Episode 2-Prolog Devon Brahmana Putra

Devon Brahmana Putra

Di sebuah apartemen di sudut kota Melbourne, Devon Brahmana Putra yang sengaja dikirim oleh Edward Brahmana untuk kuliah bisnis manajemen di Negeri Kanguru itu agar kelak dia bisa membantu usaha Brahmana Corp bersama kedua kakaknya, masih tertidur pulas setelah menghabiskan malam panjang dengan teman-temannya di sebuah klub malam.

Pemandangan ini bukanlah hal yang baru, alih - alih serius menempuh pendidikan, Devon yang dari kecil selalu dimanja oleh ibu dan omanya malah tidak memedulikan semua target yang telah diberikan oleh ayahnya. Devon tidak terlalu tertarik dengan dunia bisnis, impiannya adalah menjadi seorang pilot pesawat tempur, namun tidak pernah disetujui oleh orang tuanya.

Drrrt drrttt drrtt!

Terdengar getar suara panggilan di handphone Devon yang terletak di dekat meja kecil di sebelah ranjangnya. Entah di deringan keberapa, jerit telepon pintar tersebut berhasil membuat kesadarannya terusik. Dengan mata yang masih terpejam, tangan laki-laki itu berusaha menggapai benda pipih itu dari atas meja, meraba - raba dengan kasar sehingga membuat alat komunikasi tersebut terjatuh ke lantai parket kamarnya.

Shit! Siapa sih yang mengganggu pagi-pagi begini. Umpat Devon dalam hati.

Dengan malas dia menyibak selimut yang menutupi tubuhnya yang bertelanjang dada dan menurunkan kakinya dari ranjang besar itu kemudian membungkuk meraih handphone yang tergelatak di dekat kaki meja. Dengan gusar dia melihat layar smartphone berlambang buah sompel itu.

Terlihat banyak notifikasi dari semua platform social media yang ia punya. Tanpa membaca lebih jauh Devon membuka notifikasi miscalled dan mendapatkan ada panggilan tidak terjawab dari 'Bawel 1', panggilan Devon untuk Natasya kakak perempuannya.

Drrt drrt drrt!

Handphone itu kembali bergetar dan Devon menekan tanda terima panggilan dengan mimik muka malas dan mata yang hampir terpejam kembali.

“Devon!! Kamu di mana? Mbak telpon dari kemaren ga diangkat, WA ga dibales. Kamu ngapain lagi sih? Ga tau kalo daddy lagi cariin kamu? Kok kamu diam aja? Kamu kenapa? Sakit?”

Tanpa jeda Natasya memberondong Devon dengan segudang pertanyaan.

Devon selalu membuat Natasya khawatir. Ulah apa lagi yang dia lakukan sampai sampai Edward ayah mereka memerintahkan Natasya untuk menjemput paksa adik bungsu kesayangannya tersebut agar segera pulang ke Jakarta.

Kesibukan Riana mamanya yang juga berkecimpung dalam bisnis keluarga tersebut benar - benar telah menyita banyak waktunya sehingga kadang terlupa akan perkembangan kuliah anak bungsunya. Akhirnya Natasyalah yang selalu mendapat tugas memeriksa Devon karena memang mereka lebih dekat satu sama lain. Berbeda dengan Adrian kakaknya yang sudah angkat tangan dengan kebandelan adiknya tersebut sejak zaman SMA.

“Hmmm," jawab Devon sekenanya dengan nada malas.

Hal tersebut membuat Natasya langsung mengalihkan panggilan ke video call. Melihat Devon yang masih bertelanjang dada dan muka mengantuk di kamar tidur pada hari kuliah benar-benar membuat Natasya kehabisan kata-kata.

“Devon, dengar! Mbak sudah ga bisa handle Daddy ya. Kamu kenapa lagi sih? Daddy minta kamu sekarang balik ke Jakarta," ucap Natasya.

“What the hell!" ucap Devon terkejut. "Ah ga mau.. males. Devon kan masih kuliah Mbak. Masak balik. Daddy kangen aja kali. Bilang aja, ntar libur semester Devon pulang ya," rayu Devon dengan menampilkan senyum tak berdosanya.

“Kuliah apa Devon, ini sudah hampir empat tahun dan kamu masih gitu - gitu aja ga ada tanda-tanda mau tamat," ujar Natasya lagi.

Dari kejauhan terdengar tangis anak kecil memanggil-manggil ibunya.

"Mommy mommy hiks hiks hiks!"

Natasya memalingkan mukanya dari layar HP ke arah suara anak kecil tersebut. Ternyata itu Michiko anaknya yang sedang merajuk berlari kecil ke arahnya.

“Devon, Mbak tutup dulu ya. Nanti mbak telpon lagi," ujar Natasya memutuskan sambungan telepon tersebut.

Saved by the bell*!*

Devon girang dan langsung melempar HP tersebut ke atas ranjang.

Terlepas dia dari omelan kakaknya untuk hari ini. Perkara perintah Edward Brahmana yang meminta dia untuk pulang nanti saja dipikirkan. Begitu gumamnya dalam hati.

Seperti itulah Devon, anak bungsu manja dari keluarga kaya yang selalu menggampangkan segala sesuatu.

Sejak cita-citanya menjadi pilot pesawat tempur dihalangi oleh orang tuanya, membuat Devon menjadi seenaknya dan pembangkang. Paksaan kedua orang tuanya agar Devon mengambil kuliah manajemen bisnis ia diterima dengan segala macam persyaratan. Salah satunya dia hanya mau kuliah di luar negeri. Tujuannya satu yaitu kebebasan. Bebas dari keluarga yang selalu mengatur hidupnya tanpa pernah menanyakan apa yang dirasakan oleh anaknya.

Devon mulai bergerak ke kamar mandi dan berniat untuk menyegarkan tubuhnya yang ternyata masih diselimuti bau rokok dan alkohol. Hampir setiap hari dia begitu. Tidak terlalu serius kuliah, Devon lebih sering nongkrong dengan teman-temannya di café atau klub malam. Gonta ganti teman kencan, berlibur bersama, pesta, menjajal olah raga esktrem dan kegilaan lainnya yang tentu bisa dilakukannya dengan mudah. Karena sokongan keuangan dari Riana ibunya yang selalu mengirim uang esktra setiap kali Devon kehabisan dana yang sengaja dibatasi oleh ayahnya.

Dan benar saja, sebulan kemudian Devon sudah kembali ke Jakarta. Dengan terpaksa tentunya. Bagaimana tidak, semua akses keuangannya ditutup oleh ayahnya, sementara ibu dan kakak-kakaknya sudah tidak bisa berbuat apa - apa lagi. Semua urusan administrasi kuliahnya telah diurus oleh ayahnya untuk dipindahkan ke Jakarta

dengan jurusan yang sama tentunya.

Ruang keluarga itu menjadi ruang pengadilan dadakan buat Devon. Dia duduk di sofa single yang menghadap ke arah beberapa sofa panjang yang berjejer di depan samping kiri kanan meja kayu berlapis kaca yang telah dipenuhi beberapa cangkir teh. Formasi lengkap, bahkan kedua kakak iparnya, Katharina istri dari Adrian dan Keitaro suami dari Natasya pun ada tak terkecuali kakeknya Brahmana Sailendra.

Mengapa tidak sekalian saja Marcel dan Michiko ikut gumam Devon dalam hati.

Devon sudah bisa membaca situasi yang akan terjadi setelah ini. Tidak mungkin ia mengeluarkan jurus sok manja kepada Riana dan Natasya, dia akan kehilangan harga dirinya. Apa pun yang akan terjadi dia akan menyuarakan hatinya. Dia bukan anak kecil yang bisa diatur lagi, dia sudah berumur 22 tahun.

Dia mau hidup yang sesuai dengan keinginannya. Bukan skenario yang telah tersusun rapi dari keluarganya lebih tepat lagi ayahnya. Walau posisinya tawar, penutupan akses keuangan sudah cukup membuatnya tidak berkutik. Tapi dia sudah bertekad untuk membuat sebuah kesepakatan.

“Ok, aku akan magang di Brahmana Corp. dan melanjutkan kuliah di sini. Setelah itu aku akan buktikan kalau aku bisa menangani proyek di Brahmana Corp. Tapi dengan satu syarat, jangan atur kehidupan pribadiku!" balas Devon setelah mendengarkan keputusan keluarga yang disampaikan Adrian kakaknya.

“Devon, yang sopan kalo bicara dengan orang yang lebih tua!" ujar Natasya langsung menegur Devon setelah melihat gelagat Edward ayahnya makin terlihat jengkel.

Riana langsung mengusap lembut tangan Edward suaminya ketika Edward akan membalas ucapan Devon, menahan agar lelaki itu tidak naik darah yang akan berakibat buruk terhadap hipertensi yang dia idap.

Devon mengangkat tubuhnya dari sofa itu dan langsung meraih handle pintu tanpa melihat lagi ke belakang. Ia merasa sudah cukup mendengarkan semua penghakiman dan hukuman yang harus dia jalani. Adrian terlihat berdiri untuk menyusul Devon namun suara Brahmana Sailendra menghentikan langkahnya.

“Biar saja, tak usah kau kejar dia Adrian," ujarnya sambil memainkan cincin di jarinya.

"Setidaknya dia sekarang sudah ada di sini. Pastikan saja dia memulai magang dan kuliahnya dengan benar. Buat dia sibuk, jadi tak ada waktu untuk bergaul dengan teman-temannya yang  kacau itu," tambah Brahmana Sailendra.

Ruang keluarga itu kembali sunyi, semuanya sibuk dengan lamunan masing-masing. Memang di antara ketiga keturunan Brahmana itu hanya Devon yang susah diatur. Berbeda dengan Adrian dan Natasya yang hampir tidak pernah membantah dan mengecewakan kakek dan orang tuanya bahkan untuk urusan jodoh sekali pun.

Apakah karena jarak umur Devon yang cukup jauh dari Adrian dan Natasya, entah karena kasih sayang yang berlebihan yang dia terima dari kakek neneknya dulu? Tapi bukankah hampir di setiap keluarga ada saja yang seperti itu?

Terpopuler

Comments

duoNaNa

duoNaNa

/Facepalm//Facepalm/

2024-05-27

0

Uya Memang Surya

Uya Memang Surya

iya ada aja yg seperti itu😅

2022-11-16

1

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus ceria

2022-10-17

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1- Prolog Alexandria
2 Episode 2-Prolog Devon Brahmana Putra
3 Episode 3-Am Single and Very Happy
4 Episode 4-Penawaran Theo
5 Episode 5-Baby Sitter Tuan Muda
6 Episode 6-Tuan Muda Berhutang
7 Episode 7-Keluar Dari Rumah Besar
8 Episode 8-Panggil 'Devon' Saja
9 Episode 9-Cerita Ninda
10 Episode 10-Masih Akan Bersama
11 Episode 11-Berpisah Itu Mudah?
12 Episode 12 - Spy On You
13 Episode 13-Hi Neighbor!
14 Episode 14-Malam Minggu
15 Episode 15 - Bucket List
16 Episode 16 - Ke Markas
17 Episode 17 - Saputangan
18 Episode 18 - Saputangan 2
19 Episode 19 - Man Talk
20 Episode 20 - Monday Madness Again
21 Episode 21 - Terjebak Nostalgia
22 Episode 22 - I Love You
23 Episode 23 - Nineoneone
24 Episode 24 - Kaitan Masa Lalu
25 Episode 25 - Kejutan
26 Episode 26 - Jamuan Makan Malam
27 Episode 27 - Sepasang Gelang Tali Merah
28 Episode 28 - Si Usil
29 Episode 29 - Opa Kepo
30 Episode 30 - Ajakan Kencan
31 Episode 31 - Sakit Perempuan
32 Episode 32 - Am Worry Bout You
33 Episode 33 - Brotherhood
34 Episode 34 - Taruhan
35 Episode 35 - Menahan Hasrat
36 Episode 36 - Nyawa Terakhir
37 Episode 37 - Mengungkapkan
38 Episode 38 - Pohon Pisang, Berjantung Tak Berhati
39 Episode 39 - Time Heals?
40 Episode 40 - Kiriman Siapa?
41 Episode 41- Cemburu
42 Episode 42 - Masih Cemburu
43 Episode 43 - Melunasi Hutang
44 Episode 44 - Interogasi
45 Episode 45 - Terhipnotis
46 Episode 46 - Mimpi Buruk Yang Kembali
47 Episode 47 - Membuka Diri
48 Episode 48 - Stand By Your Man
49 Episode 49 - Siasat
50 Episode 50 - Is it a farewell?
51 Episode 51 - Hampa
52 Episode 52 - Bidadari dan Sang Dewi
53 Episode 53 - DNA
54 Episode 54 - You Are The Reason
55 Episode 55 - Sahabat
56 Episode 56 - Sang Pemburu
57 Episode 57 - Tuduhan
58 Episode 58 - Rumor
59 Episode 59 - Kucing Angora
60 Episode 60 - Love Is In The Air
61 Episode 61 - Membelamu
62 Episode 62 - Menunggumu Datang
63 Episode 63 - Menjemputmu Pulang
64 Episode 64 - Sandaran Hati
65 Episode 65 - Sutradara
66 Episode 66 - Rusa Di Belantara
67 Episode 67 - Manuver
68 Episode 68 - Dia Milikku Bukan Dia Untukku
69 Episode 69 - Cast
70 Episode 70 - Sepasang Owa Jawa
71 Episode 71 - Astana Jomantara
72 Episode 72 - Istana Brahmana
73 Episode 73 - Woman Talk
74 Episode 74 - Ayah.....
75 Episode 75 - Terima kasih (Lagi)
76 Episode 76 - Dilema
77 Episode 77 - Buah Simalakama
78 Episode 78 - Sore Berdarah
79 Episode 79 - Firasat
80 Episode 80 - Keresahan
81 Episode 81 - Sorot Matamu Yang Berbeda
82 Episode 82 - Heart to Heart
83 Episode 83 - Onak dan Duri
84 Episode 84 - Melawan Dunia
85 Episode 85 - Sepenggal Kisah
86 Episode 86 - Berahasia
87 Episode 87 - Masih Berahasia
88 Episode 88 - Pejantan Lentur
89 Episode 89 - The Girls
90 Episode 90 - Langkah Catur
91 Episode 91 - Menagih Janji
92 Episode 92- Mawar Prahara
93 Episode 93 - Rencana Arika
94 Episode 94 - Memingitnya
95 Episode 95 - Kumau Dia
96 Episode 96 - Mana Tahan!
97 Episode 97 - Permintaan Adrian
98 Episode 98- Sayang..Maaf Ya!
99 Episode 99 - Hampir Saja!
100 Episode 100 - Kekacauan
101 Episode 101 - Tak Bisa Menolak
102 Episode 102 - Berjanjilah!
103 Episode 103 - Pasrah!
104 Episode 104 - Romansa
105 Episode 105 - Asmaraloka
106 Episode 106 - Crazy About You!
107 Episode 107 - New Day
108 Episode 108 Dibuang Sayang
109 Episode 109 - Dibuang Sayang (Lagi?)
110 Episode 110 - DNA - Till Death Do Us Part
111 Episode 111 - DNA - Hanya Rindu
112 Episode 112 - DNA - Perempuan Dalam Kenangan
113 Episode 113 - DNA - Sewindu
114 Episode 114 - DNA - Memori
115 Episode 115 - DNA - Bunda
116 Episode 116 - DNA - Life Begins At 40?
117 Episode 117 - DNA - You're Still The One
118 Episode 118 - DNA - Ibu dan Ubi
119 Episode 119 - DNA - Jasmine dan Bunga
120 Episode 120 - DNA - Rasa Yang Terpendam
121 Episode 121 - DNA - Menghapus Jejakmu
122 Episode 122 - DNA - Dia
123 Episode 123 - DNA - Ada dan Tiada
124 Episode 124 - DNA - Pilihan
125 Episode 125 - DNA - Suara Itu
126 Episode 126 - DNA - Gelisah
127 Episode 127 - DNA - Takdir
128 Episode 128 - DNA - Mencari
129 Episode 129 - DNA - Our Little Secret
130 Episode 130 - DNA - Rencana
131 Episode 131 - DNA - The D Day
132 Episode 132 - DNA - Apa Yang Telah Terjadi?
133 Episode 133 - DNA - It's All Coming Back to Me
134 Episode 134 - DNA - Ini Mimpi?
135 Episode 135 - DNA - While We Were Away
136 Episode 136 - DNA - Menangkap Basah
137 Episode 137 - DNA - Amarah
138 Episode 138 - DNA - Tak Ingin Pisah Lagi
139 Episode 139 - DNA - Don't Wanna Miss A Thing
140 Episode 140 - DNA - Memulai Permainan
141 Episode 141 - DNA - Pilu
142 Episode 142 - DNA - Terlanjur Basah
143 Episode 143 - DNA - Early Celebration
144 Episode 144 - DNA - Boomerang
145 Episode 145 - DNA - Sepasang Tupai Yang Terjatuh
146 Episode 146 - DNA - Too Good To be True
147 Episode 147 - DNA - Pelarian
148 Episode 148 - DNA - Hati Yang Tak Bertepi
149 Episode 149 - DNA - Can't Take My Eyes Off of You
150 Episode 150 - DNA - The Couples
151 Episode 151 - The Clues
152 Episode 152 - DNA - Pengejaran
153 Episode 153 - DNA - Something Are Better Left Unspoken
154 Episode 154 - DNA - Lima Puluh Tahun Lagi
155 Episode 155 - DNA - Waktu Yang Bergulir
156 Episode 156 - DNA - Here We Go Again
157 Episode 157 - Behind The Scene
158 2nd Anniversary
Episodes

Updated 158 Episodes

1
Episode 1- Prolog Alexandria
2
Episode 2-Prolog Devon Brahmana Putra
3
Episode 3-Am Single and Very Happy
4
Episode 4-Penawaran Theo
5
Episode 5-Baby Sitter Tuan Muda
6
Episode 6-Tuan Muda Berhutang
7
Episode 7-Keluar Dari Rumah Besar
8
Episode 8-Panggil 'Devon' Saja
9
Episode 9-Cerita Ninda
10
Episode 10-Masih Akan Bersama
11
Episode 11-Berpisah Itu Mudah?
12
Episode 12 - Spy On You
13
Episode 13-Hi Neighbor!
14
Episode 14-Malam Minggu
15
Episode 15 - Bucket List
16
Episode 16 - Ke Markas
17
Episode 17 - Saputangan
18
Episode 18 - Saputangan 2
19
Episode 19 - Man Talk
20
Episode 20 - Monday Madness Again
21
Episode 21 - Terjebak Nostalgia
22
Episode 22 - I Love You
23
Episode 23 - Nineoneone
24
Episode 24 - Kaitan Masa Lalu
25
Episode 25 - Kejutan
26
Episode 26 - Jamuan Makan Malam
27
Episode 27 - Sepasang Gelang Tali Merah
28
Episode 28 - Si Usil
29
Episode 29 - Opa Kepo
30
Episode 30 - Ajakan Kencan
31
Episode 31 - Sakit Perempuan
32
Episode 32 - Am Worry Bout You
33
Episode 33 - Brotherhood
34
Episode 34 - Taruhan
35
Episode 35 - Menahan Hasrat
36
Episode 36 - Nyawa Terakhir
37
Episode 37 - Mengungkapkan
38
Episode 38 - Pohon Pisang, Berjantung Tak Berhati
39
Episode 39 - Time Heals?
40
Episode 40 - Kiriman Siapa?
41
Episode 41- Cemburu
42
Episode 42 - Masih Cemburu
43
Episode 43 - Melunasi Hutang
44
Episode 44 - Interogasi
45
Episode 45 - Terhipnotis
46
Episode 46 - Mimpi Buruk Yang Kembali
47
Episode 47 - Membuka Diri
48
Episode 48 - Stand By Your Man
49
Episode 49 - Siasat
50
Episode 50 - Is it a farewell?
51
Episode 51 - Hampa
52
Episode 52 - Bidadari dan Sang Dewi
53
Episode 53 - DNA
54
Episode 54 - You Are The Reason
55
Episode 55 - Sahabat
56
Episode 56 - Sang Pemburu
57
Episode 57 - Tuduhan
58
Episode 58 - Rumor
59
Episode 59 - Kucing Angora
60
Episode 60 - Love Is In The Air
61
Episode 61 - Membelamu
62
Episode 62 - Menunggumu Datang
63
Episode 63 - Menjemputmu Pulang
64
Episode 64 - Sandaran Hati
65
Episode 65 - Sutradara
66
Episode 66 - Rusa Di Belantara
67
Episode 67 - Manuver
68
Episode 68 - Dia Milikku Bukan Dia Untukku
69
Episode 69 - Cast
70
Episode 70 - Sepasang Owa Jawa
71
Episode 71 - Astana Jomantara
72
Episode 72 - Istana Brahmana
73
Episode 73 - Woman Talk
74
Episode 74 - Ayah.....
75
Episode 75 - Terima kasih (Lagi)
76
Episode 76 - Dilema
77
Episode 77 - Buah Simalakama
78
Episode 78 - Sore Berdarah
79
Episode 79 - Firasat
80
Episode 80 - Keresahan
81
Episode 81 - Sorot Matamu Yang Berbeda
82
Episode 82 - Heart to Heart
83
Episode 83 - Onak dan Duri
84
Episode 84 - Melawan Dunia
85
Episode 85 - Sepenggal Kisah
86
Episode 86 - Berahasia
87
Episode 87 - Masih Berahasia
88
Episode 88 - Pejantan Lentur
89
Episode 89 - The Girls
90
Episode 90 - Langkah Catur
91
Episode 91 - Menagih Janji
92
Episode 92- Mawar Prahara
93
Episode 93 - Rencana Arika
94
Episode 94 - Memingitnya
95
Episode 95 - Kumau Dia
96
Episode 96 - Mana Tahan!
97
Episode 97 - Permintaan Adrian
98
Episode 98- Sayang..Maaf Ya!
99
Episode 99 - Hampir Saja!
100
Episode 100 - Kekacauan
101
Episode 101 - Tak Bisa Menolak
102
Episode 102 - Berjanjilah!
103
Episode 103 - Pasrah!
104
Episode 104 - Romansa
105
Episode 105 - Asmaraloka
106
Episode 106 - Crazy About You!
107
Episode 107 - New Day
108
Episode 108 Dibuang Sayang
109
Episode 109 - Dibuang Sayang (Lagi?)
110
Episode 110 - DNA - Till Death Do Us Part
111
Episode 111 - DNA - Hanya Rindu
112
Episode 112 - DNA - Perempuan Dalam Kenangan
113
Episode 113 - DNA - Sewindu
114
Episode 114 - DNA - Memori
115
Episode 115 - DNA - Bunda
116
Episode 116 - DNA - Life Begins At 40?
117
Episode 117 - DNA - You're Still The One
118
Episode 118 - DNA - Ibu dan Ubi
119
Episode 119 - DNA - Jasmine dan Bunga
120
Episode 120 - DNA - Rasa Yang Terpendam
121
Episode 121 - DNA - Menghapus Jejakmu
122
Episode 122 - DNA - Dia
123
Episode 123 - DNA - Ada dan Tiada
124
Episode 124 - DNA - Pilihan
125
Episode 125 - DNA - Suara Itu
126
Episode 126 - DNA - Gelisah
127
Episode 127 - DNA - Takdir
128
Episode 128 - DNA - Mencari
129
Episode 129 - DNA - Our Little Secret
130
Episode 130 - DNA - Rencana
131
Episode 131 - DNA - The D Day
132
Episode 132 - DNA - Apa Yang Telah Terjadi?
133
Episode 133 - DNA - It's All Coming Back to Me
134
Episode 134 - DNA - Ini Mimpi?
135
Episode 135 - DNA - While We Were Away
136
Episode 136 - DNA - Menangkap Basah
137
Episode 137 - DNA - Amarah
138
Episode 138 - DNA - Tak Ingin Pisah Lagi
139
Episode 139 - DNA - Don't Wanna Miss A Thing
140
Episode 140 - DNA - Memulai Permainan
141
Episode 141 - DNA - Pilu
142
Episode 142 - DNA - Terlanjur Basah
143
Episode 143 - DNA - Early Celebration
144
Episode 144 - DNA - Boomerang
145
Episode 145 - DNA - Sepasang Tupai Yang Terjatuh
146
Episode 146 - DNA - Too Good To be True
147
Episode 147 - DNA - Pelarian
148
Episode 148 - DNA - Hati Yang Tak Bertepi
149
Episode 149 - DNA - Can't Take My Eyes Off of You
150
Episode 150 - DNA - The Couples
151
Episode 151 - The Clues
152
Episode 152 - DNA - Pengejaran
153
Episode 153 - DNA - Something Are Better Left Unspoken
154
Episode 154 - DNA - Lima Puluh Tahun Lagi
155
Episode 155 - DNA - Waktu Yang Bergulir
156
Episode 156 - DNA - Here We Go Again
157
Episode 157 - Behind The Scene
158
2nd Anniversary

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!