Dekapan Aisyah

Begitu masuk ke ruangan perawatan Saka, mata Aisyah langsung tertuju pada bayi yang ada di gendongan seorang pria paruh baya yang ia yakin itu adalah suami dari wanita yang mengajaknya.

"Pak, sini bayinya biar disusui sama Aisyah," ucap Berlian mengambil cucunya dari gendongan suaminya.

Septian memperhatikan wanita yang dibawa oleh istrinya itu, terlihat begitu cantik dengan hijab yang dikenakannya. Ia tak banyak bertanya. Septian percaya pada apa yang dilakukan oleh istrinya, terlebih lagi Ia juga kasihan melihat cucunya yang terus menangis. cucu pertama di keluarganya.

Aisyah dengan penuh kasih sayang mengambil bayi yang sedang menangis itu, hatinya ikut sedih mendengarnya dan dengan sangat hati-hati Aisyah membawa bayi itu ke salah satu kursi yang ada di sudut ruangan kemudian menyibak bajunya. Ia pun mulai memberikan ASInya,  bayi itu langsung menyambutnya, menghisap asinya dengan sangat lahap.

"Kamu pasti sangat lapar ya?" ucapnya mengelus pipi bayi itu dan menepuk-nepuknya.

Aisyah terus menatap bayi itu dan tanpa sadar air matanya menetes.

Bayi itu tenang dalam dekapannya, bayi itu menyusu dengan mata yang sudah terpejam dan sesekali masih terdengar sesegukannya. Ia tak.memuntahkan asi yang telah masuk ke perutnya.

"Bu, Siapa wanita itu?" tanya Pak Septian berjalan mendekati istrinya yang kini sedang menggenggam tangan Putra mereka yang masih belum ada perkembangan.

"Namanya Aisyah, Pak. Ibu sudah membuat kesepakatan dengannya mulai saat ini dia yang akan menjaga cucu kita, dia akan menjadi Ibu susunya. Coba Ayah lihat, cucu kita menyukai asinya."

Pak Septian hanya mengangguk, ia bisa melihat bagaimana wanita itu memperlakukan cucunya dengan penuh kasih sayang.

"Apa dia sudah tidur?" tanya Berlian menghampiri Aisyah.

"Sudah, Bu," jawab Aisyah mengangguk, ia menyeka air matanya yang sejak dari tak berhenti menetes.  Berlian bisa mengerti apa yang dirasakan oleh Aisyah, membuat dia mengusap punggungnya.

"Tidurkan saja di boxnya dan Istirahatlah! Kamu juga belum sepenuhnya pulihkan," ucap Berlian yang membuat Aisyah hanya mengangguk, ia tak sanggup lagi menjawab karena menahan isakannya. 

Dengan sangat hati-hati Aisyah menidurkan bayi itu di boxnya, tiba-tiba bayi itu kembali menangis setelah terlepas dari tangan Aisyah. Dengan sigap Aisyah langsung kembali memeluknya, mendekapnya dengan erat, menepuk-nepuknya dan bayi itu kembali tertidur.

"Bu apa boleh aku menggendongnya saja, Sepertinya dia nyaman berada di pelukanku," ucapnya membuat Berlian tentu saja setuju.

Aisyah kembali duduk sofa yang ada di ruangan tersebut, terus mendekap bayi itu dengan penuh kasih sayang, matanya kemudian tertuju kepada pria yang masih berbaring tak sadarkan diri tak jauh dari mereka. Aisyah juga bisa melihat jika kakek dan nenek bayi itu terlihat begitu terpuruk dengan kondisi Putra mereka.

"Bu, aku ke kantor dulu," ucap Septian membuat Berlian pun mengangguk. Anaknya saat ini sedang berbaring tak sadarkan diri, mau tak mau Ia yang harus mengambil alih kembali perusahaan mereka, ia hanya memiliki satu Putra yaitu Saka yang kini berbaring di depan mereka yang entah sampai kapan Putra mereka itu sadarkan diri.

Berlian menghampiri Aisyah yang masih duduk di sofa dengan memangku cucunya.

"Nak, Ibu titip anak dan cucuku dulu ya, Aku ingin membeli sesuatu, aku tak akan lama," ucapnya pada Aisyah dengan berbisik, ia tak ingin membangunkan cucunya yang kembali terjadi pulas.

"Tentu saja, Bu," jawabnya  sambil tersenyum. Berlian pun meninggalkan mereka bertiga untuk membeli sesuatu keperluannya. Namun, ternyata apa yang dia carinya tak ada di minimarket yang ada di sekitaran rumah sakit itu, Berlian berpikir ada Aisyah yang akan menjaga mereka membuat ia memutuskan untuk kembali ke rumah mengambil apa yang dibutuhkannya sekalian membersihkan tubuhnya.

Aisyah yang merasa lelah memangku bayi kecil itu berjalan pelan dan dengan hati-hati meletakkannya kembali ke boxnya. Namun, bayi itu  seolah enggan berpisah dengannya.

"Kamu juga pasti merindukan ibumu ya seperti aku merindukan bayiku, merindukan anak dan suamiku," ucap nya dengan suara bergetar. Aisyah mengecup punggung tangan bayi mungil itu.

Aisyah pun kembali menggendongnya ia berjalan pelan menuju ke pria yang sedang berbaring tersebut, ia bisa melihat beberapa alat bantu yang menempel di tubuhnya. "Setidaknya kamu masih punya Ayah, nenek dan kakek yang menyayangimu tak seperti diriku yang hanya sendiri," ucapnya dengan senyum di bibirnya. Namun, air mata yang mengalir dari sudut matanya.

Aisyah kembali menyanyikan lagu Nina Bobo untuk bayi itu. Namun, sampai lagunya diulang beberapa kali bayi itu seolah tak ingin tidur.

"Aku sangat lelah, kita ke ruanganku saja ya! Kita istirahat di sana," ucap Aisyah kemudian Ia pun keluar membawa bayi itu ikut bersamanya.

 Aisyah  meletakkan bayi itu di sampingnya, berbaring sambil menyusuinya.

Berlian yang baru datang  sangat panik saat ia tak melihat Aisyah dan cucunya ada di ruangan perawatan putranya, "Cucuku! Di mana mereka?" gumamnya mencari cucunya di dalam box, tetapi cucunya tak ada di sana.

pikiran negatif mulai menghampiri wanita paruh baya itu, ia berpikir mungkin saja jika Aisyah  menculik cucunya. Ia dengan terburu-buru berlari ke ruangan Aisyah. Namun, pikiran buruk yang tadi sempat hinggap di pikirannya kini sirna sudah saat melihat Aisyah tertidur sambil memeluk bayi itu, bayi itu pun tidur dengan begitu pulas dengan mulut yang masih menempel di dada Aisyah dan sesekali menghisap ASI dari sana.

Melihat pemandangan itu hati Berlian ikut terenyuh, cucunya seharusnya berada di dekapan ibunya. Namun, ia harus kehilangan ibunya saat ia dilahirkan, ayahnya juga tak sadarkan diri. Kelahiran yang seharusnya disambut bahagia yang kedua orang tuanya Kini harus bersama dengan wanita asing yang tak mereka kenal.

Berlian Ingin mengeluh dengan takdir yang diberikan kepada putranya. Namun, ia sadar keluhannya tak akan merubah apapun, menantunya kini telah beristirahat dengan tenang. Dia hanya bisa berdoa semoga putranya bisa cepat sadar dan bisa menjaga cucu mereka.

Saka sangat mencintai istrinya, Berlian tak tahu apa yang akan terjadi jika Putranya itu sadar dan mengetahui jika wanita yang dicintainya ternyata telah tiada, telah meninggalkannya untuk selama-lamanya.

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘺𝘢 😭😭😭

2023-04-21

0

Nurdiana Tjotjona

Nurdiana Tjotjona

sediih...sukses selalu thor

2023-03-06

1

Alw@lah

Alw@lah

😭😭😭sedih banget

2022-11-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!