" Mi..Valen tinggal dengan Umi saja ya, Mi !! Valen kesepian di rumah " Keluh remaja cantik yang sedang rebahan di paha milik Syifa, Uminya Zian.
Syifa terkekeh pelan sambil sambil mengelus rambut hitam kecoklatan milik gadis bernetra hazel itu.
Valen sangat manja dengan Syifa. Kedekatannya dengan Syifa menyamai kedekatannya dengan sang Mommy.Dia menganggap Syifa seperti ibu kandungnya. Begitupun Syifa, menganggap Valen seperti anaknya sendiri. Sejak Syifa kembali ke kota Maliq, Syifa dan Gladis lebih sering bersama. Sehingga Valen sangat dekat dengan Syifa serta anak anak Syifa, tentunya diluar Ziandru.
" Kalau Valen senang tinggal dengan Umi..silahkan !! Umi senang kalau Valen di sini. Tapi Valen selalu ijin sama Mommy ya sayang. Walau Mommy tidak ada di Indonesia, Valen harus ijin kalau mau keluar rumah !! " Ucap Syifa lembut memberi pengertian pada Valen.
Valen adalah anak Willy dan Gladis sahabat Syifa dan Maliq. Sepasang suami istri itu memang selalu meninggalkan Valen untuk urusan bisnis. Jika mereka lagi keluar negeri atau keluar daerah, mereka lebih mempercayakan anaknya pada Syifa dan Maliq.
Selain tidak ada sanak saudara mereka yang mereka percaya. Mereka lebih percaya Valen ada dibawah pengasuhan Syifa.
Orang tua Gladis yang telah meninggal tiga tahun lalu karena kecelakaan mobil, menyebabkan Gladis lebih suka menitipkan Valen Pada Syifa.
Sementara orang tua Willy. Mereka sudah kembali ke Jerman sejak Brian kakak Willy meninggal karena bunuh diri akibat dari depresinya yang tidak jadi menikah dengan Linda ( Baca Kisah Hidup Gadis Introvert ).
" Maksud Valen, Valen mau tinggal selamanya di sini sama Umi. Biar Mommy ada di Indonesia, Valen tetap sama Umi " Rajuk Valen sambil memanyunkan bibirnya.
" Valen kesal ditinggal tinggal cuma sama pembantu di rumah. Mommy pergi pergi terus sama Daddy " Imbuhnya lagi dengan suara lirih. Suaranya bergetar menahan tangis.
" Ssstt..tidak boleh kesal sama orang tua sendiri. Mommy sama Daddy pergi untuk urusan bisnis. Mereka pergi mencari rejeki dan itu untuk masa depan Valen " Syifa mendudukan tubuh Valen yang lebih tinggi posturnya darinya.Diusapnya dengan lembut cairan bening yang mengalir dari pipi anak sahabatnya itu.
" Tapi Valen mau seperti adek Hana dan Hani. Mereka setiap hari sama sama Umi dan Abi. Tiap pulang sekolah, dijemput Umi atau Abi bukan sopir seperti Valen " Getaran suara itu kini berganti isakan dari bibir merah muda sang remaja putri. Wajah putihnya terlihat memerah menahan kepedihan hatinya.
Syifa meraih tubuh tinggi semampai itu lalu membawanya ke dalam dekapan hangatnya.
" Jangan pernah membandingkan hidupmu dengan hidup orang lain, nak. Setiap orang sudah memiliki garis jalan hidupnya. Jangan pernah mengeluh tentang apa yang terjadi dengan Valen.Selalu bersyukur. Dan ingat, Mommy sama Daddy seperti ini, karena mereka sayang pada Valen. Valen satu satunya buah hati mereka. Mereka berani meninggalkan Valen, karena mereka tahu ada Umi sama Abi yang selalu ada menemani Valen " Syifa mengusap lembut punggung Valen yang bergetar karena menangis.
" Apa Valen tidak senang, saat Mommy sama Daddy pergi, waktu Valen lebih banyak sama Umi ?! " Imbuh Syifa lembut.
" Valen senang, Mi. Malah senang sekali. Soalnya di sini ada adek Hana sama Hani " Tukas dara turunan Jerman Indonesia itu seraya mengurai pelukan dan seketika tersenyum cerah ke arah Syifa.
" Nah...itukan..ternyata Valen sangat beruntung. Saat Mommy sama Daddy lagi pergi, Valen ada keluarga lainnya. Terus apa yang membuat Valen sedih, hmm ?? " Syifa mengusap jejak air mata di pipi mulus Valen lalu tersenyum penuh kelembutan pada anak sahabatnya itu.
Wajah Valen yang tadinya sangat mendung seketika ceria kembali mendengar nasihat nasihat Syifa. Di dalam hatinya dia bersyukur dan mengakui ucapan Syifa, ternyata dia sangat beruntung memiliki orang tua dan sahabat orang tuanya yang selalu ada untuknya.
" Terima kasih, Mi. Sudah menyayangi Valen " Ungkap Valen tulus seraya kembali memeluk Syifa dengan erat.
" Sama-sama sayang. Umi senang Valen menyayangi Umi juga " Ucap Syifa tetap lembut penuh kasih. Tatapan penuh cintanya menatap wajah cantik di depannya.
" Oh ya..Valen kan sudah masuk SMA. Jadi Valen mendaftar di mana sayang ?? " Celetuk Syifa tiba tiba setelah sesaat mereka hanyut dalam perasaan mereka.
" Di sekolah Daddy dan Abi " Ujar Valen sumringah.
" Kan Kak Zian sekolahnya di situ juga.Jadi Valen harus sekolah di situ juga " Imbuh gadis blasteran itu sambil tersipu.
Yah..pemegang saham terbanyak di sekolah Zian adalah Maliq dan Willy. Kedua sahabat itu memang memiliki saham di sekolah mewah di kota mereka itu
Dan Valen, dari dulu dia sangat menyukai Zian.Dia terus mendekati Zian sejak umurnya masih kanak kanak. Sikap ketus Zian dia anggap bukan satu masalah. Baginya Zian adalah orang yang dicintainya diam-diam dan dia senang harus satu sekolah dengan pujaan hatinya.
Syifa terpana dengan wajah tersipu Valen. Bukan dia tidak tahu apa yang sedang dirasakan oleh remaja tanggung itu. Tapi sebisa mungkin dia pura pura tidak tahu.
" Ya Allah...bagaiamana aku harus bersikap ?? Semoga cinta gadis ini hanyalah cinta monyet karena sedang mengalami masa puber saja " Keluh Syifa dalam hati.
Dia tidak ingin melihat Valen kecewa dengan penolakan Zian, dan hatinya sakit jika ada yang menyakiti Valen.Sedangkan Zian tidak sekalipun dia bersikap manis terhadap Valen. Ditambah lagi, keyakinan mereka berbeda dengan gadis di depannya ini.
" Asslaamualaikum Umi !! " Pekikan suara seorang gadis remaja lainnya tiba tiba mengalihkan atensi Syifa dan Valen yang sedang duduk di gazebo belakang rumah.
" Waalaikum salam warrahmatullahi wabarakatuh !! " Sahut Syifa sambil menatap ke arah dua orang berlainan jenis yang sedang berjalan beriringan ke arahnya.
" Kakak !! Farah !! Kok bisa sama-sama datangnya, nak ?? " Ujar Syifa lembut sambil mengulurkan tangannya untuk dicium oleh Zian dan Farah.
" Iya, Mi. Kakak tadi jemput Farah di rumah jadi datangnya bareng pake taksi online " Tutur Farah dengan suara manja tanpa sedikitpun melirik ke arah Valen.
Anak Fandy dan Tasya itu sepertinya sangat anti dengan Valen.Sejak kecil memang dia lebih mendominasi Zian. Dia tidak suka bila Valen mendapat perhatian Zian. Ditambah lagi sikap Zian yang selalu ketus terhadap Valen, membuat Farah tidak pernah mau menyapa Valen kalau tidak terpaksa.
Sewaktu Zian di pesantren, Farah dan orang tuanya sering menjenguk Zian di pondok. Itulah sebabnya hubungan Farah dan Zian sangat dekat. Beda dengan Valen, dia bertemu Zian hanya pada waktu dia berumur lima tahun dan baru satu tahun terakhir ini dia bisa melihat Zian secara langsung setelah Zian balik dari pondok.
" Adek Hana sama Hani mana, Mi ?? " Tanya Zian sambil melirik sinis ke arah Valen dengan sorot matanya yang dingin. Tak ada sedikitpun niatnya untuk menyapa Valen.Dia tidak menyukai kehadiran Valen di rumah orang tuanya.
Valen yang ditatap seperti itu, seperti biasa tetap mengulas senyum cerah ke arah Zian. Seperti apapun sikap Zian padanya, dia menganggap itu sangat manis.
" Tuh..sama ustadzahnya lagi mengaji " Jawab Syifa sambil menunjuk ke arah gazebo di sebrang kolam renang. Hari sabtu sore seperti ini memang menjadi jadwal adik kembar Zian untuk mengaji.
" Zian ke sana Mi !! " Kata Zian lalu melangkah menuju adik kembarnya.
" Kak Zian mau Valen buatin minum apa ?? " Celetuk Valen mencoba menyapa Zian.
Zian menghentikan langkahnya. " Siapa yang menyuruhmu buatin minum ?? " Sarkas Zian dengan tatapan sinis.
Aah..Valen tidak heran lagi. Dia biasa saja mendapat tanggapan seperti itu dari Zian.
" Kan kak Zian baru datang. Siapa tahu saja haus " Ujar Valen tetap dengan mode ceria. Usahanya tetap konsisten, ingin mendapat perhatian Zian.
" Ini rumah Umiku.Jangan sok kamu seolah tuan rumah ini " Tekan Zian dengan nada sinis.
" Kakak !! Kenapa seperti itu ucapannya sayang !! Valen anak Umi juga begitu juga Farah. Umi tidak suka, nak !! " Ucap Syifa lembut tapi dengan nada tegas. Tatapannya datar ke arah Zian. Riak kecewa nampak dari netra bening wanita tiga anak itu.
" Maaf Mi.. !! Zian menunduk merasa bersalah pada Uminya. Bukan merasa bersalah pada Valen.
" Mm " Syifa tetap dengan tatapan datarnya pada anak laki lakinya itu. Ingin hatinya menasihati putranya tapi dia memilih diam dulu. Dia tidak ingin menjatuhkan mental sang anak dengan menasehatinya di depan orang lain.
" Iya, sayang..!! Temui kedua adikmu. Mereka sudah merindukan kakak katanya " Ujar Syifa tetap lembut tapi tatapannya tetap datar ke arah Zian.
" Farah..Valen. Yuk ikut Umi kita memasak untuk makan malam !! " Ajak Syifa pada kedua gadis remaja di sampingnya.
" Ayo, Mi !! " Tukas Valen ceria.
" Farah mau ketemu dengan adek Hana Hani dulu, Mi !! Farah rindu mereka " Ungkap Farah beralasan yang hanya ditanggapi dengan anggukan oleh Syifa lalu beranjak menuju dapur rumahnya dengan diikuti oleh Valen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
MAY.s
Farah dan Valen. Kira² siapa ya entar yg bisa merebut perhatian Zian🤭
2023-05-06
1
✨Nana✨
nantinya kayaknya farah ini pun jg suka amsm zian ya,,,,hadeeeeehhh nempel mulu kaya ulet deh si farah ini,,,pdhl bukan saudara loh zian knp km jg dekat sm farah,,,bp ibunya cuma sahabat umi mu kaya mommy sm daddynya valen...tp knp km sewot mulu dr kecil ya klo sm valen. Mngkn memang intensitas bertemu dulu kurang ya...zian nya lbh bnyk ktmu sm klrga farah.
2022-11-07
1