Jari telunjuk Saka bergerak mendengarkan suara tangisan Raja dan juga Aisyah yang terus menjerit minta tolong, ia mendengarkan semua apa yang terjadi di dalam kamar itu. Ingin rasanya ia bangkit dan menyelamatkan wanita yang selama ini telah merawat bayinya. Namun, ia sangat sulit untuk membuka mata dan menggerakkan tubuhnya. Saka berusaha mengeluarkan seluruh kekuatannya. Namun, tetap saja ia tak bisa menguasai tubuhnya sendiri, ia hanya bisa mendengarkan jeritan Aisyah dan tangisan putranya.
"Lepaskan! Tolong jangan lakukan ini padaku," jerit Aisyah terus mencoba meloloskan diri dari cengkraman Cakra yang saat ini bahkan telah melepas hijabnya dan melemparnya ke lantai. Cakra yang melihat wajah cantik Aisyah dan melihat lehernya saja sudah langsung membangkitkan gairahnya. Dada Aisyah yang basah semakin menggiurkan Cakra untuk mencicipinya. Cakra tak peduli dengan suara teriakan Aisyah.
"Kau jangan munafik, ini bukan pertama kalinya untukmu 'kan jadi terima saja, kau juga pasti sangat merindukan belaian bukan?" ucap Cakra masih terus berusaha melakukan apa yang diinginkannya, ia bahkan sudah mengangkat gaun panjang Aisyah dan memperlihatkan paha putih mulusnya.
Aisyah terus berontak dan mempertahankan harga dirinya. Cakra menghentikan apa yang dilakukannya saat mendengarkan suara mobil di luar rumah. Cakra yakin itu adalah suara mobil dari kedua orang tua Saka yang diketahuinya sedang berada di luar.
"Sial," kesal Cakra saat ia harus menghentikan apa yang dilakukannya saat gairahnya sudah sangat memuncak menguasai dirinya.
Cakra berdiri dari posisinya yang menindih Aisyah dan mengancingkan kembali celananya yang tadi sudah dibukanya, sedangkan Aisyah langsung menurunkan bajunya, ia langsung berlari mengambil hijab dan memakainya kembali, Aisyah yang ketakutan menjauh dari Cakra dan melihat Raja yang mengarahkan tangannya ini digendong oleh ibu susunya itu.
"Kali ini kamu selamat, tapi tidak untuk kedua kalinya," kesalnya kemudian keluar dari kamar saka setelah merapikan kembali pakaiannya. Tadinya Cakra ingin kembali melaporkan hasil kerjanya kepada Saka. Namun, ia mengurungkan niatnya dan keluar dari kamar itu.
Aisyah hanya terus menangis sambil melihat Cakra menghilang di balik pintu, ia langsung berlari mengambil Raja dan menggendongnya.
"Tenanglah, Nanny baik-baik saja," ucapnya dan langsung membawa Raja keluar dari kamar itu, ia tak ingin jika kejadian yang baru saja terjadi kembali terulang. Ia dengan cepat menuju ke kamar Raja dan mengunci pintunya dari dalam.
Tangan Aisyah yang bergetar memegang erat Raja dan membaringkannya di tempat tidur dan langsung memberikan asinya agar anak itu bisa tenang.
Aisyah menepuk-nepuk punggung Raja agar tenang sambil sesekali mengusap air matanya, ia masih tak membayangkan apa yang terjadi padanya jika Cakra sampai berhasil melakukan apa yang ingin dilakukannya. Ia tak menduga jika ia akan mendapatkan perlakuan seperti itu, semua terjadi begitu cepat.
***
"Cakra," sapa Berlian yang melihat Cakra keluar turun dari lantai atas.
"Ada apa, Nak?" tanya Pak Septian yang berpapasan dengan ponakannya itu.
"Aku hanya melaporkan kontrak yang baru saja aku tanda tangani pada Saka. Kalau begitu aku permisi dulu, aku masih ada pekerjaan di kantor," ucap Cakra yang berburu-buru keluar dari rumah itu.
Pak Septian dan Berlian hanya saling tatap melihat raut wajah Cakra yang terlihat kesal.
"Ada apa dengan anak itu?" ucap Septian membuat Berlian hanya mengusap punggung suaminya yang Kondisinya masih belum sehat sepenuhnya, "Mungkin lagi banyak kerjaan." Kemudian mereka pun menuju ke kamar. Berlian mengantarkan suaminya untuk kembali beristirahat.
"Bapak istirahat dulu, Ibu ambilkan sarapan," ucap Berlian kemudian keluar dari kamarnya, ia menghampiri Bibi yang ada di dapur sedang menyiapkan sarapan untuk mereka.
"Bi, bagaimana kondisi Saka?" tanya Berlian.
"Den Saka sudah baik-baik saja, Bu. Semalam setelah dikompres dan mendapat pengobatan dari dokter Den Saka tak pernah lagi mengalami demam. Aisyah juga tidur di sana untuk menjaga keduanya."
"Oh iya, dimana Aisyah dan Raja?" tanya Berlian yang tak melihat keduanya, biasanya setiap pagi keduanya akan bermain di ruang tengah. Namun, tidak untuk saat ini. Semenjak Ia datang Berlian tak melihat keduanya.
"Mungkin Aisyah masih berada di kamarnya, tadi aku melihat dia masuk ke kamar Raja. Mungkin semalam mereka kurang istirahat karena tidur di kamar Den Saka," jawab Bibi sambil masih menata makanan di meja makan.
"Ya udah, Bi. Bibi Panggil Aisyah untuk sarapan, aku dan bapak akan sarapan di kamar. Setelah sarapan baru kami menjenguk Saka. Bapak juga kurang sehat," ucap Berlian sambil mengambil makanan dan meminta Bibi untuk membawa beberapa makanan ke kamar mereka.
Bibi yang sudah menata makanan diatas nampan yang dipilih oleh majikannya mengikuti Berlian dan meletakkan makanan tersebut di meja kecil yang ada di samping tempat tidur.
Pak Septian dibantu Berlian bangun. Ini sudah waktunya dia makan dan minum obatnya.
Keluar dari kamar itu bibi langsung menuju ke kamar Aisyah, ia mengetuknya sekali pintunya dan mencoba membukanya seperti biasa. Namun, pintunya terkunci.
Aisyah yang melihat gagang pintunya ada yang mencoba membukanya menjadi panik. Ia masih trauma dengan apa yang baru saja dialaminya. Ia berpikir jika itu mungkin saja adalah Cakra. Aisyah melihat Raja yang sedang bermain di boxnya.
Aisyah menghampiri pintu dan mencoba mendengar siapa yang ada di balik pintu.
"Aisyah, Ibu memanggilmu untuk sarapan dibawa?" ucap Bibi kembali mengetuk pintunya.
Mendengar suara Bibi di balik sana, Aisyah merasa lega. Ia menghela nafas dan membuka kuncinya.
"Bibi," ucapnya membuka pintu.
"Aisyah! Ada apa? Kamu baik-baik saja?" tanya Bibi yang melihat wajah sembab Aisyah.
"Nggak apa, Bi. Tadi aku hanya mengingat suami dan anak-anakku," bohongnya, "Maaf aku membuat bibi khawatir," ucap Aisyah membuat Bibi bernafas lengan.
"Yang sabar dan ikhlaskan ya, sangat wajar jika kamu masih bersedih saat mengingat mereka," ucap bibi membuat Aisyah pun hanya mengangguk
"Ayo kamu makan dulu. Bibi sudah makan biar Bibi yang memandikan Raja. Raja belum mandi 'kan?" Tanya Bibi yang melihat Aisyah sudah mempersiapkan pakaian ganti Raja di atas tempat tidur.
"Iya, Bi. Ya udah aku turun untuk makan dulu. Tolong mandikan Raja ya," ucapnya membuat Bibi pun mengangguk. Aisyah pun keluar ia dengan hati-hati melihat ke kiri dan ke kanan takut jika Cakra masih ada di sana. Aisyah tak langsung ke meja makan, ia langsung menuju keluar pintu utama dan melihat jika mobil Cakra sudah tak ada, barulah ia merasa tenang. Aisyah pun menuju ke meja makan dan mulai makan di sana. Ia hanya melihat ke arah pintu majikannya yang masih tertutup, Bibi sudah mengatakan jika keduanya sarapan dikamar.
"Aku harus melaporkan semua ini pada ibu Berlian. Aku tak mau mengalami hal ini lagi," ucap Aisyah kemudian Ia pun mulai sarapannya dan akan menemui majikannya itu setelah mereka keluar dari kamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝘪𝘺𝘢 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳 𝘈𝘪𝘴𝘺𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘩𝘳𝘴 𝘭𝘢𝘱𝘰𝘳 𝘬𝘦 𝘉𝘦𝘳𝘭𝘪𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘦𝘭𝘢𝘬𝘶𝘢𝘯 𝘊𝘢𝘬𝘳𝘢
2023-04-21
0
Nurdiana Tjotjona
Aisyah harus lapor kelakuan Cakra,..lanjut thor
2023-03-06
1
RATNA RACHMAN
lanjut author suka banget ceritanya. .
2022-10-28
1