Hampir saja

Setelah cukup lama Calvin dan Vania menikmati ciuman itu, tiba-tiba terdengar bunyi jam yang tepat menunjukkan pukul satu malam, seketika Vania tersadar jika hampir saja dirinya terhanyut dalam suasana romantis itu bersama sang Adik ipar. Tentu saja Calvin pun terkejut kenapa tiba-tiba saja Vania mendorong tubuhnya dan melepaskan ciuman mereka.

"Kenapa?" suara Calvin yang terdengar parau, membuat suasana kian menjadi dingin. Vania menatap wajah Calvin dalam-dalam, cahaya ruangan yang tidak begitu terang, membuat keduanya semakin larut dalam cinta yang dulu pernah mereka jalin, cinta yang dulu pernah menghiasi hari-hari bersama.

"Jangan Vin! Kita tidak boleh melakukannya, ini tidak boleh, Aku adalah istri Abang mu, kamu harus bisa menerimanya."

"Tapi Aku masih sangat mencintaimu, Vania!" Aku tidak bisa melupakan mu, kau tahu selama bertahun-tahun Aku menantikan dirimu, selama bertahun-tahun Aku menunggu saat-saat Aku menikahi mu. Tapi apa? Aku menerima kenyataan pahit jika kamu menikah dengan Abang ku sendiri, Aku sangat sakit hati Vania! Kau tahu bagaimana perasaan ku saat itu, melihat mu bersanding dengan Abang ku, Aku benar-benar tidak bisa terima, Aku akan terus menantikan mu Vania, sampai kapanpun Aku tidak akan menikah kecuali dengan dirimu." ucapan Calvin terdengar tidak masuk akal, tapi pria itu tetap yakin akan mendapatkan Vania kembali.

"Kamu gila Vin! Mana mungkin Aku menikah dengan mu, Aku sudah bersuami dan sekarang Aku sedang menunggu kedatangan suamiku, Aku mohon pergilah! Aku tidak mau ada orang yang melihat kita, terutama Mama dan Papa, mereka pasti akan kecewa dengan kita berdua."

"Tidak akan ada yang tahu, hanya tinggal Aku dan kamu yang masih terjaga di rumah ini, lagipula untuk apa kamu menunggu kedatangan Abang, percayalah! Dia tidak akan pulang." Calvin terus berusaha meyakinkan Vania jika Bastian tidak akan pulang malam ini.

"Bagaimana kamu seyakin itu? Kamu sengaja mengatakan hal ini untuk berduaan dengan ku, kan? Kamu sengaja mencuri-curi kesempatan untuk bersama ku, kan?" Vania terus berusaha menjauhkan dirinya dari tubuh sang Adik ipar yang selalu ingin mendekatinya.

"Aku tahu betul siapa Abang! Jangan harapkan kesetiaan darinya, Aku yakin saat ini dia sedang bersenang-senang dengan perempuan lain, sementara kamu di sini menunggu kedatangan nya, ayolah Vania! Lepaskan Bang Tian, dia nggak pantas untukmu, menikah lah dengan ku, Aku pasti akan membahagiakan mu." ucap Calvin sembari mencium tangan Vania. Dengan cepat Vania menarik tangannya dan Ia segera beranjak pergi meninggalkan Calvin. Jika dirinya tetap di sana, Ia khawatir akan terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.

Namun, rupanya Calvin tidak ingin Vania pergi, Ia menahan tangan Vania dan mulai menghampiri gadis yang sangat di cintainya itu.

"Lepaskan Aku Vin! Aku mau ke kamar ku, tolong jangan dekati Aku lagi, ini demi kebaikan kita berdua, sebaiknya kita jaga jarak, Aku tidak mau suamiku mengetahui ini," Calvin tidak memperdulikan ucapan Vania, pria itu terus saja berusaha untuk merayu gadis yang masih di anggap kekasihnya itu. Calvin merangkul pinggang Vania dari belakang, tentu saja Vania terlihat mulai sesak nafas, bukan sesak nafas karena asma. Tapi sesak nafas karena gejolak itu mulai menyerang akal sehatnya, apalagi Calvin mulai menyibak rambut Vania dan memperlihatkan leher putih nan mulus itu.

Kecupan lembut itu pun mulai Calvin lakukan dengan sangat mesra, Vania berusaha menolak, tapi apalah daya dirinya tak kuasa menahan rasa cintanya yang begitu besar terhadap Calvin.

"Calvin, sudahlah! Jangan lakukan itu, Plis biarkan aku pergi jangan membuat ku menjadi istri yang tidak bisa menjaga kehormatannya, Aku masih berstatus sebagai seorang istri, jadi Aku mohon pergilah!" Vania terus berusaha untuk melepaskan dirinya dari sang Adik ipar.

Calvin pun tidak bisa memaksakan kehendak nya, dia mengerti Vania berusaha setia terhadap suaminya, sementara dirinya terus berusaha untuk merayu wanita pujaan hatinya itu, akhirnya Calvin melepaskan Vania dan membiarkan nya pergi.

Setelah Calvin melepaskan tubuhnya, akhirnya Vania pergi ke kamarnya dengan sedikit berlari, sungguh Ia tidak ingin terjerembab untuk kedua kalinya dengan Calvin. Hampir saja Ia tidak bisa menguasai dirinya sendiri.

"Tidak! Ini tidak boleh, maafkan Aku, Mas!" sesal Vania yang merasa bersalah kepada sang suami.

...BERSAMBUNG ...

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

KLO LO TAU, TU SI TIAN SDH HAMILI ANGGUN, & MAU TANGGUNG JAWAB..

DN JUGA TIDUR MA IBU TIRI LOOO

2023-01-03

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

VANIA GOBLOK, KNP MAU2 TURUTI SUSI YG CMA IBU TIRI, LGI PULA SUSI GK PNY ANAK DRI AYAHMU..

2023-01-03

1

ayulia lestary

ayulia lestary

tian nya lgi culap celup tanias

2022-10-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!