#20 Berusahalah!!!

Hanny telah kembali ke rumahnya.

Dan kini Alina hanya diam di ruangan Hero, sesekali ia akan menatap ke arah Hero secara diam-diam. Alina berharap jika apa yang kini ia lakukan tidak diketahui Hero, ia juga berharap agar laki-laki itu tidak sadar akan tatapannya yang tidak henti-hentinya menatap dalam ke arah laki-laki itu.

“Aku nggak tahu siapa orang yang berhasil memiliki hati Kakak. Betapa beruntungnya wanita itu karena bisa memiliki hati Kakak, Andai jika orang yang Kakak cintai adalah Alina, betapa beruntungnya Alina saat saat itu,” gumam Alina. Ia menatap Hero dengan tatapan mata yang terlihat sangat dalam.

“Kenapa kamu menatap saya?” tanya Hero tiba-tiba yang langsung membuat Alina gelagapan karena ia ketahuan sedang menatap seorang Hero dengan tatapan dalamnya.

“Akh! maaf dok, saya tidak bermaksud apa-apa,” jawab Alina langsung dengan gelagapan.

Hero hanya mengangkat salah satu alisnya, ia lalu menatap ke arah Alina dengan tatapan yang cukup intens.

“Apa yang kamu bicarakan dengan Bunda?” tanya Hero tiba-tiba. Ia memasang wajah serius seolah merasa ingin tahu dengan apa yang Alina dan Hanny bicarakan.

Alina yang mendengar itu hanya diam beberapa saat, ia bahkan tidak menyangka jika Hero akan bertanya hal itu padanya.

“Kami ..., kami hanya membahas hal biasa,” jawab Alina, ia bingung harus mengatakan apa.

Karena hal yang dibahas oleh Hanny adalah tentang orang itu, orang yang dicintai oleh Hero. Dan Alina sendiri tidak tahu dengan sosok wanita yang dicintai oleh Hero.

“Hal biasa?” tatapan yang tak yakin kini Hero tunjukan pada Alina. Hal itu semakin membuat Alina merasa tak nyaman.

“Iya Kak, kami hanya membahas hal biasa,” jawab Alina berusaha setenang mungkin dalam menjawab.

“Bukan cerita tentang seorang wanita?” tanya Hero lagi-lagi berhasil membuat Alina terkejut.

“Maksud Kakak apa?” Alina bukan bermaksud untuk berpura-pura tidak mengerti, ia hanya ingin Hero lebih menjelaskan maksud perkataannya secara detail.

“Seperti yang kamu ketahui, jika saya memiliki orang yang saya cintai di masa lalu, tapi sayangnya dia kini telah meninggal,” untuk pertama kalinya setelah sekian lama Hero berbicara panjang lebar pada Alina.

“Kak, bisakah kita tidak membahas masalah ini di tengah jam kerja?” pinta Alina yang merasa jika pembicaraan mereka adalah hal yang sangat sensitif untuknya.

“Lalu mengapa kamu memanggil saya dengan sebutan kakak'?”

“Maaf dok,” jawab Alina yang memang tidak ingin memperpanjang hal ini.

...........

Siang hari.

Seperti biasa, Alina selalu makan bersama dengan Santi. Karena hanya Santilah yang menjadi teman dekatnya saat ini.

Santi terlihat sedikit canggung dan berusaha menutupi kegugupannya. Dan sikapnya itu terlihat sangat aneh hingga Alina langsung menatap ke arahnya dengan tatapan heran.

“Kenapa?” tanya Alina menatap Santi yang gugup.

“A-aku ..., saat aku hendak mengajak kamu makan siang tadi, aku minta maaf karena tidak sengaja mendengar obrolan kamu dengan dokter Hero,” jujur Santi gugup.

Alina hanya mengangguk dan tidak terlalu peduli apalagi mempermasalahkan hal itu.

“Tidak masalah, setidaknya kamu tidak mengatakan hal ini pada orang lain. Karena yang kamu dengar itu tidak sepenuhnya benar,” jelas Alina dan Santi langsung mengangguk

“Apakah kalian akan menikah?” tanya Santi lagi dengan nada penasarannya.

“Ah! maaf. Seharusnya aku tidak bertanya tentang hal yang tidak seharusnya aku ketahui,” jawab Santi yang menggigit bibirnya gugup. Ia ingin sekali membekap bibirnya yang seolah tak bisa diam, sebelum bertanya tentang apa yang ingin ia ketahui.

Dari apa yang Santi tangkap, obrolan antara Alina dan Hero seperti sepasang kekasih yang sedang ribut akan masa lalu

“Tidak masalah! dan kami tidak menikah. Mungkin kami tidak akan pernah menikah, bahkan untuk bermimpi bisa bersatu saja itu suatu hal yang tidak mungkin,” kini tatapan sendu tanpa sadar Alina tunjukkan. Ia bahkan harus berbohong sejauh ini, hingga Alina berfikir kapan ia akan berhenti dengan kebohongan ini?

Kenapa sesakit ini mencintai seseorang?

Jika memang sesakit ini cinta, mengapa Tuhan harus menciptakan rasa kalau pada akhirnya rasa itu melukai kita?

Tidak bisakah Alina dicintai oleh laki-laki yang ia cintai?

“Kamu ..., mencintainya?” tanya Santi tiba-tiba. Ia lalu menunduk saat Alina menatap ke arahnya.

“Mungkin,” jawab Alina yang hanya bisa menatap jusnya dan mengaduk-aduknya, jus tomat dengan campuran gula dan susu. Itu bisa mengembalikan moodnya menjadi lebih baik, walau hanya sedikit.

“Kenapa kamu tidak berusaha untuk mendapatkan hatinya saja?”

“Dia telah mencintai orang lain.”

“Mereka akan menikah?”

“Tidak, Kak Hero dan wanita itu tidak akan pernah bersama sampai kapanpun,” ucap Alina mengingat apa yang Hanny katakan.

“Kenapa? apa hubungan mereka tidak mendapatkan restu?”

“Bukan, hanya saja wanita yang dicintai oleh Kak Hero sudah meninggal,” jawab Alina semakin dalam menatap jusnya.

Haruskah Alina merasa senang jika orang yang Hero cintai telah tiada?

Atau ia harus merasa sakit karena melihat orang yang ia cintai menderita?

Entahlah, mengapa rasa cinta dan perasaannya begitu rumit seperti ini. Padahal Alina hanya ingin memiliki kisa percintaan biasa, yang normal. Dalam hal artian orang yang ia cintai mencintai dirinya juga, walau nanti kedepannya akan ada masalah yang menghadang, tapi Alina ingin bersama-sama menghadapi masalahnya itu dengan Sang pujaan hati.

Terdengar agak menggelikan, bahkan Alina sendiri seakan ingin tertawa mengejek pada dirinya sendiri.

“Bukankah itu hal yang bagus. Maksud aku, bukan berarti kita bahagia di atas penderitaan orang, hanya saja itu mungkin jalannya takdir. Dan di sini kamu di takdirkan untuk berusaha mendapatkan hati orang yang kamu cintai itu. Maka berusahalah!” ucap Santi yang secara tidak langsung memberikan support.

“Terima kasih,” jawab Alina tersenyum tulus.

Haruskah ia berusaha untuk mendapatkan hati Hero? tapi dimulai dari mana? Alina bahkan tidak tahu harus berjuang seperti apa.

“Anggap saja jika di sini kamu sedang berjuang menyelamatkan orang yang kamu cintai dari jurang penderitaan dan keputusasaan. Sekarang aku bahkan paham, mungkin alasan dokter Hero seperti itu karena kesedihan yang ia alami,” ucap Santi lagi.

Dan itu memang benar dan tepat sekali.

Alina hanya mengangguk. “Baiklah, ayo kita habiskan makanannya,” ajak Alina yang langsung dijawab anggukan oleh Santi.

Mereka pun memakan makanannya dengan sangat lahap. Benar-benar lahap karena mereka perlu banyak tenaga agar dapat memberikan layanan yang terbaik pada pasien yang membutuhkan.

“Biar aku saja yang bayar,” ucap Alina yang langsung menyerahkan beberapa lembar yang sengaja ia bayar.

“Kembaliannya untuk Anda, terima kasih.”

Setelahnya Alina langsung mengajak Santi untuk segera kembali ke rumah sakit.

#####

Episodes
1 #1 pernikahan paksa
2 #2 Seorang Hero
3 #3 Mendapat saingan musuh di hari pertama kerja
4 #4 Abian Angkasa, kakak pertama Alina.
5 #5 Menjemput kedua orang tua Alina
6 #6 Makan bersama
7 #7 Tanggungjawab?
8 #8 Kedatangan Hero
9 #9 Ke Mall bersama
10 #10 Keributan di Mall
11 #11 Apakah itu dia?
12 #12 Salah satu alasan menikahi Hero
13 #13 Menginap
14 #14 Hubungan yang renggang
15 #15 Permatanya keluarga Angkasa
16 #16 Apa Alasan Bian mengirim Alina keluar negeri saat itu?
17 #17 Kedatangan Hanny ke rumah sakit
18 #18 Pesan dari Hanny
19 #19 Ada hal yang aneh
20 #20 Berusahalah!!!
21 #21 Ada masalah apa?
22 #22 Belanja bersama ibu mertua
23 #23 Bukankah Alina sangat cantik?
24 #24 Menganggap sebagai Adik?
25 #25 Bodoh atau polos?
26 #26 Alina sakit?
27 #27 Wanita itu adalah ...
28 #28 Kedatangan Sahabat Alina, yaitu Belvita.
29 #29 Mencintai seseorang yang seharusnya tidak dicintai
30 #30 Alina adalah Permatanya keluarga Angkasa
31 #31 Awal menjadi dokter hebat
32 #32 Menangani pasien yang terkena wabah
33 #33 Alina yang penakut
34 #34 Permintaan seorang ibu
35 #35 Ada sesuatu hal yang aneh
36 #36 Dimana Belvita?
37 #37 Farah yang tidak terima
38 #38 Pernikahan Bian dan Belvita
39 #39 Pernikahan Sang Kakak
40 #40 Sepasang gantungan kunci
41 #41 Memaksa makan!
42 #42 Menukar gantungan kunci dengan sebuah janji
43 #43 Kehamilan Belvita.
44 #44 Kemarahan Bram saat itu
45 #45 Penolakan Hero saat itu
46 Berdebat dengan Syela
47 Ngedate bareng
48 Kesedihan Belvita
49 Jalan-jalan
50 Sebuah insiden.
51 Menjemput Sahabat Alina yang lain
52 Kekesalan Alina
53 #53 Apa Kakak menghindari Alina?
54 #54 Tinggal bersama Hanny sementara waktu
55 Siapa cinta pertama Hero?
56 Bertemu Caca
57 Identitas Caca
58 Pertemuan tak terduga
59 Hero cemburu?
60 Bekal makan siang
61 Kehamilan Alina
62 Hanny yang merasa senang
63 Dokter baru
64 Cek Kandungan
65 5 bulan kemudian.
66 Peragaan busana
67 Siapa itu?
68 Ngidam
69 #69 Hero cemburu?
70 #70 Tak menyangka
71 Mengabaikan
72 Periksa kandungan
73 Bertemu Alisa
74 Siapa yang Kak Hero cintai?
75 Alina menghilang
76 Fakta yang menyakitkan
77 Tentang masa lalu
78 Ingin kabur
79 Rencana kabur yang gagal
80 #80 Rasa sayang Kakak
81 Permohonan Hero
82 Penyesalan
83 Kasih sayang seorang Kakak
84 Pengumuman
85 Demi Alina
86 Bertemu Hero
87 Permintaan cerai
88 Bun, tolong Hero
89 Boleh 'kah Alina egois?
90 Kejadian yang sebenarnya
91 Caca
92 Mendapat penghargaan?
93 Hero ingin bertemu!!
94 Penghargaan
95 Hero yang keras kepala
96 Bertemu Bunda
97 Permintaan maaf Hero
98 Tidak ada yang namanya perceraian!!!
99 Kak, kamu keras kepala!
100 Pergi bersama?
101 Demi kedua anak?
102 Alisa yang terus mengganggu
103 Makan malam bersama keluarga Raihan
104 Cemburu
105 Mengalah
106 Sebuah ancaman
107 Menyelamatkan
108 Alina sayang ..., bertahanlah
109 Kebenaran yang akhirnya terungkap
110 Maaf Alina...
111 Aku sangat mencintaimu
112 Satu tahun kemudian
113 Surat
114 POV Hero dan alina
115 Lima tahun kemudian
Episodes

Updated 115 Episodes

1
#1 pernikahan paksa
2
#2 Seorang Hero
3
#3 Mendapat saingan musuh di hari pertama kerja
4
#4 Abian Angkasa, kakak pertama Alina.
5
#5 Menjemput kedua orang tua Alina
6
#6 Makan bersama
7
#7 Tanggungjawab?
8
#8 Kedatangan Hero
9
#9 Ke Mall bersama
10
#10 Keributan di Mall
11
#11 Apakah itu dia?
12
#12 Salah satu alasan menikahi Hero
13
#13 Menginap
14
#14 Hubungan yang renggang
15
#15 Permatanya keluarga Angkasa
16
#16 Apa Alasan Bian mengirim Alina keluar negeri saat itu?
17
#17 Kedatangan Hanny ke rumah sakit
18
#18 Pesan dari Hanny
19
#19 Ada hal yang aneh
20
#20 Berusahalah!!!
21
#21 Ada masalah apa?
22
#22 Belanja bersama ibu mertua
23
#23 Bukankah Alina sangat cantik?
24
#24 Menganggap sebagai Adik?
25
#25 Bodoh atau polos?
26
#26 Alina sakit?
27
#27 Wanita itu adalah ...
28
#28 Kedatangan Sahabat Alina, yaitu Belvita.
29
#29 Mencintai seseorang yang seharusnya tidak dicintai
30
#30 Alina adalah Permatanya keluarga Angkasa
31
#31 Awal menjadi dokter hebat
32
#32 Menangani pasien yang terkena wabah
33
#33 Alina yang penakut
34
#34 Permintaan seorang ibu
35
#35 Ada sesuatu hal yang aneh
36
#36 Dimana Belvita?
37
#37 Farah yang tidak terima
38
#38 Pernikahan Bian dan Belvita
39
#39 Pernikahan Sang Kakak
40
#40 Sepasang gantungan kunci
41
#41 Memaksa makan!
42
#42 Menukar gantungan kunci dengan sebuah janji
43
#43 Kehamilan Belvita.
44
#44 Kemarahan Bram saat itu
45
#45 Penolakan Hero saat itu
46
Berdebat dengan Syela
47
Ngedate bareng
48
Kesedihan Belvita
49
Jalan-jalan
50
Sebuah insiden.
51
Menjemput Sahabat Alina yang lain
52
Kekesalan Alina
53
#53 Apa Kakak menghindari Alina?
54
#54 Tinggal bersama Hanny sementara waktu
55
Siapa cinta pertama Hero?
56
Bertemu Caca
57
Identitas Caca
58
Pertemuan tak terduga
59
Hero cemburu?
60
Bekal makan siang
61
Kehamilan Alina
62
Hanny yang merasa senang
63
Dokter baru
64
Cek Kandungan
65
5 bulan kemudian.
66
Peragaan busana
67
Siapa itu?
68
Ngidam
69
#69 Hero cemburu?
70
#70 Tak menyangka
71
Mengabaikan
72
Periksa kandungan
73
Bertemu Alisa
74
Siapa yang Kak Hero cintai?
75
Alina menghilang
76
Fakta yang menyakitkan
77
Tentang masa lalu
78
Ingin kabur
79
Rencana kabur yang gagal
80
#80 Rasa sayang Kakak
81
Permohonan Hero
82
Penyesalan
83
Kasih sayang seorang Kakak
84
Pengumuman
85
Demi Alina
86
Bertemu Hero
87
Permintaan cerai
88
Bun, tolong Hero
89
Boleh 'kah Alina egois?
90
Kejadian yang sebenarnya
91
Caca
92
Mendapat penghargaan?
93
Hero ingin bertemu!!
94
Penghargaan
95
Hero yang keras kepala
96
Bertemu Bunda
97
Permintaan maaf Hero
98
Tidak ada yang namanya perceraian!!!
99
Kak, kamu keras kepala!
100
Pergi bersama?
101
Demi kedua anak?
102
Alisa yang terus mengganggu
103
Makan malam bersama keluarga Raihan
104
Cemburu
105
Mengalah
106
Sebuah ancaman
107
Menyelamatkan
108
Alina sayang ..., bertahanlah
109
Kebenaran yang akhirnya terungkap
110
Maaf Alina...
111
Aku sangat mencintaimu
112
Satu tahun kemudian
113
Surat
114
POV Hero dan alina
115
Lima tahun kemudian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!