...HAPPY READING!!...
Hari demi hari sudah mereka lewati, waktu demi waktu sudah mereka jalani, dan saat ini waktu nya untuk mereka siap menghadapi kenyataan didepan mereka.
Pernikahan sudah ada didepan mata, mereka tak bisa menghindar lagi. Karna tepat hari ini, akad nikah mereka akan dilaksanakan.
Mora sebelumnya bersama Umi Abi dan Della sudah berangkat ke gedung pernikahan mereka yang berada di Jakarta, dan saat ini Mora berada di satu ruangan dimana Mora tengah dirias oleh MUA.
Mora memandang diri nya dari pantulan cermin didepannya, ia melihat dirinya yang tampil berbeda hari ini. Riasan yang ada di wajah nya sungguh sempurna, sangat cantik.
MUA yang merias Mora adalah perempuan, itu juga permintaan Mora sendiri. Karna dengan itu Mora bisa leluasa membuka cadar nya.
"Wah, Mba nya kelihatan cantik pasti calon suami mba nanti bakal pangling deh," ujar MUA itu.
Mora hanya tersenyum kikuk menanggapi pujian itu. Mora pun mengambil cadarnya yang ada di atas meja, lalu memasangkan nya kembali. Ia memandang wajahnya dengan penuh tekad, ia pasti bisa melewati semua ini.
***
Gedung tempat Farez dan Mora akan melakukan akad, cukup ramai, yang dihadiri oleh beberapa rekan kerja Prama, dan kenalan Kinara. Juga keluarga terdekat yang turut hadir disana.
Farez yang tengah duduk di kursi yang langsung berhadapan dengan penghulu didepannya sudah panas dingin ditempat. Keringat dingin terasa mengalir dari keningnya.
Farez takut salah bicara ketika ia mengucapkan ijab qobul, ini adalah pengalaman pertama baginya, wajar saja jika ia merasa gugup apalagi usia nya yang masih muda.
"Sudah siap?" tanya penghulu itu pada Farez. Farez melirik kearah Prama yang berada di samping kanan nya dan Abi yang berada di samping kiri nya.
Prama mengangguk pelan untuk meyakinkan anaknya itu. Farez menghela nafas panjang, perlahan ia mengangguk mantap. "Siap."
"Baik, tolong jabat tangan saya," instruksi penghulu itu. Farez langsung menjabat tangan penghulu didepannya dengan rasa percaya diri.
"Bismillahirrahmanirrahim, saya nikahkan engkau Farez Byantara Altezza bin Prama Byantara Altezza dengan Zamora Levannia binti Ardi Hasan dengan mahar emas murni seberat 50 gram dan uang sebesar 500 juta juga seperangkat alat sholat dibayar tunai!" ucap penghulu itu dengan suara lantang.
Farez memejamkan matanya sejenak seraya mengambil nafas, dan perlahan ia mengangkat mic nya. "Saya terima nikahnya Zamora Levannia binti Ardi Hasan dengan mahar tersebut dibayar tunai!" balas Farez dengan tegas dan lancar.
Prama menghela nafas lega setelah mendengar itu begitu juga dengan Abi. "Alhamdulillah," ucap syukur Abi.
"Para saksi sah?"
"SAH!" ucap semua orang yang berada di gedung di itu serempak.
***
"SAH!"
Mora menitikkan air mata nya tepat ketika para tamu mengucapkan kata sah. Saat ini ia telah sah menjadi seorang istri. Dan kehidupan barunya akan dimulai saat ini.
"Ayo keluar teh, udah ditunggu dibawah," ucap Della menjemput Mora di ruang rias.
Della membawa Mora keluar dari ruang rias, berjalan menuruni tangga menuju lantai bawah. Seluruh pasang mata tertuju pada mereka, terutama Mora pengantin perempuan di acara itu.
Gadis cantik itu terlihat berbeda sekarang, sangat cantik dibanding hari biasanya. Mora sangat anggun ketika mengenakan wedding dress yang sangat elegan.
...dress Mora...
Cantik. Itu lah kesan pertama nya ketika melihat Mora yang turun bersama Della. Walau wajah nya terhalang oleh cadar yang menutupi wajahnya, namun Farez dapat merasakan kecantikan seorang Zamora.
Mora menempati dirinya disebelah kiri Farez, yang memang disediakan untuk dirinya.
Umi dan Abi menitikkan air mata nya terharu, putri sulung nya sudah bukan sepenuhnya milik mereka, karna putri nya sudah menjadi milik suaminya. Mereka sedih karna Mora tidak akan tinggal lagi bersama mereka, namun mereka senang karna Mora akan menjalankan hidup baru nya yang lebih baik kedepannya.
Mereka sepenuhnya percaya kepada Farez untuk menjaga putri sulung mereka.
"Bisa dipasangkan cincin pernikahan nya," instruksi penghulu pada kedua remaja didepannya.
Farez mengambil cincin berlian di kotak cincin atas meja, cincin yang simple namun memiliki harga yang fantastis, tidak terlalu nampak jika itu adalah cincin pernikahan. Farez mengambil tangan kanan Mora dan memasang kan cincin itu pada jari manis Mora yang sangat pas ukurannya.
Itu lah kali pertama seorang lelaki selain Abi nya yang menyentuh dirinya, dan begitu pula Farez, yang pertama kali menyentuh Mora setelah bertemu beberapa waktu lalu.
Lalu Mora gantian memasang cincin ke jari manis Farez, lalu setelahnya Mora mencium punggung tangan Farez yang sekarang telah menjadi suaminya dan akan menjadi imam nya hingga nanti di akhirat.
Farez turut mengecup kening Mora, bertepatan dengan itu air mata Mora kembali menetes. Ia tidak sedih, melainkan ia senang karna ia bisa menjalankan keinginan orang tua nya dan ia senang bisa menjadi istri dari suaminya.
Kini dirinya bukan lagi tanggung jawab Umi dan Abi nya melainkan tanggung jawab Farez sebagai suaminya.
"Alhamdulillah, sekarang kalian sudah sah menjadi suami istri, semoga selalu sakinah mawadah dan warahmah," kata sang penghulu.
"Amiin."
***
Pukul tujuh malam acara mereka telah selesai. Setelah menyalami beberapa tamu kaki mereka terasa pegal, terutama Mora yang menggunakan heels. Hanya tinggal beberapa tamu saja yang masih berbincang dengan tamu lainnya jadi Mora dan Farez memutuskan untuk duduk.
Mora memijat kaki nya yang terasa sangat pegal setelah berdiri kurang lebih satu jam. Mulut nya meringis kecil karena ternyata kaki nya tergores oleh heels nya dan itu terasa perih.
"Kenapa?" tanya Farez yang mendengar ringisan Mora.
Mora memandang Farez, ia sudah tidak lagi takut karna sekarang posisi nya sudah sah, bukan dosa malah akan menjadi pahala nya sebagai istri. "Kegores dikit," sahutnya.
"Mau turun?" tawar Farez. Mora tampak menimang-nimang tawaran itu. "Boleh?" tanya nya.
Farez merotasikan bola matanya. "Boleh lah, ayo." Farez membawa Mora turun dari atas altar, tiba dibawah mereka menemui keluarga mereka dulu untuk meminta izin.
"Yah, Bun kayak nya Mora udah gak bisa diatas. Tuh, kaki nya kegores kena heels," tunjuk Farez pada kaki Mora.
"Aduh, kok bisa nak?" tanya Kinara.
"Mungkin karna gak terbiasa pake heels kali ya Bun, jadi nya gini," kekeh Mora.
"Alay sih lo," cetus Farez.
"Farez!" tegur Prama.
"Yasudah, kalian kekamar saja. Kamar kalian sudah disiapkan diatas, kalian bisa pergi," ujar Umi.
"Tunggu dulu, ini pesan Abi untuk kamu Farez. Kalau kalian sewaktu-waktu ada masalah, tolong selesaikan secara baik-baik. Jangan sampai ketika kalian bertengkar kata talak keluar dari mulut mu Farez." Ujar Abi menegaskan.
"Kata talak itu walau hanya ucapan tapi itu akan berlaku, dan itu sakral jika diucapkan oleh lelaki. Karna kata talak hanya bisa diucapkan oleh laki-laki. Kamu harus ingat itu," lanjut Abi.
"Iya Abi, Farez paham," jawab Farez yang mendengar jelas pesan Abi padanya. Mau bagaimana pun juga beliau tetaplah orangtuanya juga, yang harus ia patuhi ucapannya.
"Dan ini dari Ayah, kalian jangan buru-buru untuk memiliki anak. Karna posisi kalian masih sekolah, jalan kalian masih panjang," pesan Ayah.
"Iya Ayah," sahut Farez dengan ogah-ogahan.
"Jangan iya-iya aja Farez," ucap Kinara mengingatkan.
"Iya Bunda Farez denger kok," jawab cowok itu memandang Bunda nya.
"Oh iya teh, selamat ya atas nikah nya. Gak rugi kan teteh terima perjodohan ini? Jadi nya nanti tidur ada yang nemenin teteh," goda Della dengan muka sok polos nya.
Mendengar ucapan itu, para orang tua meledakkan tawa mereka termasuk Della sendiri. Mora sudah tak tahan lagi, ia malu sekarang.
Farez melirik kearah Mora, cowok itu menggenggam tangan Mora, membuat gadis itu langsung menatap dirinya.
"Diem lo bocil!" cetus Farez pada Della.
"Farez izin kekamar," ucap laki-laki itu lagi.
"Iya sana, langsung istirahat aja," sahut Kinara.
Farez pun membawa Mora menaikki tangga dengan terus menggenggam tangan mungil Mora.
"Mereka serasi ya," celetuk Umi yang melihat kedua remaja itu.
"Iya, semoga ini jalan yang terbaik ya," sahut Kinara.
"Amiin."
***
sudah, masalah pertama selesai, lnjut lagi lusa juseyoo dadaa 👋🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments