#19 Ada hal yang aneh

Alina sedang memakan sarapannya bersama dengan keluarganya. Tidak seperti biasanya, kakaknya Bian kini tidak terlihat batang hidungnya sama sekali.

Alina menatap ayahnya yang terlihat makan seperti biasa, tapi tatapan matanya jelas mengatakan jika ia sedang memiliki banyak pikiran. Alina yang awalnya ingin bertanya memilih bungkam, ia akhirnya berusaha fokus pada makanannya.

Sayangnya meski telah berusaha fokus, Alina tidak bisa fokus sama sekali. Lalu Alina menatap ke arah ibunya, wanita itu terlihat memasang ekspresi yang kurang baik, seakan dia sedang ada masalah.

“Kak Bian kemana?” dengan memberanikan diri Alina bertanya.

Sontak kedua orangtuanya menatap kearahnya. Eron pun sama, lelaki itu juga menatap ke arah Alina.

“Kak Bian berangkat kerja lebih awal, katanya dia memiliki jadwal yang lebih pagi untuk hari ini,” jawab Eron.

“Tapi ini sudah tiga hari Kak Bian nggak makan bareng sama kita lagi? apa dia ada masalah?” tanya Alina lagi.

Alina ingat jika dirinya telah tiga hari menginap di rumah orangtuanya, dan rencananya hari ini Alina akan kembali ke rumahnya dan rumah Eron.

“Entahlah, ingin bertanya pun kakak nggak berani. Kamu 'kan tahu betapa tegas dan disiplin kakak kamu satu itu, kebiasaannya itu membuat dia terlihat sangat berwibawa dan dihormati, bahkan sebagai adiknya kakak juga merasa segan,” kata Eron panjang lebar.

Bian adalah sosok yang disiplin dan sangat tegas, dia terkesan acuh dan tak peduli tapi nyatanya dia adalah orang yang sangat perhatian dan sangat menyayangi orang-orang yang berarti untuknya.

Dia punya cara tersendiri dalam menunjukkan rasa sayang dan cintanya pada orang-orang yang ia sayang. Itu hal yang membuatnya terlihat spesial dan menarik.

“Mamah sudah coba untuk menanyakan tentang alasan kakak kamu yang terlihat seolah sedang dalam keadaan tidak baik, tapi nyatanya kakak kamu tidak mengatakan apa-apa. Mamah sedih, sebagai seorang ibu, mamah merasa jika mamah bukan ibu yang baik,” ucap Amina dengan wajahnya yang berubah sedikit sendu.

Amina adalah sosok ibu yang perasa, mudah sekali menyalahkan dirinya sendiri padahal hal itu jelas bukanlah kesalahannya.

“Mah, itu bukan kesalahan Mamah, mungkin Kak Bian memang sedang ada masalah. Kita coba support Kak Bian ya Mah, supaya Kak Bian segera menyelesaikan masalahnya,” kata Alina selembut mungkin.

“Iya, Alina benar. Jangan terlalu menyalahkan diri kamu untuk kesalahan yang bukan perbuatan kamu,” selembut mungkin Setoni berbicara. Ia adalah sosok lelaki lembut yang selalu berkata dengan nada rendah setiap kali berbicara pada wanita, apalagi jika wanita itu adalah istri dan ibunya serta anaknya.

“Iya Mah, Kak Bian hanya butuh waktu saja. Nanti setelah dia selesai berdamai dengan dirinya, dia pasti akan mengungkapkan masalahnya pada kita,” jawab Eron yang ikut menimpali.

...*****...

Alina memasuki ruangannya seperti biasa.

Ruangan yang sama dengan Hero, ruangan yang sangat lengkap layaknya rumah minimalis yang mewah. Bagaimana tidak? rumah sakit Cendana kini menjadi rumah sakit terbesar kedua setelah rumah sakit Angkasa, hal itu tak lain atas sokongan dana dari keluarga Sanjaya.

“Bunda?” Alina terlihat sedikit terkejut saat melihat Hanny berada di ruangan Hero.

“Hay sayang, apa kabar?” tanya Hanny yang langsung memeluk Alina yang telah ia anggap seperti anaknya.

Alina balas memeluk Hanny, ia duduk setelah Hanny duduk terlebih dahulu.

“Bunda ada di sini? bareng sama Kak Hero?”

“Tidak! anak lelaki itu dia tidak mau mengajak ibunya meski Sang ibu ini meminta dengan berurai air mata,” kata Hanny melirik ke arah Hero yang masih fokus pada pekerjaannya.

Hero bukan tak mau mengajak, ia hanya terburu-buru. Kebiasaan dirinya selalu datang setidaknya setengah sampai satu jam dari jadwal kerjanya. Bahkan Alina yang datang tepat waktu saja selalu merasa terlambat karena tidak bisa datang lebih awal dari Hero.

“Bunda, Hero hanya nggak bisa menunggu Bunda saja, karena Hero tahu jika Bunda sangat lama hanya untuk bersiap-siap saja,” ucap Hero yang memang benar adanya.

Hanny yang mendengar itu hanya sedikit cengengesan, memang benar dirinya memerlukan waktu yang sedikit lama hanya untuk bersiap-siap. Meski tidak muda lagi, tapi sebagai seorang Disainer sekaligus model, ia sangat memperhatikan penampilan.

“Wajarlah, karena kami 'kan perempuan. Tapi hasilnya juga sebanding, bukankah laki-laki sangat suka dengan wanita yang sangat memperhatikan soal penampilan?” tanya Hanny yang ingin melihat respon dari anaknya. Apakah Hero sama seperti ayahnya Bram, ia tipe orang yang tidak terlalu menekan Sang istri untuk terlihat luar biasa dan sempurna.

Seperti biasa, saat Hero menganggap sesuatu hal yang tidak penting, ia hanya mengabaikan itu.

“Sudahlah, biarkan saja Hero bekerja. Sayang, tolong temani Bunda jalan-jalan sebentar, selama ini meski Hero telah bekerja di rumah sakit ini lebih dari 7 tahun, tapi Bunda belum sekalipun ke sini. Jadi bisakah kamu mengantar Bunda jalan-jalan sebentar saja?” tanya Hanny.

Alina bingung, ia harus menjawab apa. Ini 'kan dirinya sedang bekerja. Alina menatap Hero seakan meminta bantuan dari tatapannya, ia tidak enak hati untuk menolak ajakan Hanny yang terlihat bersemangat.

“Kamu pergi saja, pekerjaan ini masih bisa saya urus,” jawab Hero.

Padahal Hero tidak menatap Alina sama sekali, tapi ia seakan sadar jika Alina sedang menatap kearah dirinya.

Alina yang mendengar itu mengangguk.

...........

Sepanjang perjalanan mengelilingi rumah sakit, Alina hanya diam, ia sesekali akan menjawab dan merespon apa yang dikatakan oleh Hanny.

“Kenapa kamu kebanyakan hanya diam? sedang sakit ya?” tanya Hanny yang tiba-tiba menatap Alina gelisah dan khawatir.

“Alina baik-baik saja Bunda. Bunda ingin istirahat dulu atau kita lanjut mengelilingi rumah sakit?” tanya Alina pada Hanny.

“Andai orang yang Hero cintai itu kamu, Bunda pasti merasa sangat senang akan hal itu. Bunda nggak tahu apa yang Hero lihat dari wanita itu sehingga dia bisa secinta itu sama dia,” ucap Hanny menatap Alina dalam.

Deg'

Masih terasa sakit sekali ternyata, Alina masih merasa sesak saat mendengar kenyataan yang menyakitkan ini. Apalagi selama ini dirinya berfikir jika Hero memiliki perasaan yang tulus untuknya. Tapi nyatanya perasaan itu hanya ada dalam khayalan dirinya.

“Bunda, bisakah kita tidak membahas mengenai hal itu?” pinta Alina dengan raut memohon.

Hanny yang mendengar itu langsung mengangguk dan memeluk Alina. Ia benar-benar sangat sayang pada sosok Alina, kepribadiannya, watak dan sifatnya, serta apapun yang ada dalam diri Alina, Hanny merasa Alina adalah tipe menantu idaman untuknya.

Satu hal yang Hanny tahu, meskipun Alina sangat disayangi dan dimanjakan oleh keluarganya. Hal itu tidak membuatnya menjadi anak manja dan keras kepala. Justru sebaliknya, Alina adalah anak yang sangat patuh dan baik.

Hanya untuk satu hal saja, yaitu menikah dengan Hero. Sikap keras kepala Alina bahkan tidak bisa keluarganya luluhkan.

“Kamu tahu? Bunda sebenarnya nggak suka dengan tempat ini? ada sesuatu hal yang membuat Bunda tak suka, dan pertama kali Bunda ke sini adalah, karena kamu bekerja di sini,” jelas Hanny.

Mereka berdua melanjutkan acara berkeliling rumah sakit.

#####

Episodes
1 #1 pernikahan paksa
2 #2 Seorang Hero
3 #3 Mendapat saingan musuh di hari pertama kerja
4 #4 Abian Angkasa, kakak pertama Alina.
5 #5 Menjemput kedua orang tua Alina
6 #6 Makan bersama
7 #7 Tanggungjawab?
8 #8 Kedatangan Hero
9 #9 Ke Mall bersama
10 #10 Keributan di Mall
11 #11 Apakah itu dia?
12 #12 Salah satu alasan menikahi Hero
13 #13 Menginap
14 #14 Hubungan yang renggang
15 #15 Permatanya keluarga Angkasa
16 #16 Apa Alasan Bian mengirim Alina keluar negeri saat itu?
17 #17 Kedatangan Hanny ke rumah sakit
18 #18 Pesan dari Hanny
19 #19 Ada hal yang aneh
20 #20 Berusahalah!!!
21 #21 Ada masalah apa?
22 #22 Belanja bersama ibu mertua
23 #23 Bukankah Alina sangat cantik?
24 #24 Menganggap sebagai Adik?
25 #25 Bodoh atau polos?
26 #26 Alina sakit?
27 #27 Wanita itu adalah ...
28 #28 Kedatangan Sahabat Alina, yaitu Belvita.
29 #29 Mencintai seseorang yang seharusnya tidak dicintai
30 #30 Alina adalah Permatanya keluarga Angkasa
31 #31 Awal menjadi dokter hebat
32 #32 Menangani pasien yang terkena wabah
33 #33 Alina yang penakut
34 #34 Permintaan seorang ibu
35 #35 Ada sesuatu hal yang aneh
36 #36 Dimana Belvita?
37 #37 Farah yang tidak terima
38 #38 Pernikahan Bian dan Belvita
39 #39 Pernikahan Sang Kakak
40 #40 Sepasang gantungan kunci
41 #41 Memaksa makan!
42 #42 Menukar gantungan kunci dengan sebuah janji
43 #43 Kehamilan Belvita.
44 #44 Kemarahan Bram saat itu
45 #45 Penolakan Hero saat itu
46 Berdebat dengan Syela
47 Ngedate bareng
48 Kesedihan Belvita
49 Jalan-jalan
50 Sebuah insiden.
51 Menjemput Sahabat Alina yang lain
52 Kekesalan Alina
53 #53 Apa Kakak menghindari Alina?
54 #54 Tinggal bersama Hanny sementara waktu
55 Siapa cinta pertama Hero?
56 Bertemu Caca
57 Identitas Caca
58 Pertemuan tak terduga
59 Hero cemburu?
60 Bekal makan siang
61 Kehamilan Alina
62 Hanny yang merasa senang
63 Dokter baru
64 Cek Kandungan
65 5 bulan kemudian.
66 Peragaan busana
67 Siapa itu?
68 Ngidam
69 #69 Hero cemburu?
70 #70 Tak menyangka
71 Mengabaikan
72 Periksa kandungan
73 Bertemu Alisa
74 Siapa yang Kak Hero cintai?
75 Alina menghilang
76 Fakta yang menyakitkan
77 Tentang masa lalu
78 Ingin kabur
79 Rencana kabur yang gagal
80 #80 Rasa sayang Kakak
81 Permohonan Hero
82 Penyesalan
83 Kasih sayang seorang Kakak
84 Pengumuman
85 Demi Alina
86 Bertemu Hero
87 Permintaan cerai
88 Bun, tolong Hero
89 Boleh 'kah Alina egois?
90 Kejadian yang sebenarnya
91 Caca
92 Mendapat penghargaan?
93 Hero ingin bertemu!!
94 Penghargaan
95 Hero yang keras kepala
96 Bertemu Bunda
97 Permintaan maaf Hero
98 Tidak ada yang namanya perceraian!!!
99 Kak, kamu keras kepala!
100 Pergi bersama?
101 Demi kedua anak?
102 Alisa yang terus mengganggu
103 Makan malam bersama keluarga Raihan
104 Cemburu
105 Mengalah
106 Sebuah ancaman
107 Menyelamatkan
108 Alina sayang ..., bertahanlah
109 Kebenaran yang akhirnya terungkap
110 Maaf Alina...
111 Aku sangat mencintaimu
112 Satu tahun kemudian
113 Surat
114 POV Hero dan alina
115 Lima tahun kemudian
Episodes

Updated 115 Episodes

1
#1 pernikahan paksa
2
#2 Seorang Hero
3
#3 Mendapat saingan musuh di hari pertama kerja
4
#4 Abian Angkasa, kakak pertama Alina.
5
#5 Menjemput kedua orang tua Alina
6
#6 Makan bersama
7
#7 Tanggungjawab?
8
#8 Kedatangan Hero
9
#9 Ke Mall bersama
10
#10 Keributan di Mall
11
#11 Apakah itu dia?
12
#12 Salah satu alasan menikahi Hero
13
#13 Menginap
14
#14 Hubungan yang renggang
15
#15 Permatanya keluarga Angkasa
16
#16 Apa Alasan Bian mengirim Alina keluar negeri saat itu?
17
#17 Kedatangan Hanny ke rumah sakit
18
#18 Pesan dari Hanny
19
#19 Ada hal yang aneh
20
#20 Berusahalah!!!
21
#21 Ada masalah apa?
22
#22 Belanja bersama ibu mertua
23
#23 Bukankah Alina sangat cantik?
24
#24 Menganggap sebagai Adik?
25
#25 Bodoh atau polos?
26
#26 Alina sakit?
27
#27 Wanita itu adalah ...
28
#28 Kedatangan Sahabat Alina, yaitu Belvita.
29
#29 Mencintai seseorang yang seharusnya tidak dicintai
30
#30 Alina adalah Permatanya keluarga Angkasa
31
#31 Awal menjadi dokter hebat
32
#32 Menangani pasien yang terkena wabah
33
#33 Alina yang penakut
34
#34 Permintaan seorang ibu
35
#35 Ada sesuatu hal yang aneh
36
#36 Dimana Belvita?
37
#37 Farah yang tidak terima
38
#38 Pernikahan Bian dan Belvita
39
#39 Pernikahan Sang Kakak
40
#40 Sepasang gantungan kunci
41
#41 Memaksa makan!
42
#42 Menukar gantungan kunci dengan sebuah janji
43
#43 Kehamilan Belvita.
44
#44 Kemarahan Bram saat itu
45
#45 Penolakan Hero saat itu
46
Berdebat dengan Syela
47
Ngedate bareng
48
Kesedihan Belvita
49
Jalan-jalan
50
Sebuah insiden.
51
Menjemput Sahabat Alina yang lain
52
Kekesalan Alina
53
#53 Apa Kakak menghindari Alina?
54
#54 Tinggal bersama Hanny sementara waktu
55
Siapa cinta pertama Hero?
56
Bertemu Caca
57
Identitas Caca
58
Pertemuan tak terduga
59
Hero cemburu?
60
Bekal makan siang
61
Kehamilan Alina
62
Hanny yang merasa senang
63
Dokter baru
64
Cek Kandungan
65
5 bulan kemudian.
66
Peragaan busana
67
Siapa itu?
68
Ngidam
69
#69 Hero cemburu?
70
#70 Tak menyangka
71
Mengabaikan
72
Periksa kandungan
73
Bertemu Alisa
74
Siapa yang Kak Hero cintai?
75
Alina menghilang
76
Fakta yang menyakitkan
77
Tentang masa lalu
78
Ingin kabur
79
Rencana kabur yang gagal
80
#80 Rasa sayang Kakak
81
Permohonan Hero
82
Penyesalan
83
Kasih sayang seorang Kakak
84
Pengumuman
85
Demi Alina
86
Bertemu Hero
87
Permintaan cerai
88
Bun, tolong Hero
89
Boleh 'kah Alina egois?
90
Kejadian yang sebenarnya
91
Caca
92
Mendapat penghargaan?
93
Hero ingin bertemu!!
94
Penghargaan
95
Hero yang keras kepala
96
Bertemu Bunda
97
Permintaan maaf Hero
98
Tidak ada yang namanya perceraian!!!
99
Kak, kamu keras kepala!
100
Pergi bersama?
101
Demi kedua anak?
102
Alisa yang terus mengganggu
103
Makan malam bersama keluarga Raihan
104
Cemburu
105
Mengalah
106
Sebuah ancaman
107
Menyelamatkan
108
Alina sayang ..., bertahanlah
109
Kebenaran yang akhirnya terungkap
110
Maaf Alina...
111
Aku sangat mencintaimu
112
Satu tahun kemudian
113
Surat
114
POV Hero dan alina
115
Lima tahun kemudian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!