Bastian segera mendorong tubuh Vania hingga wajah gadis itu terbenam pada air bak mandi. Dengan cepat Vania langsung mengangkat wajahnya dan Ia terlihat tersengal-sengal karena air itu membuatnya kesusahan untuk bernapas.
Vania melihat wajah geram Bastian yang saat itu terlihat dari kedua matanya yang tampak memerah. Melihat Vania yang sudah membuat nya kesal, Bastian dengan cepat mencekik leher Vania, meskipun tidak terlalu keras, tapi terlihat dari wajah Bastian yang sangat marah sehingga cekikikan itu terasa begitu menyiksa Vania.
"Lepaskan aku, Mas!"
"Apa yang sudah kamu lakukan? Kamu sudah membohongi ku, iya kan?" bentak Bastian dengan mata yang melotot. Vania ketakutan setengah mati, saat itu Bastian tidak bisa mengendalikan emosinya setelah melihat bekas stempel kepemilikan pada tubuh istrinya.
"Apa maksudmu, Mas! Kamu ini ngomong apa sih?" Vania mencoba melepaskan tangan Bastian yang masih mencengkram lehernya.
"Katakan padaku? Apa ada laki-laki yang sudah menyentuh mu sebelum diriku? Katakan!" paksa Bastian yang semakin penasaran. Vania menggelengkan kepalanya, tidak mungkin dirinya mengaku kepada suaminya tentang apa yang sudah terjadi pada dirinya. Bahwasanya Ia dan Adik ipar nya sudah melakukan hubungan suami istri tanpa sepengetahuan Bastian.
"A-aku tidak melakukan apa-apa, Mas!" Vania terus mengelak jika dirinya tidak pernah disentuh oleh pria lain.
"Kamu bohong! Ini adalah bukti jika kamu telah berselingkuh di belakang ku, dan Aku tahu dengan siapa kamu berselingkuh, apakah Calvin yang sudah melakukan nya? Katakan! Pantas saja kamu tidak mau Aku sentuh. Apa Calvin yang sudah memberi tanda ini pada tubuh mu? Katakan Vania?" desak Bastian yang semakin terlihat emosi, Ia pun semakin mencengkram erat leher Vania. Dan tentu saja gadis itu mulai sulit untuk bernafas.
Seketika Bastian melepaskan tangannya dari leher sang istri, Ia pun segera beranjak pergi dari bak mandi itu dan meninggalkan Vania yang masih terlihat lemas karena ulah suaminya yang mencoba mencekik lehernya.
Bastian segera keluar dari kamar mandi dengan sedikit membanting pintu, sungguh pria itu sangat kecewa dengan istrinya, Ia sangat yakin jika Vania sudah memberikan tubuhnya kepada laki-laki lain.
"Ya Tuhan! Maafkan aku, Mas Tian pasti sangat kecewa dengan ku, tapi sungguh Aku tidak bermaksud untuk menyakiti nya, kenapa semua ini harus terjadi padaku?" sesal Vania sembari menutup kembali pakaiannya yang sudah dilepaskan oleh sang suami.
Malam itu juga Bastian pergi keluar rumah, Ia ingin melepaskan penat dan rasa kecewa nya terhadap sang istri yang sudah mengkhianati nya, tanpa memperdulikan keluarga besar nya yang sedang santap malam, Bastian pergi begitu saja.
"Loh Bastian mau kemana? Apa dia tidak makan malam bersama kita?" tanya Andre yang melihat putra pertamanya itu keluar rumah dan menuju ke mobilnya.
"Entahlah! Mungkin saja ada sesuatu yang mendesak yang harus Ia lakukan, Pa! Tapi Vania kemana? Apa dia tidak ikut makan malam bersama?" Maria terlihat mencari menantunya yang belum terlihat juga, sementara itu Calvin merasa ada sesuatu yang beres dengan Abang nya itu, Calvin melihat amarah dalam wajah Bastian.
"Abang kenapa? Kenapa dia terlihat marah? Apa karena kejadian tadi?" pikir Calvin curiga. Sementara itu Vania mulai turun dari bak mandi, Ia pun segera melepaskan pakaiannya yang basah dan segera mengeringkan tubuhnya. Setelah beberapa menit Ia pun keluar dari kamar mandi dengan perasaan bersalah, jujur Ia memang belum bisa menjadi istri seutuhnya karena Vania benar-benar tidak bisa melakukannya dengan orang yang tidak Ia cintai. Sementara dirinya sudah terlanjur melakukan hubungan terlarang dengan Adik iparnya sendiri yang tak lain adalah pria yang sangat ia cintai, yaitu Calvin.
"Biar Aku yang memanggil Vania," seru Maria sembari beranjak pergi ke kamar Vania.
Setelah Maria tiba di depan pintu kamar Vania dan Bastian, wanita yang masih terlihat cantik di usia senjanya itu mulai mengetuk pintu.
Tok tok tok
"Vania! Ayo kita makan malam dulu, Nak!"
Vania mendengar suara Ibu mertuanya yang sedang memanggil dirinya.
"Iya, Ma! Sebentar lagi Vania turun!" jawab nya dari dalam kamar.
"Baiklah! Jangan lama-lama ya! Tadi suamimu pergi keluar, jadi sebaiknya kamu makan saja nggak usah menunggu suamimu pulang!" seru Maria yang khawatir dengan keadaan sang menantu, dimana Vania belum makan malam hari ini.
"Iya, Ma! Terima kasih."
Maria turun dari lantai atas dimana kamar Vania berada, Ia pun kembali ke meja makan untuk melanjutkan kembali santap malam bersama.
"Dimana Vania?" tanya Andre.
"Sebentar lagi dia kesini!" jawab Maria.
Tak berselang lama Vania mulai turun dari kamarnya, tentu saja Calvin memperhatikan dengan tatapan yang tajam, matanya tak berkedip saat melihat wajah sang Kakak ipar yang selalu membuat nya tergila-gila.
Namun ada yang aneh, Calvin melihat seolah Vania habis menangis. Terlihat dari kedua matanya yang terlihat sembap.
"Vania! Ayo duduk, kita makan dulu. Oh ya apa tadi Bastian bilang kepada mu dia mau pergi kemana?" tanya Maria.
Vania menggelengkan kepalanya dan berkata, "Mas Tian pergi, Ma? Tapi, dia tidak bilang mau kemana, Vania pikir dia sedang makan malam di sini bersama kalian." jawab Vania yang terkejut jika sang suami pergi dari rumah.
"Mas Tian pergi? Apa gara-gara tadi dia pergi dari rumah?" batin Vania cemas.
Sementara itu Bastian pergi ke bar dimana Ia akan melupakan sejenak masalah nya dengan Vania yang sudah tega mengkhianati dirinya, Bastian tampak terlihat memendam kekecewaan yang luar biasa, baru kali ini ia merasa sangat dibohongi oleh sang istri.
Seorang wanita tampak sedang menghampiri Bastian yang saat itu sedang minum bir beberapa gelas.
"Hai tampan! Aku senang bisa melihat mu di sini? Ngomong-ngomong dimana Vania? Kenapa kamu tidak mengajaknya sekalian?" tanya wanita yang berusia sekitar empat puluh tahunan itu kepada Bastian. Wanita yang akrab dipanggil Susi itu adalah Ibu tiri Vania yang menukar hutang-hutangnya kepada Bastian dengan menikah kan Vania dengan pria itu.
"Anakmu sudah membohongi ku, dia sudah membuat ku kecewa," balas pria itu dengan tatapannya yang penuh kebencian.
"Apa maksudmu?" Susi terlihat menaikkan kedua alisnya sembari menatap wajah Bastian dengan tersenyum smirk.
"Wanita itu sama saja, tidak ada yang bisa menjaga dirinya sendiri, Aku berharap bisa menjadi orang pertama yang menyentuh Vania, tapi nyatanya sudah ada laki-laki lain yang menyentuhnya, persetan dengan semua ini."
Seketika Susi tercekat, Ia tahu betul bagaimana kehidupan putri tirinya itu, tidak mungkin Vania melakukan hal itu karena Vania tidak pernah berhubungan dengan pria manapun selama ini.
"Apa? Itu tidak mungkin terjadi, Aku tahu bagaimana Vania, Ia tidak mungkin melakukan hal itu sebelum pernikahan," ujar Susi meyakinkan Bastian.
"Tapi buktinya, Aku melihat dengan mata kepala ku sendiri, sudah ada banyak tanda cinta dalam tubuhnya, bagaimana bisa Ia mendapatkan nya kalau tidak dengan bercinta, ini benar-benar membuat ku sangat muak."
"Apa? Itu tidak mungkin, jika memang benar adanya seperti itu, itu berarti ada pria lain dalam rumahmu yang sengaja sudah mendahului mu, kasihan sekali! Dan Aku sangat yakin itu, Vania dia tipe gadis yang sangat menjaga kehormatan nya, tidak mungkin Ia menyerahkan begitu saja mahkota kesuciannya jika tidak ada ikatan cinta."
Seketika Bastian semakin yakin jika pria yang sudah mendahuluinya adalah Adik kandung nya sendiri.
"Calvin!" Bastian mencengkram gelas itu hingga pecah berkeping-keping.
...BERSAMBUNG ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
💘💞Ratunya Bo Qingang💕💘.
bntar lg perang dunia...🤔🤔
2022-10-31
0
Windy Lyana
Bastian sendiri bertindak licik ke Calvin.selain itu dia jg udah hamilin Anggun .nasih jg serakah Bas
2022-10-28
0
moms 3 anak
heran jg siih seorang istri bisa dg adik ipar...udah bas wlo pun km player km jg bisa dpet kbahagian wlo tdk dg vania...klo km mmpertahnkan vania besok2 di masih bisa di pke calvin krna cinta...nikah sttus tpi tubuh wat adiknya....kok geli ya😩
2022-10-27
0