#12 Salah satu alasan menikahi Hero

Hari ini Alina diundang oleh Hanny ke rumah wanita itu, Alina sudah 3 hari tidak tinggal bersama dengan wanita itu, ia tinggal di rumah milik Hero.

Sebenarnya Alina tinggal sendirian, karena lelaki itu sering pulang ke apartemennya.

Saat Alina memasuki rumah Sanjaya, yang sepertinya bukan sebuah rumah lagi, itu sih sudah seperti istana kerajaan dalam cerita dongeng. Saking besarnya rumah itu Alina merasa jika dirinya sangat kecil.

“Bund, Kak Hero sering pulang ke sini?” tanya Alina yang langsung dijawab gelengan.

“Tidak. Tapi apa dia juga tidak pernah pulang ke rumah kalian?” tanya Hanny yang sepertinya ingin marah pada Hero.

Alina yang mendengar pertanyaan Hanny hanya diam, jika Alina menjawab mungkin saja hal itu akan menjadi hal yang membuat Hero semakin membenci dan tidak menyukai dirinya.

“Maaf,” tiba-tiba perkataan itu keluar begitu saja dari bibir Hanny.

Alina yang mendengar itu hanya menatap Hanny dengan tatapan yang terlihat heran.

“Maaf untuk apan Bun?” tanya Alina.

“Bunda tahu alasan kamu memaksa Hero untuk menikah dengan kamu meski lelaki itu telah menolak kamu dengan tegas. Dan Bunda yakin jika ini karena permintaan Bunda,” ucap Hanny yang hanya mendapat kebungkaman dari Alina.

Mereka berdua sama-sama bungkam dan mengingat kejadian yang terjadi 2 bulan yang lalu.

Flashback

“Bund, Bunda sendiri aja di rumah?” tanya Alina sedikit celingukan, ia melihat ke kanan dan ke kiri. Alina kini sedang berkunjung karena permintaan dari wanita yang sudah ia anggap seperti ibunya sendiri.

Hanny hanya tersenyum, ia seolah tahu apa yang sedang Alina pikirkan. “Bunda tahu loh apa yang sedang kamu pikirkan, itu terlihat jelas dimata kamu,” ledek Hanny yang langsung membuat Alina tersipu.

“Tapi Alina lagi nggak mencari Kak Hero Bun,” jawab Alina cepat karena gugup.

“Tuh 'kan, Bunda nggak usah nebak kamu sudah langsung jawab.”

Alina yang mendengar itu semakin menunduk karena malu, ia rasanya ingin membenturkan kepalanya saat ini juga.

“Tapi ada sesuatu hal yang Bunda ingin katakan ke kamu,” ucap Hanny yang tiba-tiba berwajah sendu.

Alina yang melihat itu ikut merasa khawatir. “Kenapa Bund?”

“Sebenarnya Hero sudah memiliki kekasih dan ia sangat mencintai kekasihnya itu,” ucap Hanny yang langsung membuat dada Alina sesak seketika itu juga.

Hatinya seakan mencelos begitu saja, kupu-kupu yang awalnya terasa berterbangan karena tersipu tadi, kini hilang seketika itu juga. Hatinya terasa hambar, sakit ..., itu yang Alina rasakan saat ini. Entah kenapa ia tidak bisa berkata-kata saking tidak percayanya dengan apa yang ia dengar.

Hero memiliki kekasih?

Kenapa Alina baru tahu sekarang?, kedua tangan Alina terlihat mengepal karena berusaha menahan tangis dan sedihnya.

Tanpa diduga Hanny langsung menggenggam tangannya dan menatap dirinya dengan memohon.

“Boleh Bunda memohon sesuatu sama kamu?” tanya Hanny tapi tidak mendapat respon dari Alina.

Bagaimana bisa Alina menjawab apalagi merespon ucapan Hanny lagi, hatinya kini sakit dengan kenyataan yang benar-benar tidak pernah ia duga.

Kapan?

Sejak kapan Hero memiliki kekasih?

Kenapa dirinya tak tahu?

Apa karena dia di luar negeri jadi tidak tahu informasi apapun mengenai Hero?

“Bunda minta kamu agar bisa membuat Hero mencintai kamu,” pinta Hanny dengan tatapan penuh harap.

“Bun ..., Alina nggak yakin bisa,” ucap Alina lirih.

Alina merasa dirinya kini benar-benar memalukan, lucu sekali rasanya jika dirinya yang seolah memperlihatkan dengan jelas bahwa dirinya sangat menyukai Hero, dan Hanny serta Amina sudah tahu betul kalau Alina sangat menyukai Hero.

Apakah kini dirinya terlihat sangat memalukan?

Rasanya Alina kini hanya ingin bersembunyi sejauh mungkin, ia memang membiarkan Hanny dan ibunya tahu akan perasaan dirinya. Tapi apakah Hero juga tahu akan hal itu?

Entah kenapa kini Alina berharap Hero tidak pernah tahu dan menyadari akan rasa sayang dan cintanya pada lelaki itu.

“Kamu bisa sayang ..., kamu pasti bisa! Tolong turuti permintaan bunda ..., bunda mohon dengan sangat sama kamu,” ucap Hanny walaupun lirih terdapat keyakinan tersendiri untuk Alina.

“Kenapa Bunda meminta agar Alina bisa membuat Kak Hero cinta sama Alina? bukankah itu hal yang mustahil Bund,” kini senyum hambar muncul diwajahnya.

Demi apapun, Alina kini ingin segera pulang ke rumahnya. Ia ingin mengunci diri dikamarnya.

Hari ini rasanya adalah hari patah hati terbesar untuknya, perasaan yang telah menyukai Hero hampir kurang lebih 10 tahun lamanya, kini berakhir dengan kekecewaan dan rasa sakit.

Seandainya dia tetap di sini, apakah Hero juga akan menyukai dirinya?

Entah mengapa ada pemikiran kesal akan keputusan Kakaknya yang mengirim dirinya ke luar negeri untuk berkuliah.

“Karena sampai kapanpun mereka berdua nggak akan pernah bersama,” ucap Hanny yang kini berurai air mata.

“Bund, jangan seperti ini. Siapapun yang Kak Hero suka, harusnya Bunda merestui itu,” ucap Alina dengan menahan rasa sakit dan sedihnya.

“Nggak akan, sekalipun Bunda restui mereka. Mereka berdua nggak akan pernah bisa bersama,” ucap Hanny.

“Maksud Bunda?” tanya Alina tak mengerti.

“Wanita itu telah meninggal dunia, sayang.”

Deg'

Dua kali sebuah kenyataan mengejutkan Alina ketahui, entah ia harus merasa senang ataupun sedih yang jelas Alina tak tahu harus merespon seperti apa.

“Bund, boleh Alina pulang? Alina nggak tahu harus ngomong apa di sini” kini wajah yang terlihat mulai berkaca-kaca Alina tunjukkan.

Jika Alina terus berada di sini, Alina merasa jika dirinya tak akan sanggup untuk menahan segala kesedihannya. Maka itu, Alina ingin agar segera sampai dirumahnya.

Hanny akhirnya mengangguk, ia merasa kasihan pada Alina yang terlihat syok.

Mendapat persetujuan dari Hanny, Alina langsung tersenyum dan pamit. Saat hendak keluar dari pintu, Alina melihat Hero hendak masuk ke dalam rumah.

“Nak, boleh bunda minta kamu untuk antar Alina. Kasihan dia sendirian pulang,” ucap Hanny pada Hero.

Alina menoleh, ia rasanya ingin berbicara dan menolak itu semua, Alina tahu maksud dari Hanny, ia tidak ingin Alina kenapa-napa. Tapi justru berduaan dengan Hero saat ini malah membuat Alina merasa jika itu adalah sebuah masalah untuknya.

“Alina Bunda mohon jangan menolak ya Sayang,” pinta Hanny.

Flashback end

...*****...

Saat ini, Alina yang tidak menyangka jika Hanny akan meminta Hero untuk menjemput dirinya pulang.

Dan di sinilah Alina sekarang. Ia hanya diam membisu dengan pandangan yang selalu menatap ke samping jendela.

Awalnya Alina hendak duduk di belakang, tapi Hanny yang sepertinya sengaja ikut mengantar keluar meminta agar Alina duduk di depan. Alhasil, Alina duduk tepat di samping Hero.

Alina hanya tidak ingin membuat Hero merasa semakin risih padanya, jelas Alina tahu jika lelaki itu sangat terpaksa menikahinya

Alina sesekali menoleh dan melirik ke arah Hero, fitur wajah lelaki itu sangat tampan dan terlihat lebih dewasa hal itu semakin menambah daya kharismanya.

Ada sesuatu yang hilang setiap Alina menatap Hero, senyum dan sikap ramah lelaki itu yang biasanya selalu membuat Alina tertawa kini telah hilang. Tergantikan dengan sikap acuh dan wajah datarnya.

“Alina ingin tahu, seperti apa orang yang berhasil membuat Kakak berubah jadi seperti ini,” gumam Alina sangat pelan.

“Apa karena Kakak sangat mencintainya, hingga sikap Kakak berubah karena merasa sangat kehilangan?” gumam Alina lagi dengan sangat pelan, kali ini disertai helaan nafas hingga Hero melirik ke arahnya.

“Ada sesuatu hal yang salah?” tanya Hero pada Alina.

Mendengar itu Alina langsung gelagapan dan secepat mungkin menggeleng. “Bu-bukan Kak, ng-nggak ada apa-apa,” jawab Alina gugup.

Alina lalu menatap ke arah lain, sedangkan Hero tidak berkata apa-apa lagi. Hero hanya fokus menyetir agar tidak terjadi sesuatu hal yang tak diinginkan.

Sepanjang perjalanan pun suasana hanya hening tanpa ada pembicaraan singkat.

#####

Episodes
1 #1 pernikahan paksa
2 #2 Seorang Hero
3 #3 Mendapat saingan musuh di hari pertama kerja
4 #4 Abian Angkasa, kakak pertama Alina.
5 #5 Menjemput kedua orang tua Alina
6 #6 Makan bersama
7 #7 Tanggungjawab?
8 #8 Kedatangan Hero
9 #9 Ke Mall bersama
10 #10 Keributan di Mall
11 #11 Apakah itu dia?
12 #12 Salah satu alasan menikahi Hero
13 #13 Menginap
14 #14 Hubungan yang renggang
15 #15 Permatanya keluarga Angkasa
16 #16 Apa Alasan Bian mengirim Alina keluar negeri saat itu?
17 #17 Kedatangan Hanny ke rumah sakit
18 #18 Pesan dari Hanny
19 #19 Ada hal yang aneh
20 #20 Berusahalah!!!
21 #21 Ada masalah apa?
22 #22 Belanja bersama ibu mertua
23 #23 Bukankah Alina sangat cantik?
24 #24 Menganggap sebagai Adik?
25 #25 Bodoh atau polos?
26 #26 Alina sakit?
27 #27 Wanita itu adalah ...
28 #28 Kedatangan Sahabat Alina, yaitu Belvita.
29 #29 Mencintai seseorang yang seharusnya tidak dicintai
30 #30 Alina adalah Permatanya keluarga Angkasa
31 #31 Awal menjadi dokter hebat
32 #32 Menangani pasien yang terkena wabah
33 #33 Alina yang penakut
34 #34 Permintaan seorang ibu
35 #35 Ada sesuatu hal yang aneh
36 #36 Dimana Belvita?
37 #37 Farah yang tidak terima
38 #38 Pernikahan Bian dan Belvita
39 #39 Pernikahan Sang Kakak
40 #40 Sepasang gantungan kunci
41 #41 Memaksa makan!
42 #42 Menukar gantungan kunci dengan sebuah janji
43 #43 Kehamilan Belvita.
44 #44 Kemarahan Bram saat itu
45 #45 Penolakan Hero saat itu
46 Berdebat dengan Syela
47 Ngedate bareng
48 Kesedihan Belvita
49 Jalan-jalan
50 Sebuah insiden.
51 Menjemput Sahabat Alina yang lain
52 Kekesalan Alina
53 #53 Apa Kakak menghindari Alina?
54 #54 Tinggal bersama Hanny sementara waktu
55 Siapa cinta pertama Hero?
56 Bertemu Caca
57 Identitas Caca
58 Pertemuan tak terduga
59 Hero cemburu?
60 Bekal makan siang
61 Kehamilan Alina
62 Hanny yang merasa senang
63 Dokter baru
64 Cek Kandungan
65 5 bulan kemudian.
66 Peragaan busana
67 Siapa itu?
68 Ngidam
69 #69 Hero cemburu?
70 #70 Tak menyangka
71 Mengabaikan
72 Periksa kandungan
73 Bertemu Alisa
74 Siapa yang Kak Hero cintai?
75 Alina menghilang
76 Fakta yang menyakitkan
77 Tentang masa lalu
78 Ingin kabur
79 Rencana kabur yang gagal
80 #80 Rasa sayang Kakak
81 Permohonan Hero
82 Penyesalan
83 Kasih sayang seorang Kakak
84 Pengumuman
85 Demi Alina
86 Bertemu Hero
87 Permintaan cerai
88 Bun, tolong Hero
89 Boleh 'kah Alina egois?
90 Kejadian yang sebenarnya
91 Caca
92 Mendapat penghargaan?
93 Hero ingin bertemu!!
94 Penghargaan
95 Hero yang keras kepala
96 Bertemu Bunda
97 Permintaan maaf Hero
98 Tidak ada yang namanya perceraian!!!
99 Kak, kamu keras kepala!
100 Pergi bersama?
101 Demi kedua anak?
102 Alisa yang terus mengganggu
103 Makan malam bersama keluarga Raihan
104 Cemburu
105 Mengalah
106 Sebuah ancaman
107 Menyelamatkan
108 Alina sayang ..., bertahanlah
109 Kebenaran yang akhirnya terungkap
110 Maaf Alina...
111 Aku sangat mencintaimu
112 Satu tahun kemudian
113 Surat
114 POV Hero dan alina
115 Lima tahun kemudian
Episodes

Updated 115 Episodes

1
#1 pernikahan paksa
2
#2 Seorang Hero
3
#3 Mendapat saingan musuh di hari pertama kerja
4
#4 Abian Angkasa, kakak pertama Alina.
5
#5 Menjemput kedua orang tua Alina
6
#6 Makan bersama
7
#7 Tanggungjawab?
8
#8 Kedatangan Hero
9
#9 Ke Mall bersama
10
#10 Keributan di Mall
11
#11 Apakah itu dia?
12
#12 Salah satu alasan menikahi Hero
13
#13 Menginap
14
#14 Hubungan yang renggang
15
#15 Permatanya keluarga Angkasa
16
#16 Apa Alasan Bian mengirim Alina keluar negeri saat itu?
17
#17 Kedatangan Hanny ke rumah sakit
18
#18 Pesan dari Hanny
19
#19 Ada hal yang aneh
20
#20 Berusahalah!!!
21
#21 Ada masalah apa?
22
#22 Belanja bersama ibu mertua
23
#23 Bukankah Alina sangat cantik?
24
#24 Menganggap sebagai Adik?
25
#25 Bodoh atau polos?
26
#26 Alina sakit?
27
#27 Wanita itu adalah ...
28
#28 Kedatangan Sahabat Alina, yaitu Belvita.
29
#29 Mencintai seseorang yang seharusnya tidak dicintai
30
#30 Alina adalah Permatanya keluarga Angkasa
31
#31 Awal menjadi dokter hebat
32
#32 Menangani pasien yang terkena wabah
33
#33 Alina yang penakut
34
#34 Permintaan seorang ibu
35
#35 Ada sesuatu hal yang aneh
36
#36 Dimana Belvita?
37
#37 Farah yang tidak terima
38
#38 Pernikahan Bian dan Belvita
39
#39 Pernikahan Sang Kakak
40
#40 Sepasang gantungan kunci
41
#41 Memaksa makan!
42
#42 Menukar gantungan kunci dengan sebuah janji
43
#43 Kehamilan Belvita.
44
#44 Kemarahan Bram saat itu
45
#45 Penolakan Hero saat itu
46
Berdebat dengan Syela
47
Ngedate bareng
48
Kesedihan Belvita
49
Jalan-jalan
50
Sebuah insiden.
51
Menjemput Sahabat Alina yang lain
52
Kekesalan Alina
53
#53 Apa Kakak menghindari Alina?
54
#54 Tinggal bersama Hanny sementara waktu
55
Siapa cinta pertama Hero?
56
Bertemu Caca
57
Identitas Caca
58
Pertemuan tak terduga
59
Hero cemburu?
60
Bekal makan siang
61
Kehamilan Alina
62
Hanny yang merasa senang
63
Dokter baru
64
Cek Kandungan
65
5 bulan kemudian.
66
Peragaan busana
67
Siapa itu?
68
Ngidam
69
#69 Hero cemburu?
70
#70 Tak menyangka
71
Mengabaikan
72
Periksa kandungan
73
Bertemu Alisa
74
Siapa yang Kak Hero cintai?
75
Alina menghilang
76
Fakta yang menyakitkan
77
Tentang masa lalu
78
Ingin kabur
79
Rencana kabur yang gagal
80
#80 Rasa sayang Kakak
81
Permohonan Hero
82
Penyesalan
83
Kasih sayang seorang Kakak
84
Pengumuman
85
Demi Alina
86
Bertemu Hero
87
Permintaan cerai
88
Bun, tolong Hero
89
Boleh 'kah Alina egois?
90
Kejadian yang sebenarnya
91
Caca
92
Mendapat penghargaan?
93
Hero ingin bertemu!!
94
Penghargaan
95
Hero yang keras kepala
96
Bertemu Bunda
97
Permintaan maaf Hero
98
Tidak ada yang namanya perceraian!!!
99
Kak, kamu keras kepala!
100
Pergi bersama?
101
Demi kedua anak?
102
Alisa yang terus mengganggu
103
Makan malam bersama keluarga Raihan
104
Cemburu
105
Mengalah
106
Sebuah ancaman
107
Menyelamatkan
108
Alina sayang ..., bertahanlah
109
Kebenaran yang akhirnya terungkap
110
Maaf Alina...
111
Aku sangat mencintaimu
112
Satu tahun kemudian
113
Surat
114
POV Hero dan alina
115
Lima tahun kemudian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!