Bab 8

Setibanya di rumah, Icha memarkirkan motornya di tempat semula. Lalu melangkah masuk ke rumah.

“Assalamualaikum...” ucapnya.

Walaupun tidak ada orang atau yang menjawab salam, di wajibkan untuk mengucap salam ketika masuk ke dalam rumah.

Ia melangkah menuju dapur, mengambil air putih. Karena tenggorokan nya terasa kering, ia menarik kursi lalu duduk sambil minum air putih.

“Eh, Nona sudah pulang,” sapa pembantunya.

“Iya, Bi. Apa Papa sudah pulang Bu?” tanya Icha.

“Sepertinya belum, hanya Nona Anggun yang sudah pulang.”

“Kak Anggun sudah pulang? Tumben, biasanya malam!” gumam Icha.

“Sepertinya sakit, Nona.”

“Sakit. Sakit apa?” tanya Icha lagi.

“Kurang tahu Nona,” sahut pembantunya karena dia memang tidak tahu.

“Baiklah, Bi. Terima kasih,” ucap Icha lalu meninggalkan dapur tersebut.

Icha perlahan menaiki tangga, lalu masuk ke kamarnya.

🌹🌹🌹

Di dalam kamar Anggun duduk termenung di balkon, karena masih menunggu Dino sang kekasih untuk menghubungi.

Drrtt! Drrtt!

Suara getar ponselnya, ia berharap panggilan itu dari sang kekasih.

Namun, senyumnya sirna ketika melihat nama yang tertera di layar ponsel tersebut.

“Halo,” sahutnya dengan nada malas.

“Halo, Anggun. Kenapa dengan suaramu? Apa kamu masih sakit?” tanya Papanya.

“Enggak Pa. Anggun baru bangun tidur,” sahutnya.

“Hm... baiklah, persiapkan dirimu, dandan yang cantik. Teman Papa mau ke rumah, Papa ingin mengenalkan mu dengannya.”

“Teman? siapa Pa?”” tanya Anggun.

“Iya. Nanti kamu akan mengetahuinya sendiri, saat tiba dirumah. Yang jelas, dia pengusaha muda yang sukses.”

“Sekarang mandi dandan yang cantik,” tambahnya lagi.

“Iya, Pah.”

Anggun mengakhiri panggilannya, ia menggeser layar ponselnya dan menekan kembali nomor yang ia tunggu sejak tadi tidak menghubunginya kembali.

Nomor tersebut, tersambung akan tetapi tidak di angkat.

“CK... kenapa tidak diangkat sih?!” decap kesal Anggun.

Ia meletakkan ponselnya dengan kasar di meja dan berlalu masuk menuju kamar mandi.

Cukup lama ia melakukan ritual mandinya, ia keluar dengan handuk yang melilit ditubuhnya.

Anggun memilih pakaian yang cocok untuk ia pakai, ia memakai dress berwarna coklat, lalu menambah sedikit polesan di wajahnya.

Setelah selesai, ia kembali ke balkon mengambil ponselnya. Ia melihat tidak ada pesan sama sekali dari Dino.

“Huftt... Kemana sih dia?” membuang nafas kasar.

Anggun keluar kamar, bersamaan dengan Icha yang juga keluar kamar setelah selesai menjalankan Shalat magrib.

“Kakak mau kemana?” tanya Icha melihat Anggun yang berdandan cantik dengannya yang seperti kurang bahan.

“Tidak kemana-mana, hanya di rumah saja,” sahut Anggun sedikit ketus.

“Oh, begitu. Kakak terlihat cantik dan rapi, makanya Icha bertanya.”

“Hm...” deham Anggun.

Icha mengekori Anggun menuruni tangga, terlihat Papa dan seorang tamu pria yang duduk di ruang tamu sambil berbincang hangat.

Icha berhenti di tengah-tengah anak tangga, melihat ada Papanya duduk di ruang tamu. Ia hendak berbalik arah, abang Dika menahannya.

“Mau kemana?” tanya Dika melihat adiknya berbalik arah.

“Icha ke kamar, Bang.”

“Ikut bersama Abang, kita makan malam bersama.”

Dika menggenggam tangan adiknya tersebut, sambil melangkah. Namun, siapa sangka pria muda yang duduk tersebut sejak tadi memandang Icha yang turun dari tangga.

Ia melihat Anggun dan Icha secara bergantian.

Dika melewati mereka, masih dengan menarik tangan adiknya menuju meja makan.

“Pak Aditya, ini putri saya.”

Melihat netra Aditya yang tak lepas dari Icha.

“Eh iya. Aditya,” ujarnya sedikit terkejut langsung mengulurkan tangannya kepada Anggun.

“Anggun,” ujarnya.

Anggun duduk di sebelah Papanya.

“Siapa wanita bersama putramu itu, Pak? Apakah dia putrimu juga?” tanyanya.

Dia tak langsung menjawab.

“Bagaimana kalau kita makan malam bersama, istriku sudah memasak untuk makan malam,” ajaknya agar mengalihkan pembicaraan.

Aditya berpikir sejenak, lalu mengangguk.

Mereka beranjak dari tempat duduknya, melangkah menuju dapur.

Saat di dapur, tampak Icha dan Dika duduk bersebelahan. Icha mengambil beberapa lauk untuk Abangnya.

Mereka juga ikut duduk, Aditya bersebelahan dengan Anggun duduk. Namun, tempat duduk Aditya berhadapan dengan Icha akan tetapi terhalang oleh meja makan.

“Tolong ambilkan aku juga,” Ujar Aditya menyerahkan piringnya kepada Icha.

Icha menatapnya sejenak, lalu netranya beralih kepadanya Papanya yang juga menatapnya.

“Anggun, tolong ambil kan lauk untuk Pak Aditya,” ujarnya.

Dengan sedikit malas, Anggun terpaksa mengambilkannya. Karena saat ini, ia merasa sangat pusing mencium aroma makanan.

Berharap Icha yang mengambil untuknya, Aditya pasrah karena ternyata Anggun yang mengambilnya.

Mereka berbincang hangat di meja makan, sering kali Aditya tertangkap oleh Icha yang sedang menatapnya.

Sebenarnya, Icha ingin makan di dapur bersama para pekerja. Namun, abangnya melarang ingin Icha makan bersama di meja makan.

Sedangkan Anggun hanya mengaduk-aduk makanan yang ada di piringnya, tanpa berniat ingin memakannya.

Dika dan Aditya sudah menyelesaikan makannya, Dika mengajak Aditya ke ruang tamu, agar adiknya tidak merasa risih. Karena sejak tadi, netranya menangkap Aditya yang sedang menatap adiknya itu.

Di meja makan, hanya menyisakan Icha dan Papanya. Saat hendak beranjak dari duduknya, Papanya memanggilnya.

“Icha,” panggilnya.

“Iya, Pa.”

“Lain kali! kalau ada tamu, sebaiknya kamu makan di dapur atau makan terakhir saja. Aku tidak mau tamuku menjadi risih, apalagi melihat pakaianmu seperti kebesaran seperti itu! Memalukan!” ketusnya berlalu pergi meninggalkan Icha yang mematung di dekat meja makan.

Sudah biasa jika Papanya berbicara ketus sejak dulu kepadanya, bahkan sering membentaknya. Namun, perkataan Papanya barusan membuat hatinya terasa tertusuk pisau belati yang tajam, sakit dan perih.

Buliran air mengalir begitu saja ke pipinya, ia melangkah pergi menuju kamarnya tanpa menghiraukan orang yang menatapnya di ruang tamu.

Tak terkecuali Aditya sendiri, bahkan ia menangkap wanita berhijab tersebut mengusap air matanya.

“Kenapa dia menangis?” tanya Aditya dalam hati.

“Bagaimana Pak Aditya, putri saya cantik, bukan?” ujarnya memuji anaknya.

Aditya tersenyum, ia baru sadar jika pak Heriyanto mengajak ke rumah adalah ingin memperkenalkan Putrinya.

“Iya, semua wanita cantik termasuk istri anda juga cantik,” imbuhnya.

“Ah iya. Kamu benar,” Ujar pak Heryanto tersenyum paksa.

“Baiklah, terima kasih atas jamuan kalian. Saya merasa sangat puas, apalagi makanannya sungguh lezat sekali. Lain kali saya akan berkunjung lagi,” Ujar Aditya ingin berpamitan pulang.

“Iya, pak Aditya. Terima kasih juga, sudah menyempatkan diri anda sudah datang ke rumah kecil kami,” sahut pak Heriyanto.

“Iya. Kalau begitu, saya permisi!” pamitnya.

Aditya mengulurkan tangannya kepada Dika dan papanya dan berlalu pergi tanpa berjabat tangan dengan Anggun.

.

.

Terpopuler

Comments

Hanum Anindya

Hanum Anindya

intinya ayah Icha pengen menjodohkan Aditya dan anggun 😂😂😂

2022-11-05

1

R.F

R.F

semangat k

2022-11-04

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 TAMAT
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!