Hanya Air Mata

Berlian yang merasakan genggaman tangan anaknya, merasa sangat bahagia  Ia tak membuang waktu dan langsung menelpon dokter, Berlian menyatakan kabar baik tersebut dan meminta dokter untuk segera datang memeriksanya.

"Saka, ini ibu. Nak. Kamu bisa mendengar Ibu kan? Ibu mohon buka matamu," ucap Berlian menggenggam erat tangan anaknya. Berlian menggenggamnya Erat dan mencoba untuk membangun semangat putranya. 

"Nak, jika kamu mendengar suara Ibu, mendengar apa yang Ibu katakan, berikan tanda pada genggaman tangan Ibu, Nak," ucap Berlian yang sudah meneteskan air matanya saking senangnya dengan perkembangan putranya. 

Berlian menutup mulutnya tak percaya saat Saka mengencangkan genggamannya dari sebelumnya.

"Kamu pasti bisa sembuh, Nak. Kamu pasti bisa?" Berlian mengecup punggung tangan Saka dan membawanya ke pelukannya.

"Saka, Ibu mohon buka matamu, Nak." Berlian menatap mata putranya, berharap putranya itu bisa membuka mata. Namun, Saka tak ada pergerakan lain selain genggaman tangan.

Saat ini Aisyah sedang bersama dengan Raja di kamar, semenjak hampir mengalami pelecehan, ia sudah jarang keluar dan menghabiskan waktu bersama dengan Raja di kamar. Ia takut jika tiba-tiba kembali bertemu dengan Cakra, belum lagi ia merasa kecewa dengan majikannya. Namun, ia tak menyalahkan hal itu, ia bukanlah siapa-siapa dibanding Cakra yang memang keluarga dari majikannya.

Aisyah keluar untuk mengambil mainan  Raja. Ia melihat dokter datang bersama dua orang perawat, ia menjadi cemas apakah terjadi sesuatu pada Saka, apakah ia kembali demam? Pikir Aisyah bertanya-tanya.

Aisyah yang penasaran berjalan ke kamar Saka sambil menggendong Raja dan masuk saat melihat dokter mulai memeriksa saka.

Bibi juga yang melihat dokter datang ikut masuk dan berdiri di samping tempat tidur Saka bersama dengan Aisyah, ia melihat dokter memeriksa Saka dengan teliti.

Aisyah bisa melihat jika Berlian sangatlah senang dan menggenggam tangan anaknya dia juga bisa melihat jika saka menggenggamnya.

Iya merasa ikut bahagia dan melihat Raja, ternyata saat itu Saka memang menggenggam tangan putranya dan itu bukan sebuah kebetulan saja.

Aisyah menggenggam tangan Raja, "Semoga saja dia cepat sadar," gumam Aisyah dalam hati.

"Bagaimana Dokter keadaan anak saya?" tanya Berlian saat melihat dokter sudah selesai melakukan pemeriksaan.

"Iya Bu, kondisinya semakin membaik semoga saja kondisi Saka cepat pulih dan bisa segera bangun. Sekarang tetaplah melakukan komunikasi dengannya, mungkin itu bisa membantu menyegerakan pemulihannya dan terus melanjutkan pengobatannya," ucap dokter kembali meresepkan obat untuk Saka.

Mendengar itu Berlian sangat senang.

"Oh ya Bu, ini perawat yang akan menjaga Saka," ucapnya menunjuk salah satu perawat yang dibawanya.

"Perkenalkan nama saya Laras, Bu." Laras memperkenalkan diri dan mengulurkan tangannya.

"Ibu mohon bantuannya ya, tolong jaga anak ibu dengan baik," ucapnya membuat perawat itu pun mengangguk.

Aisyah yang sudah tahu keadaan sebenarnya dari ayah bayi yang digendongnya itu, memilih untuk keluar. Namun, saat ia ingin keluar Aisyah kembali bertemu dengan Cakra tepat di depan pintu masuk kamar Saka. 

Aisyah langsung menunduk tak ingin melihat tatapan dari pria yang pernah hampir saja melecehkannya itu. Aisyah berjalan cepat menuju ke kamar Raja. Namun, saat akan menutup pintunya Cakra menahan pintu itu.

"Mau kemana kamu? Ha?" Cakra menahan pintu agar tak tertutup.

Cakra menatap  Aisyah dari salah pintu yang ditahannya. Melihat wajah cantik Aisyah yang terlihat ketakutan.

"Berani sekali kau melaporkanku pada tante Berlian, Kau pikir dia akan percaya padamu. Kamu itu hanya bekerja disini," ucapnya menyeringai sambil terus mencoba mendorong pintu itu untuk terbuka lebar. Namun, Aisyah dengan segenap kekuatannya terus mendorong pintu itu.

"Untuk apa aku takut melaporkan kelakuan burukmu,  jika memang kau salah. Jika  Ibu Berlian tak percaya padaku dan lebih percaya padamu itu bukan masalah untukku, lebih baik aku berbicara terus terang daripada diam melihat tingkahmu."

"Tapi apa yang kau dapatkan, tak ada 'kan? Tanteku lebih percaya padaku saat aku mengatakan jika kamulah yang merayuku," ucapnya tertawa kecil. 

Aisyah yang menggendong Saka merasa jika ia tak sanggup lagi untuk menahan pintu itu.

"Bibi," ucap Aisyah seolah-olah bibi ada di belakang Cakra membuat Cakra langsung menoleh kebelakang dan dorongannya melemah, hal itu dimanfaatkan oleh Aisyah, ia mendorong dengan kuat pintu itu bahkan tangan Cakra sampai terjepit. Aisyah tak peduli selagi ia bisa selamat. 

"Awwww," pekik Cakra merasakan sakit akibat terjepit pintu akibat ulah Aisyah.

"Sial! Dia menipuku, lihat saja suatu saat nanti kau tak akan lolos dariku, dasar murahan," ucap Cakra berjalan menuju ke kamar Saka sambil terus mengibas-ngibaskan tangannya.

Aisyah bersandar di pintu, ia langsung mengunci pintunya setelah berhasil menutupnya, ia bisa mendengar apa yang dikatakan Cakra sebelum meninggalkannya. Ia memeluk erat Raja yang masih ada di gendongannya. Ia tak menyangka jika Berlian akan percaya dengan tuduhan sekeji itu.

Iya melihat anak asuhnya yang terlihat menatapnya. Aisyah balas menatap Raja dan tersenyum. Ia tak ingin anak itu takut dengan apa yang baru saja terjadi.

"Nanny nggak apa-apa kok, Sayang. Jangan takut ya," ucapnya memeluk anak itu dan ia pun berjalan menuju ke tempat tidur, menidurkan Raja di sana. 

Aisyah menatap Raja dan mengelus pipi bayi yang kini tertawa kecil menatapnya.  

"Cepatlah besar, nanti Raja yang akan melindungi Nanny ya," ucapnya tersenyum, tetapi Aisyah  tak bisa berbohong jika hatinya saat ini sangat sakit. Ia mengambil foto keluarga yang ada di lacinya, ia melihat foto suaminya yang dulu selalu melindunginya dan juga anaknya yang selalu menghiburnya. Aisyah juga mengelus fotonya yang sedang mengandung. Ia merindukan semua kebahagiaannya yang dulu.

Hanya air  matanya yang bisa ia keluar untuk mengurangi rasa sakit. Air matanya kembali menetes saat ini ia kembali merasa merindukan sosok suami yang selalu menjaganya, ia kembali merasa sendiri dan membutuhkan seseorang untuk melindunginya.

"Aku pasti kuat, Raja tenang saja Nanny akan selalu bersama dengan Raja," ucapnya melihat bayi yang kini juga melihat ke arahnya dan menarik hijab panjangnya. Aisyah sudah tak punya siapa-siapa lagi, hanya Raja anak susunya yang ia miliki, mereka tak memiliki hubungan darah. Namun, Raja tumbuh dengan air asinya.

Septian juga masuk ke kamar Saka. Ia juga senang mendengar Peningkatan kesehatan putra satu-satunya itu. 

"Hmmm, kenapa kamu pulih secepat ini sih. Mengapa kamu tak ikut saja dengan Istrimu," batin Cakra yang bisa merasakan bagaimana kekuatannya saat ini di kantor. Semua sangat menghormatinya saat ia diberikan wewenang dan tanggung jawab sebagai pemimpin perusahaan keluarga Admaja. Perusahaan yang selama ini di jalankan oleh Saka. 

Setelah dokter memeriksa keadaan Saka, Bibi pun mengantar dokter untuk keluar sementara Septian mengajak Cakra membahas masalah pekerjaan dan mereka sengaja melakukannya Di samping Saka, agar Saka bisa mendengar apa yang mereka bahas.

Dari keterangan dokter dan juga Berlian mereka yakin jika Saka bisa mendengar apa yang mereka bicarakan.

Cakra menjelaskan semuanya dengan sangat detail dan memberikan laporan yang di bawahnya kepada Septian. Septian mengakui jika kinerja Cakra memang tak jauh bedanya dari Saka, mengingat selama ini mereka memang selalu bekerja sama.

"Bagus. Om puas dengan hasil kerjamu, terus melakukan yang terbaik. Semoga Saka bisa cepat pulih dan kalian bisa kembali bekerja dan membangun perusahaan," ucap Septian mengusap punggung tangan putranya.

"Kalau begitu saya permisi dulu," ucap Cakra pun keluar dari kamar itu sepanjang perjalanan Ia terus berpikir jika Saka benar-benar bisa mendengar apa yang mereka ucapkan berarti saat ia mencoba melecehkan Aisyah ia bisa mendengarkan semuanya," gumamnya merasa khawatir Bagaimana jika Saka bangun dan melaporkan semua itu kepada Berlian, ia yakin Tantenya itu pasti akan lebih percaya pada Saka daripada dirinya.

"Aku harus menyingkirkan Aisyah dari rumah itu sebelum Saka bangun. Aku harus berhasil mendapatkannya."

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩𝘢𝘯 𝘈𝘪𝘴𝘺𝘢𝘩 𝘥𝘭𝘮 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘺𝘢

2023-04-21

0

Wina Kusuma

Wina Kusuma

jangan² saka kecelakaan ulah Cakra...

2023-04-12

0

Nurdiana Tjotjona

Nurdiana Tjotjona

kasihan... Aisyah tinggalin aja mrk

2023-03-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!