Kebohongan Susi

"Halo! Ada apa, Vania? Tumben kamu menelepon Ibu?"

"Emm ... nggak ada apa-apa, Bu! Vania cuma ingin tahu bagaimana keadaan Ibu, apa Ibu baik-baik saja?"

Bastian terlihat memperhatikan Susi dengan tajam, berharap Susi tidak menceritakan hubungan mereka kepada sang istri.

"Ibu baik-baik saja, kamu tidak usah khawatir."

"Syukurlah! Oh ya, Bu! Mungkin Minggu depan Vania mau ke rumah, Vania kangen banget sama Rara, udah lama Vania nggak ketemu sama Rara."

"Oh ya! Boleh. Kamu boleh ke rumah, Rara pasti senang bisa melihatmu." ucap Susi gugup.

"Apa Vania bisa bicara dengan Rara, Bu?" seketika Susi panik dan dirinya harus mencari alasan yang tepat untuk menghindari pertanyaan Vania.

"Emm ... Rara sedang pergi ke rumah temannya, katanya ada kerja kelompok, jadi Adikmu belum pulang." ucap Susi berbohong.

"Kerja kelompok? Malam-malam begini?"

"Hehehe ... iya! Kamu tahu sendiri, kan! Adikmu sudah kelas 3 SMA, dia udah mulai sibuk menyiapkan ujian. Ya jadi begitulah,"

"Oh ... ya sudah, Bu! Baiklah Vania tutup teleponnya, titip salam untuk Rara, dan Ibu jaga kesehatan, ya!"

"Terima kasih banyak, Vania! Ibu pasti akan menyampaikan salam mu pada Rara."

Vania kemudian menutup ponselnya, setelah Ia menghubungi nomor Susi, Ia tak lantas percaya jika sang Adik berada di luar rumah, di jam-jam seperti itu pasti Sang Adik berada di rumah. Rara, Adik tirinya. Ia tahu betul bagaimana sifat dan karakter Rara yang begitu dekat dengan Sang Kakak, meskipun mereka beda Ibu, tapi sikap Vania tetap menyayangi Rara sebagai Adiknya. Vania memutuskan untuk menelepon rumah.

Saat itu Sang Adik tengah sibuk menonton televisi di ruang tengah, tiba-tiba saja terdengar telepon rumahnya berdering, dengan cepat Rara mengangkat teleponnya.

"Halo!"

"Rara? Ini Kakak!"

"Kak Vania!"

"Hmm ... kamu apa kabar Sayang?"

"Rara baik Kak,"

"Hmm ... kamu lagi ngapain, Ra?" .

"Lagi nonton TV, Kak!"

Seketika Vania sangat yakin sekali, jika Susi telah membohongi dirinya, ternyata Rara masih berada di dalam rumah.

"Lagi nonton TV? Bukannya Kamu ada tugas kelompok hari ini?"

"Apa? Tugas kelompok? Ya ampun, Kak! Seharian ini Aku di rumah terus suruh jaga rumah sama Ibu."

"Memangnya Ibu kemana?"

"Dari pagi Ibu pergi belum pulang juga sampai sekarang, nggak tahu tuh Ibu pergi sama siapa."

"Astaga! Jangan-jangan Ibu memang pergi bersama suamiku?" batin Vania yang mencurigakan hubungan Susi dan suaminya.

*

*

*

*

Jam menunjukkan pukul tujuh malam, mobil Bastian mulai masuk ke halaman rumah mereka, pria dengan sejuta wanita itu mulai turun dari mobilnya. Kemudian Ia mulai masuk ke dalam rumah di mana Vania sudah menunggunya di dalam.

"Mas! Kamu sudah pulang?" Vania berpura-pura baik-baik saja, seolah dirinya tidak curiga dengan kepulangan suaminya.

"Hmm ... Aku lapar sekali, ambilkan Aku makanan." seru Bastian yang saat itu sedang menghempaskan tubuhnya di atas kursi, pria itu terlihat begitu kelelahan, bagaimana tidak kelelahan seharian penuh dia bermain bola sodok dengan Ibu mertuanya.

"Iya, Mas! Aku akan mengambilkan nya." Vania pun menuruti permintaan Bastian, dia berusaha bersikap tenang agar Bastian tidak curiga jika sebenarnya dirinya tahu apa yang sudah Bastian lakukan di luar rumah.

Setelah beberapa saat, Vania datang dan memberi tahukan jika makanan nya sudah siap.

"Makanannya sudah siap, Mas!" mendengar itu Bastian segera beranjak ke meja makan, Ia pun melihat makanan yang disediakan oleh istrinya, dengan wajah yang menyeringai, Bastian merasa tidak nafsu makan melihat makanan yang dihidangkan oleh Vania.

"Makanan apa ini? Benar-benar tidak membuat ku selera makan! Aku mau tidur saja, kamu itu bisa masak tidak sih? Jadi istri nggak becus, membuat mood ku hancur saja." umpat Bastian sembari dirinya beranjak pergi ke kamarnya. Namun, tiba-tiba saja sang Adik menghadang jalannya.

"Mau kemana kamu, Bang?"

"Tidur! Minggir kamu!"

"Bang, seharusnya kamu hargai dong istri kamu, dia udah capek-capek masakin makanan buat kamu, sekarang kamu pulang, bukannya menghargai usaha istri justru di tinggal pergi tidur."

"Nggak usah ikut campur urusanku, tahu apa kamu, terserah Aku dong! Mau ku makan kek, nggak ku makan kek. Itu terserah Aku, toh dia istriku bukan istrimu, jadi lebih baik kamu diam, dan satu hal lagi. Jangan pernah mengharapkan Vania kembali lagi padamu. Karena sampai kapan pun Aku tidak akan pernah menceraikannya, mengerti kamu. Ayo Vania! Kita ke kamar!" Bastian terlihat menarik tangan Vania dan memaksanya untuk masuk ke dalam kamar mereka.

Tentu saja pemandangan itu membuat Calvin geram, pasalnya Bastian memaksa Vania untuk ikut dengannya.

"Awww ... sakit, Mas! Lepasin!" rintih Vania sembari berusaha melepaskan tangannya dari genggaman tangan Bastian.

"Tidak usah menolak! Aku ini suamimu, kamu harus mengikuti perintahku!" Bastian terus menyeret Vania untuk ikut bersamanya, tanpa peduli jika Vania terlihat kesakitan.

"Lepaskan dia, Mas!" titah Calvin yang terpaksa harus menyuruh Bastian untuk melepaskan wanita yang dicintainya itu.

...BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Rinnie Erawaty

Rinnie Erawaty

beneran Thor pengen tak uleg pake cabe setan tuh mukanya Bastian...😤

2022-11-03

0

💘💞Ratunya Bo Qingang💕💘.

💘💞Ratunya Bo Qingang💕💘.

🤮🤮🤮🤮 mnjijikkn..

2022-11-02

0

AbhiAgam Al Kautsar

AbhiAgam Al Kautsar

biarkan apa maunya si Casanova.. klo dah kena karma baru ampun ampun

2022-11-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!