"Tia yang sopan dengan suami dan kakakmu!" hardik Meri dengan nada tinggi, membuat Tia tertunduk diam. Dia tidak ingin menjadi anak yang durhaka. Bagaimanapun juga Meri adalah ibu kandung yang telah melahirkannya.
"Wulan, Ridho. Ayo katakan, apa yang ingin kalian sampaikan kepada kami," kata Meri dengan manis dan lembut, beda dengan saat berbicara dengan Tia. Sedari kecil Tia sudah biasa diperlakukan tidak adil oleh Meri.
"Ma, Pa ... Ridho minta ijinnya untuk menikahi Wulan, karena saat ini Wulan sedang hamil anak Ridho. Semua terjadi begitu saja, sebenarnya dari dulu saya sudah mencintai Wulan," ucap Ridho dengan tanpa merasa bersalah dan berdosa sedikitpun dan sama sekali tidak memandang Tia istrinya.
"Apa?! Mama akan punya cucu ... Akhirnya Pa, kita akan bisa bermain dengan cucu kita. Penantian kita selama ini, hal yang tidak bisa dipenuhi oleh Tia sekarang dipenuhi oleh Wulan. Selamat ya Wulan, mama sangat bahagia sekali. Satu lagi mama dan papa jelas pasti akan merestui pernikahan kalian." Meri memeluk Wulan dengan sayangnya.
Orang tua mana yang malah senang melihat anaknya dihamili diluar nikah, meskipun itu dengan orang yang sudah dikenalnya. Tia menunduk menahan rasa sakit dan perih di dadanya. Nampak sudah kalau memang dia sama sekali tidak pernah dianggap ada oleh kedua orang tua dan suaminya sendiri.
"Tia, maafin mbak Ya. Maaf kami berdua saling mencintai satu sama lain. Kamu tidak marah bukan? Kita bisa berbagi suami. Bukan begitu, Mas?" ucap Wulan dengan menyandarkan kepalanya di bahu Ridho. Sedangkan Ridho membiarkan Wulan bersandar bahkan mengelus pucuk kepala Wulan. Ridho tidak sedikitpun meminta maaf pada Tia.
"Iya, Mas akan bersikap adil pada kalian," sahut Ridho dengan memandang mesra pada Wulan, dan tidak memperdulikan perasaan Tia yang ada di sampingnya. Sungguh Ridho adalah lelaki yang kejam dan tidak berperasaan. Dua saudara ingin dimilikinya sendiri.
"Mas, tidak kah kau menjelaskan dan minta maaf padaku? Aku masih istri sah mu, Mas? Seharusnya kau ijin terlebih dahulu padaku." Tia memberanikan diri mengeluarkan semua yang terpendam di dadanya.
"Tia, jaga bicaramu!" bentak sang mama. Meri tidak ingin Ridho terpengaruh omongan Tia, sehingga pernikahan Wulan dan Ridho terancam batal.
"Ma ... Tia diam bukan berarti Tia tidak punya hati, Ma. Dari dulu Tia selalu mengalah dan hanya Tia yang selalu di salahkan. Apa sebenarnya Tia bukan anak kandung, Mama?" Tia tidak bisa lagi menahan emosi yang bergejolak di dadanya.
Plak!
Mama Tia --Meri, menampar pipi Tia dengan kerasnya hingga meninggal bekas di pipi putih Tia. Tia menangis tersedu, dia luruh terduduk di lantai.
"Tia, kalau kamu tidak menerima Wulan sebagai madumu, kamu boleh meninggalkan rumah ini!" kata-kata Ridho dengan nada tinggi membuat Tia shock, walaupun dia sudah tahu kata apa yang terucap jika dia menentang keputusan Ridho, tetap saja ada sakit yang menyayat begitu dalam di hati Tia.
"Baiklah, Mas. Silakan mas ceraikan saya sekarang juga!" tantang Tia.
Ridho terkejut dengan ucapan Tia, dia tidak menyangka jika Tia berani menantangnya.
"Tia, kamu sadar! Kalau kau bercerai dengan Ridho, Kau akan tinggal dimana, hah!" Meri juga terkejut dan heran dengan keberanian Tia.
Tia menatap sendu ibunya, dalam hati kadang dia bertanya apakah dia bukan anak kandung ayah dan ibunya. Sedari kecil Tia selalu mendapat perlakuan yang berbeda dari kakak dan adik nya. Tia mengepalkan tangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 298 Episodes
Comments
Bzaa
tor.... ini mah bener2 ipar maut...
2024-07-21
0
Sri mulyanah Mulya
ya. brrcerai Tia jangan takut susah
2024-07-11
0
Rinafm Utomo
maaak... namamu tu Meri apa Rita... ? mngkin Merita kaliii... 😃😢
2024-07-05
0