Assalamualaikum Ukhti

Assalamualaikum Ukhti

Bab 1

Di siang panas teriknya matahari, gadis duduk seorang diri di salah satu halte bus, dengan sabar menunggu abangnya yang sedang menuju kemari untuk menjemputnya. Karena sebelumnya, ia sudah berjanji kepada abangnya jika ia menunggu di halte bus.

Suara adzan berkumandang terdengar sangat jelas di telinga gadis tersebut.

Sebelum melangkah meninggalkan halte, ia lebih dulu mengirim pesan.

“Alhamdullilah,” ucapnya dalam hati.

Ia mulai melangkah mendekati mesjid terdekat, untuk melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim.

Ia mengambil air wudhu terlebih dahulu, lalu masuk ke dalam mesjid.

Setelah melakukan sujud terakhir, lalu di iringi dengan salam. Ia menadahkan kedua tangannya, berdoa dengan khusyuk. Ia tak sadar jika air matanya menetes begitu saja, hingga ada beberapa makmum wanita tanpa sengaja melihatnya.

Setelah selesai menjalan ibadah Shalat, ia melangkahkan kaki keluar dari masjid tersebut, ia harus kembali ke halte untuk menunggu abangnya.

Namun, baru beberapa langkah dirinya menabrak seseorang penjual buku yang baru keluar dari masjid, karena terburu-buru ia tidak melihat orang yang ada di depannya.

Bruk!

“Astagfirullah. Maaf mas, saya tidak sengaja!” ucapnya sembari membantu mengumpulkan buku-buku yang berserakan di tanah.

"Iya, gak apa-apa Ukhti,” sahut pria tersebut.

Sontak membuatnya menatap sekilas wajah pria tersebut, mereka saling menatap satu sama lain, ia langsung tersadar dengan cepat ia mengalihkan pandangannya.

“Terima kasih Ukhti.”

“Sama-sama,” sahutnya menyerahkan semua buku tersebut.

“Apa Ukhti mau membeli salah satu buku saya? Saya jual buku islami keliling dan ada juga di toko,” tutur pria tersebut memperlihatkan bukunya.

Gadis itu melihat buku yang di tangan pria tersebut, ada salah satu buku yang menarik perhatiannya.

“Ini, berapa?” tanyanya menunjuk buku tersebut.

“Itu delapan puluh ribu saja,” sahutnya.

“Aku ambil ini saja,” ujarnya mengambil uang kertas dalam tasnya.

“Terima kasih banyak Ukhti.”

Gadis itu mengangguk.

“Sama-sama,” sahutnya.

Setelah mendapatkan buku tersebut, ia berlalu pergi karena abangnya sudah menghubunginya.

“Assalamualaikum Ukhti,” ujar pria tersebut memberi salam.

Langkah gadis itu terhenti, akibat terburu-buru hingga ia lupa mengucap salam.

“Waalaikumsalam,” sahutnya membalikkan badannya lalu tersenyum.

“Semoga kita bisa bertemu kembali, ya Ukhti.”

Gadis itu tersenyum simpul, lalu berpamitan pergi.

“Saya permisi,” ujarnya.

Pria tersebut mengangguk, ia masih menatap kepergian gadis tersebut. Ia melihat gadis itu masuk ke dalam mobil, tampak jelas yang menjemputnya adalah seorang pria. Bahkan gadis itu sangat terlihat bahagia saat bertemu dengan pria yang ada di dalam mobilnya.

“Ternyata gadis itu sudah bersuami,” gumamnya dan berlalu pergi.

Di dalam mobil.

“Maaf dek, tadi jalannya macet,” ucapnya.

“Assalamualaikum Bang. Iya gak apa-apa Bang,” sahutnya dengan lembut.

“Waalaikumsalam,” sahut Abangnya.

Marissa putri Heriyanto, biasa di panggil Icha. Anak bungsu dari tiga bersaudara. Setelah lulus sekolah menengah atas Icha nekat kabur dari rumah dan masuk pesantren tanpa persetujuan orang tuanya dan saat ini ia baru saja lulus dari pesantren.

“Apa kabar Bang?” tanya Icha yang duduk di samping.

“Alhamdulillah baik,” sahutnya.

Andika Putra Heriyanto, biasa di panggil Dika. Anak sulung dari pak Heriyanto dan Bu Sintya. Dika adalah kakak kandung dari Icha.

“Kenapa Adik ku terlihat murung? Seharusnya senang, pulang bertemu dengan Mama dan Papa.”

“Abang pasti tahu sebabnya, kenapa Icha murung? Bukan tidak ingin bertemu dengan Mama dan Papa. Tapi... Abang tahu sendiri, bagaimana sikap Mama dan Papa kepadaku. Sejak Icha di pesantren, Mama dan Papa tidak pernah menjenguk ataupun menghubungi Icha,” ucapnya dengan raut wajah yang sedih.

Sebelumnya, hubungannya dengan orang tuanya baik-baik saja. Permasalahan muncul, ketika Icha nekat ingin masuk pesantren. Orang tuanya melarang keras dirinya untuk masuk pesantren, karena orang tuanya ingin ia kuliah di luar negeri dan meneruskan bisnis mereka seperti kedua kakaknya.

“Abang akan berbicara dengan Mama dan Papa. Icha jangan murung lagi ya.” Berusaha menghibur adik bungsunya tersebut.

Mereka ada tiga bersaudara, satu laki-laki dan dua perempuan, Icha merupakan anak paling bungsu.

“Abang yakin, suatu saat Mama dan Papa pasti bangga dengan dirimu.”

Icha tersenyum, lalu mengangguk.

Tidak butuh waktu lama, mereka kini tiba di rumah mewah milik orang tuanya.

Icha tampak ragu untuk keluar mobil tersebut.

“Ada apa? Ayo turun,” ajak abangnya.

“Bismillah,” ucap Icha dalam hati.

Lima tahun lamanya, Icha tidak menginjak kakinya di rumah orang tuanya tersebut, semenjak kabur dari rumah itu.

Icha mengikuti langkah Abangnya, menuju ke pintu rumah utama Abangnya terlebih dahulu memasuki rumah. Setelah membaca doa masuk rumah, Icha mendahului masuk dengan kaki kanannya.

“Untuk apa lagi kau datang kemari?” tanya wanita paruh baya tersebut.

Mamanya melihat dirinya dari atas sampai bawah, melihat pakaian yang Icha kenakan. Tidak terlihat sama sekali lekuk tubuh Icha, apalagi ia memakai pakaian gamis yang seperti kebesaran.

“Mama,” lirih Icha.

Ia melihat wanita yang sangat ia rindukan selama lima tahun tidak bertemu, bahkan mendengar suaranya pun tidak pernah.

Icha mengambil tangan ibunya, sang ibu tidak menolak atau pun melarangnya.

“Ma, Icha baru saja pulang. Apa Mama tidak merindukan putri Mama!?” tanya Abangnya yang sedikit kesal dengan sikap Mamanya.

“Apa? Merindukan! CK... dia bukan putri ku!”

“Mama... kenapa bicara seperti itu? Aku adalah putrimu, yang Mama kandung selama sembilan bulan, mah! ucap Icha mencoba meraih tangan Mamanya kembali.

“Jangan menyentuhku! Kau bukan putriku!” bentaknya.

“Ma... buang ego Mama. Abang tahu, jika Mama juga sangat merindukan Icha. Mama harusnya bangga, mempunyai anak seperti Icha. Dia adalah santriwati lulusan terbaik di pesantren,” Ucap Abangnya dengan bangga.

“Cih... lulusan terbaik! Apa yang kau dapat setelah lulus dari pesantren, hah?!”

“Ma,” lirih Icha.

“Huh... percuma kamu masuk pesantren. Jika, kamu saja durhaka kepada orang tua! Tidak patuh kepada orang tua, apa itu namanya lulusan terbaik?” bentaknya.

“Ma...”

“Sudah, Mama tidak Mau membuang waktu untuk berdebat. Apalagi dengan dia!” bentaknya menunjuk wajah Icha.

Bu Sintya meninggalkan mereka, yang masih mematung di tempatnya.

Icha menangis dalam diam, ia berusaha untuk tidak mengeluarkan air matanya.

“Icha yang sabar ya. Ada Abang yang selalu bersama Icha,” ucapnya mengelus pelan bahu adiknya.

“Sebenarnya, Mama juga sangat merindukan Icha. Abang pernah memergokinya menangis sambil memeluk foto Icha, hanya karena ego Mama terlalu tinggi saat ini. Jangan di ambil hati perkataan Mama barusan,” tambah Dika lagi.

Icha mengangguk berusaha untuk tidak menangis.

Dika mengantar adiknya tersebut ke kamar lamanya, tidak ada yang berubah dari kamar tersebut. Masih rapi sama seperti sebelumnya, yang ia tempati setelah lima tahun meninggalkan kamarnya.

.

.

Terima kasih dukungannya 🙏🙏

Terpopuler

Comments

เลือดสีน้ำเงิน

เลือดสีน้ำเงิน

Assalamu'alaikum icha, kabur dari rumah tanpa restu dan persetujuan orang tua meskipun dalam hal niat baik tetap saja bernilai anak durhaka karena mamanya tidak memberi ridho. Alhamdulillah masih ingat pulang nak, icha juga menjadi lulusan terbaik di pesantrennya. Paham betul dan mengerti pasti mama marah, sedih, kecewa dan murka. Ya, ya mengapa tidak? lima tahun anak perempuannya tidak memberi kabar. Dalam hal ini pasti semua orang tua sangat sedih. Ica baik-baik ya jangan minggat/pergi lagi. wkwkwkkk..

Edisi literasi again🖊


Ehem... abang penjual buku honestly sepertinya down karena dia overthinking kalau pria yang menjemput si ukhti ica suaminya.. Ckckckck.. bertemu lagi tidak ya


💕

2022-11-28

4

Authophille09

Authophille09

Holla kak, scala dari "Cinta karena perjodohan" mampir nih. kita juga bawain 5 bintang, like, koment dan keranjang favorite juga loh, yuk mampir balik🙏🏻

2022-11-27

0

Nurhayati

Nurhayati

Assalamu alaikum
aku mampir thor😁

2022-11-22

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 TAMAT
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!