Yuniar terhenyak dengan pertanyaan suaminya. Tak pernah terbersit dalam pikirannya jika janin yang di kandung Gisel bukan darah daging Romeo. Bukankah selama ini ia yang menjadi saksi kedatangan Romeo ke rumahnya dalam hal menanam benih pada rahim yang sudah ia beli itu.
“Gisel memang perlu uang, Pa. Tapi dia tidak melacurkan dirinya seperti para penjaja lainnya. Ia hanya sedang berada pada posisi terpaksa melakukannya.” Yuniar membela Gisel.
“Sudahlah … Papa tidak ingin menuduh juga menyalahkan Gisel. Tapi, papa akan lebih kecewa jika mama tidak adil pada Manda. Mama menghina Manda dengan perkataan, lalu menyakiti hatinya lewat perbuatan yang begitu berpihak pada Gisel. Tidakkah mama sadar, hal itu akan memperkeruh rumah tangga anak kita. Sebagi orang tua, bersikaplah netral.” Keynan terus memberi pengertian pada sang istri.
Sementara di luar sana. Gisel yang merasa memiliki banyak uang pun segera mencari tempat tinggal yang ia anggap layak untuk ia tempati. Melupakan sejenak kesedihannya tentang Gavy, anaknya yang hilang. Lalu berjalan mencari sebuah rumah sewa yang di anggapnya nyaman untuk di huni.
Hingga matahari menyampirkan guratan ke emasan jingga di langit. Pertanda petang telah datang, Akhirnya Gisel sudah sungguh berada di sebuah rumah siap huni, dengan perabotan lengkap sebab sang pemilik memang hanya pergi dalam satu tahun. Dan meninggalkan rumah tersebut dalam kondisi baik. Gisel hanya perlu membeli beberapa alas tidur baru, juga sayur mayur dan stok bahan makanan yang bisa ia gunakan dan makan saat tinggal sendiri.
Bukankah sebelumnya Gisel adalah seorang ibu rumah tangga. Tak masalah baginya hidup sendiri apalagi kini dengan isi rekening yang dapat menjamin kelangsungan hidpunya walau tanpa bekerja pun tentulah cukup. Tetapi, Gisel bukan tipe wanita yang suka berpangku tangan. Ia memiliki ketrampilan membuat kue kering. Maka dalam posisi tidurannya, ia sudah merancangkan agar besok ia akan pergi membeli segala peralatannya untuk membuat kuker, dan mungkin akan memulai usaha barunya.
Berbeda dengan Manda yang sejak pagi sudah meninggalkan rumah setelah betengkar dengan sang mertua. Ia tidak hanya satu atau dua hari mengenal Romeo suaminya. Bahkan sejak jaman kuliah, ia sudah sangat tau watak dan sifat lelaki yang sedemikian rupa menginginkkannya tersebut.
Manda bahkan memanfaatkan rasa cinta Romeo yang berlebihan itu padanya, dengan membuat peraturan dan pengaturan rumah tangga mereka yang tak boleh di bantah. Awalnya memang Manda yang meminta untuk menunda kehamilan karena berbagai alasan, dan bodohnya Romeo setuju saja dengan permintaan itu. Tetapi entah, mungkin kesabaran Romeo pun bisa habis, sebab ini adalah tahun kelima rumah tangganya tanpa kehadiran anak, dan parahnya hasil pemeriksaan menyatakan Manda mandul.
Manda sadar kekurangannya, yaitu tidak dapat memberi Romeo keturunan. Tapi, tidak berarti semena-mena mengambil keputusan bukan? Ia hafal dengan gerak-gerik suaminya. Bukankah suaminya itu berjanji padanya, tidak akan menyentuh Gisel setelah di nyatakan hamil.
Tetapi instingnya sebagai seorang istri tidak dapat di bohongi. Ia yakin jika suaminya sudah melanggar kesepakatan tersebut. Lalu, salahkah Manda gusar? Ia sudah cukup terpukul dengan keputusan mendadak suaminya membawa wanita untuk menjadi sumber keturunannya. Lalu, apa dia akan diam saja jika wanita itu di perlalukan selayak ratu bahkan di rumahnya sendiri. Bahkan kini, mertuanya jelas menghinanya. Manda manusia biasa, juga memiliki hati dan batas kesabaran yang bisa habis.
Setelah memastikan keberadaan suaminya melalui pelayan yang bekerja di rumahnya. Mandapun memutuskan untuk menyusul Romeo ke kantor. Untuk meminta pembelaan terhadap penghinaan ibunya. Juga untuk mengelabui kepergiannya sejak pagi. Sebab sesungguhnya ia sedang berada di sebuah unit apartement.
Beberapa jam sebelum Manda ke kantor Romeo, di sebuah unit apartement. Terdengar obrolan yang menyerupai bisikan bersamaan dengan pujian sekaligus rintihan. Suara itu seperti sebuah siksaan antara satu dan lainnya, tetapi tak ada usaha untuk saling menghentikannya.
“Sayaaaaang … apa dunia boleh berhenti saat hanya ada aku dan kamu bersama seperti ini.” Suara lirih di buat semanja mungkin oleh seseorang pada lawan bicaranya.
“Heeem …” Hanya deheman yang keluar untuk menjawab ungkapan wanita yang sedang pria itu kungkung di bawahnya. Pria itu sedang sibuk memaju-mundurkan miliknya di dalam milik si wanita yang saat itu sedang ia gagahi.
Ini bukan yang pertama kali mereka lakukan, namun berkali-kali. Bahkan apartement itu adalah tempat pulang keduanya yang paling nyaman untuk memadu kasih. Berbagi peluh, bertukar saliva juga saling melepas beban rumah tangga keduanya yang sudah mereka jalani dengan pasangan masing-masing.
Manda adalah cinta pertama Romeo. Tapi tidak bagi Manda. Roy telah terlebih dahulu datang menyentuh hati bahkan tubuhnya. Hanya Romeo yang begitu cinta akut pada Manda. Sampai tak kenal mana wanita yang masih orisinil dan sudah pernah di bobol orang lain.
Manda dan Roy sama-sama ingin lari dari rasa cinta mereka berdua. Sehingga memilih menikah dengan orang lain. Namun, entah mengapa sensasi malam pertama saat menerobos segel Manda selalu terngiang-ngian di benak Roy. Sehingga, tetap menjalin hubungan secara diam-diam adalah hal yang kini tengah mereka nikmati.
“Roooy, kamu … hhh. Pliish lebih cepat sayang …” Manda di dera rasa nikmat yang begitu menyiksanya. Hujaman demi hujaman yang Roy lakukan padanya selalu membuatnya gila dan tak dapat berpaling dari pria yang sebenarnya berstatus mantan kekasihnya tersebut.
Permainan mereka cendrung liar, namun tak pernah meninggalkan bekas. Di leher, di dada, di bagian manapun. Tubuh Manda selalu bersih ketika ia pulang ke rumah dan melayani Romeo suaminya. Pertemuan mereka selama empat tahun terakhir sangat amat tertutup rapat. Rapi mereka kemas. Sebab Roy adalah rekan bisnis Romeo. Yang kerap membawa istri dan anak mereka saat ada acara family gathering yang sering di gelar.
Romeo tau, Roy adalah pria yang pernah dekat dengan Manda. Tetapi ia memilih percaya, merasa bahwa Manda sungguh menerimanya karena cinta. Pun Manda sangat apik menampilkan rasa cinta pura-puranya pada Romeo.
“Sayang … mengapa ini terasa selalu luar biasa … ahhh…” desa han itu pun semakin tak tertahankan ketika dengan lihainya Roy menghajar bagian atas dan bawah milik Manda. Dengan penuh kekuatan.
“Cinta sayang …. Cinta kita yang membuat semuanya perbeda. Lebih indah, lebih mesra dan lebih dari segalanya. You my everything.” Kata itu terlontar di sela genjotan yang tak henti-hentinya menumbuk tubuh Manda yang menderita akibat terlalu menikmati suguhan Roy.
“Ahh … Rooooy. Aku milikmu. Semua ini hanya milikmu.” Racau Manda tak karuan. Bagaimana mungkin Roy memilikinya padahal jelas ia adalah istri Romeo Subagia.
“Breng seek, kenapa kamu selalu nyaman untuk di rasuki, sayangku.” Roy pun tak kuasa lagi menahan ledakan yang sejak tadi di tahannya, sehingga merekapun sampai pada puncak kenikmatan yang luar biasa, bersamaan dengan semburan cairan berwarna putih yang di telan habis oleh rahim Manda. Demikianlah mereka yang selalu pintar mencuri waktu unuk melepas beban dan memuaskan hasrat yang sama-sama mereka rindukan.
“Apa kamu sudah siap untuk hamil anaku …?” pertanyaan konyol yang Roy utarakan pada Manda.
Bersambung …
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Putri Minwa
say, jika aku bisa memilih juga udah hadir
2023-11-07
1
Grace Lee
semangat thor
2023-08-13
1
Sandisalbiah
nanti pasti akan terbongkar kelakuan busuk manda..
2023-07-28
0