Akhir pekan kembali menghampiri. Sabtu ini Devon tidak pulang ke rumah besar karena semua keluarganya sedang berada di luar negeri dengan acara masing-masing. Devon pun merencanakan untuk melakukan olah raga di fitness center yang ada di komplek apartemennya. Area fitness center itu berlantai parket dan dikelilingi oleh kaca membuat kesan luas dan mewah.
Setelah meletakan tas olah raganya di locker, dia memulai kegiatan fitness dengan menjajal treadmill yang berada di ujung ruangan yang berbentuk hampir seperempat lingkaran mengikuti lekukan garis gedung apartemen itu. Tidak banyak member sepertinya pagi ini, hanya terdengar ada orang yang sedang berlatih di sudut ruangan latihan beban. Dari suara yang ditimbulkan sepertinya orang tersebut sedang meninju atau menendang samsak.
Sudah merasa cukup melakukan pemanasan dengan treadmill, kemudian lelaki yang memakai kaos tanpa lengan berwarna abu-abu muda yang dipadukan dengan celana olah raga parasut longgar itu berjalan ke arah abdominal bench yang ada di dekat area angkat beban, sedikit berbelok dari arah treadmill berada.
Pandangan matanya terhenti ketika melihat seorang gadis yang sedang meninju dan menendang samsak di sudut ruangan. Posisi gadis itu membelakangi arah abdominal bench yang akan dipakai Devon.
Gadis yang mengenakan baju kaos tipis longgar yang membalut sport bra warna hitam yang dipakainya serta celana legging dengan warna senda itu terlihat memusatkan mata pada objek yang berusaha ia taklukan, sehingga tidak menyadari ada sesosok laki-laki sedang memperhatikannya.
Senyum terukir di sudut bibir lelaki itu ketika mengenali gadis petinju yang tak jauh darinya. Karena menangkap bahwa gadis itu tidak menyadari kehadirannya, Devon melanjutkan niatnya untuk melatih otot perutnya dan mulai menaiki alat fitness yang dia tuju.
“Hai Al! Sorry ya telat," ujar seorang pria sambil berjalan ke arah Alexa yang seketika langsung mengalihkan pandangannya ke arah suara itu.
Alexa hanya tersenyum sambil mengontrol deru napasnya sambil memegang samsak yang tergantung agar tidak bergerak setelah mendapat tendangan darinya.
“Tumben elo bawa temen," ujar lelaki itu ketika sudah berada di dekat Devon.
“Hai! Gue, Ade," ucapnya ke arah Devon.
Alexa yang tidak merasa membawa teman hendak menyanggah perkataan Ade yang menjadi coach muay thainya itu, mengalihkan pandangannya ke arah sosok laki-laki yang telah berdiri di samping bangku alat fitness sambil menyeka keringatnya dengan handuk kecil.
Alexa pun mengenali lelaki itu. Keningnya terlihat berkerut menunjukan bahwa dia terkejut dan sedang berpikir mengapa Devon ada di sana dan sudah berapa lama, mengapa dia tidak menyadarinya.
Belum sempat Alexa menanggapi ucapan coachnya dan menyapa Devon, Ade langsung memerintahkan untuk memulai sesi latihan muay thainya. Alexa pun kembali melakukan tendangan dan pukulan yang ditujukan ke tangan Ade yang telah memakai punch mitt sebagai sparing partnertnya .
Sementara Devon melanjutkan aktivitasnya dengan mengangkat beban. Sesekali dia melirik ke pantulan kaca yang memperlihatkan Alexa dengan kegiatannya.
Terpikir olehnya untuk mendekatkan diri ke gadis itu. Bukan apa-apa. Tapi dia memang membutuhkan kecerdasan dan kedewasaan Alexa untuk menyelesaikan magang serta kuliahnya. Keluarga, terutama ayahnya tentu tidak akan mempermasalahkan jika dia akrab dengan mentornya itu. Toh, semua untuk urusan pekerjaan.
Huh!
Edward Brahmana memang sudah sangat mengekang hidupnya sejak ia kembali dari Melbourne. Tidak hanya memaksa untuk magang dan melanjutkan kuliah saja tapi dia juga meminta Adrian menempatkan mata-mata di club-club yang sering menjadi tempat nongkrong bersama teman-temannya di masa sebelum pindah ke Melbourne.
Cukup sekali ia mencoba memasuki surga dunia itu, keesokan harinya notifikasi pemblokiran semua akses keuangan sudah terpampang manis di ponselnya.
Ternyata Ayahnya tidak main-main kali ini. Hal yang sama terjadi ketika ia menghabiskan akhir pekan berdua dengan salah satu mantan kekasihnya yang dianggap memberi pengaruh buruk pada dirinya.
Ya, bagaimana pun dia tidak mau melewati hari-harinya seperti robot. Brahmana Corporation, rumah besar dan keluarganya yang mengekangnya.
Satu-satunya berkah yang akhirnya disyukuri adalah tinggal satu apartemen dengan Alexa. Tentu gadis ini tidak masuk kriteria yang diblacklist oleh keluarganya.
Alexa tidak genit, sopan, tidak suka cari perhatian, dewasa, pastinya tidak masuk ke dalam kriteria gadis yang menjadi teman kencannya. Dan sepertinya di luar kantor dia tidak sekaku ketika jam kerja.
“Ok Al, break time!" ujar Ade setelah hampir setengah jam melatih pukulan dan tendangan.
Alexa pun membuka sarung tinju yang membalut tangannya menyisakan hand wrap yang masih melekat erat di pergelangan tangannya. Meraih handuk yang terletak di bench alat fitness di dekatnya untuk membersihkan wajah dan lehernya yang basah oleh keringat, kemudian ia meneguk air dari botol air mineral yang telah tersedia di sana.
Langkah kaki Alexa membawanya ke dekat Devon yang masih terlihat bermain dengan alat angkat beban berkatrol itu. Devon pun meghentikan kegiatannya begitu menyadari Alexa sudah berada di dekatnya.
Alexa melemparkan botol air mineral yang bergeletak di dekatnya. Aura petarung muay thai masih terbawa. Dengan tangkas Devon menyambut botol itu.
“Thanks neighbor!" ucap Devon.
Sontak kata-kata yang terlontar dari mulut Devon membuat Alexa terkejut.
Tetangga? Maksudnya apa nih gumam Alexa.
“Memangnya tinggal di sini? Bukannya di Bogor?” selidik Alexa tanpa bisa menyembunyikan rasa penasarannya.
Jelas saja gadis itu penasaran selama ia menempati apartemen ini tak sekali pun ia pernah melihat Devon, bahkan ia juga tak pernah mendengar hal ini sebelumnya.
“Ya iyalah, makanya kita tetangga beda lantai," jawab Devon sambil tersenyum melihat raut muka Alexa yang kebingungan.
“Kok ga ngasih tau?” cerca Alexa lagi.
“Wajib gitu?” jawab Devon santai.
“Oh ya, yang punya mah bebas!" pangkas Alexa memutar langkahnya untuk kembali melanjutkan latihan muay thainya.
Tentu saja! Apartemen ini kan punya Brahmana Corporation, pasti tuan muda itu bisa tinggal sesuka hati di semua properti milik keluarganya, gumam Alexa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Etik Widarwati Dtt Wtda
tetangga yg punya bebas
2024-06-06
0
Uya Memang Surya
holang kayah mh bebas ya al🤣
2022-11-17
0
fifid dwi ariani
trus sehat
2022-10-18
0