Seminggu sudah kini Aisyah menjadi Ibu susu dari putra Admaja yang mereka beri nama Raja Rayyan Admaja.
Dokter menyatakan jika Aisyah dan baby Raja sudah boleh pulang membuat Berlian langsung membawa mereka ke kediamannya. Ia sebelumnya sudah menyiapkan kamar khusus untuk cucunya dan selama menjadi Ibu susu Aisyah juga boleh tidur di sana. Ia juga sudah menyiapkan ranjang khusus untuk ibu susu dari cucunya itu.
"Aisyah, mungkin aku akan sering berada di rumah sakit, jika kamu ingin sesuatu atau membutuhkan sesuatu kamu bilang saja pada bibi. Apapun yang kamu inginkan akan bibi memberikannya padamu, jangan pernah sungkan di rumah ini. Apalagi jika menyangkut kebutuhan Raja. Kamu tahu sendiri kan jika aku juga harus menjaga putraku di rumah sakit," ucap Berlian.
"Iya, Bu. Saya mengerti. Masalah Raja ibu tenang saja, biar saya yang menjaga dan merawatnya. Saya juga akan melaporkan setiap perkembangannya pada ibu dan bapak. Semoga ayah Raja cepat pulih ya, Bu."
"Terima kasih ya Aisyah, saya sangat bersyukur bisa bertemu denganmu. Kamu begitu menyayangi Raja. Semoga Raja tak merasakan kekurangan kasih sayang seorang ibu dan mendapatkan darimu," ucap Berlian mengusap lengan Aisyah yang sedang menggendong baby Raja.
"Iya, Bu. Saya akan menyayangi seperti putra saya sendiri."
Sudah seminggu Aisyah menjadi Ibu susu untuk baby Raja dan tak sekalipun bayi itu memuntahkan asinya seperti biasanya, membuat kini badannya sudah mulai berisi, pipinya sudah terlihat membulat..
"Ya sudah, kalian istirahatlah! Ibu mau ke rumah sakit dulu."
Aisyah hanya mengangguk dan meletakkan Raja di kasurnya.
Sebelum pergi ke rumah sakit, Berlian menghampiri bibi yang sedang sibuk di dapur, meminta bibi untuk sesekali menghampiri Aisyah di kamar Baby Raja. Memberikan apa yang Aisyah minta.
"Iya Bu," jawab bibi yang mengerti musibah yang menimpa keluarga majikannya itu, bibi sudah berkerja di kediaman Admaja lebih dari sepuluh tahun, membuat ia bisa meresakan apa yang majikannya rasakan saat ini.
Berlian ikut dengan suaminya saat suaminya itu akan menuju ke kantor.
" Pak, apa tak ada orang yang bisa bapak minta untuk mengurus perusahaan untuk sementara? Bagaimana dengan asisten Saka? Pasti ia tahu banyak tentang perusahaan," usul Berlian yang tahu jika suaminya itu sangat kelelahan mengurus perusahaan mereka Seorang diri di usianya yang sekarang untuk mengerjakan pekerjaannya di kantor. Mengambil alih semua pekerjaan Saka yang jauh lebih berat dari saat ia yang menjabat dulu. Saka berhasil mengembangkan perusahaan tersebut dengan sangat pesat.
"Kita lihat saja nanti, sekarang aku masih kuat. Kita harus mencari orang yang tepat untuk mengurusnya. Perusahaan kita sudah semakin besar dan akan sangat beresiko jika kita memberikannya kepada orang yang salah," jelas pak Septian.
Setelah mengantar Berlian hingga ke depan rumah sakit, Septian langsung menuju ke perusahaan, banyak yang harus dikerjakannya bahkan 24 jam dalam sehari tak cukup untuk mengerjakan semuanya bagi seorang Septian, sedangkan putranya sendiri sampai saat ini belum pasti kapan dia akan sadarkan diri.
Berlian masuk ke ruang perawatan putranya, menghampiri putranya yang masih betah menutup matanya.
"Nak, bukalah matamu! Apa kamu tak ingin bertemu dengan anak mu, dia sangat merindukan kasih sayangmu," ucap Berlian mengusap punggung tangan putranya, tak ada jawaban berarti yang ia dapatkan, Berlian hanya melihat ada cairan bening yang menetes dari sudut mata putranya, dia tahu jika putranya itu mendengarkan apa yang mereka bicarakan. Berlian yakin suatu saat putranya akan segera sadar. Ia akan selalu menunggu saat itu.
Beberapa saat kemudian dokter pun datang,
"Dok, apa tak ada perkembangan tentang kondisi putraku?" tanya Berlian dengan penuh harapan.
"Maaf, Bu. Kami sudah melakukan yang terbaik dan ingin mendapatkan hasil yang terbaik untuk putra ibu, tapi kenyataannya sampai detik ini tak ada perubahan. Kondisinya masih sama saat pertama," jelas Dokter.
"Sampai kapan, Dok. Anak saya terus dalam keadaan seperti ini?"
"Kami belum bisa memastikan kapan dia akan sadar, tapi kamu akan tetap berusaha," ucap dokter yang menangani perawatan Saka.
Mendengar itu Berlian hanya menghelah nafas sedih melihat kondisi putranya. Putra yang dulunya gagah dan berwibawa kini terkulai lemah di atas tempat tidur.
Mereka tak bisa berbuat apa-apa, mereka sudah melakukan yang terbaik, mendatangkan dokter terbaik dari luar negeri. Namun, tatap saja Saka masih dalam kondisinya saat ini.
Berlian sangat kehilangan sosok putranya menjadi tulang punggung keluarganya itu.
Sementara itu, Aisyah mengelus baby Raja dengan sangat telaten, pengalamannya yang pernah mengurus putra pertamanya diterapkan pada baby Raja, membuat bayi itu meresa nyaman dalam dekapannya.
Suara ketukan pintu terdengar nyaring, Aisyah menoleh dan berjalan menghampiri pintu. Terlihat bibi membawa nampan berisi makanan dan juga susu serta buah-buahan.
"Ya ampun bibi! Bibi tak usah repot-repot, aku bisa turun ke bawah," ucap Aisyah merasa tak enak.
"Gak apa-apa, bibi juga tak lagi sibuk. Makanlah dulu, Raja biar Bibi yang menjaganya," ucap bibi berjalan masuk dan meletakkan nempan tersebut di atas nakas kemudian ia pun meringsuk ke atas tempat tidur di mana cucu semata wayang keluarga Admaja itu berbaring di sana.
Aisyah hanya tersenyum kemudian duduk di depan makanan yang di bawah Bibi, ia mulai memakannya, walau ia belum sepenuhnya memiliki nafsu makan. Namun, demi Raja dan menghasilkan asi yang berkualitas ia menghabiskan apa yang Bibi bawah.
"Aku pasrahkan semua padamu ya Allah, aku percaya dibalik semua musibah pasti kau masih menyisahkan sedikit kebahagian untukku. Maaf telah berprasangka buruk padamu, telah melakukan dosa yang telah tak percaya akan takdir baikmu." Aisyah mengelus dada perlahan mulai mencoba untuk ikhlas melepas kepergian suami dan kedua anaknya, cobaan yang begitu dahsyat itu membuat ia lupa akan penciptanya. Lupa jika semua yang terjadi padanya atas kehendak sang pencipta.
Aisyah bahkan pernah melakukan dosa dengan mencoba mengakhiri hidupnya. Ia melihat bekas sayatan di sana dan mengusap lembut, ia menyesali semua perbuatannya itu.
Ikhlas, itulah yang coba Aisyah lakukan saat ini, walaupun terasa berat. Namun, ia harus terus melangkah mencari kebahagiaan untuk dirinya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝘣𝘦𝘳𝘢𝘵 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘦𝘵 𝘤𝘰𝘣𝘢𝘢𝘯 𝘈𝘪𝘴𝘺𝘢𝘩 😭😭😭
2023-04-21
0
Nurdiana Tjotjona
lanjuut thoor...sehat selalu
2023-03-06
1
qeeraira
top buat Aisyah 🥰 belajar ikhlas walaupun terasa berat..
apa yang terjadi jangan menyalakan takdir,, karena mungkin setelah kesakitan akan ada pelangi..
semangat Aisyah demi raja untuk saat ini☺️
2022-10-22
2