Cerita Ninda
Ninda merasa agak kikuk bersama Devon. Tuan muda yang merasa bosan melihat kemacetan lau lintas itu kemudian membuka percakapan dengan Ninda.
" By the way, tadi kalian recananya mau ke mana?” tanya Devon sambil melirik gadis itu sekilas. Ninda yang dari tadi melamun sambil memerhatikan lalu lintas di depannya langsung menoleh ke arah Devon.
“Oh itu…biasa ritual menyambut weekend," balas Ninda. Melihat Devon mengernyitkan keningnya, Ninda langsung menambahkan.
“Biasanya Jumat malam, aku, Mbak Alexa dan Femi pergi nongkrong di café nonton performance penyanyi-penyanyi favoritnya Mbak Alexa. Ga selalu bertiga sih, tapi seringnya begitu," jelas Ninda lagi.
Mendengar itu Devon jadi tertarik ingin tahu lebih banyak tentang Alexa. Seminggu ini Devon mengira Alexa seorang yang kolot dan sepertinya kehidupannya lurus-lurus saja.
Ninda yang menangkap mimik muka Devon yang seakan meragukan jawabannya kemudian mulai tidak bisa berhenti menceritakan kegiatan Alexa di luar jam kerja dan seperti apa Alexa di balik sikap profesionalnya di kantor.
“Kenapa? Mas Devon ga percaya kalo Mbak Alexa anak nongkrong juga?” ujar Ninda sambil tersenyum.
“Kalo kerja emang Mbak Alexa itu serius banget, apa lagi kalo sama orang yang belum dia kenal. Tapi aslinya Mbak Alexa itu asyik dan baik banget suka bantu kita-kita kalo lagi ada masalah. Mau masalah kantor, malasah keluarga dan lain-lain. Tempat curhat anak analyst pokoknya," celoteh Ninda membanggakan Alexa yang memang sangat dia kagumi apa lagi setelah tahu bagaimana Alexa menjalani hidupnya setelah pengkhianatan calon suaminya.
“Oh ya? Tapi kok kayak jutek dan dingin gitu kalo sama yang lain?” tanya Devon lebih jauh.
“Iya, Mbak Alexa kalo di luar tim analyst emang terkesan jutek dan dingin, soalnya dia sering digodain sama karyawan divisi lain karena sampai berumur 30 tahun masih sendiri dan ga pernah punya hubungan dengan lawan jenis. Bahkan suka digosipin, dibilang lesbi lah, simpanan bos - bos lah," ujar Ninda dengan bibir merengut mengingat hal itu.
“Really? Tiga puluh?” tanya Devon seakan tidak percaya begitu mengetahui umur Alexa.
“ Ga kelihatan ya? Kalo kami jalan bertiga, orang-orang pasti anggap kami seumuran. Mbak Alexa itu ga cantik tapi manis, makin lama dilihat makin kelihatan auranya. Apa lagi kalo sudah bahas kerjaan, kelihatan smart banget.” Tak henti Ninda memuji Alexa.
Untuk yang satu ini Devon mengakuinya, karena selama seminggu magang dengan Alexa, dia juga melihat hal yang sama.
Benar, Alexa bersikap dewasa dan tidak kegenitan seperti gadis-gadis lain yang sering Devon temui. Apa lagi jika mereka sudah tahu jika Devon adalah salah satu pewaris Brahmana Corporation, makin menggila gadis-gadis itu mencoba mendekatinya. Tentunya selama ini Devon memanfaatkan mereka untuk bersenang-senang saja.
“Oh ya? Kenapa Alexa digosipin jadi simpanan bos - bos?" tanya Devon penasaran.
“Orang sirik itu Mas. Gegara Mbak Alexa tinggal di apartemen di daerah Semanggi," jawab Ninda.
“Hebat dong! Apartemen di daerah Semanggi kan termasuk mahal," selidik Devon.
Jelas saja orang menggosipkan seperti itu pikirnya, dengan posisi sebagai supervisor pun rasanya akan berlebihan jika Alexa mampu tinggal di sana.
“Ya gitu kalo warga +62 sukanya ngarang-ngarang cerita tanpa cari tahu kebenarannya. Itu loh Mas, apartemen yang di take over sama Brahmana Corp. Kan perusahaan ngasih fasilitas nyicil apartemen buat karyawan yang sudah berkeja lebih dari 5 tahun dengan diskon hampir separuh harga loh. Baik banget kan Tuan Brahmana. Lagian orang tua Mbak Alexa itu kepala perkebunan sawit yang cukup berada lah. Mbak Alexa ambil yang tipe studio bukan yang besar yang lebih terjangkau cicilannya dan deket dari kantor," jelas Ninda dengan rinci.
Devon mendengarkan dengan seksama cerita Ninda, dan dia tersenyum menyadari bahwa dia dan Alexa akan tinggal di apartemen yang sama dalam hitungan minggu.
“Eh, Mas Devon. Aku turun di halte itu aja. Rumahku mesti masuk ke gang yang dekat halte," ujar Ninda ketika mereka baru keluar dari pintu tol.
“Terus kamu ke dalam naik apa? ini udah malam banget loh," jawab Devon tidak mau terjadi apa-apa dengan Ninda.
“Aku dijemput adikku. Tadi sudah di WA. Nah.. tuh yang di motor itu Radit adik aku," jawab Ninda menunjuk ke arah seorang laki-laki yang berdiri di sebelah motor yang terpakir sebelum halte. Ninda mengucapkan terima kasih dan turun dari mobil Devon.
Setelah memastikan Ninda aman bersama adiknya, Devon pun melanjutkan perjalanannya pulang. Ia memacu mobil BMW 320i sport warna metalik itu dengan kencang setelah memasuki jalan tol.
Senyum tergambar di wajahnya, entah kenapa dia merasa senang mengetahui kehidupan Alexa yang diceritakan Ninda. Tentu saja tuan muda itu semakin penasaran ingin mengetahui lebih banyak tentang mentornya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
Etik Widarwati Dtt Wtda
penasaran y mas devon
2024-06-06
0
yaya
Ya ampyun bru nemu novel ini....bgussssss bgt ceritanyaaaa
2022-12-24
0
Uya Memang Surya
sudah ada benih2 bunga 😂
2022-11-16
0