Bab 2

Icha duduk di tepi kasurnya, kasur empuk yang ia rindukan selama bertahun-tahun lamanya. Melihat foto kecil di nakas, foto dirinya bersama kedua orang tuanya.

“Ma, maafkan Icha ya Ma. Icha tidak pernah menuruti apa kata Mama. Tapi, ini kemauan Icha dari dulu! Icha mau masuk pesantren Ma,” lirih Icha memeluk foto kecil tersebut.

Tanpa ia sadari jika ibunya menatapnya dari kejauhan, buliran air mata yang tiba-tiba mengalir di pipinya, lalu segera menghapus air matanya dan berlalu pergi dari tempat itu.

Setelah puas memeluk foto kecil tersebut, Icha mengambil koper miliknya dan menyusun kembali di pakaian lemarinya. Saat membuka tas kecil miliknya, ia melihat buku yang ia beli waktu keluar dari mesjid tersebut.

“Buku ini,” Gumam Icha.

Melihat nama yang tertera di buku tersebut, Muhammad Al-Fahry.

“Apa ini namanya?” tanya Icha dalam hati.

Ia membuka lembaran demi lembaran buku tersebut, sepertinya ia menyukai isi cerita buku tersebut.

“Ini tidak terlalu buruk,” gumamnya.

Icha meletakkan buku tersebut di nakas, karena hari sudah mulai sore Icha melakukan rutinitasnya mandi lalu melaksanakan Shalat wajib.

🌹🌹🌹

Malam harinya.

Abang Dika mengajak adiknya untuk makan malam bersama.

Tiba di meja makan, Icha menelan saliva kasar. Melihat makanan yang terhidang diatas meja begitu lezat, semua makanan tersebut adalah makanan kesukaannya.

Sedangkan ibunya sibuk dengan makanannya sendiri, tanpa menghiraukan Icha yang mematung di dekat meja makan tersebut.

“Icha, kenapa melamun?” tanya abangnya lalu menarik pelan tangan adiknya agar duduk di sampingnya.

“Makan yang banyak,” ujar Dika meletakkan beberapa lauk dipiringnya.

Ia sangat tahu, jika makanan yang terhidang di atas meja adalah makanan kesukaan adiknya. Maka dari itu, ia meminta pembantunya untuk memasak makanan yang disukai oleh adiknya tersebut.

Ibunya hanya melirik sekilas, lalu melanjutkan makanannya tanpa berbicara sepatah kata pun.

Di meja makan tersebut hanya mereka bertiga, sedangkan adik perempuan Dika yang satunya ikut bersama Papanya. Mereka akan kembali besok, karena harus bertemu dengan klien penting dan juga melihat proyek baru yang sedang berlangsung.

“Bagaimana, enak?” tanya Dika.

Icha mengangguk ragu, ia juga melirik ibunya yang sejak tadi diam saja.

“Ma,” panggil Icha berhati-hati.

Ibu Sintya menghentikan aktivitas mengunyahnya, melirik sekilas Icha lalu kembali lagi dengan makannya.

Melihat ibunya hanya melirik, tanpa mau menyahut panggilan Icha, ada raut sedih di wajahnya.

Dika mengusap pelan bahu adiknya, lalu menggelengkan kepalanya pelan.

Icha melihat ibunya yang sudah menyelesaikan makannya, tanpa menghabiskan makanan yang ada di piringnya.

“Mama mau kemana? Makanan Mama belum di habiskan,” tanya Dika melihat ibunya beranjak dari duduknya.

“Mama hilang selera makan!” ketus ibunya berlalu pergi meninggalkan meja makan.

Icha tidak dapat menahan air matanya lagi, buliran air yang mengalir begitu saja di pipi mulusnya.

“A—aku ke kamar dulu Bang,” lirih Icha.

Dika menahan tangan adiknya.

“Habiskan makanan mu terlebih dahulu, setelah itu baru ke kamar.”

Dika menatap adiknya, lalu Icha mengangguk.

Icha kembali duduk, Dika mengambil alih sendok yang di pegang adiknya, lalu menyuapinya.

“Bang, Icha bisa sendiri,” tolak Icha saat Abang hendak menyuapinya.

“Sudah, jangan membantah! Cepat buka mulutmu,” Ujar Dika sedikit memaksa.

Terpaksa Icha mengunyah makanan yang sudah masuk ke dalam mulutnya. Makanan tersebut sebenarnya sangat lezat, entah kenapa enggan untuk masuk ke perutnya, apalagi melihat ibunya yang masih belum berbicara dengannya, hingga membuat selera makannya hilang seketika.

“Sudah Bang, Icha kenyang.”

Icha menolak makanan yang di suapi oleh abangnya.

“Dek, mubazir kalau makanan tidak di habiskan,” Ujar Dika.

Ia berbicara seperti itu, agar adiknya menghabiskan makanannya. Karena ia tahu jika adiknya belum makan sejak tadi siang.

Cukup lama Icha mengunyah makanan tersebut, akhirnya ia menghabiskan makanan yang ada di piring tanpa bersisa.

“Alhamdulillah,” ucap Dika melihat nasi yang di piring adiknya sudah bersih.

Dika mengantar adiknya kembali ke kamar, sebelum ia keluar dari kamar adiknya tidak berhenti memberikan perhatian dan juga tidak memikirkan perkataan ibunya.

“Iya Bang,” sahut Icha lembut.

Setelah melihat kepergian kakaknya, Icha menghela nafas berat. Di setiap helaan napasnya, tidak berhentinya untuk beristigfar.

🌹🌹🌹

Di tempat lain, seorang pria duduk di teras sambil melihat indah malam bertabur bintang.

“Woy... apa yang sedang kamu pikirkan?” seorang pria datang dari arah dapur menghampirinya di teras.

“Apaan sih,” pungkasnya.

“Fahry, Fahry. Mau sampai kapan melamun setiap malam disini? Jangan berharap ada bidadari yang datang menghampirimu, jika kamu tidak berusaha!”

“Entahlah. Untuk saat ini belum ada kepikiran,” sahut Fahry.

“Tapi... hari ini aku tidak sengaja bertemu dengan gadis, saat aku baru keluar dari masjid. Matanya sangat indah, aku belum pernah melihat mata wanita seindah dia.”

“Terus?”

“Saat gadis itu masuk ke mobil, seorang pria menjemputnya. Dia begitu akrab, mungkin itu suaminya atau saudaranya.”

“Hush! Haram hukumnya, jika kamu membayangkan seorang wanita yang bukan muhrim, apalagi wanita itu sudah bersuami!” imbuh Ifan teman satu kosnya tersebut.

“Astagfirullah.” Lirih Fahry langsung tersadar.

🌹🌹🌹

Pagi hari.

Setelah Shalat subuh, Icha tidak lagi kembali tidur. Ia membersihkan kamar miliknya. Karena Icha akan sangat bosan berada di kamar sepanjang hari, akhirnya ia memutuskan untuk membantu membersihkan rumah.

Karena di pesantren, Icha sudah terbiasa melaksanakan tugas seperti mencuci, menyapu dan membersihkan kamar.

Pembantu di rumahnya berusaha melarangnya untuk membantu. Namun, Icha tetap bersikukuh untuk melakukannya.

Akhirnya pembantu tersebut mengalah, bersedia di bantu oleh Icha dan pembantu tersebut melakukan tugas yang lainnya.

Ting! Tong!

Suara pintu bel berbunyi.

Saat itu Icha fokus menyapu di ruang tamu, karena mendengar bel berbunyi Icha melangkah ke pintu untuk membukanya.

“Papa,” ucap Icha melihat papanya mematung melihatnya.

“Kamu? Sejak kapan kamu pulang? Masih ingat rumah!?” ketus papanya melangkah masuk tanpa mempedulikan Icha yang mengulurkan tangannya.

Icha menatap Papanya yang mulai menjauh dengan perasaan campur aduk, tidak mudah baginya menerima sikap kedua orang tuanya yang seperti tidak mempedulikan nya lagi.

“Hai adikku yang cantik,” sapa kakaknya yang kedua.

“Kak Anggun,” Ujar Icha langsung memeluk kakaknya tersebut.

“Apa kabar Icha?” tanyanya melepas pelukan adiknya.

Ia melihat Icha dari atas sampai bawah, melihat pakaian yang Icha kenakan.

“Aku baik kak,” sahut Icha tersenyum simpul, bahkan sangat ingin memeluk kembali kakak perempuannya tersebut.

“Pakaianmu kenapa begini, seperti kebesaran? Apa kamu tidak mempunyai pakaian lagi?” tanya Anggun.

“Bukan kak. Aku lebih suka begini Kak,” sahut Icha lembut.

“Oh...” sahut Anggun singkat dan berlalu pergi meninggalkannya.

“Mama,” sapa Anggun langsung memeluk Mamanya yang baru saja keluar dari kamarnya.

Icha tampak jelas melihat mereka, yang saling melepas rindu satu sama lain. Icha menahan air matanya agar tidak menetes, bahkan ia langsung memalingkan wajahnya.

.

.

.

Terpopuler

Comments

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

males sarapan _tidak bernafsu, meskipun begitu semua hal yang menyiksa diri si ukhti membuat keluarga semakin khawatir. Tuh, tuh air mata mama meneteskan dari kejauhan 🤧

2022-11-30

1

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

icha... kesalahan ini pasti bisa di perbaiki👍 papa dan mama masih marah jadi cukup lah bersabar. Tetap memperbaiki diri lebih baik. Pertama meminta maaf pada mama kamu, meski berkali-kali Next baru papa kamu berlanjut para saudara sepupu. By the way nih Al fahri mengigat dan melamun wajah ukhti yang terakhir kali pasti wajahnya merah menora..

2022-11-30

2

Astuty Nuraeni

Astuty Nuraeni

ya ampun jahat sekali

2022-11-18

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 TAMAT
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!