Pagi ini, Arshaka menjalani hari seperti biasa, pergi ke kantor untuk bekerja. Saat jam istirahat, pria itu ingin sekali menanyakan pada Danish perihal semalam pergi dengan mantan istrinya hingga malam hari.
Namun, ia seperti tidak siap bila ternyata Badrina dan Danish telah menjalin hubungan paska perceraian mereka. Arshaka tahu sekali bahwa kepribadian Danish sangat disenangi oleh banyak perempuan.
Arshaka mengurungkan niatnya untuk bertanya. Lebih baik ia memantau kedua orang itu, bila hubungannya jadi terancam oleh Danish ia tidak akan segan-segan membuat perhitungan dengannya.
Memasuki jam siang untuk kembali bekerja, notifikasi pesan masuk ke ponsel Arshaka.
[Shaka, nanti malam apakah ada waktu untuk makan bersamaku?] bunyi pesan dari Elmira.
Tumben sekali Elmira mengajak makan malam, batin Arshaka.
[Dalam rangka apa, Mira?] selidik Arshaka.
[Perusahaanku memenangkan tender proyek pembangunan taman sains milik pemerintah.] balas Elmira.
Arshaka malam ini memang tidak ada rencana untuk mengunjungi anaknya. Ia menjeda kunjungan ke rumah Badrina, sebab perempuan itu tampak kurang senang bila dirinya berkunjung terus.
Arshaka menerima ajakan Elmira, bahkan untuk memastikan Arshaka tidak akan berubah pikiran, Elmira menawarkan diri untuk menjemput Arshaka sekalian berjumpa dengan mamanya, Nuraini. Elmira bukanlah orang asing di keluarga Arshaka, antarkeluarga telah saling mengenal. Jadi, tidak akan terlalu rumit bagi Elmira untuk berkomunikasi dengan Nuraini.
Di lain tempat, Cantara menanyakan pada Badrina pukul berapa papanya akan datang sebab biasanya Arshaka telah ada di rumah Badrina sebelum maghrib.
"Mungkin Papa nanti malam datang ya, Sayang." Badrina mencoba meyakinkan putri tercintanya.
"Ma... hubungi papa ya," pinta anaknya, "Canta ingin memastikan saja."
Mau tidak mau, Badrina memenuhi keinginan anaknya. Sayangnya, setelah percobaan pada panggilan ketiga, Arshaka belum juga mengangkat ponselnya.
"Papa mungkin lembur, kerja sampai malam, Nak," ujar Badrina menghibur Cantara.
"Mama, kita ke rumah Oma saja. Mungkin Papa ke sana," usul Cantara pada Badrina yang tengah fokus pada ponselnya. Badrina menoleh menatap manik Cantara, permohonan tersirat dalam netra hitam boca itu.
"Oke, bila kondisi cuaca hari ini baik kita ke rumah oma," ujar Badrina.
Cantara girang bukan kepalang. Ia masuk ke dalam kamarnya dan bersiap-siap untuk berkunjung ke rumah omanya.
Sekira pukul tujuh malam Elmira telah sampai di rumah mamanya Arshaka.
"Wah! Kejutan kamu datang Mira. Ibu sudah lama tidak komunikasi dengan keluargamu. Apa kabar bapak dan ibumu?" sambutan hangat dari Nuraini menyenangkan hati Elmira.
"Alhamdulillah, kabar baik, Bu. Sekarang Bapak dan Ibu memilih tinggal jauh dari keramaian. Tinggal di vila pedesaan," jelas Elmira, mereka berjalan ke ruang keluarga.
"Mari kita duduk ngobrol dulu, Arshaka sedang bersiap baru pulang kerja." Elmira menuruti Nuraini, ia merasa ini menjadi kesempatan baik bagi dirinya perlahan masuk dalam keluarga Arshaka.
Elmira tahu bahwa Arshaka sangat menyayangi ibunya. Perempuan itu juga tahu bagaimana Badrina bisa menjadi istri Arshaka. Bermula dari kedekatan Badrina dengan Nuraini. Badrina dulu pernah punya bisnis toko kue sebelum menikah dengan Arshaka. Nuraini adalah pelanggan tetapnya. Kegigihan dan kesantunan Badrina membuat Nuraini yang pertama jatuh hati lalu memperkenalkan dengan anaknya yang kala itu diketahui masih belum punya kekasih.
Suasana perbincangan cair Elmira dan Nuraini dibuyarkan oleh bunyi bel rumah. Sudah hampir malam, siapa yang datang berkunjung? Nuraini tidak merasa punya janji untuk bertemu malam hari ini. Asisten rumah tangga Nuraini sudah pulang pukul lima sore tadi, sehingga dirinya yang membuka pintu untuk menyambut tamu yang datang.
"Tunggu sebentar ya Elmira. Ibu lihat siapa tamu yang datang," ujar Nuraini. Ia beranjak menuju pintu.
Sewaktu membuka pintu, ia dikejutkan oleh suara cucu yang dirindukannya.
"Oma...." Tangan Cantara membentang ingin dipeluk oleh Nuraini. Spontan Nuraini berlutut memeluk cucunya. Ia gembira mendapati Cantara telah sembuh.
"Sayangnya Oma, Canta, sudah sembuh? Maaf Oma belum sempat besuk cucu Oma lagi ya. Rencana besok Oma baru datang sekalian nginep di rumah Canta." Nuraini mengurai pelukan cucunya. Badrina memberi salam pada mantan ibu mertuanya, mereka juga berpelukan. Tidak ada perubahan sikap Nuraini pada Badrina sebab ia mengenal baik hidup menantunya.
"Ayo masuk." Ajakan Nuraini direspon oleh Badrina dan Cantara. Mereka menuju ruang keluarga, di sana juga ada Elmira. Badrina melihat Elmira, perempuan yang dikenalnya sebagai teman baik suaminya bahkan sebelum mereka menikah.
Tidak lama Arshaka keluar kamar menuju ruang keluarga dan terkesiap dengan kehadiran Badrina yang menunjukkan wajah datar. Berbeda dengan Cantara yang tidak canggung menyapa papanya.
"Papa...." Cantara melompat ke badan Arshaka untuk memeluknya.
"Papa tadi pagi pergi ke kantor kenapa ngga bangunin Canta? Mama bilang Papa sibuk. Masa sampai lupa cium Canta." Cantara merajuk pada papanya sambil memainkan kancing kemeja Arshaka.
"Makanya Canta sama Mama ke sini. Sekalian lihat Oma juga." tambah Cantara dengan ekspresi gembira menggerakkan tubuhnya dalam gendongan Arshaka.
Badrina diam saja dengan ekspresi wajah datar. Ia mengamati kemeja rapi yang dikenakan mantan suaminya, seperti berencana keluar rumah. Oh! Mungkin Elmira datang untuk mengajak Arshaka keluar, batinnya.
Apakah kedatangannya bersama Cantara mengganggu rencana mereka? Ada sepenggal rasa tidak nyaman menerobos hatinya. Badrina berusaha sebaik mungkin tampil tanpa terpengaruh rencana mantan suaminya.
"Tante ini siapa, Pa?" tanya Cantara menatap Elmira yang sedang duduk di sofa. Elmira membalas tatapan Cantara dengan senyum manis.
"Halo Canta. Kenalin saya tante Mira." Elmira mengulurkan tangan untuk bersalaman dengan Canta. Sayangnya, Canta hanya menatap tangan yang terulur tanpa berniat membalas salam kembali.
"Canta, tantenya disalam, Nak," pinta Badrina yang melihat anaknya bergeming.
Cantara tidak bersedia, malahan membalikkan tubuh membelakangi Elmira, bocah itu masih dalam gendongan papanya.
"Canta, ngga boleh begitu," tegur Badrina. Ada rasa tidak terima Badrina, ia kuatir malah dicap sebagai ibu yang tidak mengajarkan sopan santun pada anaknya.
"Canta ngga mau!" balasnya keras masih membelakangi Elmira.
"Maaf mbak Mira, Canta masih canggung ketemu orang baru." Badrina tidak marah, ia berharap Elmira memaklumi sikap Cantara.
"Iya, ngga apa-apa." respon Elmira kikuk.
Melihat keluarga ini berkumpul, Elmira menjadi bingung apakah ia lebih baik pulang saja atau meneruskan rencana makan malam bersama Arshaka? Hanya saja, bukankah mereka bukan lagi suami istri sehingga bisa saja mereka tetap pergi, bila penting Cantara bisa ikut serta. Hitung-hitung mendekatkan diri pula, pikir Elmira.
Arshaka juga masih belum banyak bicara. Ia fokus bermain dengan anaknya di ruang keluarga. Saat memasuki pukul setengah delapan, Nuraini mengajak Cantara dan Badrina untuk makan malam di rumah.
"Ayo kita makan. Canta sudah lapar, Sayang?" tanya Nuraini.
"Sudah Oma. Ayo makan." Canta merespon dan menarik tangan papanya menuju ruang makan, sementara Nuraini telah duluan ke ruang untuk merapikan sajian di meja makan.
Perkataan Arshaka selanjutnya membuat Cantara menjadi sedih.
"Canta, Papa berencana keluar bersama tante Mira. Canta makan bersmaa mama dan oma, ya. Papa tidak akan pulang larut malam," jelas Arshaka.
Tarikan tangan Cantara mengendur lalu terlepas. Ia menatap Elmira dan papanya bergantian, seolah-olah bertanya mengapa papanya malah pergi saat ia datang?
Cantara diam saja. Ia berbalik berjalan sendiri menuju ruang makan. Cantara lupa membawa Hero sehingga tidak ada teman untuk bisa menceritakan kesedihannya.
Di ruang makan, Badrina melihat raut kesedihan anaknya. Ia teringat bagaimana antusiasnya Cantara tadi pagi dan malam ini untuk berjumpa papanya. Badrina seketika dilanda rasa marah.
Ia melangkah ke ruang keluarga. Tanpa rasa sungkan, ia meminta waktu Arshaka untuk bicara sebentar. "Anak kamu itu tadi pagi nangis karena kamu ngga ada di rumah. Sepanjang hari hanya menanyakan kamu terus. Sore hari biasanya kamu datang, sekarang tidak datang. Dia minta ke aku buat cari kamu di rumah mama. Sekarang kamu malah mau pergi," Badrina tahu penyebab kesedihan putrinya, ia menggeleng-gelengkan kepalanya, "tahu begini aku tidak bakal ajak Canta temuin kamu. Sebaiknya, jangan terlalu sering temuin Canta bila membuatnya berharap," pungkas Badrina ketus. Dia memutar tubuh, sebelumnya melirik malas pada Elmira yang duduk mematung.
Badrina merasa Arshaka sedang melakukan proses pendekatan dengan Elmira. Bisa jadi Cantara mulai tahu arti patah hati melihat perhatian papanya terbagi untuk orang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
lovely
dasar s Shaka ayah ga berhati klo bener sayang ma anak mnding batalin acara makannya ma s mira aku rasa disini yg slah shka yg udah talak istrinya suatu yg wajar klo liat suami pulang bau farpum wanita istri mnapuun pasti nyesekkk dasar laki⅔ egois udah mah denish aja rina
2022-10-29
1