SCINCERE LOVE FOR ZIANDRU
Sosok tinggi tegap, berwajah tampan nampak turun dari bis sekolah. Bukan seperti anak sekolah lainnya yang turun berdesakan dengan suara riuh, remaja berseragam putih abu-abu ini turun dengan tenang di urutan terakhir.
Langkah kaki pemuda itu menyeretnya berlawanan arah dengan anak anak sekolah yang turun dengannya tadi. Remaja laki laki ini melangkah memasuki gerbang sekolah mewah berlantai lima.
Berbeda dengan gerombolan anak sekolah lainnya yang memasuki SMA Negeri yang satu komplek dengan sekolahnya, remaja ini masuk ke dalam halaman sekolah swasta.
Dia adalah satu-satunya murid sekolah mewah ini yang menaiki bis sekolah. Semua siswa yang sekolah di sekolahnya adalah anak orang kaya. Mereka rata-rata menaiki kendaraan pribadi.
Pamuda ini melangkah memasuki gerbang sekolah setelah sebelumnya menyapa dengan ramah satpam sekolah yang sedang berjaga di pos jaga.
" Sudah jam segini baru beberapa orang yang datang. Dasar anak-anak orang kaya yang manja !! " Gumam remaja ini.Tatapan sinisnya mengitari halaman sekolah dengan mata elang beraura dingin itu lalu melanjutkan langkahnya menuju ruang OSIS.
Dia adalah ketua OSIS terpilih di tahun ini. Sebenarnya dia tidak punya keinginan untuk menjadi ketua OSIS. Tapi desakan hampir semua murid sekolah ini terutama kaum hawa, membuat tidak kuasa untuk menolak. Dan semua guru-guru di sekolah ini sangat setuju dengan pilihan semua murid untuk pemuda itu.
" Ck...merepotkan !! " Gusarnya sambil membuka ruang OSIS.
" Pluk...Hei !! Kiapa ngana pagi pagi so ba veto sandiri. Ada mimpi apa tadi malam ?? " Sebuah tepukan lembut diiringi suara merdu sambil terkekeh pelan seorang wanita berhasil mengalihkan atensi pemuda itu.
Sontak pemuda itu berbalik dan menatap tajam ke arah tangan yang menepuknya tadi. Ditepisnya dengan kasar jari jari lentik yang sengaja di letakan sang pemiliknya di bahunya.
" Jaga jarak. Sudah sering aku peringati jangan pernah menyentuhku !! " Desis Pemuda ini geram. Giginya gemelutuk menahan emosi.
Gadis remaja yang merupakan wakil ketua OSIS ini sontak memundurkan langkahnya lalu mengulas sebuah senyum polos tanpa dosa.
" Sorry !! Where did i go wrong ?? Aku hanya menyentuh bahumu. Aku tidak memelukmu. Sebenarnya hal apa yang membuatmu alergi denganku, Zian ?? " Ujar gadis itu sendu.
Yah..pemuda itu adalah Aqlan Sharga Ziandru atau akrab disapa Zian oleh teman-temannya.
Zian mendengus kesal pada gadis di depannya lalu melangkah keluar dari ruang OSIS meninggalkan gadis itu.
" Hhff..pria aneh. Semakin kau menjauh, aku semakin semangat menggodamu " Desis gadis bernama Alicia dengan smirk devil-nya sambil menyelipkan anak rambut panjang yang menutupi pipinya ke telingannya.
Gadis remaja berkulit putih mulus berasal dari Profinsi paling Utara pulau sulawesi itu, memang sudah lama mengagumi Zian, sejak mereka sama-sama masih berstatus siswa baru. Dan dia sangat terobsesi menaklukannya. Sebenarnya bukan cuma dia yang ingin menjadi pacar Zian, tapi hampir seluruh kaum hawa di sekolah ini.
Sikap Zian yang sangat dingin, tidak ingin kontak fisik dan selalu menundukan pandangan dari lawan jenisnya, wajah tampannya seperti sengaja di sembunyikannya dari para wanita. Hal ini semakin membuat penasaran oleh kaum hawa.
Dia adalah untouchable man.
" Kak Zian, apa jadi rapat OSIS tentang pelaksanaan MOS sebentar ?? " Celetuk seorang laki laki adik kelas Zian yang merupakan anggota OSIS, berhasil menghentikan langkah Zian.
" Hmm..iya. Nanti jam istirahat pertama. Jangan terlambat datang, agar persiapan MOS nya maksimal " Jawab Zian singkat seraya tersenyum ramah pada adik kelasnya itu tanpa mengurangi kharisma seorang pemimpin.
Zian akan bersikap ramah jika berhadapan dengan laki laki. Bukan berarti dia penyuka sesama jenis, tapi lebih menjaga pandangan dan sikap pada lawan jenis.
" Siap, kak !! " sahut adik kelas Zian.
" Ya udah, kakak tinggal dulu " Pamit Zian sambil menepuk lembut pundak adik kelasnya.
" Mari, kak !! " Adik kelas Zian mengangguk hormat seraya menatap punggung Zian yang semakin menjauh dengan tatapan kagum.
" Kalau aku yang punya wajah tampan seperti itu, sudah kupacari semua cewek cantik di sekolah ini " Gumam remaja itu.
" Tapi sayang, waktu pembagian wajah tampan aku terlambat datang " Imbuhnya lagi sambil terkikik geli merasa ambigu.
" Ha..ha....bangun woi..bangun !! masih pagi, jangan mimpi !! " Suara terbahak menganggu lamunannya. Remaja ini sontak berbalik dan memandang kesal pada teman yang sedang menertawakannya. Rupanya temannya ini mendengar gumamannya tadi.
" Cih..sialan !! " Umpatnya lalu berjalan meninggalkan temannya yang masih menertawaknnya.
***
Zian menghempaskan tubuh letihnya di kasur berukuran kecil. Aktifitasnya seharian di sekolah cukup menguras energinya. Rapat OSIS yang dijadwalkan selesai jam 10 pagi tadi ternyata belum bisa menyempurnakan persiapan, alhasil rapatnya digelar kembali setelah sholat dzuhur.
Pemuda tampan ini menatap nanar langit- langit kamarnya yang sempit. Kamar panti asuhan yang sudah ditempatinya selama setahun lebih ini menjadi tempatnya melepas penat setelah beraktifitas seharian.
" Tok "
" Tok "
" Kak Zian !! dipanggil bunda !! Suara cempreng khas anak kecil membuyarkan lamunan Zian.
Perlahan Zian bangkit dari tempat tidurnya lalu membuka pintu kamar.
" Iya. Bilang bunda Kakak mandi dulu baru menemui bunda, soalnya sudah mau maghrib " Ucap Zian pada bocah kecil salah satu penghuni panti asuhan itu dengan senyum disunggingkan dengan ramah.
" Baik, kak !! " pekik bocah itu lalu membalikan badannya menjauh dari Zian.
***
" Ada apa bund. Bunda manggil Zian tadi ?? " Ujar Zian sambil menghempaskan tubuh kekarnya di sofa berhadapan dengan wanita yang dipanggilnya bunda.
Selepas sholat maghrib Zian datang menemui perempuan dewasa pengasuh anak-anak panti asuhan itu.
" Tadi pagi ada yang mengantar bayi laki-laki pada bunda. Ibu dari bayi itu lumpuh dan bapaknya pergi entah kemana. Bayi itu diantar oleh tetangganya " Tutur perempuan yang biasa dipanggil bunda Lina itu dengan nada sendu.Wajahnya terlihat gelisah.
Bunda Lina adalah janda tanpa anak. Dia hidup sebatang kara. Dia memilih mengabdikan hidupnya untuk mengasuh anak anak malang yang diterlantarkan keluarganya dan anak yatim piatu.
" Astaghfirullah...jadi bayinya ada di mana bund ?? " Zian tersentak mendengar pemaparan bunda Lina.
" Ada di dalam lagi diasuh oleh Raya " Ucap bunda Lina.
Zian mengangguk dan tiba tiba wajahnya jadi sendu.
" Artinya bayi itu tidak diharapkan kehadirannya oleh bapaknya " Batin Zian menjerit pilu.
" Masalahnya bayi di sini sudah berjumlah 5 orang, nak. Bunda tidak mampu mengasuh mereka semua. Raya masih belum cekatan merawat mereka.Apalagi kalau pagi sampai sore Raya ada di sekolah. Bunda khawatir tidak bisa maksimal merawat mereka " Keluh perempuan berumur 40 tahun itu dengan suara lirih.
Zian mendongak. " Kira-kira adakah orang yang mau dibayar untuk mengasuh mereka ?? " Celetuk Zian tiba tiba.
" Bunda rasa ada. Tapi masalahnya dananya mungkin tidak mencukupi, nak !! " Ungkap bunda Lina pelan.
" Dana dari donatur hanya bisa mencukupi makan dan susu mereka " Keluh bunda Lina lagi dengan nada lemah.
" Hff.." Zian terpaku di tempatnya. Dia sedang berfikir dari mana dia akan mendapat dana untuk menyewa pengasuh untuk bayi-bayi malang itu.
Bengkel motor yang baru dirintisnya setahun terkahir dengan modal hasil mengumpulkan uang jajan yang diberikan Uminya ini belum bisa mencukupi kebutuhan anak-anak panti tempat tinggalnya.
" Biar Zian bicara dengan nenek, Bund " cetus Zian dengan wajah sumringah. Dia percaya neneknya akan memberi solusi dari permasalahan ini.
Panti asuhan ini dibangun di atas tanah yang diwakafkan oleh sang nenek. Mamah dari Maliq. Dan neneknya adalah donatur tetap di sini. Setiap bulan nenek mentransfer semua gaji pensiunnya ke rekening panti asuhan.
Begitu pula dengan orang tua Zian. Maliq dan Syifa juga adalah donatur tetap.
Jika ada yang bertanya kenapa Zian tinggal di panti asuhan ??
Sepulangnya dari pesantren karena desakan Syifa, Zian memutuskan tinggal di panti asuhan. Remaja tampan ini belum ingin seatap dengan Abinya. Entah mengapa setiap melihat wajah laki laki yang sangat dicintai Uminya itu, hati Zian terasa perih. Bayang bayang Maliq mengusir Syifa saat dia lahir terus menari di benaknya.
Diary bersampul biru milik sang Umi yang disembunyikannya sembilan tahun lalu telah menjelaskan semuanya pada Zian. Setelah dia bisa membaca dan mengartikan dengan fasih coretan sang Umi yang memakai bahasa inggris, Zian sangat benci dengan perlakuan Maliq pada Uminya.
Apakah dia dendam ?? Entahlah. Berkali dia menasihati dirinya sendiri agar tidak menyimpan dendam, berkali juga iblis selalu mengusik benaknya dengan derita wanita cinta pertamanya itu.
Banyaknya waktu yang dia habiskan di pondok pesantren nyatanya tidak bisa menyembuhkan luka hatinya yang terlanjur tergores di hatinya.
Zian memanglah anak jenius di bidang akademik. Zian menghabiskan sebagian waktunya di pesantren tapi jangan lupa, dia hanyalah manusia biasa yang belum bisa menyembuhkan luka hatinya.
Keputusannya untuk tinggal di pesantren adalah pilihannya untuk berbagi rasa bersama dengan orang - orang yang menurutnya senasib dengan dirinya.
" Apa tidak mengapa membebankan ini pada nenek nak Zian ?? " Celetuk bunda Lina membuyarkan lamunan Zian.
" Insyaa Allah tidak apa-apa bund. Insyaa Allah nenek tidak keberatan. Insyaa Allah hari ahad besok, Zian ke rumah nenek " Ujar Zian seraya mengulas senyum menenangkan ibu pantinya itu.
" Ya sudah bund. Zian pamit ke musholah dulu mau lihat adik-adik yang sedang mengaji " Imbuhnya berpamitan pada bunda Lina.
Bunda Lina mengangguk pelan sambil tersenyum lembut pada Zian.
" Ya Allah..berkahi selalu umur anak ini. Sungguh dia anak yang berhati mulia. Dia adalah anak orang kaya, tapi rela hidup menderita dengan anak-anak malang di panti asuhan ini dengan alasan ingin berbagi rasa " Doa bunda Lina di dalam hati sambil menatap punggung lebar yang menghilang di balik tembok.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
naya_handa
makin tak tersentuh makin menantang 😅😅
2023-07-09
0
naya_handa
namanya ganteng 🥰🥰
2023-07-09
1
naya_handa
apa inj artinha thor? 😆😆
2023-07-09
1