" Astaghfirullah...kenapa dengan Zian ?? " Pekik Syifa saat melihat anaknya tengah dipapah oleh sopir Valen dan seorang anak muda seumuran Zian. Wanita dewasa istri dari CEO 'Maliq Junior Group' itu berlari kecil mendekati Zian. Dia baru saja keluar dari kamarnya diikuti oleh Maliq ketika mendengar suara berisik dari luar.
" Dia kenapa pak ?? " Tanya Syifa kembali pada sopir Valen dengan wajah penuh khawatir.
" Kurang tahu juga bu !! " Jawab laki laki sebaya Maliq itu sambil melirik pemuda di sampingnya.
" Kak Zian mabuk, Mi !! " Ujar Valen menjawab pertanyaan Syifa dengan suara bergetar karena takut. Dia takut, Syifa akan murka pada Zian karena pulang dalam keadaan mabuk.
" Astagfirullahal adzim !! " Pekik Syifa, Maliq dan Bu Ati serentak.
Kebetulan Bu Ati yang membukakan pintu tadi sewaktu Valen menekan bel pintu.
Asisten rumah tangga yang sudah bekerja dengan Maliq semasa Zian belum lahir itu , sedari tadi memang bertanya tanya dalam hati, kenapa tuan mudanya dipapah oleh sopir Valen.
Syifa beringsut mendekati Zian yang di duduk menyandar di sofa ruang keluarga diikuti oleh Maliq sang suami.
" Kenapa dia bisa mabuk ?? Dia mabuk di mana ?? " Tanya Syifa dengan wajah datar, tapi auranya menyiratkan kekecewaan pada putra sulungnya itu.
Farid, Deny dan Valen hanya bisa menunduk dengan wajah takut. Pertanyaan Syifa dengan nada datar tadi berhasil mengintimidasi ketiga remaja tersebut.
" Kak. Kak Zian mabuk di cafe, Mi. Tapi Valen yakin, kakak tidak sengaja mabuk. Pasti ada orang yang menjebak Kakak !! " Valen berucap melakukan pembelaan walau dengan suara tergagap dan dada berdebar kencang. Dia sangat ngeri melihat aura Syifa yang belum pernah dilihatnya sepanjang dia mengenal Uminya Zian itu.
" Ii iya tente. Sewaktu Zian ke cafe, Zian minum semeja dengan kita. Saya tidak menyangka bahwa minuman Zian mengandung alkohol beda dengan minuman kita berdua " Timpal Deny takut takut seraya melirik Farid meminta bantuan penjelasan.
" Betul tante. Setahu saya, kami hanya minum sirup " Farid membenarkan pernyataan Deny pada Syifa.
Maliq dan Syifa mengernyitkan keningnya lalu menatap kedua sahabat Zian tersebut yang tertunduk ketakutan.
" Duduk dulu nak !! " Ujar Maliq melihat kedua laki laki remaja tersebut hanya berdiri sambil menunduk ketakutan.
" Ii iya, Om " Ucap Farid dan Deny serentak lalu mengambil tempat duduk bersebrangan dengan Zian.
" Seperti pernah lihat Abinya Zian. Tapi di mana yaa ?? " Batin Deny bertanya saat melihat dengan jelas wajah Maliq.
" Eeh...ada Umi ?? Assalamualaikum, Mi. Umi semakin cantik. Kakak sangat sayang Umi. Maafkan Kakak sudah jarang datang sama Umi, soalnya Kakak sibuk banget, Mi " Zian meracau ketika melihat Uminya sedang duduk di sampingnya. Mata sayunya menatap dengan redup ke arah Syifa. Diraihnya tangan Syifa lalu menciumnya dengan takzim seperti kebiasaannya ketika bertemu dengan orang tuanya.
Syifa hanya menatap datar ke arah Zian. Hatinya perih melihat putra tercintanya mabuk, karena menyentuh minuman yang diharamkan oleh Allah.
" Bu Ati, tolong buatkan dia teh tawar hangat !! " Titah Syifa pada Ibu Ati tanpa ekspresi.
" Baik, nak Syifa !! " Bu Ati mengangguk segera berlalu menuju dapur.
" Ayo nak...sini Abi antar ke kamar, biar Kakak istirahat " Maliq meraih tubuh lemah Zian ingin memapahnya ke dalam kamar.
Zian menoleh ke arah Maliq.
" Hh haloo Om Ahdan !! Apa kabar ?? Aah.. Zian pastikan kabar Om baik baik saja. Terima kasi Om sudah jaga Umi dan menyayangi Umi. Jangan buat Umi menangis lagi yaa.. !! "
" Deg " Maliq tersentak. Dia tidak jadi mengangkat tubuh Zian.
" Tenang Om. Zian akan menjauh dari Umi, supaya Om tidak meninggalkan Umi lagi seperti waktu Zian masih di dalam kandungan Umi. Dan yaa..jangan usir Umi lagi yaa Om seperti waktu Zian lahir. Kasihan Umi, dia menagis diam diam setiap malam. Zian jadi rasa bersalah setiap lihat Umi nangis " Imbuh Zian lagi dengan suara yang meracau.
Syifa terpaku mendengar ucapan Zian. Dia tidak menyangka Zian akan berucap seperti itu. Selama ini Syifa sudah tahu apa alasan Zian menjauh. Dia mengira Zian menghindar karena belum bisa menerima Maliq. Tapi dia tidak menyangka Zian menyalahkan dirinya, karena menyangka dialah penyebab berpisahnya kedua orang tuanya.
" Kakak !! " Desis Syifa lirih. Mata beningnya berkaca kaca menahan perih mendengar ucapan anaknya.
Farid dan Deny terpaku di tempat mereka. Fakta tentang sahabatnya masih membuat tanda tanya besar di hati mereka. Mereka belum mengerti apa arti racauan Zian. Yang mereka tahu, mereka cukup terkejut melihat rumah mewah Zian. Selama ini mereka melihat gaya Zian yang sangat sederhana, mereka tidak menyangka, bahwa Zian adalah anak orang kaya.
" Bi.. !! Antar kakak ke kamarnya !! " bisik Syifa pada suaminya. Dia tidak ingin racauan Zian akan di dengar oleh teman temannya.
Maliq sedikit tersentak dari lamunannya. Wajah pria menjelang lima puluh tahun itu terlihat sendu mendengar ucapan Zian tadi. Sungguh dia tidak menyangka telah melukai perasaan anaknya begitu dalam. Hingga membuat anaknya mengasingkan diri dari tengah tengah keluarga.
" Ayo nak !! " Seru Maliq lalu mengangkat tubuh Zian untuk memapahnya masuk ke dalam kamar.
" Mau ke mana Om ?? Zian mau pulang ke panti. Ibu Lina pasti sedang menunggu Zian sekarang. Ini bukan tempat Zian " Ujar Zian menepis tangan Maliq. Matanya yang redup menyiratkan ketidak sukaannya.
Maliq semakin terpukul mendengar penolakan anaknya. " Kata siapa ini bukan tempatmu, nak ?? Ini rumah kakak juga ". Lirih suara Maliq menahan perih dalam hatinya.
" Kak..!! Kakak istrahat di sini dulu yaa..!! Biar nanti Umi yang menelpon Bu Lina " Bujuk Syifa pada Zian. suara Syifa bergetar menahan pilu. Matanya sudah berembun.
Farid dan Deny saling melempar pandangan. Perasaan risih tiba tiba menyusup dalam hati mereka. Keluarga Zian butuh privasi. Mereka merasa, mereka tidak pantas ada dalam situasi seperti sekarang. Mereka harus pamit.
" Maaf..Om, Tante. Kami berdua pamit dulu !! " Ujar Farid sambil memberi kode pada Deny.
" Iya. Om, Tante. Kami pamit dulu, soalnya sudah malam " Timpal Deny sambil bangkit dari tempat duduknya.
" Aah..iya. Terima kasih nak, sudah antar Zian sampai di rumah " Sahut Maliq sambil tersenyum ke arah sahabat anaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
✨Nana✨
ya ampun nyeseg bgt denger racauan Zian,,,org mabuk biasanya ngmng bener ya ..mngkn memang itu yg dirasakan zian selama ini..smua krn zian baca diary uminya dan menafsirkan lain🥺🥺🥺sedih tau thor...kasian jg maliq nya dah brp thn tuh zian msh ky gitu sm abinya....dan syifa blm.jg bs nyelesain mslh ini...yg smkn membuat zian berlarut-larut dlm.rasa sakit hatinya
2022-11-17
2