14. Sekolah Kembali

Hari Rabu yang dinanti Cantara telah tiba. Seragam sekolah taman kanak-kanak yang dikenakannya terpasang rapi bersama dengan sepasang ikat kuncir di rambut dan sepatu merah muda di kaki.

Semalam Cantara meminta untuk menelepon papanya, soalnya hari Senin dan Selasa Arshaka tidak datang ke rumah Badrina yang disebabkan oleh menumpuknya pekerjaan. Ditambah lagi ia harus menemui seorang teman lama.

Pagi ini, setelah melalui perdebatan alot tentang siapa yang akan mengantarkan Cantara ke sekolah, Arshaka datang ke rumah Badrina. Ia tiba sewaktu jam sarapan artinya belum makan dari rumah.

Sayangnya, Badrina tidak menawarkan apapun saat melihat Arshaka memasuki ruang makan. Badrina tampak cuek.

"Papa...," Cantara turun dari bangkunya, menghampiri Arshaka dan menarik tangannya menuju meja makan, "ayo Pa, kita makan. Ini masakan spesial Mama. Hari pertama aku sekolah lagi," jelasnya dengan mata berbinar.

Arshaka melirik Badrina yang tengah menyuapkan sesendok makanan ke piring. Tidak ada sapaan pagi untuk Arshaka. Mungkinkah Badrina masih marah dengan keinginannya untuk mengantar anaknya ke sekolah? pikir Arshaka dalam hati.

Sebelum bercerai, mengantar Cantara ke sekolah adalah tugas rutin Badrina. Arshaka kerap lebih dulu pergi ke kantor. Tidak seperti semalam, mendesak Badrina agar dirinyalah yang akan mengantar Cantara ke sekolah.

Bagi Badrina, apa yang dilakukan oleh Arshaka merupakan sikap yang sah-sah saja sebab pria itu adalah papanya Cantara.

Sikap dinginnya tidak lebih dari pesan Poppy yang juga menghubunginya semalam.

Poppy tidak ingin bila Badrina masih terpaku dengan mantan suaminya, bahkan dia mengungkit keberatannya pada pernikahan mereka bertahun-tahun yang lalu.

Poppy memberi Badrina dengan julukan bebal. Perceraian adalah karma dari kebebalan Badrina yang tidak menuruti perkataan tantenya delapan tahun yang lalu.

Semalam Poppy juga menyampaikan pesan Hafez untuk menjadwalkan pertemuan pada malam minggu depan. Poppy meminta agar Badrina memenuhi undangan pertemuan Hafez di sebuah restoran mewah di kota itu.

Arshaka tentu tidak tahu menahu rencana Badrina yang akan dikenalkan dengan seorang pria. Dia hanya menduga percakapan mereka semalam yang membuat Badrina diam.

Di meja makan, hanya terdengar percakapan antara Cantara dan Arshaka. Sesekali pria itu melirik ke seberang meja, bertepatan Badrina tenggelam dalam lamunan sambil tetap menyendok makanan ke mulutnya. Arshaka menebak ada beban pikiran Badrina saat ini.

Setelah mereka selesai sarapan, Badrina mengajak Cantara menyikat gigi untuk membersihkan sisa makanan yang tertinggal. Kemudian, ia kembali memeriksa keperluan putrinya sebelum menyerahkan Cantara pada Arshaka agar diantar ke sekolah.

"Kamu tidak ikut?" tanya Arshaka. Badrina menatapnya keheranan.

"Setelah dari sekolah, kamu pastinya ke kantor, aku pulang naik taksi 'kan. Lebih baik kamu sendiri saja mengantar," tolak Badrina.

Arshaka tersenyum getir, ia teringat bagaimana dirinya di masa lalu. Saat dimana Badrina minta ikut mengantar Cantara ke sekolah lalu dia minta Badrina pulang menggunakan taksi sebab Arshaka buru-buru ke kantor.

Sekolahan Cantara berlainan arah dengan kantor Arshaka. Kalaupun saat ini dia mengantar Cantara ke sekolah maka ia akan kembali melewati rumah Badrina menujubke kantornya. Dulu, pria itu hanya malas untuk mengantarkan istrinya kembali ke rumah.

"Ya sudah. Kami berangkat." Arshaka tidak lagi mendesak Badrina. Perempuan itu melepas Arshaka dan Cantara di depan pintu gerbang, mobil melaju sampai tak terlihat mata. Nanti siang, tugas Badrinalah untuk menjemput anaknya dari sekolah.

Setiba di sekolah, Cantara turun lalu melambaikan tangan pada papanya yang akan menuju ke kantor. "Baik-baik sekolah dan berteman ya, anak Papa," pesan Arshaka.

"Siap Papa!" respon Cantara mengangkat tangan seperti melakukan tanda penghormatan.

Cantara berjalan riang masuk menuju kelasnya. Sewaktu bovah itu masuk rumah sakit tidak ada teman yang mengunjunginya, sebab melalui pihak sekolah Badrina berpesan agar orang tua teman anaknya tidak perlu membesuk putrinya.

Badrina hanya tidak ingin kalau kesehatan fisik Cantara menyasar mentalnya juga karena orang tua murid pasti tahu bahwa rumah tangga orang tua Cantara telah berakhir.

Jam pelajaran berjalan lancar, Cantara senang dengan aktivitas berkelompok maupun mandiri. Tiba jam istirahat, anak-anak makan bersama disediakan oleh pihak sekolah dalam satu meja besar.

Setiap anak di tiap kelas akan duduk mengelilingi meja makan. Sekolah ini memiliki banyak ruang khusus yang digunakan untuk ekstrakulikuler. Tidak salah bila biaya sekolah taman kanak-kanak Cantara per bulan setara UMR di daerah.

Cantara belum memiliki teman dekat di sekolah, semua baginya adalah teman. Ia anak yang tidak membedakan teman-temannya. Namun, ada saja satu dan dua anak usil yang senangnya mengerjai teman sebaya.

"Canta, lama tidak sekolah. Kenapa?" tanya seorang teman perempuan bernama Maiza Amanda.

"Aku sakit. Jadi dirawat, kata dokter perlu istirahat, makanya lama ngga sekolah."

"Canta, sakit apa?" tanya temannya yang bernama Cherika.

"Ee... apa ya...." Cantara mencoba mengingat nama penyakitnya, "Aduh, aku ngga ingat. Menyebutnya susah, nanti aku tanya --"

"Canta, kata papa mamaku, papa mama kamu cerai." Seorang anak laki-laki bongsor memotong percakapan Cantara, namanya Parama Nafiz.

"Cerai? Apa itu cerai?" tanya Canta dengan wajah biasa pada Parama.

"Kalau yang aku dengar cerai itu bertengkar. Aku lihat mama nonton tivi terus cerita ke papa 'artis bercerai' terus aku dengar mamaku bilang 'papa mamanya Canta juga'," ungkap Parama.

"Bertengkar, engga kok. Kamu dengar dari mana?" tanya Cantara tidak senang.

"Aku udah bilang dari papa mamaku, dalam kamar waktu itu," jawab Parama. "Terus aku tanya, 'cerai itu apa, Ma?' Itu yang mamaku bilang, 'bertengkar dan tidak tinggal bersama lagi', begitu." Parama masih meneruskan apa yang ia tahu dari orangtuanya.

Cantara terdiam mendengar kata tidak tinggal bersama lagi. Apa yang dikatakan Parama tentang itu adalah benar. Namun, tidak bertengkar. Papa mamanya masih berbicara.

"Canta, masih tinggal bersama papa dan mama?" tanya Cherika.

"Masih. Eh... dengan mama masih, kalau papa sudah jarang karena papaku sibuk kerja," Cantara mengungkapkan apa yang ia tahu dan lihat.

"Itu namanya cerai, Canta," cibir Parama tertawa.

Cantara kesal dengan Parama, "Papa mama aku ngga cerai, Parama!" teriak Canta sambil berdiri.

Ibu guru datang menghampiri meja mereka. Sistem di sekolah ini pada jam istirahat guru mengawasi dari jarak beberapa meter. Anak dibebaskan untuk aktivitas bercakap-cakap antara satu anak dengan lainnya sebagai perkembangan sosial.

"Bu, Parama bilang papa mama Canta cerai seperti artis di tivi, bertengkar, padahal tidak." Cantara terisak sembari menunjuk Parama.

Ibu guru menatap sedih wajah Cantara yang telah bersimbah air mata. Kemudian memeluk Canta, menenangkannya, lalu membawa pergi Cantara dari mejanya ke ruang guru.

Guru lain diminta membantu untuk mengelola meja yang ditinggal Cantara. Semua guru juga mengetahui apa yang terjadi pada papa mama Cantara, tentu saja mereka tidak akan mengungkit masalah pribadi orang tua pada siswanyaa.

Guru-guru tidak menyangka pembicaraan anak taman kanak-kanak di meja makan tentang perceraian.

Episodes
1 1. Cerai Talak
2 2. Cantara Sakit
3 3. Pulang ke Rumah
4 4. Persimpangan Hati
5 5. Bertemu Berdebat
6 6. Nasihat
7 7. Papa Berubah?
8 8. Makan Malam Menegangkan
9 9. Insiden Arshaka
10 10. Kesal pada Mantan
11 11. Kebersamaan
12 12. Fakta Baru
13 13. Rencana Tante Poppy
14 14. Sekolah Kembali
15 15. Naik ke Permukaan
16 16. Diskusi Berakhir Cekcok
17 17. Rencana
18 18. Sosok Lain
19 19. Pertemuan??
20 20. Mau Pindah?
21 21. Mengurus Kepindahan
22 22. Kencan
23 23. Meminta Penjelasan
24 24. Kesulitan untuk Tegas
25 25. Kegelisahan Badrina
26 26. Keresahan Arshaka
27 27. Antara Dua Pilihan
28 28. Langkah Berani Arshaka
29 29. Demi Poppy
30 30. Rencana Masing-masing
31 31. Badrina Menjauh - Arshaka Mendekat
32 32. Arshaka ke Rumah Badrina
33 33. Badrina Serba Salah
34 34. Bimbang
35 35. Tekanan Darah Turun
36 36. Menolak Arshaka
37 37. Dibesuk Dua Pria
38 38. Keributan di Rumah Sakit
39 39. Meledek
40 40. Terlarang
41 41. Curahan Hati
42 42. Akhir Pekan
43 43. Sandiwara
44 44. Akhir Pekan 2
45 45. Kepiting Rebus
46 46. Makan Bersama
47 47. Damai
48 48. Ditentang
49 49. Rahasia
50 50. Memergoki
51 51. Mengamuk
52 52. Memeluk
53 53. Akmal Eyandri
54 54. Fakta Mengejutkan
55 55. Melawan Rasa
56 56. Keputusan
57 57. Masa Kini vs Masa Lalu
58 58. Hati Badrina
59 59. Betapa Malang
60 60. Sosok Dibalik Penculikan
61 61. Demi Uang
62 62. Hangat
63 63. Penyelamatan
64 64. Akhir Menjadi Awal - TAMAT
Episodes

Updated 64 Episodes

1
1. Cerai Talak
2
2. Cantara Sakit
3
3. Pulang ke Rumah
4
4. Persimpangan Hati
5
5. Bertemu Berdebat
6
6. Nasihat
7
7. Papa Berubah?
8
8. Makan Malam Menegangkan
9
9. Insiden Arshaka
10
10. Kesal pada Mantan
11
11. Kebersamaan
12
12. Fakta Baru
13
13. Rencana Tante Poppy
14
14. Sekolah Kembali
15
15. Naik ke Permukaan
16
16. Diskusi Berakhir Cekcok
17
17. Rencana
18
18. Sosok Lain
19
19. Pertemuan??
20
20. Mau Pindah?
21
21. Mengurus Kepindahan
22
22. Kencan
23
23. Meminta Penjelasan
24
24. Kesulitan untuk Tegas
25
25. Kegelisahan Badrina
26
26. Keresahan Arshaka
27
27. Antara Dua Pilihan
28
28. Langkah Berani Arshaka
29
29. Demi Poppy
30
30. Rencana Masing-masing
31
31. Badrina Menjauh - Arshaka Mendekat
32
32. Arshaka ke Rumah Badrina
33
33. Badrina Serba Salah
34
34. Bimbang
35
35. Tekanan Darah Turun
36
36. Menolak Arshaka
37
37. Dibesuk Dua Pria
38
38. Keributan di Rumah Sakit
39
39. Meledek
40
40. Terlarang
41
41. Curahan Hati
42
42. Akhir Pekan
43
43. Sandiwara
44
44. Akhir Pekan 2
45
45. Kepiting Rebus
46
46. Makan Bersama
47
47. Damai
48
48. Ditentang
49
49. Rahasia
50
50. Memergoki
51
51. Mengamuk
52
52. Memeluk
53
53. Akmal Eyandri
54
54. Fakta Mengejutkan
55
55. Melawan Rasa
56
56. Keputusan
57
57. Masa Kini vs Masa Lalu
58
58. Hati Badrina
59
59. Betapa Malang
60
60. Sosok Dibalik Penculikan
61
61. Demi Uang
62
62. Hangat
63
63. Penyelamatan
64
64. Akhir Menjadi Awal - TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!