Takdir Aisyah

Sekeras apapun kita mempertahankan seseorang jika takdir mengatakan kita harus berpisah, maka itulah yang akan terjadi.

Di saat Aisyah terpuruk karena kehilangan bayi dan juga suaminya, di tempat lain justru Seorang ibu lah yang meninggalkan suami dan bayinya.

Itulah yang dialami Saka Admaja, pria berusia 27 tahun yang baru saja kehilangan istrinya.

Sama halnya dengan Aisyah, sebuah kecelakaan mobil juga memisahkan mereka. Saka dan istri yang juga hamil sembilan bulan mengalami kecelakaan di hari yang sama saat kecelakaan Aisyah. Namun, di tempat yang berbeda. Beruntung malaikat masih melindungi bayi yang ada di rahim istrinya.

Kini bayi yang baru saja lahir itu terus saja menangis. Sementara Saka sendiri masih terbaring di rumah sakit tak sadarkan diri.

Sudah beberapa hari dia terbaring di sana dan tak ada tanda-tanda bahwa Saka Admaja CEO dari perusahaan L&N group itu akan sadarkan diri.

"Berlian, bagaimana ini? Bayi ini terus saja menangis," ucap Septian pada istrinya yang sedang membuat susu untuk cucu mereka.

"Ya mau di apa lagi, Pak. Timang-timang dulu, Ibu sedang membuat susu untuknya," ucap Berlian dengan terburu-buru meracik susu untuk cucunya. Begitu susunya jadi Ia pun mengambil cucunya itu.

Bayi itu meminum susunya dengan lahap. Namun, beberapa saat kemudian bayi itu memuntahkan kembali apa yang telah diminumnya. Bayi itu sangat sulit untuk minum susu formula, terkadang ia akan meminumnya. Namun, langsung memuntahkannya seperti saat ini. Sudah berbagai macam merk susu yang direkomendasikan dokter untuknya. Namun, tetap saja bayi itu menolak susu yang diberikan.

Tak lama kemudian dokter pun masuk dan memeriksa kondisi Saka dan juga bayinya.

"Dokter. Bagaimana ini, susu yang dokter rekomendasikan juga sama. Apakah tak apa-apa jika kita terus memaksanya minum susu seperti ini?" Berlian khawatir dan kasihan melihat cucunya.

"Kami akan melakukan pemeriksaan lain, Bu. Mungkin ada masalah dengan bayinya. Untuk sementara berikan saja susu yang kami rekomendasikan," ucap dokter tersebut.

Tak lama kemudian Seorang perawat juga masuk membantu dokter tersebut. Berlian yang mengenali perawat itu adalah perawat yang semalam membawa wanita aneh itu keluar dari kamar mereka.

"Permisi suster, Siapa wanita yang semalam?" tanyanya.

"Oh yang semalam itu namanya Aisyah, Bu. Dia juga baru saja mengalami musibah, suami dan bayinya meninggal dan kemarin dia mencoba mengakhiri hidupnya," jelas perawat tersebut.

"Bayinya meninggal?" tanya Berlian yang masih ingat bagaimana wanita itu meminta bayi padanya dan mengatakan jika cucunya adalah bayinya.

"Iya, Bu. Mungkin karena kehilangan bayinya Ia menjadi menganggap cucu Ibu adalah bayinya."

"Apa aku boleh menemuinya?"

"Tentu saja."

"Siapa, Bu?" tanya Septian pada istrinya. Semalam ia tak mengetahui kejadian di mana Aisyah masuk ke dalam ruangan mereka.

"Semalam ada wanita yang masuk ke sini dan ingin menyusui cucu kita. Ibu ingin bicara padanya mungkin saja dia bisa memberikan asinya pada cucu kita."

"Itu mungkin saja bisa, Bu. siapa tahu saja memang ASI cocok untuk cucu ibu. Jika wanita itu tak mau Ibu bisa membeli ASI dari wanita yang lain," ucap Dokter.

Berlian memberikan bayinya pada Pak Septian kemudian ia mengikuti perawat untuk mengantarnya menemui Aisyah.

"Ini kamarnya, Bu. Silahkan masuk," ucap perawat tersebut menunjuk salah satu ruangan yang tak jauh dari ruangan mereka. Ruangan sederhana. Namun, tetap bersih itulah yang ada di pikiran Berlian saat melihat ruangan itu. Matanya tertuju pada Aisyah yang sedang menatap keluar jendela sambil memeluk bantalnya, ia bisa melihat bagaimana wanita yang ada di depannya itu begitu terpuruk. Ia juga seorang ibu dia bisa merasakan apa yang Aisyah rasakan saat ini.

"Nak, apa kita bisa bicara?" tanya Berlian dengan hati-hati dan masih menjaga jaraknya. Ia takut jika sampai Aisyah akan menyakitinya.

Aisyah yang mendengar sapaan tersebut berbalik dan melihat Berlian, sejenak Aisyah menatapnya. Ia seperti mengenal sosok wanita yang ada di depannya itu.

"Saya yang di kamar nomor 301, semalam kita bertemu," ucap Berlian saat melihat jika Aisyah berusaha untuk mengingat dirinya.

"Oh iya, yang cucunya menangis ya, Bu? Maaf, semalam aku pasti mengagetkan Ibu. Aku hanya kasihan mendengar suara tangisan cucu Ibu dan semalam pikiranku sedang kacau," ucap Aisyah menghampiri Berlian dan mempersilahkannya untuk duduk.

Mendengar ucapan Aisyah dan melihat sikapnya membuat Berlian menjadi bernafas lega. Ternyata wanita itu tak seperti yang dibayangkannya. Ia pun kemudian duduk di sofa yang ada di ruangan itu dan duduk bersebelahan dengan Aisyah.

"Aku sudah mendengar banyak dari perawat tentangmu. Aku turut berduka cita," ucap Berlian menggenggam tangan Aisyah membuat Aisyah pun hanya mengangguk dan menarik garis senyumnya.

Sekeras apapun ia mencoba menyembunyikan kesedihannya. Namun, Berlian bisa melihat duka yang mendalam di mata wanita yang ada di depannya itu.

"Terima kasih, Bu. Aku akan belajar untuk ikhlas, aku hanya perlu waktu," ucap Aisyah mengusap air matanya yang menetes. Namun, senyuman tak pernah lepas dari wajah cantiknya.

Berlian melihat dada Aisyah yang terlihat basah, ia yakin air asinya pasti masih sangat banyak.

"Ia pun menceritakan bagaimana kondisi anak dan cucunya, nasib mereka juga sedang dilanda musibah. Berlian menceritakan bagaimana cucunya tak mau minum susu formula dan menyampaikan maksudnya untuk membeli asinya.

"Tak usah Bu, Ibu tak usah membeli asiku. Aku dengan senang hati memberikan asiku pada cucu Anda. Jika ibu tak keberatan aku bisa menyusuinya langsung."

Mendengar itu Berlian sangat senang, mereka pun membuat kesepakatan jika Aisyah akan menyusui cucunya dan sebagai imbalannya Berlian akan membayar semua hutang Aisyah di rumah sakit itu selama perawatannya dan biaya pemakaman suami dan anaknya yang ditanggung pihak rumah sakit.

Berlian juga akan memberikan bayaran perbulan kedepannya.

Aisyah yang tak punya tujuan dan keluarga menyambut tawaran Berlian.

Dari kamar itu mereka bisa mendengar jika bayi itu kembali menangis.

"Apa boleh aku menyusuinya sekarang? Sepertinya dia sedang haus," ucap Aisyah membuat Berlian menyetujuinya dan meminta Aisyah untuk ikut ke ruangan mereka.

Nantikan Bab Selanjutnya

Terpopuler

Comments

Evi

Evi

ia itu benar sakit rasanya tak dapat di jabarkan

2024-04-20

1

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝘸𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘱𝘶𝘳𝘶𝘬 𝘈𝘪𝘴𝘺𝘢𝘩 𝘵𝘦𝘵𝘦𝘱 𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘶𝘢𝘵 𝘬𝘢𝘳𝘯𝘢 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩 𝘵𝘥𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘮𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘭𝘮 𝘬𝘦𝘴𝘶𝘭𝘪𝘵𝘢𝘯 𝘺𝘨 𝘵𝘥𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘫𝘭𝘯 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢 💪💪💪💪💪

2023-04-21

0

Nurdiana Tjotjona

Nurdiana Tjotjona

mampir thor...semangat n sehat selalu

2023-03-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!