3 bulan kini Aisyah menjadi ibu susu dari baby Raja, keduanya bagaikan anak dan ibu kandung. Aisyah sangat menyayangi baby Raja dengan tulus layaknya ibu kandung menyayangi anak kandungnya.
Kini Raja sudah sangat aktif bermain dan bisa mengenal orang-orang di sekitarnya dan ia menganggap jika Aisyah adalah ibu kandungnya. Raja tak akan membiarkan Aisyah jauh darinya, ia tak akan mau digendong oleh Bibi atau yang lainnya, bahkan terkadang Raja lebih memilih bersama dengan Aisyah daripada Berlian, Nenek kandungnya.
Kesibukan Berlian di rumah sakit mengurus Saka yang masih belum ada perubahan membuat ia menjadi jarang bertemu dengan Raja begitupun dengan pak Septian yang sangat sibuk dengan perusahaannya. Membuat waktu keduanya lebih banyak di habiskan di luar daripada bermain bersama dengan Raja. Di usia mereka yang sudah senja seharusnya semua kegiatan itu tak mereka lakukan, seharusnya saat ini Kedua merasakan kebahagiaan menjadi seorang kakek dan nenek, bermain bersama cucunya.
Malam hari Aisyah menghampiri kamar Raja dan melihat cucunya itu tidur sambil memeluk Aisyah.
Berlian duduk di sisi tempat tidur membuat Aisyah yang merasakannya langsung terbangun.
"Maaf, Bu. Saya ketiduran. Saya tak merasakan ibu datang," ucapnya mengira jika majikannya itu sejak tadi duduk di sana.
"Iya nggak apa, bagaimana dengan Raja semua baik-baik saja kan?" tanya Berlian membuat Aisyah pun mengangguk. "Ia Bu, perkembangan Raja dan semuanya baik-baik saja."
Berlian menatap cucunya dengan penuh rasa bersalah, "Maafkan Nenek ya, Nak. Nenek tak bisa menjadi Nenek yang baik untukmu." Berlian mengusap lembut kepala Cucunya yang terlihat begitu pulas.
"Raja pasti mengerti, Bu. Jika saat ini Ibu sedang mengurus ayahnya."
Berlian hanya mengangguk mendengar ucapan Aisyah.
"Apa ayahnya belum ada perkembangan?" tanya Aisyah membuat Berlian menggeleng.
"Tak ada perubahan sedikitpun, Ibu jadi takut jika Saka selamanya akan seperti itu," ujar Berlian meneteskan air mata, dia sangat menyayangkan nasib anaknya, di usianya yang masih sangat mudah ia harus kehilangan istrinya dan sekarang dia masih terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Tapi, Kondisi itu tak akan membuat Berlian menyerah, ia akan selalu berdoa, berusaha agar putranya itu bisa segera sadar.
Suara deru mobil terdengar dari luar, selama beberapa hari ini Septian terus bekerja lembur. Begitu banyak pekerjaan yang harus diselesaikannya.
"Sepertinya kakek Raja sudah pulang, Ibu keluar dulu, titip cucuku ya Aisyah," ucap Berlian sebelum keluar dari kamar dan tak lupa ia juga mengecup kening cucunya dengan penuh sayang kemudian memperbaiki selimutnya. Menatap kasihan pada cucunya yang tak mendapat kasih sayang dari kedua orang tuanya.
Aisyah yang melihat Berlian berjalan keluar bisa melihat jika majikannya itu begitu terpuruk, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantu, ia juga pernah berada di dalam kondisi itu. Aisyah sangat bersyukur ia sudah terbebas dari rasa kehilangan keluarganya, ia sudah bisa ikhlas saat ini dan lebih fokus pada bayi mungil yang ada di depannya. Hanya Raja yang saat ini mengisi hari-harinya, membantunya keluar dari rasa keterpurukan.
Berlian menghampiri suaminya, mengambil tas dan membantu melepas jasnya.
"Ada apa, Pak?" tanya Berlian yang melihat wajah Septian yang begitu lelah.
"Sepertinya bapak sudah tak sanggup lagi menjalankan perusahaan, bapak akan minta Cakra untuk mengurus semuanya."
"Jika memang itu keputusan Bapak, Ibu hanya mendukung. Bapak juga tak boleh memaksakan diri untuk bekerja. Kita tak boleh sakit, Saka dan Raja masih membutuhkan kita, kita tak boleh lemah," ucap Berlian mengusap punggung tangan suaminya, membuat Septian hanya mengangguk.
Cakra adalah adik sepupu dari Saka sekaligus asisten pribadi yang selama ini bekerja bersama dengan Saka, usianya lebih tua setahun dari Saka.
Pagi tadi Perusahaan mereka kembali mendapatkan pekerjaan tambahan, semua itu adalah rezeki. Namun, pak Septian merasa sudah di ambang kemampuannya, usianya yang sudah tak lagi muda membuat ia menyerah dengan semuanya.
Septian selama ini sudah melihat kinerja dari Cakra dan ia bisa melihat jika keponakannya itu bisa di andalkan untuk menjalankan perusahaan, tak ada salahnya mempercayakan perusahaan padanya.
***
Keesokan harinya, Pak Septian, Berlian dan juga Cakra menghampiri Saka yang masih di rumah sakit, terbaring di ranjang dengan beberapa alat yang menopang kehidupannya. Septian meminta izin kepada putranya untuk memberikan tanggung jawab perusahaan mereka kepada Cakra.
Walaupun tak mendapat jawaban dari putranya, Septian yakin putranya pasti akan setuju dengan keputusannya.
"Maaf, Nak. Bapak tak bisa membantumu menjaga perusahaan, cepatlah bangun dan kembalilah! Anakmu para karyawan mu sudah menantimu," ucap Septian mengelus lembut punggung tangan putranya.
Tak lama kemudian Dokter pun masuk untuk kembali mengecek kondisi Saka.
"Bagaimana, Dokter?" tanya Berlian.
"Kondisinya masih sama, Bu. Kita doakan saja semoga akan ada keajaiban untuk anak Ibu," jawab dokter.
"Dokter, apa bisa Saka di rawat dirumah saja?" Pinta Septian yang juga kasihan melihat istrinya terus bolak-balik ke rumah sakit. Membagi waktu antara anak, cucu dan juga mengurusnya.
"Tentu saja, Pak. Jika memang itu yang Anda inginkan kami bisa mengatur semuanya agar Pak Saka bisa dirawat di rumah, kami juga akan menyiapkan perawat untuk terus mengontrol kondisinya," ucap dokter tersebut.
Setelah melakukan beberapa prosedur akhirnya Saka pun dipindahkan ke kamar utama, kamar di mana dulu ia tidur bersama sang istri. Walau sampai saat ini Saka tak menunjukkan tanda-tanda akan segera sadar, Namun, doa dan usaha kedua orang tuanya terus mengalir dan berharap jika suatu saat nanti anaknya akan kembali bersama dengan mereka seperti sebelumnya.
TERIMA KASIH
♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝘴𝘦𝘮𝘰𝘨𝘢 𝘚𝘢𝘬𝘢 𝘤𝘦𝘱𝘢𝘵 𝘴𝘢𝘥𝘢𝘳 𝘱𝘢𝘴 𝘥𝘢𝘩 𝘥𝘪 𝘳𝘢𝘸𝘢𝘵 𝘥𝘪 𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩
2023-04-21
0
🌺𝕭𝖊𝖗𝖊-𝖆𝖟𝖛𝖆🌺
semoga Cakra amanah ya..
2023-03-24
1
n4th4n14e4
smogaa
2022-10-22
1