Kevin menatap arloji yang ada dipergelangan tangan kirinya.
"Ini sudah waktunya bagiku untuk pergi bekerja. Aku akan pergi sekarang." Ucap Kevin hendak pergi, tapi Sherly menghentikannya.
"Aku juga akan pergi ke tempat yang sama, bukan begitu guys." Ucap Sherly tersenyum.
"Iya. Sherly kau harus mengantar kami lebih dulu kemudian pergilah bersama Kevin." Ucap teman-teman Sherly seraya masuk ke dalam mobil menunggu untuk Sherly dan Kevin juga masuk ke dalam mobil.
"Baiklah, terima kasih." Ucap Kevin yang juga masuk ke dalam mobil.
"Baiklah, ayo berangkat."
Sherly lalu mengantar Bella dan Bembi pergi ke rumah dimana mereka tinggal.
"Kau tinggal disini?" Ucap Kevin yang melihat ke arah rumah dimana Sherly dan kedua sahabatnya tinggal.
"Iya, kami tinggal bersama disini." Balas Sherly.
"Sherly, jangan lupa untuk membawa mi instan cup dan beberapa kripik, minuman dan juga wine favoritku." Ucap Bella sebelum Sherly dan Kevin pergi.
"Baiklah." Ucap Sherly tertawa.
"Tetap ikuti mobil itu." Ucap Xander kepada sopirnya yang sejak tadi sudah mengikuti mobil Sherly ke mana pun dia pergi.
"Iya bos." Ucap sopir mengikuti mobil Sherly.
Mobil Sherly kemudian berhenti di depan sebuah kedai kopi.
"Di sinilah kita. Ayo pergi." Ucap Sherly dan Kevin seraya masuk kedalam kedai kopi.
Kevin tertawa melihat kearah Sherly.
"Oh, mereka terlihat memang seperti sedang berkencan. Ucap Xander yang mengambil potret Sherly dan Kevin. "Aku rasa Tuan Hudson harus melihat semua ini. Baiklah, bahwa aku kembali. Aku ingin bertemu dengan Tuan Hudson secara pribadi." Ucap Xander lagi, yang melihat kearah dua orang yang tengah minum kopi bersama.
Di Perusahaan Hudson...
"Semuanya sangat baik. Terima kasih atas kerja keras kalian." Ucap Papa Sherly kemudian meninggalkan ruangan meeting.
"Tuan Xander!" Ucap Tuan Hudson berjalan mendekat kearah Xander yang sudah menunggu dirinya sejak tadi.
"Tuan Hudson sepertinya orang yang terlihat begitu sibuk. Tidak heran bahwa anda tidak bisa pergi ke Universitas hari ini." Ucap Xander.
Mereka berdua kemudian berjabat tangan bersama.
"Jadi bagaimana menurut Tuan Xander tentang kampus itu?" Tanya Tuan Hudson saat mereka berdua duduk di sofa.
"Kampus itu sangat bagus. Tapi sepertinya putri Tuan Hudson terlihat sedikit nakal." Ucap Xander yang terlihat begitu tampan saat dia tersenyum, bahkan Tuan Hudson menyadari hal itu.
"Sebenarnya dia adalah gadis yang sangat baik. Tapi dia hanya tidak terbiasa dengan orang-orang baru." Ucap Tuan Hudson yang sangat mencintai putrinya itu.
Seorang wanita datang dan membawakan dua buah cangkir minuman dan meletakkannya di atas meja yang ada dihadapan Xander dan Tuan Hudson.
"Tadi di jalan, aku melihat putri anda tengah berkencan dengan seorang pria kelas bawah." Ucap Xander seraya meminum secangkir teh yang ada dihadapannya.
"Tidak, putri saya tidak berkencan dengan pria manapun. Anda pasti telah salah lihat Tuan Xander." Ucap Tuan Hudson menggelengkan kepalanya.
Xander tahu bahwa Tuan Hudson tidak akan percaya begitu saja dengan apa yang dia katakan.
"Lalu bagaimana dengan hal ini?" Ucap Xander seraya menunjukkan foto Sherly yang diambilnya tadi.
"Tuan Hudson, aku tahu bahwa anda sangat mencintai putri anda. Tapi aku rasa sangat tidak cocok baginya untuk berada bersama seorang pria yang bekerja di sebuah kedai kopi." Ucap Xander yang melihat kearah Tuan Hudson dan menyeringai.
"Terimakasih Tuan Xander, aku akan berbicara dengan putriku tentang hal ini." Ucap Tuan Hudson.
Tuan Hudson mengambil ponselnya dan menelpon Sherly dengan segera.
"Misi selesai!" Bisik Xander dengan suara yang pelan.
Di kedai kopi....
"Eh, kenapa papa menelpon aku di saat seperti ini?" Ucap Sherly.
"Jawab saja, itu pasti sangat penting. Aku akan membawa gelas ini pergi ke belakang." Ucap Kevin.
Sherly lalu mengangkat panggilan telepon itu.
"Halo Pa!" Ucap Sherly.
"Sherly kau ada dimana?" Tanya Papa Sherly yang terdengar sedikit serius.
"Aku tengah minum kopi dengan temanku. Ada apa Pah?" Tanya Sherly yang tampak sedikit bingung.
"Apakah itu seorang pria?" Tanya papa Sherly kepadanya.
"Iya Pa, tapi ada apa?" Tanya Sherly semakin bingung.
"Sherly, kau tidak diperbolehkan untuk berkencan dengan pria manapun apalagi itu dari kelas bawah. Papa sudah mengatakannya kepadamu beberapa tahun yang lalu. Apakah kau sudah lupa?" Ucap Tuan Hudson penuh penekanan.
"Aku tidak berkencan dengannya Pa. Dia hanya seorang teman." Ucap Sherly yang sangat sulit baginya untuk mengucapkan kata 'teman' itu.
"Bagus kalau begitu. Ingat apa yang sudah Papa katakan kepadamu." Ucap Tuan Hudson lalu memutuskan sambungan telepon itu.
"Ada apa?" anya Kevin melihat kearah Sherly yang wajahnya tiba-tiba berubah ekspresi.
"Kevin, aku harus melakukan sesuatu. Ayo kita bertemu besok." Ucap Sherly seraya pergi dengan cepat.
Sherly masuk kedalam mobilnya dan menelpon resepsionis dari grup Hudson.
"Siapa saja yang mengunjungi Papa sore ini?" Tanya Sherly tampak marah.
"Beberapa sponsor dan yang terakhir orang yang berkunjung adalah Tuan Xander." Sherly langsung melempar ponselnya setelah mendengar nama pria itu.
"Dasar sialan. Apa yang ingin kau lakukan idiot." Ucap Sherly begitu marah.
Sherly lalu kembali ke rumahnya....
"Ada apa Sherly, kenapa kau tampak kesal seperti itu? Apakah Kevin mengatakan sesuatu kepadamu?" Ucap Bembi dan Bella yang duduk di samping Sherly.
"Om sialan itu mengatakan kepada Papa bahwa aku berkencan dengan Kevin. Papa menelpon ku dan memarahi aku." Ucap Sherly seraya membuang sebuah bantal.
"Dia sepertinya melakukan semua itu dengan suatu tujuan." Ucap Bembi.
"Kita harus memberikan dia sebuah pelajaran! Sherly, aku punya sebuah ide." Ucap Bembi.
Mereka mulai mendiskusikan rencana mereka.
"Tidak masalah bahkan jika aku harus menghabiskan semua uangku, aku akan menghabiskan semuanya." Ucap Sherly seraya mengeluarkan ponselnya dan menelpon sebuah nomor.
Setelah beberapa jam...
"Selesai. Itu semua sudah selesai. Tunggu sampai besok pagi di berita." Ucap Sherly tertawa. "Om idiot itu pasti menyadari apa yang bisa aku lakukan." Ucap Sherly seraya duduk santai di sofa.
"Lalu sekarang dimana keripik dan mi yang aku pesan padamu. Apakah kau lupa?" Tanya Bella.
"Aku... Aku lupa." Ucap Sherly seraya melihat kearah wajah kedua sahabatnya itu.
"Kau ini! Lalu apa yang akan kita makan untuk makan malam ini?" Mereka memukuli Sherly dengan bantal.
"Baiklah! Aku akan pergi dan membelinya." Ucap Sherly mengeluarkan ponselnya.
"Kenapa kau tidak pergi juga?" Ucap Bella yang menatap Sherly.
"Aku akan memesan nya secara online. Apa yang ingin kalian makan?" Tanya Sherly.
"Ayam." Teriak Bembi.
"Iya, jangan lupa kan pizza ku juga." Lanjut Bella ikut berteriak.
Mereka semua memang sangat tergila-gila dengan makanan.
"Baiklah, aku sudah memesan semuanya." Ucap Sherly.
Mereka bertiga pun duduk dengan manis menunggu kedatangan makanan mereka.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments