Sementara itu setelah Yoru dibawa pulang oleh papanya, mama Shibisu kembali ke dalam dan bertanya kepada anaknya.
"Shibisu, Mama mau berbicara," panggil mamanya pada saat masuk ke kamarnya.
"Baik, Ma, Shibisu akan merapikan dan membereskan mainan yang dipakai saat bermain dengan teman Shibisu," ucap Shibisu sambil membereskan peralatan game playstation miliknya.
"Baiklah Mama kasih waktu selama 5 menit. Kalau sudah kau bisa keluar dan ke ruang keluarga," ucap mamanya sambil keluar meninggalkan kamar anaknya.
Sementara itu di ruang keluarga
Terlihat wanita yang berumuran sekitar 40 tahun menunggu kedatangan anak semata wayangnya. Sementara dia menunggu anaknya, Tiba-tiba saja telepon gengamnya berbunyi dan dia mengambil serta meliat siapa yang menelepon malam-malam begini. Melihat layarnya adalah nama suaminya langsung saja dia mengangkatnya.
"Sayang, apakah kamu akan lembur lagi?" tanya mama Shibisu kepada pihak si penelepon.
Di balik telepon, sang penelepon yaitu suaminya mengusap mukanya dengan sedikit kasar. Dia tidak menyangka jika tugasnya menumpuk membuatnya lembur.
"Iya sayang, aku lembur. Kalian berdua jangan menungguku ya. Terutama kau sayang. Jaga kesehatanmu dan kesehatan putra kita," ucap suaminya dan langsung memutuskan panggilannya karena dirinya ingin segera menyelesaikan pekerjaanya. Sambungan telepon langsung terputus begitu saja dan membuat mama Shibisu bingun namun dia senang jika suaminya menyempatkan untuk meneleponnya walaupun dirinya sibuk.
Sementara itu, Shibisu yang sudah menyelesaikan dan merapikan langsung saja keluar dari kamarnya dan menuju tempat sang ibu menunggunya. Setelah dia menghampiri dan duduk, terjadilah percakapan antara ibu dan anak.
......----------------......
Pagi harinya, ketika cahaya matahari masuk ke kamar utama mereka dan terlihat jika gorden sudah dibuka oleh papa Yoru yang sudah bangun sehingga cahaya matahari bisa menembus kamar mereka. Mama Yoru akhirnya terbangun setelah mendapat cahaya matahari sempat menembus dan menyilaukan matanya.
"Uhh...." lirihnya yang sangat terdengar merdu. Dan mendapati jika suaminya jika sudah tidak ada di sampingnya di kamar mereka.
Untung saja saat itu suaminya tidak mendengar lirihnya yang mengeluarkan suara indahnya kalau suaminya mendengarnya dia bakalan akan melahap dirinya seperti kemarin malam. Bagian intinya terasa sangat sakit akibat junior milik suaminya karena pemainan ganas suaminya yang tidak mau melepaskannya.
"Ahhh... ini perih sekali. Dia janjinya hanya sekali dan akan pelan dan lembut. tetapi..., apa membuatku kesakitan saja, hhumm," ucap maminya Yoru sambil mengambek. Sementara itu sang suami baru saja masuk setelah membangunkan anak kesayangannya untuk bersiap berangkat. Dia sengaja tidak membangunkan istri tercinta karena semalam dia gempur hingga subuh. Sehingga membiarkan istrinya tidur dengan tenang karena kecapekan kemarin malam. Setelah membangunkan Yoru, suaminya mendapati jika istrinya sudah bangun dan mengomel mengenai dirinya yang membuat kesakitan dan hanya bisa tersenyum mendengarnya dan mendekati istrinya yang masih terduduk di kasur karena tidak bisa bangun akibat kesakitan.
"Istriku pagi-pagi begini sudah mengambek," goda suaminya.
"Iya ini semua ulahmu. Hhehmm," cemberut sang istri mungilnya.
"Maafkan aku sayang, aku kemarin kebanyakan mainnya jadi tidak memperhatikan jika kau kesakitan," ucap papa Yoru mencemaskan kondisi istrinya akibat kemarin malam dia tidak bisa menahan dirinya.
"Ini perih sekali... sshh... aku kesakitan di bagian inti ku," isak istrinya menahan perihnya di bagian intinya dan menatap tajam ke suaminya
"Maafkan aku ya sayang, aku akan membantumu memandikannya" ucap papi Yoru menyesal
"Janji tidak melakukannya lagi?" ucap maminya Yoru dengan mimik memelas untuk dilepaskan dari kebuasan suaminya itu.
Keimutan, kelucuan dan keluguan Yoru menurun dari ibunya karena ibunya sangat cantik, polos, imut dan lucu. Semua mimik-mimik wajah yang pernah Yoru tunjukan kepada anggota kediaman keluarga Yoru turunan dari sang ibunya. Sehingga suaminya hanya bisa pasrah karena keimutan istri maupun anaknya yang membuatnya luluh dan tidak tegah melihatnya jika mereka berdua bersedih. Jika melihat mereka berdua bersedih hati papa Yoru tertusuk pisau dan merasa sakit hati jika mendapati mereka berdua bersedih apalagi ketika itu kesalahannya yang membuat mereka bersedih.
"Iya sayang aku janji tidak akan melakukannya di kamar mandi," ucap papa Yoru mengendong istrinya dengan gaya bridal style menuju kamar mandi yang berada dalam kamar mereka.
Mereka mandi di kamar mandi dan papa Yoru hari ini menepati janjinya kepada sang istri tercintanya. Dia tidak tega jika istri kesayangannya harus kesakitan akibat dirinya dan hanya bisa bermain di tubuh atas istrinya tersebut dan juga memandikan istrinya tersebut.
Sementara itu Yoru yang baru saja mandi, keluar dengan baju lengkap. Dia memakai kaus bergambar shaun the sheep kesayangannya tetapi warna kali ini adalah warna merah. Dia bergegas keluar dan hendak menyambut papa dan mamanya. Dia berlari kecil penuh dengan semangat menuju meja makan karena biasanya papi dan mami ya menunggu dirinya untuk sarapan bersama. Sesampai di meja makan, papi dan maminya belum ada dan duduk di meja makan. Membuat Yoru sedikit kebingungan dan cemas sehingga dia segera mencari kepala pelayan mansionnya untuk bertanya mengenai papi dan maminya karena mami dan papi yang belum muncul di hadapannya sehingga dia mencemaskan kedua orangtuanya. Karena biasanya papi dan maminya sudah berada di meja makan menunggu dirinya untuk makan pagi bersama.
"Paman, Paman," panggil Yoru sambil berlari dan menggos-menggos ketika melihat kepala pelayan dia berhenti berlari dan bertanya kepada kepala pelayan yang sudah melayaninya sejak dirinya masih bayi.
Sementara kepala pelayan keluarga Yoru yang sudah setia sejak papi Yoru kecil mendengar teriakan tuan kecilnya dan segera menghampiri tuan kecilnya itu karena melihat tanda-tanda penyakitnya akan kambuh.
"Tuan kecil, anda jangan lari-lari, jangan terlalu tergesa-gesa," ucap kepala pelayan dengan nada khawatir.
"Maaf Paman, maafkan Yoru yang sedikit berlari mencari Paman," ucap Yori menyesal dengan nada imutnya sambil menggos-mengos karena kecapekan.
"Iya iya, paman hanya mengingatkan tuan kecil agar selalu berhati-hati. Tuan kecil ada apa mencari saya?", tanya kepala pelayan tersebut yang tidak tega melihat muka tuan kecilnya yang merasa bersalah ketika mendengar dirinya mencemaskan tuan kecilnya.
"Apakah Paman melihat papi dan mami?" tanya Yoru dengan nada penasaran.
"Tuan dan nyonya? Mungkin masih mandi karena nyonya pagi ini mengeluh tubuhnya ada yang sakit.”
"Apa mami sakit?" tanya Yoru dengan cemas.
"Hanya kecapean saja tuan kecil dan saya mohon tuan kecil jangan terlalu berlebihan," ucap kepala pelayannya menenangkan tuan kecilnya karena dirinya khawatir dan takut jika tuan kecil kesayangannya akan kambuh penyakit langkahnya.
Kepala pelayan mengetahui jika tuan kecilnya mencemaskan nyonya karena tuan dan nyonya juga mencemaskan tuan kecil. Namun terkadang kecemasan tuan kecil sangat berlebihan jika menyangkut kesehatan tuan dan nyonya.
...----------------...
Beri dukungan selalu ya agar karya Auhtor cepat kontrak. Ganbatte mina-san.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments