aja." gerutu Bapak.
"hihihi... Emang pak, karang taruna jugalah. Masa ketuanya takut setan." Nina ikut-ikutan meledek.
Dibelakang Ozil menggerutu entah apa. Nina tersenyum lucu. 'bocah tengil dah kek Emak-emak aja' batin Nina geli.
"Bawa apa ini pak?"tanya Nina melirik kantong kresek bawaan bapak yang terlihat berat.
"Ini jatah bapak yasinan di desa sebelah." jelas bapak menyerahkan kantong plastiknya.
"Loh, katanya kondangan tempat orang hajatan."
"ibuk yang tempat hajatan"ucap bapak, "dimakan sana, udah pada makan belum?"tanya Bapak melangkah ke kamarnya."Zidan dan tidur apa Nin?"
"Udah pak." Jawab Nina, Bapak memasuki kamarnya, dengan membawa lilin yang dia hidupkan tadi.
Nina membongkar kresek bawaan bapak yang berupa nasi beserta lauknya, juga seperangkat sembako. Memilahnya dan menempatkannya di penyimpanan.
Ozil menyusul, mengintip makanan apa yang bapak bawa.
"Oz, kamu ndeket kok bau pesing ya?"tanya Nina sambil menutup hidungnya.
"Apa sih mbak? orang lagi laper juga,dibecandain." gerutu Ozil kesal diledekin Nina.
"Hahaha... kirain tadi ngompol saking takutnya...."ledek Nina terkekeh.
###
Hari terus berganti, siang itu Nina menyiapkan bahan untuk foodtruck nya. Nina berjualan salah satu produk fastfood yang lumayan rame. Nina membuka beberapa gerai makanan fastfood. Salah satunya monster Hottang. Di kota bantul ini Nina punya 1 dan di sleman Nina sudah punya 2. Rencana ingin membuka cabang lagi nanti, jika di kota bantul ini sudah lancar.
Setelah semua siap, Nina mengaitkannya ke motor matiknya,
"Nin, Zidan tinggal aja sama Uti. kasian kalau panas-panas gini dibawa." Ibu mertuanya menghendong Zidan yang saat itu masih berusia 8bulan.
"Nanti ngrepotin Uti lagi."
"Nggak."
"Ya udah Uti. Nina berangkat dulu." pamit Nina, mencium tangan Uti Ana."Ibuk pergi bentar ya Zidan. Jangan nakal sama Uti."Pesan Nina,salim dan menciumkan tangannya ke bibir Zidan."Dadaahh.."
Nina menghidupkan motornya, melaju taak jauh dari rumahnya di sebuah pusat perbelanjaan. Disana sudah ada kariyawannya yang menunggu.
"Maaf telat ya Ga?"
Gadis cantik bernama Mega itu nyengir, "Iya mbak. Hehe."
"Maaf ya Ga."
"Nggak papa kok mbak. Tapi tadi sempet nolak satu pelanggan. Soalnya adonannya nggak ada."
"Iya nggak apa."
"Ini sosis bakarnya dah laku 3 mbak, tadi nyari hotang sebenernya, aku tawarin sosis dulu. Untung mau." jelas Mega lagi nyengir.
"Pinter kamu." Nina menyerahkan adonan yang dia bawa."Ini adonannya."
"Iya mbak."
Mega dan Nina sempat ngobrol sebentar. Lalu Nina pamit, Hpnya berdering. panggilan dari Ozil.
"Ada apa?"
"Mbak Nin. Jemput."
"Lah? Motormu ke mana?"
"Bocor. Nggak bawa duwit."
"Ya Ampun."Nina menepuk jidatnya. "Ya udah. Kamu di mana?"
Setelah Ozil menyebutkan lokasi tak jauh dari sekolahnya, Nina meluncur. Perjalanan hanya 10menit dari tempat dia jualan. Saat sampai di lokasi, Nina tak mendapati Ozil, hanya motornya yang sedang di garap. Dan 2 gadis muda dengan seragam sekolah. Sepertinya satu sekolah dengan Ozil.
Nina menunggu, melakukan panggilan vidio.
"Oz? kamu di mana?"
"Mbak udah sampai?"
"Udah. cuma ada motormu." mengalihkan kamera ke arah motor Ozil.
"Tunggu mbak. Aku ke sana. Jangan ke mana-mana ya?"
"Heem. Cepet ya Ozil."
"Iya Mbak Nina Sayang." Dengan cengiran.
Nina mendengus.
Nina duduk tak jauh dari 2 gadis itu. Mereka menatap sinis pada Nina.
"Mbak, mbak kalau mau cari pacar yang seumuran donk. Doyan banget ya sama brondong?" ucap gadis satu frontal. "Udah nggak laku ya sampai mau sama anak SMA?"
"Haaahh?" Nina kaget skaligus bingung."Ada apa ya ini?"
"Iihh. Pura-pura bego lagi."gadis dua berbicara sinis.
"Hahaha.... Coba ngomong yang jelas. Ini tentang apa dan siapa?" Nina rada jengkel juga dengan dua gadis sok cantik yang nggak tau sopan santun itu.
"Mbak ngincer Ozil kan?" sinis gadis satu. Mulut Nina membulat, sepertinya dia lagi dilabrak sama salah satu penggemar atau mungkin gebetan Ozil.
"Oooohh.. Ozil!" Nina mulai paham maksud mereka."Jadi siapa diantara kalian yang pacar Ozil?"
Wajah mereka terlihat berubah. Sudut bibir Nina sedikit terangkat."Jadi kalian siapanya? Gebetan? Teman? Atau penggemar?" berondong Nina dengan nada mengejek.
"Kalian masih muda, baik-baiklah bersikap pada orang dewasa. Heemmm?" Lanjut Nina santai.
Gadis Satu membuka mulutnya, hendak berucap, namun diurungkan karena mendengar suara Ozil.
"Mbak. Maaf ya nunggu lama." Ozil langsung menghampiri Nina tanpa memperdulikan kedua gadis itu.
"Heeemm.."
"Kok jutek gitu sih mbak? Udah kangen banget ya sama aku?" goda Ozil menaik turunkan alisnya.
"Pede banget, tuh temenmu? Apa gebetanmu?" Nina menunjuk kedua gadis itu, mereka gelagapan." Dari tadi nungguin motormu, kasih Es teh kek biar dingin kepala sama atinya."
Ozil beralih menatap kedua gadis yang duduk bersikut-sikutan. Alis Ozil saling bertautan.
"Kaliaaaann......"
___€€€___
Readers, Semangatin Othor donk, biar up terus.
Like dan Komen
Terima kasih
Salam___
😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Samaniah
q jg orang bantul lho kak..tp menetap di blitar ..kangen jogja ws suwe gk mudik
2023-05-18
0
Ny Jeon
😂😂😂😂😂
2022-11-03
0
Rina Pane
lanjuttt..
2022-11-03
0