Bab 15

"Kamu kekurangan apa Tia? Bukankah aku sudah mencukupi semua?" balas Ridho.

"Memang Mas, aku tidak pernah kekurangan apapun. Tapi pernahkah kau memperlakukan aku sama dengan Mbak Wulan?" pertanyaan Tia berhasil membungkam Ridho.

Wulan yang melihat hal itu pun segera menyela.

"Tia, kita bisa berbagi bersama kok. Tidak ada yang dibedakan, benar kan Mas?" potong Wulan.

"I ... Iya sayang," jawab Ridho tergagap. Dia merasa memang selama ini perhatiannya hanya untuk Wulan.

Tia menatap tidak percaya ke arah Ridho. Tia paham itu hanya untuk menutupi pengkhianatan mereka.

"Sudahlah! Kapan kalian menikah hah?" bariton suara Cahyo menengahi perdebatan mereka.

Ridho dan Wulan saling menatap dan akhirnya sama-sama menganggukkan kepala.

"Lusa Pa. Ridho sudah mengurus semua. Kita akan menikah di KUA saja." Ridho menjawab sambil menggenggam tangan Wulan.

Tia membelalakkan matanya mendengar ucapan Ridho.

Ternyata suaminya sudah merencanakan jauh hari pernikahan keduanya.

Tia menahan Isak tangisnya, sudah tidak ada lagi gunanya dia bersuara.

"Baiklah, terserah kalian bagaimana. Kita berdua hanya mengikuti saja," ucap Meri.

Tia berlari ke arah kamarnya. Dia menumpahkan segala kecewa dan sakit hatinya.

Kreek ...

Pintu dibuka Ridho. Tia berpikir bahwa Ridho akan mengejarnya dan menenangkan hatinya. Tia pura-pura tidak melihat ke arah Ridho, dia memalingkan muka.

Ridho berjalan ke arah Tia dan berkata," Mulai malam ini aku akan tidur di kamar Wulan. Anak kami ingin slelau berdekatan dengan ayahnya," ucap Ridho. Dia membalikkan badan keluar dari kamar.

Tia semakin teriris hatinya. Dia terlalu berharap yang tinggi, tapi kenyataannya dia dihempaskan begitu saja.

Dua hari kemudian ...

Pernikahan Ridho dan Wulan digelar di sebuah hotel yang mewah. Berbeda dengan pernikahannya dengan Tia dulu yang hanya sederhana saja. Pernikahan Ridho dihadiri kerabat, dan relasi bisnisnya. Tia tidak diijinkan untuk menghadiri pernikahan tersebut. Dengan alasan supaya Tia tidak sakit hati dan untuk menjaga kandungan Wulan.

Wulan tampak cantik sekali dengan balutan gaun penganti berwarna putih dengan ornamen swarozky. Dalam hati Ridho dia bangga dengan kecantikan Wulan dan hanya Wulan yang patut menjadi pendampingnya.

"Kenalkan Wulan, ini kedua orang tuaku. Beliau datang dari Medan hanya untuk menemui menantunya," ucap Ridho. Dia memperkenalkan kedua orang tuanya pada Wulan.

Wulan pun terkejut, selama ini Tia mengeluh kalau belum pernah mengenal siapa mertuanya. Sedangkan di acara pernikahannya kini kedua orang tua Ridho datang. Wulan merasa tersanjung. Ternyata bagi Ridho dialah istri satu-satunya.

"Ma, Pa ... Kenalkan ini Wulan istri Ridho." Ridho memperkenalkan Wulan pada kedua orang tuanya.

"Wow, cantik sekali menantu Mama ini," puji mama Ridho- Cyntia. Sosok perempuan yang masih terlihat muda di usianya yang menginjak 50 tahun dan terlihat elegan dengan tas serta gaun brandednya. Keluarga Ridho adalah keluarga kaya dan terpandang.

"Saya Wulan Ma, mohon do'a restunya," ucap Wulan sembari mencium tangan mama dan papa Ridho.

"Kamu hebat Rid, bisa mencarikan kami menantu yang cantik dan terpelajar," ucap papanya Ridho--Tuan Husni.

Wulan tersenyum bangga, lalu membuat stori di WA nya. 'Alhamdulilillah dibilang cantik sama mertuaku' dilengkapi dengan foto bersama dengan kedua orang tua Ridho. Wulan sengaja membuat Story di Wa agar Tia melihatnya. Wulan ingin adiknya tahu kalau dia sangat disukai oleh sang mertua. Berbeda dengan Tia yang sama sekali belum mengenal siapa mertuanya.

Selama Tia menikah, tidak pernah sekalipun Ridho memperkenalkan dirinya pada kedua mertuanya. Pernikahan Tia dan Ridho sendiri pun tidak dihadirinya oleh keluarga Ridho.