Meminta pertanggungjawaban

"Apa? Kamu hamil, bagaimana bisa? Kamu jangan ngomong sembarangan, ya! Kamu pikir Aku percaya begitu saja?" Bastian tampak bicara serius lewat ponsel nya, tentu saja itu membuat Vania mengernyitkan dahinya.

"Mas Tian bicara sama siapa kok serius gitu?" batin Vania. Ekspresi wajah Bastian yang terlihat sedikit kesal membuat Vania memperhatikan suaminya serius.

"Dengar Anggun! Anak itu tidak mungkin anakku, dan kamu jangan menuduhku sembarangan, kamu pikir cuma aku saja yang tidur dengan mu?"

"Mas! Aku ini benar-benar mengandung anak kamu, cuma kamu pria yang sudah menyentuh ku, kamu tega banget ngelakuin ini sama Aku, bayi ini darah daging kamu, Mas!"

"Shiiit !!!! Sudah nanti kita bicarakan di kantor,"

Bastian segera menutup ponselnya dan membuang ponselnya begitu saja pada jok mobil, Ia pun segera melajukan mobilnya ke jalan raya.

*

*

*

Di kantor

Calvin yang datang terlebih dahulu melihat kedatangan Bastian sang kakak, mereka berdua terlihat saling menatap dengan pandangan yang tajam.

"Apa yang kamu lihat! Bagaimana? Kamu lihat sendiri kan? Vania dan Aku begitu bahagia, semalam kami melewati malam yang sangat indah, dan tentu saja Vania sangat menyukainya, kamu bisa bayangkan betapa dia sangat menikmati permainan kami."

Calvin terlihat mengepalkan kedua tangannya, betapa Bastian sengaja membuatnya cemburu.

"Bagaimana pun juga kamu tidak akan pernah mendapatkan Vania lagi, dia sudah menjadi istri ku, dan seharusnya kamu mendoakan kami supaya secepatnya mendapatkan momongan, dan juga supaya kamu segera mendapatkan keponakan dari kami," ucap Bastian sembari tersenyum smirk melihat ekspresi wajah sang Adik.

Tiba-tiba saja terdengar suara seorang wanita memanggil nama Bastian.

"Mas Bastian!"

Bastian langsung terdiam, wanita itu bernama Anggun, staf kantor yang bekerja di perusahaan mereka. Anggun berjalan menghampiri Bastian yang sedang berbicara dengan Calvin.

"Mas! Aku mau bicara sekarang!" ucapnya kepada Bastian yang terlihat salah tingkah.

"Oke! Kita bicara di dalam!" Bastian segera masuk ke dalam ruangan nya, di ikuti Anggun di belakangnya, sementara Calvin terlihat menyipitkan matanya, Ia pasti sudah bisa menduga pasti Anggun meminta pertanggungjawaban dari sang Kakak.

"Bang Tian! Dari dulu kamu tidak pernah berubah!" batin Calvin sembari menggelengkan kepalanya.

Sementara di dalam ruangan Bastian, Anggun tampak menunjukkan sebuah tes kehamilan kepada Bastian, tapi pria menyikapi nya dingin, seolah-olah Bastian tidak pernah merasa bersalah dengan apa yang telah Ia lakukan.

"Aku hamil, Mas! Dan ini hasil testpack nya, Aku positif, dan kamu harus bertanggung jawab, kamu harus menikahi ku, Mas!" ujar Anggun.

"Apa menikahi mu? Kamu pikir Aku percaya begitu saja jika itu anakku? Bisa jadi kan itu anak dari laki-laki yang pernah tidur dengan mu sebelum Aku, seenaknya saja kamu menuduhku menjadi bapak anak itu, Aku tidak mau bertanggung jawab." putus Bastian yang acuh.

"Tapi, Mas! Bagaimana dengan nasibku? Kehamilan ini semakin hari akan semakin membesar, kamu tega ya, Mas! Aku sudah memberikan segalanya untuk mu, apa ini balasan nya?" Anggun terlihat mulai kesal dengan sikap Bastian yang seolah cuci tangan setelah melakukan perbuatan gilanya kepada Anggun.

"Sudahlah! Aku sudah bosan sama kamu, dan kamu tahu sendiri Aku sudah punya seorang istri, mana mungkin Aku menikah dengan wanita lain, istriku lebih cantik dan lebih menggoda daripada kamu, jadi untuk apa Aku menikah lagi, kalau kamu tidak sanggup menanggung beban itu sendiri, ya gugurkan saja kandungan mu, beres kan?" seru Bastian dengan memberikan sejumlah cek untuk menggugurkan kandungan Anggun.

Tapi, rupanya Anggun tidak mau menerimanya, Ia bersikeras untuk membesarkan anak yang ada dalam kandungannya.

"Aku berharap Istrimu tidak akan pernah kamu miliki seutuhnya, dan Aku berharap suatu hari nanti kamu akan mendapatkan karma nya, Mas! Dan Aku sangat yakin sekali, kamu tidak akan pernah mendapatkan cinta dari istrimu, semua ini adalah doa dari wanita-wanita yang sudah kamu sakiti, laki-laki seperti mu tidak pantas mendapatkan seorang istri yang baik seperti Vania, Vania adalah sahabat ku, sebagai sahabat Aku tidak akan pernah mengatakan kebusukan mu, pasti itu akan menyakiti hatinya. Tapi, Aku berharap suatu hari nanti kamu akan merasakan seperti apa yang sudah Aku rasakan, ingat itu, Mas!"

Setelah mengatakan hal itu, Anggun segera pergi meninggalkan ruangan Bastian dengan air mata yang membasahi wajah cantiknya. Calvin melihat Anggun yang terlihat berlari sembari menangis.

"Anggun kenapa? Hmm ... !"

Calvin menggelengkan kepalanya, Ia pasti tahu apa yang sudah Bastian lakukan kepada Anggun. Calvin masuk ke dalam ruangan Sang Kakak yang sedang duduk sembari memijit-mijit pelipisnya.

"Anggun kenapa, Bang? Kok dia nangis? Apa Kamu sudah berbuat macam-macam sama dia?" celetuk Calvin yang membuat Bastian menatap tajam wajah sang Adik.

"Tahu apa kamu? Nggak usah sok tahu urusanku, kamu urus saja dirimu sendiri." balas Bastian dengan kesal. Calvin pun tersenyum melihat ekspresi wajah Bastian yang terlihat panik.

"Sabar dong, Bang! Aku kan cuma bertanya, kalau Abang ngerasa nggak melakukan apa-apa, ya sudah! Santai aja." jawab Calvin sembari tersenyum smirk.

...BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Wahyu Beceng

Wahyu Beceng

semoga doa anggun di kbulin sma author amin

2022-11-02

0

ayulia lestary

ayulia lestary

wahhh tiannn jago juga yahh

2022-10-29

1

nie

nie

bastian ... parah🤦

2022-10-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!