Am single and am very happy
Tap tap tap!
Alexa berlari kecil menuju lift karyawan yang akan membawanya ke lantai 12 tempat tim Business Analyst berkantor. Tentu saja hari Senin adalah hari yang sangat fresh baginya karena selama akhir pekan dia telah mengisi ulang tenaganya. Weekend adalah waktu yang dipergunakan oleh Alexa untuk me time dan memenuhi *bucket list-*nya.
Ritual itu dimulai dari Jumat malam sampai Minggu malam. Jumat lalu dia hangout dengan Ninda sang sekretaris dan Femi si anak analyst officer yang baru bergabung satu tahun di timnya di sebuah café di daerah Kemang yang sedang menampilkan private show salah satu penyanyi favoritnya.
Walau pun mereka bertiga memiliki beda umur yang cukup jauh terutama dengan Alexa, tapi perawakan Alexa yang kecil dan wajahnya yang awet muda serta gayanya yang kasual membuat mereka seperti tiga dara yang seumuran. Jabatan Alexa yang lebih tinggi pun tidak mejadi penghalang untuk mereka bercengkrama di luar jam kerja melepaskan segala atribut dunia kerja mereka.
Sabtunya dia melanjutkan latihan muay thai di fitness center apartemen. Malam minggu dihabiskannya dengan nonton beberapa serial TV favorit yang tidak sempat ditonton selama hari kerja. Kesukaannya adalah Criminal Mind dan sejenisnya, sesekali drama korea yang sedang hits mengikuti hasil referensi dari Ninda dan Femi tentunya.
Minggu pagi beberes apartemen dan belanja ke super market atau mall yang terdekat dan kemudian dilanjutkan dengan relaksasi di spa langganannya bersama sahabat terbaik Arika.
What life! I am single and I am very happy.
Sebenarnya ada beberapa kali Theo dan Arika mencoba menjodohkan Alexa dengan kenalan mereka tapi Alexa selalu tidak menganggap serius para lelaki tersebut. Tak jarang juga beberapa bos dan karyawan dari divisi lain mencoba menggodanya karena penasaran dengan sikap pendiam Alexa terhadap orang di luar tim analyst.
Ya benar, yang tahu sifat asli Alexa hanya timnya di business analyst. Di luar itu ia akan bersikap seperti seorang wanita karir yang serius, miskin ekspresi dengan pemilihan kosa kata baku yang kaku.
Begitu juga ketika dia ditawari untuk pindah divisi, Alexa menolak karena dia sudah sangat nyaman dengan Theo. Memulai karir sebagai sekretaris Theo kemudian perlahan belajar cara menganalisa data perusahaan sampai kemudian dia bisa sampai di posisi supervisor.
Tak jarang ada saja suara nyinyir yang menggosipkannya di belakang jika dia dan Theo ada hubungan khusus, tapi Alexa menanggapinya santai, begitu juga dengan Theo dan Arika. Hal itu tidak membuat persahabatan mereka retak. Alexa tau rasanya dikhianati sehingga dia tidak akan menyia-nyiakan tulus persahabatannya dengan Arika, bahkan Theo sudah menganggap Alexa sebagai adiknya sendiri.
Tim inilah yang tau persis keterpurukan Alexa dari pengkhianatan Mahesa. Bagaimana ia bangkit menjadi pribadi yang lebih baik, kuat dan tidak meratapi takdir. Theo dan Arika yang membuka wahana cara berpikirnya untuk melihat dunia dengan cara yang berbeda. Tapi mungkin agak sedikit over dosis karena Alexa jadi terlalu menikmati hidup dan lupa untuk memiliki pendamping.
“Morning..Guten Morgen..Annyunghaseyo…sugeng enjing!” sapa Alexa dengan suara cempreng ketika memasuki kantor Tim Business Analyst dengan senyum yang merekah.
Walau pun salamnya hanya dijawab sekilas oleh beberapa timnya yang terlihat sedang (sok) sibuk membuka PC dan laptop masing-masing, Alexa sudah maklum dengan monday madness syndrome momok para pekerja kantoran itu yang tidak berlaku untuknya. Dengan langkah riang ia menuju ruang kaca tempat dia menghabiskan waktu kerjanya dari Senin sampai Jumat.
Ruang kaca yang diberi sandblast atau stiker khusus, sehingga membuat ia tidak bisa melihat kehadiran sosok laki-laki yang sudah duduk di kursi meja kerjanya. Langkah Alexa terhenti begitu melihat pemandangan tak biasa itu, dengan mulut yang melongo dan raut muka bloon dia perlahan melakukan moon walk dan melepaskan handle pintu yang telah ia buka perlahan agar tertutup lagi.
Membalikan badan kemudian menatap seluruh ruang yang terdiri dari beberapa kubikel sebagai pemisah meja kerja para analyst di tim tersebut. Semua diam tidak menghiraukan sorot mata penuh tanda tanya Alexa, bahkan sebagian dari mereka pura-pura tidak melihat.
Siapa laki - laki asing yang sedang duduk di sana!?
Alarm tanda bahaya di kepala Alexa langsung bereaksi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Uya Memang Surya
hahahha ngapain sih lex😂
2022-11-16
1
fifid dwi ariani
trus bahagia
2022-10-18
0
Anis
si devon ini.. si dedek badung
2022-05-22
1