Arshaka terdiam. Ya, karena emosi Badrina, maka dirinya menalak perempuan itu. Alasan KDRT dan ketidakcocokan digunakan sebagai alasan perpisahan.
Sebenarnya kalaulah ia sedikit lebih sabar, perceraian ini tidak akan terjadi. Namun, nasi telah jadi bubur.
"Kamu ngga siap 'kan. Kamu mau punya istri yang lembut, sabar, murah hati, suka tersenyum, dan segala kelebihan lainnya. Itu nyaris ngga ada di aku, Shaka!" Badrina mengalihkan tatapan lurus ke depan.
Lagi-lagi mereka ribut. Kubu yang sulit dipersatukan. Badrina masih memiliki ego yang tinggi, meskipun mencoba memvalidasi rasa amarahnya. Oleh alasan itulah, Badrina ingin sementara jauh dari mantan suaminya.
Bagi perempuan itu, Arshaka selalu berhasil memantik bara api amarah Badrina. Keadaan pun kerap tak memihak dirinya, ia masih saja terus bertemu Arshaka.
Badrina melengos meninggalkan Arshaka seorang diri. Pria itu tidak mungkin mengikuti mantan istrinya menuju kamar, akan ada fitnah nantinya.
Ada kamar tamu di rumah Badrina, tetapi ia enggan menggunakannya. Arshaka merebahkan tubuhnya di sofa menunggu terlelap hingga fajar pagi menyingsing.
Arshaka ke kantor dari rumah Badrina. Cantara sangat senang sekali ayahnya masih ada di rumah pada pagi hari.
Ia bernyanyi kecil, menggoyangkan badannya, begitu ceria melakukan apa saja. Meskipun melihat wajah mamanya yang datar, ia tidak begitu terganggu.
Orang tua Cantara tidak saling sapa sejak pembicaraan rujuk semalam.
Arshaka berpamitan dengan Cantara, pria itu harus berkantor pagi ini. Sempat dirinya menunggu Badrina di teras, sayangnya perempuan itu tidak bersedia menghantarkan kepergiannya ke kantor.
Di kantor, Arshaka berjumpa dengan Danish. Pria itu melihat teman Arshaka lesu dan kurang semangat, ia beranikan bertanya, "Kurang tidur lo?"
"Hm... iya... Semalam gue dari rumah Badrina ketemu anak."
"Wah! Ada aroma rujuk nih." Danish tersenyum menggoda temannya.
"Boro-boro... ketemu gue aja Badrina berasa kayak ketemu setan."
Danish tertawa terbahak-bahak.
"Lah! Badrina kan benar."
"Kampret. Kawan apa lawan lo!"
Danish masih menertawakan temannya.
"Menghadapi perempuan itu lo harus sabar. Apalagi kalau lo balik ke masa childhoodnya Badrina. Lo bakal respect dan menghormati perjuangan emosinya."
Kening Arshaka berkerut. "Lo segitu tahunnya tentang Badrina. Curiga gue."
"Lah! Kami 'kan emang temen masa kecil. Tapi kalau gue deketin mantan istri lo, lo ngga keberatan kan?" tanya Danish iseng, tersenyum sambil menaik-naikkan alis matanya.
Arshaka melototi temannya itu.
"Gue lagi usaha, Dan. Kalau lo maju, kita berlawanan." Arshaka memperingatkan, ia memajukan kepalan tangannya.
"Tapi... kalau Badrina yang kejar gue gimana?" Danish berandai-andai.
"Mimpi aja lo! Sana balik kerja!"
Danish melenggang masih tertawa memegangi perutnya yang sakit. Tak peduli melewati tatapan penuh tanya dari staf kantor lainnya.
Sepulang kerja, Arshaka mampir ke rumah Badrina. Ia ingin mengunjungi anaknya, suasana baru ini sebenarnya merepotkan. Ia harus bolak-balik ke rumah Badrina.
Perasaan Arshaka diserang sesal. Bila saja ia sedikit bersabar, mungkin setiap kali ingin melihat dan bermain dengan Cantara, bisa langsung dilakukan.
Saat tiba di rumah, Arshaka tidak bertemu Badrina sebab perempuan itu pergi karena ada janji dengan temannya. Cantara tinggal bersama pengasuhnya, seorang ibu paruh baya.
Selama menjadi istri, Arshaka jarang sekali melihat istrinya berkumpul dengan teman-temannya. Mantan istrinya itu kerap di rumah menghabiskan waktu bersama anak atau memonitor bisnis onlinenya melalui karyawan.
"Mama pergi ke mana, apa Canta tahu?" Arshaka jadi penasaran sekali.
"Ngga tahu, Pa. Tadi, mama dijemput sama om. Terus pergi naik mobilnya om," jelas Canta yang terus fokus pada mainan boneka di hadapannya.
Badrina dijemput laki-laki. Siapa teman mantan istrinya itu? tanya Arshaka dalam hati.
"Em... anak papa kenal gak sama om yang jemput mama?" selidik Arshaka.
"Kenal, Pa. Om Danish," jawab jujur Cantara.
Arshaka teringat percakapan bersama Danish tadi siang. Setelah dirimangi kembali, candaan Danish untuk mendekati mantan istrinya bisa jadi benar.
Tidak ingin berpikir ke arah sana, Arshaka kembali fokus untuk menemani anaknya bermain. Bukankah itu tujuannya ke rumah Badrina? Bukan mengurus Badrina yanng telah menjadi mantan istri.
Hari hampir menjelang malam. Badrina belum juga pulang. Mandi sore dan makan malam Cantara diurus oleh pengasuhnya. Arshaka masih menemani anaknya belum ingin pulang. Bahkan ia sempat membilas tubuhnya di kamar tamu. Bila ia pulang, kemungkinan Cantara akan sedih atau mungkin saja mengamuk lagi.
Sekira pukul delapan malam, Cantara masuk kamar ditemani ayahnya, mereka bercerita dengan topik flora dan fauna. Pengasuh Cantara diijinkan untuk kembali pulang oleh Arshaka. Mata lelah Cantara mengisyaratkan untuk istirahat malam, ia tidak sanggup lagi menunggu kedatangan mamanya.
Arshaka turun dari kamar anaknya, setelah memastikan Cantara tertidur lelap. Tiba di anak tangga terakhir, Arshaka melihat mantan istrinya yang baru saja pulang.
"Dari mana?" tanya Arshaka langsung ke inti.
"Ada urusan sama teman," jawab Badrina melengos masuk ke kamarnya yang dulu bersama Arshaka.
"Aku belum selesai!" ujar Arshaka pada mantan istrinya.
"Apalagi!?" ketus Badrina, menghadap penuh pada Arshaka.
"Aku tidak suka kamu pulang terlalu malam," tegas Arshaka menyatakan keberatannya.
Badrina menatap heran mantan suaminya. Ia melirik jam tangannya.
"Ini masih jam delapan. Tidak perlu mengatur aku. Kepentingan kita hanya untuk Cantara." Badrina membalik tubuhnya, ia melangkah ke kamar.
"Justru karena memikirkan Canta, aku mengatakan ini." Arshaka mengikuti langkah Badrina, ia menurunkan nada suaranya.
Badrina berhenti mendadak, Arshaka hampir saja menubruknya. Perempuan itu hanya diam menatap ke depan. Badrina berjalan masuk kamar, ingin membasuh diri dan beristirahat. Tubuhnya terasa sangat lelah. Ia tidak bersedia melayani perdebatan mantan suaminya.
Arshaka menyugar dan menjambak rambutnya sendiri. Badrina berubah total. Bahkan jauh lebih ketus dibanding saat ia menjadi seorang istri Arshaka Alfarizi.
Dulu saja, setiap ia pulang kantor Badrina selalu bersikap manis. Perempuan itu akan langsung menyediakan air hangat untuk mandi, pakaian di ranjang, makan malam menu lengkap di meja, dan memenuhi kebutuhan biologisnya saat dirinya meminta.
Namun, sejak memiliki Canta, di situlah hubungan mereka mulai merenggang. Arshaka menyadari ada kesalahan dirinya sebagai seorang suami.
Arshaka menyadari tidak pernah mengajak istrinya lagi pergi berduaan beberapa tahun belakangan, tidak pernah memberi pujian pada istrinya, bahkan tidak juga hadiah atau sekedar buket bunga.
Bagi Arshaka karena ia telah memberikan seluruh mata pencarian pada Badrina, maka perempuan itu bisa membeli sendiri apa yang diinginkan.
Rumah tangga mereka gersang. Saat itu pantikan emosi istrinya dianggap Arshaka kesalahan Badrina sendiri. Badrinalah yang tidak sabar.
Meskipun telah bercerai, pria itu ingin memperbaiki relasi yang buruk dengan istrinya. Dia hanya tidak tahu dari mana harus mengurai jalinan yang carut-marut ini.
Lain dengan Badrina, ia malah ingin menjauh dari suaminya. Alasan talak yang dikumandangkan suaminya membuat dirinya terhenyak akan fakta bahwa kelebihannya dapat diterima, tetapi kekurangannya ditolak. Talak itu menunjukkan bahwa Arshaka telah muak dengan segala kekurangan Badrina.
Segala kebaikan dan kelebihannya saat menjadi istri sekian tahun tidak berarti sama sekali, padahal ia merasa seharusnya kekurangannya perlu juga diterima. Badrina bukan malaikat tanpa cela, bahkan masa kecilnya begitu berat dilalui.
Apakah tidak ada lagi binar cinta pada diri Badrina? Tentu saja masih ada. Itulah yang membuat ia ingin menjauh dari suaminya, cintanya bertepuk sebelah tangan. Ia ingin menjauh dari cinta yang sekaligus kesakitan buatnya.
Biarpun ada kesempatan kembali tentu saja Badrina ingin menjadi pribadi yang lebih baik. Pribadi yang pulih. Dan itu entah kapan Badrina tidak tahu. Sampai batas waktu itu, Badrina hanya ingin menjaga jarak dari mantan yang dikasihinya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
lovely
sm² egois oadahal rujuk demi anak pa salahnya tapi tidak dapat dipunkiiri kalo Rina sakit ahati ulah shka yg main talakk🥴
2022-10-29
1