Bab 12

Tidak lama mereka tiba di depan toko dimana tempat Icha bekerja, sebelum keluar mobil, Icha mencium punggung tangan Abangnya.

“Icha tunggu.”

Menahan lengan adiknya.

“Ada apa Bang?” tanya Icha.

Dika memperhatikan wajah adiknya tersebut, tepatnya di sudut bibirnya.

“Apa masih sakit?” tanya Dika.

“Sedikit,” sahut Icha.

“Apa sebaiknya tidak masuk bekerja dulu hari ini?” usul Dika.

“Tidak Bang. Icha tidak apa-apa kok, hari ini hari pertama Icha bekerja,” tolak Icha.

“Hm. Baiklah, sore nanti Abang jemput ya. Sekarang, Abang mencari rumah untuk kita tempati,” ujar Dika.

“Iya Bang,” sahut Icha tersenyum.

“Assalamualaikum,” Ujar Icha memberi salam.

“Waalaikumsalam.”

Icha keluar dari mobil, setengah berlari masuk ke toko karena sudah terlambat.

“Jam berapa ini?” tanya bosnya yang melihatnya baru datang.

“Maaf Pak, saya terlambat. Saya...” Ucapannya terhenti.

“Ada apa dengan wajahmu?” sela bosnya melihat sudut bibir Icha yang sedikit membiru.

“Ini, saya jatuh di kamar mandi,” sahutnya terpaksa berbohong.

Karena tidak mungkin baginya, menceritakan aib keluarganya kepada orang yang baru ia kenal. Bahkan kepada Diana sahabatnya sekalipun, Icha sedikit tertutup tentang masalah keluarganya.

“Baiklah, lain kali jangan terlambat lagi. Untuk hari ini saya maafkan,” ujarnya berlalu pergi meninggalkan Icha yang mematung.

“Terima kasih Pak,” ujar.

Ia melangkah ke kamar belakang dan meletakan tas kecil miliknya.

“Icha,” panggil Diana sambil membawa putra kecilnya yang berumur satu tahun.

“Iya, Diana. Maaf aku terlambat,” ujarnya.

Namun, netranya langsung beralih kepada anak kecil yang di gendong oleh Diana.

“Diana ini...”

“Iya, dia putra ku.”

“Wajahnya sangat mirip denganmu dan juga putramu tampan sekali,” ujar Icha mengelus pipi gembul bocah tersebut.

“Iya dong. Siapa dulu Mamanya,” sahut Diana terkekeh.

Netra Diana beralih ke sudut bibir Icha yang membiru.

“Icha, ini kenapa?” tanyanya sedikit cemas.

“Oh ini. Ak-aku... Aku terjatuh di kamar mandi,” sahutnya terpaksa kembali berbohong.

“Serius?” Tanya Diana karena menangkap Icha seperti berbohong.

Icha mengangguk.

“Nanti kita bicara lagi ya. Maaf aku terlambat bekerja,” ujar Icha mengalihkan pembicaraannya.

“Iya. Semangat bekerja, aku juga harus pulang.”

“Hati-hati sayang,” ujar Icha mencium tangan putra Diana.

“Iya, Aunty.” Sahut Diana menirukan suara anak kecil.

Mereka tertawa bersama.

Diana berpamitan untuk pulang karena suaminya sudah menunggu di mobil, sedangkan Icha kembali menemui karyawati lainnya yang akan mengajarinya.

Toko buku tersebut buka cabang di beberapa kota dan tempat Icha bekerja adalah pusatnya.

Ia mulai bekerja, membantu menyusun buku. Juga ikut memilih buku yang akan di kirim ke perpustakaan dan juga toko-toko lainnya.

Fahry juga baru datang setelah mengantar ke tempat lain, sejak masuk yang pertama ia lihat adalah Icha yang sedang membersihkan buku-buku yang tersusun rapi agar tidak berdebu.

Fahry kembali melanjutkan pekerjaannya, ia mengambil kardus yang berisi buku yang siap diantarkan lagi.

Sebenarnya ada mobil khusus untuknya mengantar buku, akan tetapi ia lebih memilih motor bututnya untuk mengantar sebab Fahry tidak bisa menyetir mobil.

🌹🌹🌹

Di Cafe.

Anggun duduk termenung sambil menunggu Dino yang tidak kunjung datang.

Hampir satu jam menunggu, hingga membuatnya berdecap kesal.

“Ck... aku sudah sangat bosan! Lama sekali dia datang,” gerutu Anggun dalam hati.

Ia mengambil ponsel miliknya dari dalam tas dan menekan nomor Dino.

Tut! Tut!

Panggilan terhubung.

“Halo, ada apa?” tanya Dino sedikit ketus.

“Kamu dimana? Sudah satu jam aku menunggu disini!” protes Anggun.

“Aku ada di parkiran. Pergilah sekarang ke parkiran, aku menunggumu,” Ujar Dino datar.

“Huftt... baiklah, tunggu.”

Anggun menutup panggilannya dan bergegas membayar minuman yang ia pesan.

Setelah membayar, ia melangkah dengan setengah berlari menuju parkiran. Akan tetapi ia tidak melihat mobil Dino di tempat itu.

Tin! Tin!

Klakson berbunyi, terlihat Dino melambaikan tangannya.

“Oh, ternyata dia memakai mobil baru,” gumam Anggun.

Lalu melangkah menuju mobil tersebut.

“Lama sekali!” gerutu Anggun langsung membuka pintu mobilnya.

“Kita akan ke rumah sakit sekarang,” ujar Dino datar.

“Hah? Kenapa harus ke Dokter?”

“Tentu saja akan memeriksamu, apakah kamu benar hamil atau tidak? Aku tahu wanita sepertimu!” seru Dino.

Anggun termangu mendengar ucapan Dino. Sang kekasih masih berpikir jika Anggun pernah tidur dengan pria lain selain dirinya.

“Aku benaran hamil, Dino! Dan ini adalah anak kamu!” ujarnya penuh penekanan.

“Aku akan percaya jika kamu sudah ke Dokter,” ujar Dino menatapnya tajam.

“Kalau begitu, tidak perlu ke Dokter jika kamu masih meragukan ku. Aku akan menggugurkan bayi ini!” ancam Anggun.

“Berani sekali dirimu!” menggapit kedua pipi Anggun dengan jarinya, hingga Anggun mengaduh kesakitan.

“Aku hanya memastikan!” ujarnya menatap Anggun tajam, lalu melepaskan tangannya.

Dino melaju dengan kecepatan sedang, menuju rumah sakit terdekat.

Sesampainya di rumah sakit, Anggun mendaftar lebih dulu dan duduk menunggu giliran di panggil.

Tidak ada percakapan diantara mereka sejak tadi, Anggun hanya duduk termenung menunggu namanya di panggil.

Drrttt!

Suara getar ponselnya, melihat di layar ponselnya bertuliskan Papa.

“Papa,” lirihnya.

Ia melihat kiri dan kanan, memastikan jika Papanya tidak ada dirumah sakit itu.

Dino mengerutkan keningnya melihat Anggun, seperti sedang mencari seseorang.

“Ada apa?” tanyanya.

“Tidak,” sahut Anggun singkat.

Lalu beranjak dari duduknya sedikit menjauh dari Dino.

“Halo, Pa.”

Setelah meletakkan benda pipih tersebut di daun telinganya.

“Halo, Anggun. Kamu dimana? Papa tidak melihatmu di kamar,” tanya pak Heri.

“A-aku. Aku sedang di luar, Pa. Di tempat temanku,” sahutnya berbohong.

“Oh begitu. Papa baru pulang dari kantor, cepat lah pulang! Ada yang ingin Papa bicarakan,” ujarnya.

“Mm... sebentar lagi Pa. Anggun baru saja bertemu dengan temanku, aku akan pulang nanti jika kamu sudah bicara. Sebab, temanku baru saja pulang dari luar negeri,” imbuhnya kembali berbohong.

“Baiklah. Kalau sudah selesai cepat kembali.”

“Iya, Pa.”

Anggun menghela napas lega, setelah mengakhiri panggilannya dan kembali duduk di tempat semula.

“Ada apa? Apa itu Papamu yang menghubungimu?” tanyanya.

“Kamu tahu dari mana?” masih bicara ketus dengan Dino.

“Semua orang juga dengar disini, kalau bicara di telepon pelankan suaramu!” ejek Dino.

Anggun hanya melirik sekilas.

“Apa yang kalian bicarakan? Sehingga kamu menjauh!” tanya Dino lagi.

“Papa meminta ku pulang,” sahut Anggun.

“Lalu?”

Belum sempat menjawab ucapan Dino, namanya di panggil oleh petugas untuk masuk ke dalam ruangan.

Anggun dan Dino bersamaan masuk, langsung berbaring di bangsal rumah sakit.

Lalu mengoleskan jell di perut Anggun untuk pelumas, petugas meletakkan alat tersebut di perutnya dan menggerakkannya.

Terlihat dari layar monitor yang ada di depan mereka, terlihat janin yang masih kecil berukuran seperti biji kacang.

“Nah, ini Bapak, ibu. Yang terlihat kecil ini adalah calon bayi kalian, memang belum begitu terlihat karena usia kandungannya masih beberapa Minggu.”

Dino menatap layar monitor itu tanpa berkedip, tanpa ia sadari jika Anggun menatapnya.

Setelah selesai, perawat tersebut membersihkan perut Anggun kembali dengan menggunakan tisu dan menyusul Dino yang lebih dulu duduk di kursi berbicara dengan Dokter.

Langkahnya terhenti ketika mendengar perkataan Dino kepada Dokter.

“Apakah bisa tes DNA saat masih di dalam perut?” tanya Dino kepada Dokter.

Deg!

Anggun kembali terdiam, menatap Dino dengan kemarahan namun ia masih menahan amarahnya.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Astuty Nuraeni

Astuty Nuraeni

kasian dedek bayinya

2022-12-24

0

Hanum Anindya

Hanum Anindya

wow si Dino masih belum percaya kalau itu anaknya

2022-11-06

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 TAMAT
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!