#5 Menjemput kedua orang tua Alina

Tak terasa mereka telah tiba di bandara.

Begitu mereka keluar dari dalam mobil, hal itu tepat saat Alina dan keluarganya yang hendak memasuki sebuah mobil.

“Amina,” sapa Hanny.

Amina yang tak lain adalah sahabat baik dan dekat dari Hanny. Tanpa ragu mereka tersenyum dan langsung berpelukan serta bercepika-cepiki. Meski hubungan mereka sempat dingin beberapa hari, tapi tak dapat dipungkiri jika persahabatan mereka itu sangat dalam, hingga mereka tidak bisa terus bersikap dingin satu sama lain.

“Kalian datang ke sini?” tanya Amina sedikit terkejut.

Meski hubungan mereka tidak sama lagi, karena penolakan Hero atas perjodohan yang telah di susun kedua keluarga besar itu, tapi mereka yang memang saling menyayangi berusaha bersikap akrab lagi.

“Haha tentu saja. Kita ini sahabat sudah seperti saudara loh, jadi aku merasa anakmu adalah anakku juga, dan kamu sebagai orangtuanya sudah aku anggap seperti saudara kandung” ucap Hanny yang melirik ke arah Alina yang kini hanya diam.

Alina hanya diam saat melihat Hero ada di depan matanya, padahal ia ingat jika lelaki itu menolak ajakan dirinya untuk ikut menjemput kedua orang tuanya di bandara. Tapi kini justru laki-laki itu ada di sini.

Entah mengapa, saat ini Alina jadi ingat dengan kejadian dimana ia kembali setelah 5 tahun di luar negeri untuk berkuliah. Saat dirinya belum menikah dengan Hero.

Flashback

2 bulan yang lalu.

Sebelum pernikahan paksa itu terjadi.

Alina terlihat hanya diam saja seolah mematung, itu karena ia sedang menatap seorang lelaki yang ada dihadapan dirinya. Lelaki yang sangat dirindukan olehnya karena sudah 5 tahun tidak ia temui, dan kini Alina bisa bertemu dengan lelaki itu.

Postur tubuh Hero tidak berubah banyak, dia masih sangat tampan dengan raut wajah yang kini justru terlihat semakin dewasa. Badan yang terlihat segar bugar dan dada bidang dan terlihat kuat.

Sementara Hero, kini ia juga terlihat melamun untuk sejenak, tapi tidak selama Alina. Hero hanya melamun karena wajah Alina yang sekarang lebih dewasa, harus Hero akui jika Alina kini terlihat sangat cantik dan manis. Tapi, sekilas Hero dapat melihat kemiripan antara Alina dengan seseorang.

Makanya, Hero sempat melamun sejenak.

“Ekhmm,” dengan jahil Hanny berdehem sambil menyenggol lengan anaknya.

“Kenapa Hero, Alina cantik bukan?” ledek Hanny yang justru membuat Alina menunduk karena malu dengan pujian Hanny.

“Terima kasih Tante,” jawab Alina sopan.

“Bunda Alina, bukankah dari dulu Bunda pernah bilang jika kamu harus panggil Tante dengan sebutan Bunda'.”

Karena saking dekatnya keluarga Alina dan keluarga Hero, Hanny bahkan memperlakukan Alina layaknya anak sendiri.

Persahabatan itu terjalin dengan baik, ibu dari Hero dan ibu dari Alina bersahabat baik. Lalu ayah Hero dan Alina juga bersahabat. Jadi hal wajar jika mereka tidak merasa asing lagi.

“Oh iya, makan yuk! kalian pasti lapar, kebetulan ada restoran yang dekat dari bandara,” ajak Hanny dan langsung diangguki oleh semuanya.

Flashback end

...*****...

Di restoran.

Kini kedua keluarga besar yang sempat dingin itu, mereka berusaha mengakrabkan diri kembali.

Acara makan yang biasanya terlihat ramai dengan disertai oleh perbincangan hangat, kini sedikit canggung.

Bram yang melihat keheningan itu, ia berniat untuk mencairkan suasana.

“Sudah aku tawarkan bukan, kalau kamu bisa memakai pesawat atau helikopter pribadi keluarga Sanjaya, tapi kenapa memilih untuk naik pesawat biasa?,” Bram yang dulu memang sangat dekat dan terasa seperti adik kakak dengan Setoni. Ia bahkan tidak sungkan lagi dengan Setoni, mungkin karena penolakan Hero saat itu, hal itu menyebabkan terjadinya kecanggungan diantara mereka.

“Terima kasih banyak tawarannya tuan Bram yang terhormat, tapi manusia ini merasa sangat sungkan, hingga tidak pantas menerima itu semua,” jawab Setoni dengan nada yang bermaksud bercanda. Ia berusaha untuk mengakrabkan diri lagi.

Setelah perkataan Setoni itu, Bram dan Setoni tertawa cukup keras.

“Kamu ini memang Setoni ternyata,” ucap Bram yang ikut memerankan candaan dalam obrolan mereka.

“Setidaknya jika tidak memakai pesawat keluarga Sanjaya, mengapa kamu tidak memakai pesawat pribadi?” tanya Bram heran.

Setoni Angkasa, ia seorang dokter spesialis kanker, tapi selain itu ia juga seorang pemilik rumah sakit terbesar yang ada di negara Z. Tidak mungkin Setoni yang termasuk 5 keluarga terkaya di negara Z tidak bisa memiliki pesawat pribadi.

“Tidak, itu karena Alina memesan tiket pesawat untuk kami. Jadi kami tidak mungkin menggunakan pesawat pribadi sedangkan Alina telah memesankan tiket untuk kami,” jelas Setoni.

“Papah, padahal Papah yang minta Alina untuk segera memesan tiket karena kalian ingin segera bertemu dengan Alina,” ucap Alina sedikit menggerutu.

Tapi karena permintaan Setoni pada Alina yang ingin Alina memesankan tiket pesawat untuknya. Hubungan anak dan ayah itu menjadi kembali baik.

“Wah, bagus sekali kalau Alina sudah baikan dengan kamu,” ucap Bram yang direspon dengan senyum tipis dari Alina.

Alina kini memang sudah dewasa, ia tentu merasa harus meminta maaf karena sikap keras kepalanya yang memaksa menikah Hero, meski ayahnya menolak keras akan hal itu.

“Maaf saya terlambat,” tanpa diduga datang seseorang yang ditunggu-tunggu kehadirannya.

Bian, lelaki itu datang tapi tidak sendirian. Ada Farah kekasihnya yang memaksa untuk ikut.

“Kak Bian,” panggil Alina yang langsung bangkit dan memeluk kakaknya.

“Kak, Alina kangen sama Kakak, apa Kakak juga kangen sama Alina?” tanya Alina, ia sedih karena belum bertemu dengan kakaknya setelah seminggu berlalu.

“Maaf kak,” lirih Alina yang tidak tahu harus berkata apa lagi.

“Tidak mungkin tidak! Kakak tentu kangen pada kamu, dan Kakak sudah memaafkan kamu,” jawab Bian. Tapi ia sepertinya masih belum bisa menerima Hero.

Farah yang melihat jika Bian dipeluk oleh seorang wanita yang tidak tahu siapa itu, ia sempat terlihat hendak memisahkan mereka. Memang, ini pertama kalinya Bian mengajak Farah dan mengenalkan Farah pada keluarganya, jadi Farah tidak tahu siapa saja keluarga Bian, dan yang Farah tahu adalah, Bian merupakan anggota keluarga Angkasa yang terkenal.

Tatapan tajam Bian tunjukkan pada Farah, hal itu langsung membuat Farah diam.

“Dia adikku,” jawab Bian seakan menjawab rasa ketidaktahuan Farah.

Farah memang tidak tahu mengenai siapa saja keluarga Bian, karena ia hanya terlalu fokus pada Bian.

“Oh,” jawab Farah singkat.

Akhirnya setelah Amina memerintahkan mereka untuk duduk, mereka bertiga kembali duduk.

“Bunda pikir kamu ikut menjemput juga Bian, kenapa tidak ikut bersama adik kamu menjemput kedua orang tua kamu” tanya Hanny dengan nada kurang enak, bisa di tebak jika Hanny merasa kesal pada Bian. Karena setahunya Bian dulu pernahkah tega memaksa Alina untuk kuliah di luar negeri

“Maaf Bunda, sepertinya saya tidak perlu menjawab pertanyaan dari Anda, karena Anda juga pasti tahu tentang kesibukan saya,” jawab Bian yang terkesan datar tapi masih sopan.

Amina yang tidak menyukai jawaban dari anaknya langsung menatap Bian dengan tatapan marah khas keibuan. Seakan mengatakan jika Bian seharusnya bersikap sopan dan bila ditanya harus langsung jawab.

“Bian sibuk mengurusi para pasiennya Tante, lagipula dia juga jarang memiliki waktu untuk saya. Jadi bukan 'kah hal yang wajar jika Bian tidak ikut?” Farah menjawab ucapan dari Hanny.

Hal itu sontak saja membuat Alina yang mendengarnya ikut merasa tersinggung saat ada orang yang menjawab ucapan Hanny seperti itu, setidaknya jawab dengan cara yang sedikit lebih baik.

“Kak, Kak Bian adalah Kakak saya, dan saya yang sebagai adik kandungnya itu jauh lebih pantas untuk mendapatkan perhatian darinya. Bukankah Kakak hanya kekasihnya dan bukan istrinya?” kini ucapan Alina terdengar menohok di telinga Farah.

“Sudah, ayo mari makan,” Bram akhirnya buka suara dan menengahi pertengkaran itu.

#####

Episodes
1 #1 pernikahan paksa
2 #2 Seorang Hero
3 #3 Mendapat saingan musuh di hari pertama kerja
4 #4 Abian Angkasa, kakak pertama Alina.
5 #5 Menjemput kedua orang tua Alina
6 #6 Makan bersama
7 #7 Tanggungjawab?
8 #8 Kedatangan Hero
9 #9 Ke Mall bersama
10 #10 Keributan di Mall
11 #11 Apakah itu dia?
12 #12 Salah satu alasan menikahi Hero
13 #13 Menginap
14 #14 Hubungan yang renggang
15 #15 Permatanya keluarga Angkasa
16 #16 Apa Alasan Bian mengirim Alina keluar negeri saat itu?
17 #17 Kedatangan Hanny ke rumah sakit
18 #18 Pesan dari Hanny
19 #19 Ada hal yang aneh
20 #20 Berusahalah!!!
21 #21 Ada masalah apa?
22 #22 Belanja bersama ibu mertua
23 #23 Bukankah Alina sangat cantik?
24 #24 Menganggap sebagai Adik?
25 #25 Bodoh atau polos?
26 #26 Alina sakit?
27 #27 Wanita itu adalah ...
28 #28 Kedatangan Sahabat Alina, yaitu Belvita.
29 #29 Mencintai seseorang yang seharusnya tidak dicintai
30 #30 Alina adalah Permatanya keluarga Angkasa
31 #31 Awal menjadi dokter hebat
32 #32 Menangani pasien yang terkena wabah
33 #33 Alina yang penakut
34 #34 Permintaan seorang ibu
35 #35 Ada sesuatu hal yang aneh
36 #36 Dimana Belvita?
37 #37 Farah yang tidak terima
38 #38 Pernikahan Bian dan Belvita
39 #39 Pernikahan Sang Kakak
40 #40 Sepasang gantungan kunci
41 #41 Memaksa makan!
42 #42 Menukar gantungan kunci dengan sebuah janji
43 #43 Kehamilan Belvita.
44 #44 Kemarahan Bram saat itu
45 #45 Penolakan Hero saat itu
46 Berdebat dengan Syela
47 Ngedate bareng
48 Kesedihan Belvita
49 Jalan-jalan
50 Sebuah insiden.
51 Menjemput Sahabat Alina yang lain
52 Kekesalan Alina
53 #53 Apa Kakak menghindari Alina?
54 #54 Tinggal bersama Hanny sementara waktu
55 Siapa cinta pertama Hero?
56 Bertemu Caca
57 Identitas Caca
58 Pertemuan tak terduga
59 Hero cemburu?
60 Bekal makan siang
61 Kehamilan Alina
62 Hanny yang merasa senang
63 Dokter baru
64 Cek Kandungan
65 5 bulan kemudian.
66 Peragaan busana
67 Siapa itu?
68 Ngidam
69 #69 Hero cemburu?
70 #70 Tak menyangka
71 Mengabaikan
72 Periksa kandungan
73 Bertemu Alisa
74 Siapa yang Kak Hero cintai?
75 Alina menghilang
76 Fakta yang menyakitkan
77 Tentang masa lalu
78 Ingin kabur
79 Rencana kabur yang gagal
80 #80 Rasa sayang Kakak
81 Permohonan Hero
82 Penyesalan
83 Kasih sayang seorang Kakak
84 Pengumuman
85 Demi Alina
86 Bertemu Hero
87 Permintaan cerai
88 Bun, tolong Hero
89 Boleh 'kah Alina egois?
90 Kejadian yang sebenarnya
91 Caca
92 Mendapat penghargaan?
93 Hero ingin bertemu!!
94 Penghargaan
95 Hero yang keras kepala
96 Bertemu Bunda
97 Permintaan maaf Hero
98 Tidak ada yang namanya perceraian!!!
99 Kak, kamu keras kepala!
100 Pergi bersama?
101 Demi kedua anak?
102 Alisa yang terus mengganggu
103 Makan malam bersama keluarga Raihan
104 Cemburu
105 Mengalah
106 Sebuah ancaman
107 Menyelamatkan
108 Alina sayang ..., bertahanlah
109 Kebenaran yang akhirnya terungkap
110 Maaf Alina...
111 Aku sangat mencintaimu
112 Satu tahun kemudian
113 Surat
114 POV Hero dan alina
115 Lima tahun kemudian
Episodes

Updated 115 Episodes

1
#1 pernikahan paksa
2
#2 Seorang Hero
3
#3 Mendapat saingan musuh di hari pertama kerja
4
#4 Abian Angkasa, kakak pertama Alina.
5
#5 Menjemput kedua orang tua Alina
6
#6 Makan bersama
7
#7 Tanggungjawab?
8
#8 Kedatangan Hero
9
#9 Ke Mall bersama
10
#10 Keributan di Mall
11
#11 Apakah itu dia?
12
#12 Salah satu alasan menikahi Hero
13
#13 Menginap
14
#14 Hubungan yang renggang
15
#15 Permatanya keluarga Angkasa
16
#16 Apa Alasan Bian mengirim Alina keluar negeri saat itu?
17
#17 Kedatangan Hanny ke rumah sakit
18
#18 Pesan dari Hanny
19
#19 Ada hal yang aneh
20
#20 Berusahalah!!!
21
#21 Ada masalah apa?
22
#22 Belanja bersama ibu mertua
23
#23 Bukankah Alina sangat cantik?
24
#24 Menganggap sebagai Adik?
25
#25 Bodoh atau polos?
26
#26 Alina sakit?
27
#27 Wanita itu adalah ...
28
#28 Kedatangan Sahabat Alina, yaitu Belvita.
29
#29 Mencintai seseorang yang seharusnya tidak dicintai
30
#30 Alina adalah Permatanya keluarga Angkasa
31
#31 Awal menjadi dokter hebat
32
#32 Menangani pasien yang terkena wabah
33
#33 Alina yang penakut
34
#34 Permintaan seorang ibu
35
#35 Ada sesuatu hal yang aneh
36
#36 Dimana Belvita?
37
#37 Farah yang tidak terima
38
#38 Pernikahan Bian dan Belvita
39
#39 Pernikahan Sang Kakak
40
#40 Sepasang gantungan kunci
41
#41 Memaksa makan!
42
#42 Menukar gantungan kunci dengan sebuah janji
43
#43 Kehamilan Belvita.
44
#44 Kemarahan Bram saat itu
45
#45 Penolakan Hero saat itu
46
Berdebat dengan Syela
47
Ngedate bareng
48
Kesedihan Belvita
49
Jalan-jalan
50
Sebuah insiden.
51
Menjemput Sahabat Alina yang lain
52
Kekesalan Alina
53
#53 Apa Kakak menghindari Alina?
54
#54 Tinggal bersama Hanny sementara waktu
55
Siapa cinta pertama Hero?
56
Bertemu Caca
57
Identitas Caca
58
Pertemuan tak terduga
59
Hero cemburu?
60
Bekal makan siang
61
Kehamilan Alina
62
Hanny yang merasa senang
63
Dokter baru
64
Cek Kandungan
65
5 bulan kemudian.
66
Peragaan busana
67
Siapa itu?
68
Ngidam
69
#69 Hero cemburu?
70
#70 Tak menyangka
71
Mengabaikan
72
Periksa kandungan
73
Bertemu Alisa
74
Siapa yang Kak Hero cintai?
75
Alina menghilang
76
Fakta yang menyakitkan
77
Tentang masa lalu
78
Ingin kabur
79
Rencana kabur yang gagal
80
#80 Rasa sayang Kakak
81
Permohonan Hero
82
Penyesalan
83
Kasih sayang seorang Kakak
84
Pengumuman
85
Demi Alina
86
Bertemu Hero
87
Permintaan cerai
88
Bun, tolong Hero
89
Boleh 'kah Alina egois?
90
Kejadian yang sebenarnya
91
Caca
92
Mendapat penghargaan?
93
Hero ingin bertemu!!
94
Penghargaan
95
Hero yang keras kepala
96
Bertemu Bunda
97
Permintaan maaf Hero
98
Tidak ada yang namanya perceraian!!!
99
Kak, kamu keras kepala!
100
Pergi bersama?
101
Demi kedua anak?
102
Alisa yang terus mengganggu
103
Makan malam bersama keluarga Raihan
104
Cemburu
105
Mengalah
106
Sebuah ancaman
107
Menyelamatkan
108
Alina sayang ..., bertahanlah
109
Kebenaran yang akhirnya terungkap
110
Maaf Alina...
111
Aku sangat mencintaimu
112
Satu tahun kemudian
113
Surat
114
POV Hero dan alina
115
Lima tahun kemudian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!