Begitu sampai di kediaman keluarganya, Devon langsung masuk ke kamarnya di lantai dua untuk membersihkan diri. Setelah selesai dia terlihat membuka telepon genggamnya untuk mengubungi seseorang. Tak lama menunggu, panggilannya dijawab.
“Hei, tumben nelpon, kangen ya sama mbaknya yang paling cantik," sapa Natasya ketika membaca nama Devon tertera dipanggilan layar HPnya.
“Elo kapan balik?” tanya Devon tanpa basa basi
“Ga dalam waktu dekat kayaknya. Masih banyak kerjaan, lagian adik mbak yang paling cakep kan sudah ga bikin ulah," balas Natasya terdengar senang.
Memang benar beberapa bulan ini laporan tentang Devon hampir semuanya positif dan itu sangat melegakan keluarga besar Brahmana.
“Mau gue bantu ga kerjaannya?"
Devon sedang berusaha menjalankan tujuannya menelpon Natasya.
“Cie..mentang-mentang kemaren bisa nemuin case di unit," canda Natasya mengingat informasi yang dia dengar dari kakak tertua mereka jika Devon dan mentornya nemukan penyimpangan ketika melakukan spot check di salah satu unit bisnis mereka.
“Ya kan masih belajar Mbak, sapa tau di Singapur ada hal baru yang bisa gue dapat," kata Devon merendah.
“Kapan mau ke sini?”balas Natasya yang membuat Devon menyeringai puas tanpa suara.
Yes! Gumamnya dalam hati.
“Kamis dan Jumat depan kayaknya bisa, pas jadwal kuliah gue kosong 2 hari. Dosennya lagi seminar jadi bikin laporan analisis aja. Sekalian gue ambil data di sana ya," jelas Devon lagi.
“Ok Mbak tunggu ya," balas Natasya yang terdengar senang melihat perubahan adik bungsunya itu.
“Oh ya, gue ke sana sama mentor gue ya, terus Mbak yang ngomong ke orang di rumah, masih dalam pengawasan kan gue," ujar Devon lagi hati-hati agar tidak membuat kakaknya curiga.
“ Sip, ntar Mbak yang ngomong ke bos besar." Natasya mengerti aturan ketat yang masih mengikat Devon.
“Thanks ya Mbak, oh ya mau gue bawain apa nih?” Devon berniat membalas kebaikan kakaknya.
“Ih tumben care banget. Ga usah repot di sini ada semua," balas Natasya.
“Ya udah see you Mbak, bye!" Devon pun mengakiri sambungan telpon itu.
Devon kemudian melangkah keluar kamarnya menuju ruang keluarga. Dia melihat kakeknya sedang berada di sana sambil membaca buku. Pemuda itu kemudian duduk di dekat lelaki tua yang langsung mengalihkan pandangannya melihat kedatangan cucu kesayangannya itu.
“Opa kok sendiri, daddy mommy ga ikut pulang?” tanya Devon mengingat seharusnya kedua orang tuanya sudah kembali dari perjalanan ke Jepang untuk menemani Opanya check up.
“Pergi lagi. Ada undangan katanya." Brahmana menjelaskan.
Kemudian dia menutup bukunya dan meletakannya di atas meja. Devon pun kemudian menuangkan teh dari poci ke cangkir yang terlihat sudah kosong. Tuan besar itu melihat tingkah perhatian cucunya itu dengan seksama. Entah kapan terakhir kali cucunya bersikap penuh perhatian seperti ini.
“Hasil check up Opa gimana?” tanya Devon kemudian sambil menyerahkan teh hangat tanpa gula itu pada kakeknya.
“Bagus masih normal, masih boleh makan ramen dan mendaki gunung Fuji," jawab lelaki tua itu terkekeh.
Devon pun tersenyum melihat kakeknya yang masih punya semangat tinggi.
“Opa dengar di divisi business analyst kamu lebih bersinar," pujinya kemudian.
“Timnya bagus masih muda-muda jadi mungkin lebih cocok aja," balas Devon terkesan tidak mau terlalu banyak bicara mengenai magangnya karena dia tahu pasti kakeknya juga mendapat laporan seperti keluarganya yang lain.
“Theo memang berbakat, Opa sudah lihat kemampuan dalam analisis dan kepemimpinannya sejak di masih staff biasa. Begitu dia masuk Top Talent, langsung melejit karirnya," kenangnya.
“Dia juga beruntung punya 2 asisten yang bisa diandalkan, mereka juga sangat membantu," tambah Devon.
“Oh ya, kemaren kamu spot check sama yang wanita itu siapa?” Brahmana mencoba mengingat-ingat laporan yang dia terima.
“Alexandria, Opa," jawab Devon.
“Ya Alexandria, dia juga berbakat. Tahun ini dia harus dipastikan masuk ke top talent," ujarnya lagi yang membuat Devon bertanya-tanya.
“Bukannya top talent untuk level division head, Opa? Alexa kan baru supervisor," tanya Devon.
“Kita harus buat untuk level second layer, Dev. Beberapa tahun belakangan ini banyak orang berbakat kita yang di-hijack oleh kompetitor, ya seperti Mandira Group itu. Staff kita yang merasa karirnya stuck di tempat kita langsung pergi. Dan Opa sudah ingatkan daddy dan kakakmu tentang ini."
Tuan besar itu menghela napasnya.
“Oh ya Opa, minggu depan Devon mau spot check ke unit yang di Singapur sekalian ambil data untuk bahan paper di kampus. Tadi sudah telpon Mbak Natasya."
Devon memanfaatkan celah yang dibuka Opanya untuk memuluskan rencananya.
“Kenapa mesti ke sana?" selidik lelaki lanjut usia itu.
“Kemaren Alexa sempat menyinggung laporan penjualan property di luar Jakarta. Menurutnya ada perubahan prilaku konsumen di sana. Jadi Devon pikir kami bisa ke sana langsung untuk sampling lihat penyebab dan analisa dampaknya apakah tren tersebut akan terjadi juga di Indonesia," jelas Devon berusaha membuat Opanya tidak curiga tentang alasan utamanya pergi ke negeri singa itu.
“Opa senang kamu didampingi orang yang benar dan tepat," perkataan Opanya itu menjadi lampu hijau buat Devon.
“Opa yakin, lama kelaman kamu akan jatuh cinta."
Ucapan pendiri Brahmana Corp itu membuat Devon hampir memuntahkan teh pahit yang sudah berada di tenggorokannya.
“Dunia bisnis itu bisa membuat kita tergila-gila kalau sudah tahu seninya," lanjutnya kakeknya itu lagi sambil terkekeh menatap raut muka Devon yang terkejut mendengar ucapannya yang sebelumnya.
“Dulu, Omamu yang mengenalkan dunia bisnis pada Opa. Kalo dipikir-pikir, mungkin kalau tidak bertemu Omamu, mungkin Opa sekarang hanya jadi pensiunan pegawai negeri biasa," kenang laki-laki tua itu.
Devon tersenyum haru setiap kali dia melihat masih ada pancaran cinta di mata kakeknya setiap kali mengenang atau menceritakan almarhumah neneknya. Mereka berdua pun larut dalam kenangan masing-masing dengan orang yang sama-sama mereka cintai itu. Devon pun memutuskan untuk menemani kakeknya dan tidak kembali ke penthousenya malam itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Etik Widarwati Dtt Wtda
kakek ....
2024-06-06
0
tarip03🍁
ky nya opa selain bakat berbisnis jg bakat jd cenayang.. km akan jatuh cinta sama mentormu,Devon.. aku yg senang😍
2021-11-08
5
anotherbyl
aduhhh... mesem2 teruss niii
2021-11-07
3