BAB 12 : PERASAAN ANEH

Tamparan di pipi Gisel tentu sakit. Namun yang lebih sakit adalah hatinya. Gisel urung untuk makan malam. Hatinya kecil pun lemah. Ia tau posisinya di rumah itu. Tapi tak perlu di uraikan seperti itu pun. Ia tidak pernah ingin di perlakukan special. Gisel pun tidak bisa memilih takdir yang di berikan untuknya. Wanita di belahan bumi manapun. Tentu tidak akan pernah mau pada posisi yang sedang ia perankan.

“Hai … jabang bayi. Terima kasih kamu sudah tumbuh di sini. Aku ingin menyayangimu. Selagi kamu satu badan denganku. Tetapi, taukah kamu. Setelah kau lahir ke dunia. Kamu tak akan pernah melihatku. Kita akan berhenti bersama. Kamu hanya akan di rawat oleh Dadymu. Romeo Subagia … kamu sudah mengenalnya bukan. Nanti … kamu akan di besarkannya, dengan Mommymu … Manda namanya. Tumbuhlah dengan baik dan sehat. Sebab aku akan pergi mencari Gavy, abang mu. Aku cinta kamu. Sebab kamu adalah pahlawanku. Kuatlah di dalam sana, sampai tiba masa mu melihat dunia dengan matamu sendiri.” Lama Gisel mengusap perutnya sendiri. Membangun komunikasi dengan janin yang tentu sudah memiliki hati dan telinga. Gisel terus saja bicara dan menceritakan apapun yang bisa ia bagikan pada anak yang setelah lahir nanti, tak akan ia miliki lagi.

Romeo dan Yuniar sudah kembali tepat pukul 10 malam. Keadaan rumah tentu sudah sangat amat sunyi dan sepi. Romeo bergegas ke kamarnya dan Manda. Tapi tak mendapati istrinya di sana. Meraih gawai untuk menghubungi istri tercinta, namun nihil. Ponsel itu bahkan hanya tergeletak di atas nakas.

Sedangkan Yuniar langsung menuju dapur. Mendapati makanan yang seharusnya di makan oleh Gisel tak berkurang sedikitpun.

“Sarah … apa Gisel sudah makan?”

“E .. ah. Ti … tidak tau Nyonya.” Jawabnya terbata.

“Kamu itu bagaimana sih?”

“Tadi sudah saya ketuk dan minta keluar kamar untuk makan malam. Tapi … tidak tau setelahnya.” Jawab Sarah lagi.

“Ya sudah, nanti saya tanyakan padanya.” Yuniar segera beralih ke kamar Gisel. Mendapati wanita itu tertidur dengan posisi yang tak jelas arahnya. Sepertinya tertidur, bukan berencana untuk tidur sungguhan.

“Mau kemana …?” tanya Yuniar pada Romeo yang sudah memasang jaketnya, seperti akan hendak pergi.

“Mencari Manda, Ma.” Jawab Romei yang kehilangan istri dalam kamar mereka

“Nanti saja urusan Manda. Dia sudah dewasa. Dan bukan pertama kali dia jalan dan bepergian keluar rumahkan? Lebih baik kamu bangunkan Gisel. Dia belum makan malam. Pikirkan kesehatan bayi kalian.” Saran Yuniar seolah memerintah.

Tanpa menjawab, Romeo langsung melepas jaketnya. Lalu masuk ke kamar Gisel. Pemandangan yang sama dengan yang Yuniar lihat. Gisel tertidur, dengan kaki yang masih terjuntai di bawah ranjang.

“Mama istirahat saja. Nanti Romeo yang mengurus ibu dari calon cucu Mama.” Jawab Romeo meyakinkan sang Mama. Yuniar senang mendengarnya. Dan segera beralih ke kamaranya untuk beristirahat.

“Gisel … kenapa tidurmu begini?” umpat Romeo mengangkat kaki Gisel yang terjuntai ke bawah.

Antara mimpi dan nyata Gisel merasa tubuhnya bagai melayang di udara. Dan pelan-pelan membuka mata yang sedari tadi tertutup tak sengaja. 

“Ah … aku ketiduran.” Uap Gisel saat tubuhnya sudah lurus di atas kasur empuk.

“Kamu sudah makan ?” tanya Romeo seolah perhatian, atas arahan sang Mama tadi.

“Belum.”

“Kenapa …?”

“Tidak lapar.” Jawabnya bohong. Padahal suasana hatinya mendadak rusak saat hendak makan tadi, ia di hardik oleh Manda istri Romeo.

“Kamu tidak lapar. Tapi bagaimana dengan anakku …?” tanya Romeo dengan nada datar.

“Maaf .” 

“Aku temani di sana atau minta di antar ke sini ?” tanya Romeo yang bingung sendiri. Mengapa bisa bicara sebaik itu pada Gisel.

“Tidak usah. Aku bisa sendiri.” Jawab Gisel akan beranjak dari posisi tidurnya tadi.

Romeo diam saja, sambil mencoba meredakan perasaan aneh yang ada dalam hatinya. Entah mengapa. Baginya, memberi perhatian pada Gisel bukan saja karena perintah ibunya, tetapi ke sininya ia melakukan itu dengan senang hati.

Gisel sudah di depan meja makan, menghadap piring berisi nasi panas dan sup yang kuahnya sudah dingin. Karena memang telah melewatkan waktu makan malamnya.

“Kenapa … tidak enak?” tanya Romeo yang ternyata mengikuti dan memperhatikan Gisel begitu susah payah untuk menelan makanannya.

“Oh … enak kok.”

“Tapi … sepertinya kamu malas untuk memakannya.”

“Tidak . Aku hanya sedang menikmatinya dengan pelan.”Bohong Gisel menyembunyikan rasa pedih di hatinya. Saat terlintas lagi hardikan Manda padanya.

“Aku boleh menemanimu sebentar di sini …?” tanya Romeo pada Gisel saat wanita mungil itu sudah kembali ke kamarnya.

“Sebaiknya jangan. Aku tidak apa-apa sendiri. Dan anak ini, juga akan selalu ku beri pengertian atas hubungan kita ini.” Jawab Gisel menatap nyalang ke arah luar jendela.

Romeo memandang Gisel, mendapati sesuatu yang lain dari prilakunya. 

“Apa ada sesuatu yang membuat pikiranmu tidak baik hari ini?” tanya Romeo peka.

“Tidak. Hanya, bolehkah aku meminta sesuatu?” Gisel memberanikan diri mengungkapkan perasaannya.

Romeo mendudukan b0kongnya pada kursi di kamar itu.

“Apa yang kamu minta …?” tanya Romeo dengan nada akrab.

“Bolehkah aku hanya tinggal sendiri di sebuah rumah? Rumahku yang dulu memang sudah hilang. Tapi, setidaknya aku masih punya uang setelah mendapat garis dua kemarin. Dan itu cukup untukku membeli rumah, serta membiayai hidupku hingga enam bulan kedepan. Sampai bayi ini lahir.” Ujarnya lirih.

“Tidak. Sejak kamu hamil. Kamu tanggung jawabku. Oh … maksudku bukan kamu. Tapi janin itu, calon anakku harus ku pastikan asupan gizi dan kebahagiaanya.” Jawab Romeo agak salah tingkah.

“Bagaimana bayi ini bahagia, jika aku tidak bahagia?” tanya Gisel menatap Romeo lekat.

Romeo berdiri menutup dan mengunci pintu kamar itu. Lalu mendekati Gisel.

“Mengapa kamu tidak bahagia di sini?” tanyanya pelan membelai perut agak buncit di depannya.

Gisel hanya diam, memejamkan matanya menikmati belaian tangan pada permukaan kulit perutnya, sebab Romeo memang sudah meyusup tangannya di balik piyama malamnya.

“Apa perhatian Mama masih kurang dalam hal memenuhi semua kebutuhanmu?” 

“Justru perhatian Mama yang berlebihan yang membuat aku tidak nyaman.” 

“Nanti ku sampaikan pada Mama agar tidak berlebihan memperhatikanmu.” Jawab Romeo melepas sentuhannya. Membuat Gisel tersentak dan sadar jika tangan itu memang hanya di tujukan untuk anak yang ada dalam perutnya saja. Bukan untuknya.

“Tolonglah … aku akan lebih leluasa dan senang jika hidup sendiri saja.” Ujar Gisel kemudian. Membuat langkah Romeo yang hendak keluar tadi terhenti, dan mendekati tubuh mungil tadi.

“Silahkan hidup sendiri, saat anakku tidak bersamamu. Dan selama dia bersamamu, aku akan menjamin kebahagiaan kalian berdua.” Romeo sudah terduduk di depan perut Gisel. Mencium lama di area itu, mengalirkan energy hangat pada janin di dalam sana.

Bersambung …

Terpopuler

Comments

bunda n3

bunda n3

rumahnya ga ada CCTV-nya ya?

2024-05-24

0

Putri Minwa

Putri Minwa

semangat terus thor

2023-11-05

1

Carlina Carlina

Carlina Carlina

hayooii jujur ,sm romeo hbis d tampar sm manda🤭🤭🤭

2023-08-02

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 : TARGET
2 BAB 2 : PERJANJIAN
3 BAB 3 : BONUS
4 BAB 4 : BUKAN PENCULIKAN
5 BAB 5 : PINGSAN
6 BAB 6 : MANDA GUSAR
7 BAB 7 : MENJADI RATU
8 BAB 8 : PABRIK ANAK
9 BAB 9 : NERAKA DI RUMAH SENDIRI
10 BAB 10 : MELANGGAR JANJI
11 BAB 11 : ANAK HARAM
12 BAB 12 : PERASAAN ANEH
13 BAB 13 : BONEKA MAINAN
14 BAB 14 : MENENANGKAN DIRI
15 BAB 15 : PENYESALAN YUNIAR
16 BAB 16 : PERMOHONAN GISEL
17 BAB 17 : YOU MY EVERITHING
18 BAB 18 : KETEGASAN KEYNAN
19 BAB 19 : PERINGATAN MANDA
20 BAB 20 : ULAH MANDA
21 BAB 21 : PENGENDALI
22 BAB 22 : MARUK
23 BAB 23 : KEDATANGAN MANDA
24 BAB 24 : PERUBAHAN GISEL
25 BAB 25 : KETIDAK PERCAYAAN
26 BAB 26 : KEJUJURAN MANDA DAN GISEL
27 BAB 27 : TETAP PERGI
28 BAB 28 : DOPPING
29 BAB 29 : HARUS MENIKAH
30 BAB 30 : PEMBEBASAN
31 BAB 31 : PASANGAN KUMPUL KEBO
32 BAB 32 : NIKAH PAKSA
33 BAB 33 : OBAT PELANGSING
34 BAB 34 : GARA-GARA MANGGA
35 BAB 35 : AKU TETAP SUAMINYA
36 BAB 36 : AKU BUKAN TUHAN
37 37 : PERINGATAN ROY
38 BAB 38 : AKU TALAK KAMU
39 BAB 39 : MENEMUKAN SEMUA BUKTI
40 BAB 40 : JUAL MAHAL
41 BAB 41 : ANAK KITA
42 BAB 42 : ISTRI BARU
43 BAB 43 : MEMASAKLAH UNTUKKU
44 BAB 44 : SAKIT
45 BAB 45 : NASIHAT YUNIAR
46 BAB 46 : DUKA
47 BAB 47 : RAWAT INAP
48 BAB 48 : BERTEMU GAVY
49 BAB 49 : AKU SAYANG KAMU
50 BAB 50 : BAYI BESAR
51 BAB 51 : BELAJAR MENCINTAI
52 BAB 52 : BOSAN
53 BAB 53 : GANTI ISTRI
54 BAB 54 : KOMITMEN
55 BAB 55 : ONIEL ROMERO
56 BAB 56 : STATUS GISEL
57 BAB 57 : GOYAH
58 BAB 58 : LEBIH SEGAR
59 BAB 59 : ISTRI ROY
60 BAB 60 : PINTU AJAIB
61 BAB 61 : AKTA CERAI
62 BAB 62 : TAK PANTAS
63 BAB 63 : PENGAKUAN GISEL
64 BAB 64 : SUAMI LAPAR
65 BAB 65 : AKTA CERAI
66 Ijin pilih
67 BAB 66 : GARIS DUA
68 BAB 67 : FITTING
69 BAB 68 : TEMAN KECIL
70 BAB 70 : PRINSIP LAMA
71 BAB 71 : SUDAH JADI RATU
72 BAB 73 : TAWARAN MENARIK
73 BAB 74 : SIAPKAN UANGNYA
74 BAB 75 : TELEPON ISENG
75 BAB 76 : KELAINAN JIWA
76 BAB 77 : TAMAT
Episodes

Updated 76 Episodes

1
BAB 1 : TARGET
2
BAB 2 : PERJANJIAN
3
BAB 3 : BONUS
4
BAB 4 : BUKAN PENCULIKAN
5
BAB 5 : PINGSAN
6
BAB 6 : MANDA GUSAR
7
BAB 7 : MENJADI RATU
8
BAB 8 : PABRIK ANAK
9
BAB 9 : NERAKA DI RUMAH SENDIRI
10
BAB 10 : MELANGGAR JANJI
11
BAB 11 : ANAK HARAM
12
BAB 12 : PERASAAN ANEH
13
BAB 13 : BONEKA MAINAN
14
BAB 14 : MENENANGKAN DIRI
15
BAB 15 : PENYESALAN YUNIAR
16
BAB 16 : PERMOHONAN GISEL
17
BAB 17 : YOU MY EVERITHING
18
BAB 18 : KETEGASAN KEYNAN
19
BAB 19 : PERINGATAN MANDA
20
BAB 20 : ULAH MANDA
21
BAB 21 : PENGENDALI
22
BAB 22 : MARUK
23
BAB 23 : KEDATANGAN MANDA
24
BAB 24 : PERUBAHAN GISEL
25
BAB 25 : KETIDAK PERCAYAAN
26
BAB 26 : KEJUJURAN MANDA DAN GISEL
27
BAB 27 : TETAP PERGI
28
BAB 28 : DOPPING
29
BAB 29 : HARUS MENIKAH
30
BAB 30 : PEMBEBASAN
31
BAB 31 : PASANGAN KUMPUL KEBO
32
BAB 32 : NIKAH PAKSA
33
BAB 33 : OBAT PELANGSING
34
BAB 34 : GARA-GARA MANGGA
35
BAB 35 : AKU TETAP SUAMINYA
36
BAB 36 : AKU BUKAN TUHAN
37
37 : PERINGATAN ROY
38
BAB 38 : AKU TALAK KAMU
39
BAB 39 : MENEMUKAN SEMUA BUKTI
40
BAB 40 : JUAL MAHAL
41
BAB 41 : ANAK KITA
42
BAB 42 : ISTRI BARU
43
BAB 43 : MEMASAKLAH UNTUKKU
44
BAB 44 : SAKIT
45
BAB 45 : NASIHAT YUNIAR
46
BAB 46 : DUKA
47
BAB 47 : RAWAT INAP
48
BAB 48 : BERTEMU GAVY
49
BAB 49 : AKU SAYANG KAMU
50
BAB 50 : BAYI BESAR
51
BAB 51 : BELAJAR MENCINTAI
52
BAB 52 : BOSAN
53
BAB 53 : GANTI ISTRI
54
BAB 54 : KOMITMEN
55
BAB 55 : ONIEL ROMERO
56
BAB 56 : STATUS GISEL
57
BAB 57 : GOYAH
58
BAB 58 : LEBIH SEGAR
59
BAB 59 : ISTRI ROY
60
BAB 60 : PINTU AJAIB
61
BAB 61 : AKTA CERAI
62
BAB 62 : TAK PANTAS
63
BAB 63 : PENGAKUAN GISEL
64
BAB 64 : SUAMI LAPAR
65
BAB 65 : AKTA CERAI
66
Ijin pilih
67
BAB 66 : GARIS DUA
68
BAB 67 : FITTING
69
BAB 68 : TEMAN KECIL
70
BAB 70 : PRINSIP LAMA
71
BAB 71 : SUDAH JADI RATU
72
BAB 73 : TAWARAN MENARIK
73
BAB 74 : SIAPKAN UANGNYA
74
BAB 75 : TELEPON ISENG
75
BAB 76 : KELAINAN JIWA
76
BAB 77 : TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!