Kediaman Brahmana
Sementara Devon yang baru menginjakan kaki di rumah keluarganya hampir tengah malam, langsung menuju ke lantai 2 tempat kamarnya berada. Sebelum menggapai tangga dia masih melihat Edward ayahnya keluar dari ruang kerjanya. Devon tak menghiraukan, dia tetap melangkah menapaki satu per satu anak tangga yang membawa ke lantai 2.
Edward menelpon orang kepercayaannya yang telah diperintahkan untuk memantau gerak gerik Devon. Ia pun tersenyum puas setelah mendapat laporan jika hari ini putra bungsunya itu berkelakuan baik, tidak seperti sebelumnya yang menghilang dari kampus atau tempat magangnya.
Keesokan harinya di meja makan keluarga Brahmana telah duduk kakek, ayah dan ibu Devon. Mereka menikmati sarapan yang telah disediakan oleh pelayan. Tak berapa lama terlihat Devon turun dari lantai 2. Dia tampak sudah rapi dengan pakaian kerjanya sambil menenteng tas laptopnya.
"Devon, kemarilah!" ujar Riana.
Panggilan dari ibunya itu menghentikan langkah Devon. Riana mengajak Devon untuk sarapan. Devon pun memutar langkahnya menuju meja makan dan menduduki kursi di sebelah ibunya.
“Kanapa buru-buru, Sayang? Ayo sarapan dulu!" ujar Riana sambil mengisi piring Devon dengan beberapa potong danish dan croissant serta segelas susu.
“Mom, aku bukan balita!" protes pemuda berusia dua puluh dua tahun itu.
“Orang dewasa juga butuh susu loh. Apa lagi kamu sekarang sibuk banget. Mesti jaga kesehatan dan pola makan ya," nasehat Riana lembut. Devon pun dengan terpaksa mengunyah sarapannya.
“Bagaimana hari pertamamu di bagian analyst?” tanya Edward pura-pura ingin tahu.
“Daddy 'kan sudah tau, kenapa bertanya lagi," jawab Devon tak menghiraukan tatapan mata Edward.
“Daddy cuma mau mengingatkan, ini kesempatan terkahir kamu. Jika yang ini pun kamu masih main-main…"
“Tak usah diingatkan aku sudah tau kok," potong Devon sebelum Edward menyelesaikan omongannya.
“Devon…laki-laki itu yang pegang omongannya. Kamu sudah buat komitmen, fokus untuk memenuhinya," ujar kakek Brahmana Sailendra menengahi.
“Tapi, Jakarta itu macet Opa! Dari rumah ke kantor terus ke kampus balik lagi ke kantor sampai rumah sudah tengah malam. Begitu terus setiap hari. Ga usah nunggu 6 bulan, seminggu lagi juga cucu Opa bakal kurang satu!" ujar Devon dengan nada sewot.
“Sayang, kok ngomong gitu sih..Pah!" ujar Riana ke arah Devon kemudian melirik ke arah Edward suaminya seperti meminta keringanan hukuman Devon.
Putra tunggal Brahmana Sailendra itu pun menghela nafas panjang. Kerut kening dan tatapan matanya yang sesekali melirik putra bungsunya itu menunjukan bahwa dia sedang mempertimbangkan sesuatu.
“Dalam beberapa minggu lagi penthouse yang di Semanggi selesai direnovasi, kamu bisa tinggal di sana," ujar Edward kemudian.
Bagaimana pun memang tidak efisien jika Devon harus tinggal di kediaman utama mereka ini yang terletak di pinggiran Jakarta Bogor. Terlebih Devon sudah mulai menunjukan perubahan sejak magang di bagian business analyst dan anak bungsunya itu pun terlihat serius menjalani kuliahnya.
Melihat ayahnya melunak, Devon mengucapkan terima kasih, hal yang jarang sekali Devon lakukan sebelumnya.
Tak lama Devon pun menyelesaikan sarapannya kemudian ia pamit dengan mendaratkan ciuman di pipi Riana dan memberikan anggukan ke arah kakek dan ayahnya. Kepergian Devon ditatap oleh ketiga orang itu dengan pikiran masing-masing.
Baik Brahmana Sailendra, Edward dan Riana sama-sama hampir putus asa mengendalikan putra bungsu mereka itu. Tapi untuk sementara tidak apa-apa Devon tinggal terpisah dengan mereka.
Rumah besar itu memang terasa sepi karena Adrian dan Katharina istrinya tinggal di rumah yang terpisah di daerah Menteng Jakarta. Apa lagi Natasya bersama keluarga kecilnya lebih sering menetap di Singapura karena perusahaan Keitaro suaminya berada di sana sekaligus untuk mengurus bisnis Brahmana Corp yang berada di negara itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 158 Episodes
Comments
jawir
Makmur makmur amat ya manusia2 di dunua pernovelan ,aaah andai saja .......
2025-01-23
0
Etik Widarwati Dtt Wtda
kaya semua
2024-06-06
0
Uya Memang Surya
kaya semua kan.. jiwa misqueen ku meronta 😅😂
2022-11-16
0