PART 15 : Pelukan

Tak terasa hari sudah malam, mereka sekarang berada dalam kamar penuh warnanya Binar.

Setelah menghadapi drama karena Binar yang di marahi ibunya sebab tidak memberi makan siang untuk suaminya, hingga akhirnya Binar yang memasak untuk makan malam, padahal ia sangat ingin masakan ibunya, tapi bagaimana lagi, ibunya sedang sakit.

Kini mereka hanya berdua di dalam kamar berukuran sedang itu dan sibuk dengan pikirannya masing-masing, Binar lalu berinsiatif bertanya.

"Tuan, kalau

"Jangan panggil aku begitu apalagi ini di rumah orang tuamu, nanti ketahuan kalau kau itu suka menipu orang tua." sindir Dera sambil mengamati kamar Binar yang benar-benar seperti kamar perempuan pada umumnya.

"Tapi aku bingung harus memanggil apa." rajuknya tanpa sadar, kembali ke rumah sama dengan kembali pada sifat kekanak-kanakannya.

Dera menatap, Binar yang sedang duduk di bawah, ngomong-ngomong kasur Binar itu terletak di bawah dengan alas karpet bulu warna biru muda.

Sedangkan, Binar yang sadar langsung menutup mulutnya karena ia sudah bertingkah di luar nalarnya saat bersama laki-laki ini.

"Apa badanmu tidak sakit tidur di bawah seperti ini?" tanya Dera mengalihkan pembicaraan.

Binar menggeleng cepat, "Lagian kasurnya empuk dan tebal." kilah Binar, "Kalau kamu tidak bisa tidur disini pulang saja, jadi kamu tidak perlu repot pura-pura menerima aku." lanjut Binar.

Ia terpaku saat suaminya menatap tajam padanya, "Iya-iya maaf."

"Jadi aku harus memanggil apa padamu?" tanya Binar lagi.

'Soal panggilan saja kenapa jadi repot sekali.' batinnya.

"Terserah asal jangan Tuan." sahut Dera lalu merebahkan tubuhnya menyelimutinya dengan selimut gambar karakter kelinci cinammoroll milik Binar.

Binar kemudian menyusul tidur di atas kasur dengan lirikan sinis pada Dera yang memunggungi dirinya.

Entah kenapa keberaniannya pada lelaki itu meningkat drastis setelah sampai di rumah.

...****************...

Paginya, Binar bangun lebih dulu cuaca mendung dan gerimis, ia malas bangun sangat malas, tetapi ia mencium aroma yang sangat membuatnya lapar.

Ia ingin beranjak untuk duduk namun tubuhnya merasakan seperti ada yang menimpanya, ia mencoba membuka matanya semakin lebar lalu berbalik dan ternyata ia menemukan wajah tampan suaminya dan tangan kekarnya sedang memeluknya sekarang.

Mungkin karena kasurku sempit dan cuaca dingin apalagi rumahku tidak sehangat rumahnya, jadi dia gak sengaja memeluk, pikir Binar.

Sebab, selama mereka tidur bersama tak sekalipun kejadian ini terjadi.

Dengan sangat hati-hati ia memindahkan tangan kekar itu dari tubuhnya.

Ia mengusap rambut berharga lelaki itu sebentar, kenapa berharga ?

Karena dalam keadaan sadar ia tidak akan berani menyentuhnya!

Ia bergegas menuju dapur tanpa mencuci wajahnya, ia menghampiri ibunya yang nampak tengah memasak dengan wajah bantalnya itu.

"Bu, ibu sudah sehat bener emang? Ibu masak apa? Ayah mana?" tanyanya beruntun.

"Nanya itu satu-satu, Nar. Ya ampun liat itu, ngaca muka kamu itu gak malu ya di liat suami kamu nanti." tegur Arini sambil terus sibuk dengan spatula dan wajannya.

"Biar lah, dia belum bangun. Wih ibu masak nasi goreng, yeay!" serunya bahagia, Arini hanya tersenyum melihat tingkah anak bungsunya yang memang selalu ceria, ia senang karena keadaan tidak merubah sikap putrinya itu.

"Iya dong,kemarin siapa yang minta nasi goreng ?" sindir Arini, karena memang ia terus merengek rindu nasi goreng buatan ibunya.

"Biasanya aku rebutan ngabisin, nasi goreng buatan ibu bareng kakak." ceplosnya yang membuat senyum Arini memudar.

"Nar, jangan bahas kakak kamu apalagi masih ada suami kamu di rumah ini." tegur Dirga yang tiba-tiba muncul dengan sayuran di tangannya.

"Kenapa memangnya?"

tanyanya asal.

"Masih nanya kenapa? Kamu ini bodoh atau bagaimana?! Ayah kasih tahu ya, kakakmu kemarin...

"Yah, bawa sini sayurannya! Nar, sayuran yang kita tanam waktu itu udah gede-gede lho." cerocos Arini, memutuskan pembicaraan suami dan anaknya, Arini melotot ke arah suaminya sebagai kode agar tidak bicara pada Binar.

Binar tahu, ada yang di sembunyikan dari orang tuanya, "Kakak kenapa?" tanyanya penasaran.

"Nggak papa, kakakmu masih belum ada kabarnya, udah mending sekarang bangunin suami kamu gih terus ajak sarapan."

"Tapi, ibu aku penasaran!" tolaknya.

"Binar gak mau nurut?" tekan Arini yang kemudian membuat Binar langsung menurut dan menghampiri Dera yang ternyata sudah bangun bahkan sudah segar dengan balutan kaos putih polos dan celana panjang yang sangat pas dengan tubuhnya yang atletis.

Sejenak, Binar terpana dengan keindahan tubuh suaminya yang nampak seksi dengan raut wajah serius saat sedang berbicara di telepon.

Cepat-cepat ia menyadarkan diri, Dera menyadari keberadaan Binar dan segera menutup teleponnya.

"Aku tidak akan pergi ke kantor hari ini, aku akan disini karena nanti sore kita sudah akan pulang." jelas Dera panjang lebar.

"Apa tidak boleh besok,aku masih rindu, boleh kan?" pinta Binar dengan wajah memelas.

"Baiklah kalau begitu." putus Dera, karena mengingat betapa senangnya gadis itu saat bertemu keluarganya ia jadi tidak tega jika bersikap egois.

Binar yang senang lagi-lagi memeluknya erat, Dera hanya membatu menerima pelukan tiba-tiba dari istrinya.

Tangannya terulur untuk memberikan balasan dari pelukan Binar.

Namun,

"Ekhem!"

Dera juga Binar terperanjat kaget sehingga perempuan itu melepaskan pelukannya.

Suara deheman, dari ibu mertuanya menggagalkan rencana bodoh yang baru Dera akan lakukan.

'Bisa-bisanya aku meluk dia lagi.' Binar membatin.

"Maaf ibu ganggu ya?" tanya Arini yang ada di depan pintu kamar mereka.

"Lagian,mau bermesraan gak nutup pintu dulu sih, ibu cuma mau ngajak sarapan soalnya kalian lama banget gak datang-datang." Arini terkekeh lalu meninggalkan keduanya dalam keadaan canggung.

"Maaf, aku gak sengaja." cicit Binar menunduk malu, lalu berlari meninggalkan Dera, tapi tak lama kemudian ia mengerem larinya dan berbalik melihat ke arah Dera.

"Ayo sarapan!" kemudian Binar kembali berjalan dengan cepat, Dera menggelengkan kepala tak habis pikir dengan tingkah Binar yang sangat berbeda saat disini.

Binar , istrinya itu sangat kekanak-kanakan.

Bahkan tidak menunjukkan ketakutan pada dirinya, mungkin gadis itu merasa aman karena berada di tempatnya sendiri.

Entahlah, yang ia tahu adalah sekarang hanya menjaga sikapnya, karena ia tidak tega jika mertuanya terutama ibu mertuanya itu kecewa.

Dera dapat menangkap dengan jelas raut kekhawatiran dari wajah ibu mertuanya saat pertama kali ia datang.

Apalagi, ibu mertuanya itu sedang sakit paling tidak untuk saat ini Dera harus menjaga perasaannya dan melupakan kemarahan yang sudah ia pendam dengan susah payah.

Episodes
1 PART 1 : Albinara
2 PART 2 : Izinnya
3 PART 3 : Sakit
4 PART 4 : Kebohongan
5 PART 5 : Berbeda
6 PART 6 : Kebebasan
7 PART 7 : Khawatir
8 PART 8 : Berharap
9 Sedang Revisi
10 PART 9 : Diary
11 PART 10 : Samudera
12 PART 11 : Permintaan
13 PART 12 : Sierra
14 PART 13 : Pulang
15 PART 14 : Pura-pura sayang
16 PART 15 : Pelukan
17 PART 16 : Sleep Kiss
18 PART 17 : Sleep Talk
19 PART 18 : Dipta
20 PART 19 : Tujuan lain
21 PART 20 : Pekerjaan yang sesungguhnya
22 PART 21 : Hurt
23 PART 22 : Teman Hidup
24 PART 23 : Cerita
25 PART 24 : Sebenarnya siapa yang salah?
26 PART 25 : Makan Bersama
27 PART 26 : Jadilah Milikku!
28 PART 27 : Maaf
29 PART 28 : Binara-ku
30 PART 29 : Perhatian Kecil
31 PART 30 : Sweet Morning
32 PART 31 : Sulk
33 PART 32 : Shy
34 PART 33 : Rain and I Love You
35 PART 34 : Rindu
36 PART 35 : Secret
37 PART 36 : Hukuman
38 PART 37 : Bimbang
39 The Cold CEO and His Naughty Wife
40 Part 38 : Di atas kebohongan
41 Part 39 : Terperangkap cintanya
42 Part 40 : Hari kita
43 Part 41 : Accident
44 Part 42 : Pelampiasan
45 Part 43 : Sierra or Dipta
46 maap
47 Part 44 : Ayla
48 Part 45 : Aku salah apa?
49 Part 46 : Terima Kenyataannya
50 Part 47 : Sendirian
51 Part 48 : War
52 Part 49 : Quarrel
53 Part 50 : Yakin?
54 Part 51 : Kamu hamil?!
55 Part 52 : Nasib Sierra
56 Part 53 : Cerai
57 Part 54 : Badai
58 Part 55 : Feud
59 Part 56 : Feud #2
60 Part 57 : Tentang Masa Lalu
61 Part 58 : Masih Masa Lalu
62 Part 59 : secured
63 Part 60 : quarrel
64 PART 61 : Dera's Explanation
65 PART 62 : Your Birthday
66 PART 63 : Happy Family
67 PART 63 : Hot Day, Sweet Day
68 PART 64 : Sister Destiny
69 PART 65 : Midnight Baby
70 PART 66 : 경과된 시간
71 PART 67 : Dissapointed
72 PART 68 : Baby is Yours!
73 PART 69 : Persuade
74 PART 70 : Make peace
75 PART 71 : baby girl
76 PART 72: Aceline Andressa Nayanika
77 PART 73 : baby blues
78 PART 74 : open his heart
79 PART 75 : Obsession
80 PART 76 : Little Secret
Episodes

Updated 80 Episodes

1
PART 1 : Albinara
2
PART 2 : Izinnya
3
PART 3 : Sakit
4
PART 4 : Kebohongan
5
PART 5 : Berbeda
6
PART 6 : Kebebasan
7
PART 7 : Khawatir
8
PART 8 : Berharap
9
Sedang Revisi
10
PART 9 : Diary
11
PART 10 : Samudera
12
PART 11 : Permintaan
13
PART 12 : Sierra
14
PART 13 : Pulang
15
PART 14 : Pura-pura sayang
16
PART 15 : Pelukan
17
PART 16 : Sleep Kiss
18
PART 17 : Sleep Talk
19
PART 18 : Dipta
20
PART 19 : Tujuan lain
21
PART 20 : Pekerjaan yang sesungguhnya
22
PART 21 : Hurt
23
PART 22 : Teman Hidup
24
PART 23 : Cerita
25
PART 24 : Sebenarnya siapa yang salah?
26
PART 25 : Makan Bersama
27
PART 26 : Jadilah Milikku!
28
PART 27 : Maaf
29
PART 28 : Binara-ku
30
PART 29 : Perhatian Kecil
31
PART 30 : Sweet Morning
32
PART 31 : Sulk
33
PART 32 : Shy
34
PART 33 : Rain and I Love You
35
PART 34 : Rindu
36
PART 35 : Secret
37
PART 36 : Hukuman
38
PART 37 : Bimbang
39
The Cold CEO and His Naughty Wife
40
Part 38 : Di atas kebohongan
41
Part 39 : Terperangkap cintanya
42
Part 40 : Hari kita
43
Part 41 : Accident
44
Part 42 : Pelampiasan
45
Part 43 : Sierra or Dipta
46
maap
47
Part 44 : Ayla
48
Part 45 : Aku salah apa?
49
Part 46 : Terima Kenyataannya
50
Part 47 : Sendirian
51
Part 48 : War
52
Part 49 : Quarrel
53
Part 50 : Yakin?
54
Part 51 : Kamu hamil?!
55
Part 52 : Nasib Sierra
56
Part 53 : Cerai
57
Part 54 : Badai
58
Part 55 : Feud
59
Part 56 : Feud #2
60
Part 57 : Tentang Masa Lalu
61
Part 58 : Masih Masa Lalu
62
Part 59 : secured
63
Part 60 : quarrel
64
PART 61 : Dera's Explanation
65
PART 62 : Your Birthday
66
PART 63 : Happy Family
67
PART 63 : Hot Day, Sweet Day
68
PART 64 : Sister Destiny
69
PART 65 : Midnight Baby
70
PART 66 : 경과된 시간
71
PART 67 : Dissapointed
72
PART 68 : Baby is Yours!
73
PART 69 : Persuade
74
PART 70 : Make peace
75
PART 71 : baby girl
76
PART 72: Aceline Andressa Nayanika
77
PART 73 : baby blues
78
PART 74 : open his heart
79
PART 75 : Obsession
80
PART 76 : Little Secret

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!