Alexandria
Alexandria Setiady
Alexa sedang menatap laptop di meja kerjanya ketika bunyi pintu kaca di ruangannya terbuka dengan kasar. Matanya mengernyit di balik lensa kaca mata berbingkai hitam itu ke arah suara yang mengganggu konsentrasinya.
Di hadapannya berdiri Dirga Pangestu yang merupakan Assistant Head of Business Analyst orang tertinggi kedua di ruangan itu dengan membawa sebundel dokumen yang langsung dilempar kasar ke meja Alexa.
Alexa menjauhkan jemarinya dari keyboard dan menutup layar laptop, menaikan kaca mata berbingkai hitamnya ke atas kepala dengan tatapan datar menatap Dirga yang telah menghempaskan tubuhnya di sofa di depan meja kerja Alexa.
Kenapa lagi ini, batin Alexa.
“Pusing gue," ujar Dirga sambil mengusap kasar rambutnya.
Pelan Alexa mengambil dokumen yang tergeletak di atas mejanya. Membaca judul dokumen itu dan langsung tersenyum tipis. Meletakan kembali dokumen itu tanpa membuka lebih lanjut ke halaman lainnya.
“Ditolak?” tanya Alexa ke laki-laki bertubuh agak gempal di depannya itu.
“Yah ga ditolak sih, tapi minta revisi. You know lah Lex," jawab Dirga kesal.
“Parahnya, mereka kira kita lagi mencoba menggiring opini agar Core Team menunda proyek ini!" terang Dirga berapi-api.
Alexa diam dan tak menyahut. Dia sudah hapal dengan bagian Business Development yang selalu dikejar target untuk meng-goal-kan lead baru tanpa pertimbangan data yang telah disajikan oleh timnya.
“Lo revisi ya, Lex!" perintah Dirga sambil berusaha mengangkat tubuhnya dari sofa dan langsung berjalan ke arah pintu kaca tanpa menghiraukan Alexa yang langsung melongo.
Belum sampai tangan Dirga meraih handle pintu kaca itu terdengar suara Alexa yang hampir setengah berteriak.
"Loh..kok gue sih Ga? Ini masih banyak kerjaan gue yang deadline. Belum lagi periksa kerjaan Rico CS," tolak Alexa sambil tergesa beranjak dari kursi kerjanya.
“Lex, kalo gue ada waktu ga akan minta elo yang revisi. Kan elo tau, gue mesti nungguin nyokap di RS. Ga keburu gue ngerjainnya," jelas Dirga.
Mendengar alasan Dirga, hati Alexa luluh. Dia tahu kalau Ibu Dirga sudah hampir satu bulan rawat inap di rumah sakit setelah kecelakaan. Sambil menghela napas, Alexa membalikan badan untuk kembali ke meja kerjanya. Melihat hal itu Dirga tersenyum.
“Thanks ya Lex, revisinya ditunggu besok pagi," ujar Dirga dari depan pintu kaca yang belum sempat ia buka.
“Hah!! Besok pagi!” jawab Alexa menepuk jidatnya sendiri. Sementara Dirga telah beranjak kembali ke ruangannya sendiri.
Alexa segera membuka laptopnya kembali dan mencari file data analyst proyek take over perumahan di daerah Bandung Selatan di share folder timnya. Mencermati semua data yang tertera di tiap sheet, membaca ulang semua dengan teliti. Tidak ada data yang bisa dipoles agar terlihat bagus untuk sekedar menyenangkan hati Pak Nugraha sang pimpinan Business Development yang terkenal ambisius.
Dia tidak berniat merevisi data sebelumnya, tetapi membuat kajian baru dari sudut yang berbeda dan menambahkan beberapa hints yang bisa jadi pertimbangan dan jalan keluar jika terjadi beberapa hal yang bisa membuat kerugian pada proyek tersebut.
Hal ini membuat Alexa harus bekerja ekstra dan tentu saja membuat dia terpaksa mengabaikan makan malamnya yang telah dipesankan oleh Ninda sang sekretaris sebelumnya. Alexandria memang seorang workaholic yang sangat bertanggung jawab dan bisa diandalkan oleh Theo dan Dirga.
“Selamat malam Mbak Alexa, hati-hati di jalan!” ucapkan Pak Sobri kepala security yang bertugas jaga di kantornya pada malam itu ketika Alexandria yang terlihat melambaikan tangan sambil tersenyum dan melangkahkan kaki memasuki mobil berlogo Brahmana Corp. yang akan mengantarkannya pulang ke apartemennya.
“Lembur lagi, Mbak?” sapa Pak Nanang ketika Alexa sudah duduk di jok belakang mobil sedan itu.
Alexa hanya mengangguk. “Langsung pulang aja ya Pak, saya sudah ada makan malam," ujar Alexa sambil menunjukan meals box makan malam yang belum disentuhnya.
“Siap!” ujar Pak Nanang sambil melajukan mobil sedan itu ke jalan raya menyatu dengan kendaraan lain yang masih memadati jalanan ibukota sementara Alexa terlihat duduk nyaman dan mulai memejamkan mata.
Setelah hampir satu jam Alexa sampai di apartemennya. Alexa terbangun setelah sayup - sayup mendengar suara yang memanggil namanya.
“Sudah sampai ya? Makasih Pak Nanang," ujar Alexa sambil mengambil tas dan meal boxnya yang tergelak di sebelahnya.
Langkah kecil Alexa di lobby apartemen diikuti oleh tatapan security yang sedang berjaga yang masih sempat melemparkan senyum ke arah Alexa saat ia melakukan prosedur pengecekan seperti biasa. Walaupun sudah hafal dengan hampir semua penghuni apartemen berlantai 20 ini, tapi Alexa menjadi salah satu penghuni favoritnya karena sikapnya yang patuh dan tidak mempersulit pekerjaan para security di sana.
Sampai di kamar apartemennya di lantai 10, Alexandria memencet kombinasi angka untuk akses masuk, meraba dinding sebelah kiri dan mencari saklar lampu, mulai berjalan ke meja makan meletakan tas dan meal box-nya. Ia kemudian membuka pintu kulkas untuk mengambil air minum dan kembali ke meja makan memulai makan malam yang sudah sangat telat.
Hufftt!
Alexa menghembuskan napas kasar.
Tidak terasa beberapa hari pekerjaan kantor sangat menguras tenaganya, karena atasannya Theo sedang cuti dan Dirga wakilnya sedang mendapat musibah sehingga otomatis dia harus mengambil alih beberapa pekerjaan yang sedang kejar tayang termasuk memperbaiki analisa proyek take over apartemen tadi.
Eh…tapi kan besok sudah hari Jumat!! Yippiie….weekend is on the way senangnya, gumam Alexa dalam hati sambil senyum-senyum sendiri.
Walau pun dia seorang pekerja keras tapi Alexa sangat tahu cara balancing life, begitu kira-kira istilahnya. Ada waktunya bekerja mengejar rupiah tentunya harus ada waktu untuk menikmati hidup. Memanjakan diri, me time kata anak sekarang. Mewujudkan semua bucket list-nya tahun ini.
Pekerjaan dan bucket list itulah hidupnya selama lima tahun belakangan ini, tidak ada yang lain termasuk memikirkan pendamping di usianya yang sudah mencapai kepala tiga.
Pendamping? Ah..sudahlah.
Alexa selalu membuang jauh semua hal yang berbau 'pendamping'. Dia tidak mau terlalu memikirkan hal yang telah dikuburnya hampir lima tahun lamanya,
Ya. Kegagalan pernikahannya lima tahun lalu dengan Mahesa, yang telah menjalin cinta monyet sejak masa SMA dengan segala lika-liku. Sempat putus ketika tahun awal kuliah karena berbeda kota dan kesibukan sebagai mahasiswa membuat komunikasi menjadi faktor utama renggangnya hubungan mereka.
Bertemu lagi ketika masa magang di perusahaan yang sama walau pun beda divisi. Menumbuhkan kembali benih cinta di awal masa kedewasaan dan memutuskan LDR setelah menyelesaikan masa magang sampai sama-sama menamatkan kuliah. Keputusannya untuk meninggalkan kota kelahirannya dengan menerima tawaran kerja di kota yang sama dengan kekasihnya.
Pekerjaan sebagai sekretaris Theo yang merupakan suami dari sahabatnya Arika. Tiga tahun lamanya setelah tinggal di kota yang sama dengan Mahesa yang telah sukses menata karir di salah satu Bank BUMN Alexa memutuskan untuk mewujudkan pernikahan dengan satu-satunya lelaki yang mengisi hatinya.
Semua orang pasti beranggapan bahwa hubungan Alexa dan Mahesa sudah sangat jauh mengingat lamanya masa kebersamaan mereka. Apa lagi jaman sekarang di mana hubungan pacaran bisa sangat terbuka, pergaulan bebas bukan hal yang mengejutkan di kota Jakarta. Namun itu tidak berlaku pada Alexa, selama bersama Mahesa dari jaman cinta monyet sampai cinta gorilla pun mereka hanya saling berpegangan tangan selama jalan atau nonton.
Berpelukan dan mengecup kening atau pipi saat hari special atau saat salah satu dari mereka sakit atau sedih. Bukannya Mahesa tidak pernah mencoba menggodanya meminta lebih tapi Alexa dengan manis selalu mampu menolaknya. Bukan sok suci atau berlagak religius, baginya semua ada porsi dan waktunya, saatnya tiba pasti dengan suka hati ia akan menyerahkan seluruh jiwa dan raganya untuk kekasih hatinya itu.
Flashback lima tahun yang lalu.
Di hari bahagia itu Alexa telah sangat siap menjadi istri Mahesa. Hampir seluruh keluarga mereka telah hadir di kota kelahiran Alexa. Cukup banyak keluarga Mahesa yang hadir walau pun tidak semua. Mengingat sebagian keluarganya di pulau Jawa sudah tidak ada lagi yang tinggal di Pulau Sumatera karena memang orang tua Mahesa yang juga bekerja di BUMN selalu berpindah tugas. Hanya tiga tahun selama SMA Mahesa tinggal di kota kelahiran Alexa.
Semua terlihat sangat bahagia, Alexa terlihat sangat manis dalam balutan kebaya tradisional dengan cepol cantik di kepalanya. Semua sudah siap, bahkan jadwal rencana bulan madu telah terancang rapi untuk keesokan harinya mengingat Alexa dan Mahesa hanya mendapat cuti satu minggu dari pekerjaan masing-masing.
Sudah waktunya, tinggal satu helaan napas lagi. Rapal janji suci itu saja, maka kita akan menyatu gumam Alexa dalam hatinya sambil memejamkan mata menghirup napas dalam.
Ragu ia membuka mata dan memalingkan wajahnya ke sumber suara yang memecah kehenginan momen sakralnya.
"Hentikan!"
Teriak seorang wanita tinggi semampai yang berlari mendekati Mahesa dan langsung memeluk lelaki itu. Semua mata tertuju ke adegan yang seperti sebuah sinetron bersambung di TV. Lama sekali Alexa membutuhkan waktu untuk mencerna apa yang sedang terjadi, sampai kemudian Anthony adiknya menarik paksa tubuh Mahesa ke luar ruangan yang disusul oleh Agung ayahnya dan wanita itu.
Alexa hanya terpaku terdiam sekian lama dan kemudian segera memaksa tubuhnya untuk menggapai ruangan di mana Anthony, Mahesa dan beberapa keluarga inti mereka berada.
Sayup-sayup dari luar ruangan Alexa mendengar kata-kata setengah terisak dari wanita itu.
"Aku hamil!"
Deg!
Dada Alexa sesak naik turun dengan, tangannya menekan dadanya. Mahesa mencoba meraih tubuh Alexa tapi Anthony menghalanginya. Tatapan Anthony sangat geram, tangannya mengepal siap untuk menghajar Mahesa.
“San...," ujar Mahesa dengan suara putus asa.
Hah Sandra, nama kecil panggilan sayang Mahesa untuknya yang selalu bisa meluluhkan hatinya, tapi tidak kali ini.
“Ini bohong 'kan, Sa? Kalian bercanda 'kan?” cercanya ke arah lelaki yang terlihat kusut dan tidak berani menatap kepadanya.
Riak di ujung mata itu sudah tidak bisa ditahan. Kebisuan lelaki itu telah menjawab semuanya. Tubuh Alexa yang seperti sedang terhisap ke dalam pusaran air yang sangat deras segera dirangkul oleh Marina ibunya.
Marina mendekap putrinya itu dengan erat mencoba mengalirkan energi agar ia kuat menghadapi kenyataan ini. Agung tampak berusaha kerasa menahan emosinya, sangat terlihat dari raut wajahnya yang menegang.
Sementara Anthony sudah tidak bisa menahan lagi, sebuah pukulan mendarat di wajah Mahesa yang membuat lelaki itu sempoyongan.
Entah apa yang terjadi setelah itu, Alexa sudah tidak memmedulikan. Saat matanya terbuka perlahan, ia mendapati tubuhya telah terbaring di sebuah kamar yang banyak dihiasi bunga - bunga yang cantik.
Kemudian ia memalingkan wajahnya ke arah sebuah tangan yang tengah memegang tangannya, perlahan manik matanya menangkap bayangan seorang perempuan yang sangat ia kenali.
"Arika!" pekiknya sambil menghamburkan diri ke pelukan sahabatnya itu.
Ya. Alexa sangat membutuhkan pelukan hangat dari sahabatnya itu, tak ada suara hanya dalam hening mereka berpelukan seolah batin mereka telah berdialog tanpa kata.
Setelah membersihkan diri, Alexa menyusul Arika yang telah turun terlebih dahulu untuk makan malam. Sayup ia mendengar percakapan setengah berbisik antara Arika dan Marina. Dia kemudian tahu jika Mahesa dan Arumi nama wanita itu, telah lama menjalin hubungan di belakangnya dan mereka akan segera menikah kemudian pindah ke Kalimantan tempat tugas Mahesa yang baru.
Entahlah kenapa hatinya tidak terlalu sakit mendengarnya, apa secepat itu ia bisa melepaskan. Alexa memang seperti Agung ayahnya yang tidak terlalu menampakan emosinya.
Lamunannya buyar ketika Anthony menepuk pundaknya.Mereka pun turun dan bergabung untuk makan malam. Setelah selesai menyantap makan malam, Alexa mengemukakan keinginan untuk kembali ke Jakarta bersama Arika dan melanjutkan hidupnya.
Keluarganya sangat mengerti dengan keadaan Alexa. Meraka sangat bersyukur kejadian yang tak terduga beberapa jam yang lalu itu tidak membuat Alexa mengambil jalan yang membahayakan diri sendiri. Mereka juga sangat percaya dengan bersama Arika sahabatnya Alexa tidak akan sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
💐Nie Surtian💐
Baru mulai baca... Menarik... bikin penasaran...
2024-06-15
0
Anfit Annisa Fitri Tangka
Minyakk
2023-01-29
1
siti nurbawati
baru nyimak
2023-01-11
1