Alexandria

Alexandria

Episode 1- Prolog Alexandria

Alexandria Setiady

Alexa sedang menatap laptop di meja kerjanya ketika bunyi pintu kaca di ruangannya terbuka dengan kasar. Matanya mengernyit di balik lensa kaca mata berbingkai hitam itu ke arah suara yang mengganggu konsentrasinya.

Di hadapannya berdiri Dirga Pangestu yang merupakan Assistant Head of Business Analyst orang tertinggi kedua di ruangan itu dengan membawa sebundel dokumen yang langsung dilempar kasar ke meja Alexa.

Alexa menjauhkan jemarinya dari keyboard dan menutup layar laptop, menaikan kaca mata berbingkai hitamnya ke atas kepala dengan tatapan datar menatap Dirga yang telah menghempaskan tubuhnya di sofa di depan meja kerja Alexa.

Kenapa lagi ini, batin Alexa.

“Pusing gue," ujar Dirga sambil mengusap kasar rambutnya.

Pelan Alexa mengambil dokumen yang tergeletak di atas mejanya. Membaca judul dokumen itu dan langsung tersenyum tipis. Meletakan kembali dokumen itu tanpa membuka lebih lanjut ke halaman lainnya.

“Ditolak?” tanya Alexa ke laki-laki bertubuh agak gempal di depannya itu.

“Yah ga ditolak sih, tapi minta revisi. You know lah Lex," jawab Dirga kesal.

“Parahnya, mereka kira kita lagi mencoba menggiring opini agar Core Team menunda proyek ini!" terang Dirga berapi-api.

Alexa diam dan tak menyahut. Dia sudah hapal dengan bagian Business Development yang selalu dikejar target untuk meng-goal-kan lead baru tanpa pertimbangan data yang telah disajikan oleh timnya.

“Lo revisi ya, Lex!" perintah Dirga sambil berusaha mengangkat tubuhnya dari sofa dan langsung berjalan ke arah pintu kaca tanpa menghiraukan Alexa yang langsung melongo.

Belum sampai tangan Dirga meraih handle pintu kaca itu terdengar suara Alexa yang hampir setengah berteriak.

"Loh..kok gue sih Ga? Ini masih banyak kerjaan gue yang deadline. Belum lagi periksa kerjaan Rico CS," tolak Alexa sambil tergesa beranjak dari kursi kerjanya.

“Lex, kalo gue ada waktu ga akan minta elo yang revisi. Kan elo tau, gue mesti nungguin nyokap di RS. Ga keburu gue ngerjainnya," jelas Dirga.

Mendengar alasan Dirga, hati Alexa luluh. Dia tahu kalau Ibu Dirga sudah hampir satu bulan rawat inap di rumah sakit setelah kecelakaan. Sambil menghela napas, Alexa membalikan badan untuk kembali ke meja kerjanya. Melihat hal itu Dirga tersenyum.

“Thanks ya Lex, revisinya ditunggu besok pagi," ujar Dirga dari depan pintu kaca yang belum sempat ia buka.

“Hah!! Besok pagi!” jawab Alexa menepuk jidatnya sendiri. Sementara Dirga telah beranjak kembali ke ruangannya sendiri.

Alexa segera membuka laptopnya kembali dan mencari file data analyst proyek take over perumahan di daerah Bandung Selatan di share folder timnya. Mencermati semua data yang tertera di tiap sheet, membaca ulang semua dengan teliti. Tidak ada data yang bisa dipoles agar terlihat bagus untuk sekedar menyenangkan hati Pak Nugraha sang pimpinan Business Development yang terkenal ambisius.

Dia tidak berniat merevisi data sebelumnya, tetapi membuat kajian baru dari sudut yang berbeda dan menambahkan beberapa hints yang bisa jadi pertimbangan dan jalan keluar jika terjadi beberapa hal yang bisa membuat kerugian pada proyek tersebut.

Hal ini membuat Alexa harus bekerja ekstra dan tentu saja membuat dia terpaksa mengabaikan makan malamnya yang telah dipesankan oleh Ninda sang sekretaris sebelumnya. Alexandria memang seorang workaholic yang sangat bertanggung jawab dan bisa diandalkan oleh Theo dan Dirga.

“Selamat malam Mbak Alexa, hati-hati di jalan!” ucapkan Pak Sobri kepala security yang bertugas jaga di kantornya pada malam itu ketika Alexandria yang terlihat melambaikan tangan sambil tersenyum dan melangkahkan kaki memasuki mobil berlogo Brahmana Corp. yang akan mengantarkannya pulang ke apartemennya.

“Lembur lagi, Mbak?” sapa Pak Nanang ketika Alexa sudah duduk di jok belakang mobil sedan itu.

Alexa hanya mengangguk. “Langsung pulang aja ya Pak, saya sudah ada makan malam," ujar Alexa sambil menunjukan meals box makan malam yang belum disentuhnya.

“Siap!” ujar Pak Nanang sambil melajukan mobil sedan itu ke jalan raya menyatu dengan kendaraan lain yang masih memadati jalanan ibukota sementara Alexa terlihat duduk nyaman dan mulai memejamkan mata.

Setelah hampir satu jam Alexa sampai di apartemennya. Alexa terbangun setelah sayup - sayup mendengar suara yang memanggil namanya.

“Sudah sampai ya? Makasih Pak Nanang," ujar Alexa sambil mengambil tas dan meal boxnya yang tergelak di sebelahnya.

Langkah kecil Alexa di lobby apartemen diikuti oleh tatapan security yang sedang berjaga yang masih sempat melemparkan senyum ke arah Alexa saat ia melakukan prosedur pengecekan seperti biasa. Walaupun sudah hafal dengan hampir semua penghuni apartemen berlantai 20 ini, tapi Alexa menjadi salah satu penghuni favoritnya karena sikapnya yang patuh dan tidak mempersulit pekerjaan para security di sana.

Sampai di kamar apartemennya di lantai 10, Alexandria memencet kombinasi angka untuk akses masuk, meraba dinding sebelah kiri dan mencari saklar lampu, mulai berjalan ke meja makan meletakan tas dan meal box-nya. Ia kemudian membuka pintu kulkas untuk mengambil air minum dan kembali ke meja makan memulai makan malam yang sudah sangat telat.

Hufftt!

Alexa menghembuskan napas kasar.

Tidak terasa beberapa hari pekerjaan kantor sangat menguras tenaganya, karena atasannya Theo sedang cuti dan Dirga wakilnya sedang mendapat musibah sehingga otomatis dia harus mengambil alih beberapa pekerjaan yang sedang kejar tayang termasuk memperbaiki analisa proyek take over apartemen tadi.

Eh…tapi kan besok sudah hari Jumat!! Yippiie….weekend is on the way senangnya, gumam Alexa dalam hati sambil senyum-senyum sendiri.

Walau pun dia seorang pekerja keras tapi Alexa sangat tahu cara balancing life, begitu kira-kira istilahnya. Ada waktunya bekerja mengejar rupiah tentunya harus ada waktu untuk menikmati hidup. Memanjakan diri, me time kata anak sekarang. Mewujudkan semua bucket list-nya tahun ini.

Pekerjaan dan bucket list itulah hidupnya selama lima tahun belakangan ini, tidak ada yang lain termasuk memikirkan pendamping di usianya yang sudah mencapai kepala tiga.

Pendamping? Ah..sudahlah.

Alexa selalu membuang jauh semua hal yang berbau 'pendamping'. Dia tidak mau terlalu memikirkan hal yang telah dikuburnya hampir lima tahun lamanya,

Ya. Kegagalan pernikahannya lima tahun lalu dengan Mahesa, yang telah menjalin cinta monyet sejak masa SMA dengan segala lika-liku. Sempat putus ketika tahun awal kuliah karena berbeda kota dan kesibukan sebagai mahasiswa membuat komunikasi menjadi faktor utama renggangnya hubungan mereka.

Bertemu lagi ketika masa magang di perusahaan yang sama walau pun beda divisi. Menumbuhkan kembali benih cinta di awal masa kedewasaan dan memutuskan LDR setelah menyelesaikan masa magang sampai sama-sama menamatkan kuliah. Keputusannya untuk meninggalkan kota kelahirannya dengan menerima tawaran kerja di kota yang sama dengan kekasihnya.

Pekerjaan sebagai sekretaris Theo yang merupakan suami dari sahabatnya Arika. Tiga tahun lamanya setelah tinggal di kota yang sama dengan Mahesa yang telah sukses menata karir di salah satu Bank BUMN Alexa memutuskan untuk mewujudkan pernikahan dengan satu-satunya lelaki yang mengisi hatinya.

Semua orang pasti beranggapan bahwa hubungan Alexa dan Mahesa sudah sangat jauh mengingat lamanya masa kebersamaan mereka. Apa lagi jaman sekarang di mana hubungan pacaran bisa sangat terbuka, pergaulan bebas bukan hal yang mengejutkan di kota Jakarta. Namun itu tidak berlaku pada Alexa, selama bersama Mahesa dari jaman cinta monyet sampai cinta gorilla pun mereka hanya saling berpegangan tangan selama jalan atau nonton.

Berpelukan dan mengecup kening atau pipi saat hari special atau saat salah satu dari mereka sakit atau sedih. Bukannya Mahesa tidak pernah mencoba menggodanya meminta lebih tapi Alexa dengan manis selalu mampu menolaknya. Bukan sok suci atau berlagak religius, baginya semua ada porsi dan waktunya, saatnya tiba pasti dengan suka hati ia akan menyerahkan seluruh jiwa dan raganya untuk kekasih hatinya itu.

Flashback lima tahun yang lalu.

Di hari bahagia itu Alexa telah sangat siap menjadi istri Mahesa. Hampir seluruh keluarga mereka telah hadir di kota kelahiran Alexa. Cukup banyak keluarga Mahesa yang hadir walau pun tidak semua. Mengingat sebagian keluarganya di pulau Jawa sudah tidak ada lagi yang tinggal di Pulau Sumatera karena memang orang tua Mahesa yang juga bekerja di BUMN selalu berpindah tugas. Hanya tiga tahun selama SMA Mahesa tinggal di kota kelahiran Alexa.

Semua terlihat sangat bahagia, Alexa terlihat sangat manis dalam balutan kebaya tradisional dengan cepol cantik di kepalanya. Semua sudah siap, bahkan jadwal rencana bulan madu telah terancang rapi untuk keesokan harinya mengingat Alexa dan Mahesa hanya mendapat cuti satu minggu dari pekerjaan masing-masing.

Sudah waktunya, tinggal satu helaan napas lagi. Rapal janji suci itu saja, maka kita akan menyatu gumam Alexa dalam hatinya sambil memejamkan mata menghirup napas dalam.

Ragu ia membuka mata dan memalingkan wajahnya ke sumber suara yang memecah kehenginan momen sakralnya.

"Hentikan!"

Teriak seorang wanita tinggi semampai yang berlari mendekati Mahesa dan langsung memeluk lelaki itu. Semua mata tertuju ke adegan yang seperti sebuah sinetron bersambung di  TV. Lama sekali Alexa membutuhkan waktu untuk mencerna apa yang sedang terjadi, sampai kemudian Anthony adiknya menarik paksa tubuh Mahesa ke luar ruangan yang disusul oleh Agung ayahnya dan wanita itu.

Alexa hanya terpaku terdiam sekian lama dan kemudian segera memaksa tubuhnya untuk menggapai ruangan di mana Anthony, Mahesa dan beberapa keluarga inti mereka berada.

Sayup-sayup dari luar ruangan Alexa mendengar kata-kata setengah terisak dari wanita itu.

"Aku hamil!"

Deg!

Dada Alexa sesak naik turun dengan, tangannya menekan dadanya. Mahesa mencoba meraih tubuh Alexa tapi Anthony menghalanginya. Tatapan Anthony sangat geram, tangannya mengepal siap untuk menghajar Mahesa.

“San...," ujar Mahesa dengan suara putus asa.

Hah Sandra, nama kecil panggilan sayang Mahesa untuknya yang selalu bisa meluluhkan hatinya, tapi tidak kali ini.

“Ini bohong 'kan, Sa? Kalian bercanda 'kan?” cercanya ke arah lelaki yang terlihat kusut dan tidak berani menatap kepadanya.

Riak di ujung mata itu sudah tidak bisa ditahan. Kebisuan lelaki itu telah menjawab semuanya. Tubuh Alexa yang seperti sedang terhisap ke dalam pusaran air yang sangat deras segera dirangkul oleh Marina ibunya.

Marina mendekap putrinya itu dengan erat mencoba mengalirkan energi agar ia kuat menghadapi kenyataan ini. Agung tampak berusaha kerasa menahan emosinya, sangat terlihat dari raut wajahnya yang menegang.

Sementara Anthony sudah tidak bisa menahan lagi, sebuah pukulan mendarat di wajah Mahesa yang membuat lelaki itu sempoyongan.

Entah apa yang terjadi setelah itu, Alexa sudah tidak memmedulikan. Saat matanya terbuka perlahan, ia mendapati tubuhya telah terbaring di sebuah kamar yang banyak dihiasi bunga - bunga yang cantik.

Kemudian ia memalingkan wajahnya ke arah sebuah tangan yang tengah memegang tangannya, perlahan manik matanya menangkap bayangan seorang perempuan yang sangat ia kenali.

"Arika!" pekiknya sambil menghamburkan diri ke pelukan sahabatnya itu.

Ya. Alexa sangat membutuhkan pelukan hangat dari sahabatnya itu, tak ada suara hanya dalam hening mereka berpelukan seolah batin mereka telah berdialog tanpa kata.

Setelah membersihkan diri, Alexa menyusul Arika yang telah turun terlebih dahulu untuk makan malam. Sayup ia mendengar percakapan setengah berbisik antara Arika dan Marina. Dia kemudian tahu jika Mahesa dan Arumi nama wanita itu, telah lama menjalin hubungan di belakangnya dan mereka akan segera menikah kemudian pindah ke Kalimantan tempat tugas Mahesa yang baru.

Entahlah kenapa hatinya tidak terlalu sakit mendengarnya, apa secepat itu ia bisa melepaskan. Alexa memang seperti Agung ayahnya yang tidak terlalu menampakan emosinya.

Lamunannya buyar ketika Anthony menepuk pundaknya.Mereka pun turun dan bergabung untuk makan malam. Setelah selesai menyantap makan malam, Alexa mengemukakan keinginan untuk kembali ke Jakarta bersama Arika dan melanjutkan hidupnya.

Keluarganya sangat mengerti dengan keadaan Alexa. Meraka sangat bersyukur kejadian yang tak terduga beberapa jam yang lalu itu tidak membuat Alexa mengambil jalan yang membahayakan diri sendiri. Mereka juga sangat percaya dengan bersama Arika sahabatnya Alexa tidak akan sendiri.

Terpopuler

Comments

💐Nie Surtian💐

💐Nie Surtian💐

Baru mulai baca... Menarik... bikin penasaran...

2024-06-15

0

Anfit Annisa Fitri Tangka

Anfit Annisa Fitri Tangka

Minyakk

2023-01-29

1

siti nurbawati

siti nurbawati

baru nyimak

2023-01-11

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1- Prolog Alexandria
2 Episode 2-Prolog Devon Brahmana Putra
3 Episode 3-Am Single and Very Happy
4 Episode 4-Penawaran Theo
5 Episode 5-Baby Sitter Tuan Muda
6 Episode 6-Tuan Muda Berhutang
7 Episode 7-Keluar Dari Rumah Besar
8 Episode 8-Panggil 'Devon' Saja
9 Episode 9-Cerita Ninda
10 Episode 10-Masih Akan Bersama
11 Episode 11-Berpisah Itu Mudah?
12 Episode 12 - Spy On You
13 Episode 13-Hi Neighbor!
14 Episode 14-Malam Minggu
15 Episode 15 - Bucket List
16 Episode 16 - Ke Markas
17 Episode 17 - Saputangan
18 Episode 18 - Saputangan 2
19 Episode 19 - Man Talk
20 Episode 20 - Monday Madness Again
21 Episode 21 - Terjebak Nostalgia
22 Episode 22 - I Love You
23 Episode 23 - Nineoneone
24 Episode 24 - Kaitan Masa Lalu
25 Episode 25 - Kejutan
26 Episode 26 - Jamuan Makan Malam
27 Episode 27 - Sepasang Gelang Tali Merah
28 Episode 28 - Si Usil
29 Episode 29 - Opa Kepo
30 Episode 30 - Ajakan Kencan
31 Episode 31 - Sakit Perempuan
32 Episode 32 - Am Worry Bout You
33 Episode 33 - Brotherhood
34 Episode 34 - Taruhan
35 Episode 35 - Menahan Hasrat
36 Episode 36 - Nyawa Terakhir
37 Episode 37 - Mengungkapkan
38 Episode 38 - Pohon Pisang, Berjantung Tak Berhati
39 Episode 39 - Time Heals?
40 Episode 40 - Kiriman Siapa?
41 Episode 41- Cemburu
42 Episode 42 - Masih Cemburu
43 Episode 43 - Melunasi Hutang
44 Episode 44 - Interogasi
45 Episode 45 - Terhipnotis
46 Episode 46 - Mimpi Buruk Yang Kembali
47 Episode 47 - Membuka Diri
48 Episode 48 - Stand By Your Man
49 Episode 49 - Siasat
50 Episode 50 - Is it a farewell?
51 Episode 51 - Hampa
52 Episode 52 - Bidadari dan Sang Dewi
53 Episode 53 - DNA
54 Episode 54 - You Are The Reason
55 Episode 55 - Sahabat
56 Episode 56 - Sang Pemburu
57 Episode 57 - Tuduhan
58 Episode 58 - Rumor
59 Episode 59 - Kucing Angora
60 Episode 60 - Love Is In The Air
61 Episode 61 - Membelamu
62 Episode 62 - Menunggumu Datang
63 Episode 63 - Menjemputmu Pulang
64 Episode 64 - Sandaran Hati
65 Episode 65 - Sutradara
66 Episode 66 - Rusa Di Belantara
67 Episode 67 - Manuver
68 Episode 68 - Dia Milikku Bukan Dia Untukku
69 Episode 69 - Cast
70 Episode 70 - Sepasang Owa Jawa
71 Episode 71 - Astana Jomantara
72 Episode 72 - Istana Brahmana
73 Episode 73 - Woman Talk
74 Episode 74 - Ayah.....
75 Episode 75 - Terima kasih (Lagi)
76 Episode 76 - Dilema
77 Episode 77 - Buah Simalakama
78 Episode 78 - Sore Berdarah
79 Episode 79 - Firasat
80 Episode 80 - Keresahan
81 Episode 81 - Sorot Matamu Yang Berbeda
82 Episode 82 - Heart to Heart
83 Episode 83 - Onak dan Duri
84 Episode 84 - Melawan Dunia
85 Episode 85 - Sepenggal Kisah
86 Episode 86 - Berahasia
87 Episode 87 - Masih Berahasia
88 Episode 88 - Pejantan Lentur
89 Episode 89 - The Girls
90 Episode 90 - Langkah Catur
91 Episode 91 - Menagih Janji
92 Episode 92- Mawar Prahara
93 Episode 93 - Rencana Arika
94 Episode 94 - Memingitnya
95 Episode 95 - Kumau Dia
96 Episode 96 - Mana Tahan!
97 Episode 97 - Permintaan Adrian
98 Episode 98- Sayang..Maaf Ya!
99 Episode 99 - Hampir Saja!
100 Episode 100 - Kekacauan
101 Episode 101 - Tak Bisa Menolak
102 Episode 102 - Berjanjilah!
103 Episode 103 - Pasrah!
104 Episode 104 - Romansa
105 Episode 105 - Asmaraloka
106 Episode 106 - Crazy About You!
107 Episode 107 - New Day
108 Episode 108 Dibuang Sayang
109 Episode 109 - Dibuang Sayang (Lagi?)
110 Episode 110 - DNA - Till Death Do Us Part
111 Episode 111 - DNA - Hanya Rindu
112 Episode 112 - DNA - Perempuan Dalam Kenangan
113 Episode 113 - DNA - Sewindu
114 Episode 114 - DNA - Memori
115 Episode 115 - DNA - Bunda
116 Episode 116 - DNA - Life Begins At 40?
117 Episode 117 - DNA - You're Still The One
118 Episode 118 - DNA - Ibu dan Ubi
119 Episode 119 - DNA - Jasmine dan Bunga
120 Episode 120 - DNA - Rasa Yang Terpendam
121 Episode 121 - DNA - Menghapus Jejakmu
122 Episode 122 - DNA - Dia
123 Episode 123 - DNA - Ada dan Tiada
124 Episode 124 - DNA - Pilihan
125 Episode 125 - DNA - Suara Itu
126 Episode 126 - DNA - Gelisah
127 Episode 127 - DNA - Takdir
128 Episode 128 - DNA - Mencari
129 Episode 129 - DNA - Our Little Secret
130 Episode 130 - DNA - Rencana
131 Episode 131 - DNA - The D Day
132 Episode 132 - DNA - Apa Yang Telah Terjadi?
133 Episode 133 - DNA - It's All Coming Back to Me
134 Episode 134 - DNA - Ini Mimpi?
135 Episode 135 - DNA - While We Were Away
136 Episode 136 - DNA - Menangkap Basah
137 Episode 137 - DNA - Amarah
138 Episode 138 - DNA - Tak Ingin Pisah Lagi
139 Episode 139 - DNA - Don't Wanna Miss A Thing
140 Episode 140 - DNA - Memulai Permainan
141 Episode 141 - DNA - Pilu
142 Episode 142 - DNA - Terlanjur Basah
143 Episode 143 - DNA - Early Celebration
144 Episode 144 - DNA - Boomerang
145 Episode 145 - DNA - Sepasang Tupai Yang Terjatuh
146 Episode 146 - DNA - Too Good To be True
147 Episode 147 - DNA - Pelarian
148 Episode 148 - DNA - Hati Yang Tak Bertepi
149 Episode 149 - DNA - Can't Take My Eyes Off of You
150 Episode 150 - DNA - The Couples
151 Episode 151 - The Clues
152 Episode 152 - DNA - Pengejaran
153 Episode 153 - DNA - Something Are Better Left Unspoken
154 Episode 154 - DNA - Lima Puluh Tahun Lagi
155 Episode 155 - DNA - Waktu Yang Bergulir
156 Episode 156 - DNA - Here We Go Again
157 Episode 157 - Behind The Scene
158 2nd Anniversary
Episodes

Updated 158 Episodes

1
Episode 1- Prolog Alexandria
2
Episode 2-Prolog Devon Brahmana Putra
3
Episode 3-Am Single and Very Happy
4
Episode 4-Penawaran Theo
5
Episode 5-Baby Sitter Tuan Muda
6
Episode 6-Tuan Muda Berhutang
7
Episode 7-Keluar Dari Rumah Besar
8
Episode 8-Panggil 'Devon' Saja
9
Episode 9-Cerita Ninda
10
Episode 10-Masih Akan Bersama
11
Episode 11-Berpisah Itu Mudah?
12
Episode 12 - Spy On You
13
Episode 13-Hi Neighbor!
14
Episode 14-Malam Minggu
15
Episode 15 - Bucket List
16
Episode 16 - Ke Markas
17
Episode 17 - Saputangan
18
Episode 18 - Saputangan 2
19
Episode 19 - Man Talk
20
Episode 20 - Monday Madness Again
21
Episode 21 - Terjebak Nostalgia
22
Episode 22 - I Love You
23
Episode 23 - Nineoneone
24
Episode 24 - Kaitan Masa Lalu
25
Episode 25 - Kejutan
26
Episode 26 - Jamuan Makan Malam
27
Episode 27 - Sepasang Gelang Tali Merah
28
Episode 28 - Si Usil
29
Episode 29 - Opa Kepo
30
Episode 30 - Ajakan Kencan
31
Episode 31 - Sakit Perempuan
32
Episode 32 - Am Worry Bout You
33
Episode 33 - Brotherhood
34
Episode 34 - Taruhan
35
Episode 35 - Menahan Hasrat
36
Episode 36 - Nyawa Terakhir
37
Episode 37 - Mengungkapkan
38
Episode 38 - Pohon Pisang, Berjantung Tak Berhati
39
Episode 39 - Time Heals?
40
Episode 40 - Kiriman Siapa?
41
Episode 41- Cemburu
42
Episode 42 - Masih Cemburu
43
Episode 43 - Melunasi Hutang
44
Episode 44 - Interogasi
45
Episode 45 - Terhipnotis
46
Episode 46 - Mimpi Buruk Yang Kembali
47
Episode 47 - Membuka Diri
48
Episode 48 - Stand By Your Man
49
Episode 49 - Siasat
50
Episode 50 - Is it a farewell?
51
Episode 51 - Hampa
52
Episode 52 - Bidadari dan Sang Dewi
53
Episode 53 - DNA
54
Episode 54 - You Are The Reason
55
Episode 55 - Sahabat
56
Episode 56 - Sang Pemburu
57
Episode 57 - Tuduhan
58
Episode 58 - Rumor
59
Episode 59 - Kucing Angora
60
Episode 60 - Love Is In The Air
61
Episode 61 - Membelamu
62
Episode 62 - Menunggumu Datang
63
Episode 63 - Menjemputmu Pulang
64
Episode 64 - Sandaran Hati
65
Episode 65 - Sutradara
66
Episode 66 - Rusa Di Belantara
67
Episode 67 - Manuver
68
Episode 68 - Dia Milikku Bukan Dia Untukku
69
Episode 69 - Cast
70
Episode 70 - Sepasang Owa Jawa
71
Episode 71 - Astana Jomantara
72
Episode 72 - Istana Brahmana
73
Episode 73 - Woman Talk
74
Episode 74 - Ayah.....
75
Episode 75 - Terima kasih (Lagi)
76
Episode 76 - Dilema
77
Episode 77 - Buah Simalakama
78
Episode 78 - Sore Berdarah
79
Episode 79 - Firasat
80
Episode 80 - Keresahan
81
Episode 81 - Sorot Matamu Yang Berbeda
82
Episode 82 - Heart to Heart
83
Episode 83 - Onak dan Duri
84
Episode 84 - Melawan Dunia
85
Episode 85 - Sepenggal Kisah
86
Episode 86 - Berahasia
87
Episode 87 - Masih Berahasia
88
Episode 88 - Pejantan Lentur
89
Episode 89 - The Girls
90
Episode 90 - Langkah Catur
91
Episode 91 - Menagih Janji
92
Episode 92- Mawar Prahara
93
Episode 93 - Rencana Arika
94
Episode 94 - Memingitnya
95
Episode 95 - Kumau Dia
96
Episode 96 - Mana Tahan!
97
Episode 97 - Permintaan Adrian
98
Episode 98- Sayang..Maaf Ya!
99
Episode 99 - Hampir Saja!
100
Episode 100 - Kekacauan
101
Episode 101 - Tak Bisa Menolak
102
Episode 102 - Berjanjilah!
103
Episode 103 - Pasrah!
104
Episode 104 - Romansa
105
Episode 105 - Asmaraloka
106
Episode 106 - Crazy About You!
107
Episode 107 - New Day
108
Episode 108 Dibuang Sayang
109
Episode 109 - Dibuang Sayang (Lagi?)
110
Episode 110 - DNA - Till Death Do Us Part
111
Episode 111 - DNA - Hanya Rindu
112
Episode 112 - DNA - Perempuan Dalam Kenangan
113
Episode 113 - DNA - Sewindu
114
Episode 114 - DNA - Memori
115
Episode 115 - DNA - Bunda
116
Episode 116 - DNA - Life Begins At 40?
117
Episode 117 - DNA - You're Still The One
118
Episode 118 - DNA - Ibu dan Ubi
119
Episode 119 - DNA - Jasmine dan Bunga
120
Episode 120 - DNA - Rasa Yang Terpendam
121
Episode 121 - DNA - Menghapus Jejakmu
122
Episode 122 - DNA - Dia
123
Episode 123 - DNA - Ada dan Tiada
124
Episode 124 - DNA - Pilihan
125
Episode 125 - DNA - Suara Itu
126
Episode 126 - DNA - Gelisah
127
Episode 127 - DNA - Takdir
128
Episode 128 - DNA - Mencari
129
Episode 129 - DNA - Our Little Secret
130
Episode 130 - DNA - Rencana
131
Episode 131 - DNA - The D Day
132
Episode 132 - DNA - Apa Yang Telah Terjadi?
133
Episode 133 - DNA - It's All Coming Back to Me
134
Episode 134 - DNA - Ini Mimpi?
135
Episode 135 - DNA - While We Were Away
136
Episode 136 - DNA - Menangkap Basah
137
Episode 137 - DNA - Amarah
138
Episode 138 - DNA - Tak Ingin Pisah Lagi
139
Episode 139 - DNA - Don't Wanna Miss A Thing
140
Episode 140 - DNA - Memulai Permainan
141
Episode 141 - DNA - Pilu
142
Episode 142 - DNA - Terlanjur Basah
143
Episode 143 - DNA - Early Celebration
144
Episode 144 - DNA - Boomerang
145
Episode 145 - DNA - Sepasang Tupai Yang Terjatuh
146
Episode 146 - DNA - Too Good To be True
147
Episode 147 - DNA - Pelarian
148
Episode 148 - DNA - Hati Yang Tak Bertepi
149
Episode 149 - DNA - Can't Take My Eyes Off of You
150
Episode 150 - DNA - The Couples
151
Episode 151 - The Clues
152
Episode 152 - DNA - Pengejaran
153
Episode 153 - DNA - Something Are Better Left Unspoken
154
Episode 154 - DNA - Lima Puluh Tahun Lagi
155
Episode 155 - DNA - Waktu Yang Bergulir
156
Episode 156 - DNA - Here We Go Again
157
Episode 157 - Behind The Scene
158
2nd Anniversary

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!