\=Chapter 017. AMUKAN KELUARGA LUN\=
\=
\=
Orang-orang di tempat kejadian hanya bisa diam saja melihat keluarga Lun di bantai oleh Li Yian, ada yang senang ada juga yang tidak namun lebih banyak yang senang.
Itu karena keluarga Lun sering melakukan penindasan, sehingga banyak yang senang melihat ada yang bisa melawan rezim yang belum lama berkuasa itu namun cukup kejam.
Li Yian masih berusaha membujuk wanita muda itu, sedangkan Baba Yaga sudah selesai membunuh semua pengawal yang di bawa oleh keluarga Lun.
Li Yian melepaskan rantai lalu bertanya kepada wanita muda itu.
"Dari mana kamu berasal?" tanya Li Yian sambil memandang dengan lekat.
"Ak, aku dari alam Daulu!" jawab gadis itu dengan tergagap.
Setelah segel budak yang di pasang telah hilang, pikiran dia langsung sedikit jernih kembali.
Di tambah pertanyaan Li Yian yang tidak membuatnya takut sehingga dia bisa menjawab dan tidak terlalu waspada terhadap Li Yian.
"Saudara Li Yian, apa kita akan mencari penginapan?" tanya Baba Yaga.
Padahal Li Yian sedang ingin menanyakan lebih detai tentang keadaan wanita muda yang telah di selamatkan, namun malah di sela pertanyaan Baba Yaga yang seakan tidak berguna.
Namun setelah di pikir lagi, setelah adanya wanita muda ini Li Yian jadi berpikir kembali.
"Tunggu sebentar, sekarang kota sedang padat! Bagaimana kita mencari penginapan, apakah masih tersedia tersedia?" tanya Li Yian terhadap Baba Yaga setelah menoleh ke arah Baba Yaga berdiri.
"Masalah itu mudah, selagi kita berkuasa dan memiliki uang hanya hal sepele!" jawab Baba Yaga.
"Baiklah, aku serahkan kepada mu! Kita akan pergi kemana sekarang?" Li Yian bertanya kembali.
"Ikut aku..!" ucap Baba Yaga sambil melangkah dengan tenang.
Dia melangkah seperti tidak terjadi apa-apa barusan, padahal orang-orang di sekitar jalan kota itu saling berbisik bahwa Baba Yaga dan Li Yian maupun wanita muda yang di selamatkan.
Mereka semua mengira Li Yian dan yang lainnya tidak akan bebas dari ibu kota wilayah timur ini, karena dengan berani memprovokasi langsung keluarga Lun di sini.
Jika di luar kota mungkin masih bisa lolos dari pengejaran penguasa kota, namun sekarang di dalam kota, di tambah Baba Yaga menyarangkan mencari penginapan apakah itu bukan namanya bodoh.
Meskipun Baba Yaga dan Li Yian hebat, namun dia terlihat masih terlihat anak-anak sehingga mereka berpikiran bahwa mereka pasti tidak akan selamat dari amukan keluarga Lun.
Meskipun Li Yian dan Baba Yaga mendengar banyak bisikan, namun dia tidak memperdulikan sama sekali, sehingga mereka bertiga tetap berjalan menjauh dari kerumunan di sana.
*
*
*
Di pusat kota.
Kediaman keluarga Lun.
Meskipun di sini di sebut dengan ibu kota wilayah timur, namun di tengah-tengah kota ada area yang luas dengan di tumbuhi oleh pepohonan yang cukup rimbun.
Dengan area luas ini, sudah bisa di katakan bahwa keluarga Lun benar-benar sangat berkuasa.
Dulunya area ini tidak begitu luas dan tidak banyak pepohonan rimbun, namun setelah keluarga Lun berkuasa dengan kekuatan dan penindasan di bentuklah area terbuka ini dan peluasan kota di perlebar di pinggiran.
Sehingga ibu kota wilayah timur benar-benar terlihat besar, apa lagi dengan kepemimpinan keluarga Lun yang terbilang cukup bagus dalam pembangunan sehingga kota terlihat sangat megah.
Di dalam rumah besar, duduk seorang pria tua dengan janggut dan kumis panjang berwarna putih sedang duduk menikmati secangkir teh.
Dia memandang ke arah jendela yang menuju ke halaman belakang, dengan kesendirian itu terasa sangat damai.
Barus saja dia hendak mengangkat cangkir tehnya dan akan meminum, di luar ada ketukan yang keras.
"Kepala keluarga Lun, ada berita gawat!" ucap dia luar pintu sambil tangannya terus mengetuk.
Pria tua yang sedang menikmati teh di dalam ruangan langsung mengerenyitkan keningnya dan segera meletakkan cangkir itu dengan tenang.
Meskipun dia mendengar bahwa ada berita gawat, namun pikiran dia tetap tenang itu di dapatkan dari pengalaman hidup yang sudah ratusan ribu tahun.
Dia mendongak dan menatap ke arah pintu, lalu berkata dengan pelan.
"Masuk aja..!" hanya kata itu yang di ucapkan.
Braaak..!
Dengan cepat pintu di buka dengan keras setelah mendapat persetujuan dari orang yang di dalam.
Melihat bawahan setianya yang terlihat gugup, kepala keluarga Lun cukup bingung.
"Kepala keluarga Lun, ada berita gawat!" ucap orang yang baru masuk.
"Katakan..!"
"Tuan muda kedua dan putrinya sudah mati!" ucap dia masih dengan susah payah.
Padahal jika menyampaikan situasi tentang ibu kota wilayah timur dia tetap tenang dan sangat jelas, menandakan bahwa dia sangat percaya diri.
Namun setelah melaporkan bahwa anggota keluarga inti dari keluarga Lun ada yang mati dia langsung gugup.
"Apa...? Apa kau sudah melihat batu kehidupannya pecah dan berhenti bercahaya?" tanya kepala keluarga Lun.
"Sudah, setelah menerima informasi dari kota aku langsung memeriksa semuanya dan itu benar-benar adanya!" jawab orang yang tadi masuk dengan gugup.
"Hemmm, apa kau sudah tahu siapa yang membunuh anak ku itu?" tanya kembali kepala keluarga Lun.
"Sudah, menurut informasi mereka anak muda! Kejadian itu di wilayah bagian timur kota."
Baaaammmm...!
Meja teh yang ada di samping laki-laki tua itu langsung hancur karena di hantam telapak tangan laki-laki tua itu.
"Bodoh, kenapa masih melapor bukannya kau harus tangkap dia dan bunuh jika perlu lalu baru melapor..!" bentak laki-laki tua pemimpin keluarga Lun dengan marah.
"Maaf kepala keluarga Lun, mereka sangat kuat! Sehingga memerlukan pasukan khusus, sedangkan menggunakan pasukan khusus harus memiliki izin dari tuan." jawab bawahan dari kepala keluarga Lun dengan menunduk.
"Kejar dia dengan kekuatan besar keluarga Lun!" jawab kepala keluarga Lun dengan tegas dan menggertakan giginya.
"Baik tuan..!" jawaban bawahan itu dengan singkat lalu keluar dengan cepat.
Setelah bahwa yang melapor keluar, kepala keluarga Lun memandang ke arah jendela.
"Orang bodoh mana yang berani memprovokasi keluarga lun, apa dia tidak tahu sekuat apa keluarga ini?" gumam dia dengan tatapan tajam.
Meskipun sudah tua, namun matanya sangat tajam dan jejak kebengisan masih sangat terlihat.
Padahal anaknya yang kedua sangat bodoh dan hanya bisa bersenang-senang dengan kekuasaan keluarganya, namun dia tetap anggota keluarga Lun sehingga kepala keluarga Lun tidak melarang sedikitpun.
Namun kali ini dia berhadapan dengan Li Yian dan Baba Yaga, seandainya dia tahu Baba Yaga adalah keturunan dari klan Baba dia pasti akan mundur langsung tanpa berpikir.
Kekuasaan yang dia dapat adalah hasil dari kekacauan dahulu yang di lakukan oleh Nam Lutu, jika saka Nam Lutu tidak di tekan oleh klan Baba semua kekuatan besar dan sedang sudah pasti akan habis di musnahkan oleh Nam Lutu.
Namun karena tekanan dari klan Baba, sehingga keluarga Lun masih bisa bertahan dan menjadi kekuatan besar yang dulunya hanya kekuatan sedang bahkan bisa di bilang kecil.
\=
\=
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Matt Razak
mantulssss
2023-02-02
1
sahar ludin
lanjut
2023-01-26
0
sahar ludin
seru
2023-01-26
0