#16 Apa Alasan Bian mengirim Alina keluar negeri saat itu?

Alina berjalan memasuki ruangan yang sama dengan ruangan milik Hero. Ruangan itu sebenarnya hanya dikhususkan untuk Hero saja, terbukti dari segi bentuk dan fasilitas yang ada di ruangan itu, bahkan bisa juga dikatakan jika ruangan kerja Hero lebih luas dan lebih lengkap dibandingkan dengan ruangan Andrean yang notabenya adalah anak dari pemilik rumah sakit.

Tidak seperti biasanya, Alina melihat jika Hero belum sampai hingga kini.

Lelaki itu justru masih belum datang, padahal Alina jelas tahu jika lelaki itu sangat disiplin akan waktu, karena biasanya Hero akan berangkat setidaknya setengah jam sebelum jadwal kerjanya di mulai.

Beberapa menit kemudian Hero datang dan memasuki ruangan yang sama, lelaki itu terlihat memiliki ekspresi yang datar dan terlihat sangat acuh.

“Apa ada yang perlu saya kerjakan dok?” seperti biasa saat di rumah sakit Alina akan selalu bersikap secara profesional.

“Tidak perlu,” tatapan Hero terlihat memandang Alina dengan sedikit intimidasi.

Alina yang ditatap seperti itu sontak merasa sedikit terintimidasi, jujur Alina adalah anak yang selain manja ia juga anak yang berani bertanya. Biasanya jika dirinya tidak salah dan ditatap seperti itu, ia akan langsung bertanya alasannya.

Tapi untuk saat ini entah mengapa Alina tidak berani untuk bertanya, ia bahkan hanya menunduk seolah tak ingin menatap Hero.

Beberapa detik kemudian Hero tidak menatap Alina lagi, ia duduk di tempatnya dan memilih fokus pada pekerjaannya.

Melihat itu Alina heran, tapi meski begitu ia tidak berani untuk berkomentar banyak.

Alina berusaha untuk fokus mengerjakan tugas yang memang bisa ia kerjakan. Tapi sayangnya ia hanya bisa fokus untuk beberapa menit, karena di menit berikutnya Alina terus kepikiran tentang perubahan sikap Hero.

Memang Hero acuh dan datar, tapi tidak seacuh dan sedatar ini. Lalu sekarang mengapa lelaki itu bisa bersikap sangat dingin padanya.

Tanpa sadar, Alina mengingat sebuah obrolan yang terjadi antara dirinya dan juga keluarganya sebelum ia menikah dengan Hero.

Ketidaksetujuan Bian akan rencana perjodohan waktu itu membuat kedua orangtuanya bertanya-tanya tentang ketegasan Bian saat itu.

Flashback.

Saat itu, ditengah acara suasana saling bercerita sambil bercengkrama riang. Tiba-tiba ayahnya berkata tentang sesuatu hal yang mengejutkan baginya.

“Alina, jika seandainya kamu dijodohkan. Apa kamu akan menerima hal itu?” tanya Setoni tiba-tiba

“Karena ini keputusan yang menurut Papah hanya bisa kamu yang menentukan tentang apa dan bagaimana kamu kedepannya. Karena sebagai seorang ayah, Papah hanya ingin yang terbaik untuk kamu tanpa memaksa kehendak kami sendiri,” ungkap Setoni yang bagi Alina memiliki makna dalam dalam setiap perkataannya. Itu berarti, Setoni sangat menghargai keputusan serta apa yang Alina pilih.

Alina benar-benar sangat bersyukur memiliki seorang ayah yang benar-benar sangat sayang padanya, sosok figur yang baik dan juga motivasi terbesar Alina untuk bisa membuat ayahnya merasa bangga telah memiliki anak seperti dirinya. Tapi Alina merasa ayahnya terlalu luar biasa, ia bahkan merasa jika dirinya tidak bisa dalam menyeimbangkan kemampuan dirinya seperti kemampuan kakak-kakaknya yang lain.

“Apakah pembicaraan tentang perjodohan ini telah mengganggu kamu? kalau memang seperti itu Papah tidak ingin memaksa. Kamu yang akan menjalani, dan kamu yang akan menentukan, sebagai seorang ayah, Papah hanya akan mendukung selagi hal itu memang hal yang baik,” kata Setoni lagi.

Mungkin karena wibawanya dan pembawaannya, apa yang ia katakan dan sampaikan itu terlihat berkesan. Selain memang karena sangat dalam, tapi juga sangat penuh makna.

“Alina ..., Alina ...,” ucap Alina yang terdengar sedikit terbata-bata, ia seakan bingung untuk menjawab seperti apa.

Di satu sisi Alina yakin jika ayahnya telah memutuskan seperti itu maka itu berarti Sang Ayah memang telah memilih jodoh untuk dirinya yang benar baik dan tepat.

“Alina,” kini Amina sebagai ibu Alina mulai bersuara.

Alina menoleh dan melihat wanita cantik yang tidak lagi muda itu tengah tersenyum lembut padanya, terdapat guratan halus diwajah ibunya yang seakan memandakan jika wanita itu tak lagi muda.

“Apapun keinginan kamu, dan apapun keputusan kamu, akan kami dukung. Karena yang kami semua inginkan adalah yang terbaik untuk kamu. Kita semua selalu mengusahakan apapun yang menurut kami baik, tapi jika menurut kamu hal itu tidak memuaskan, kami benar-benar tak akan memaksa,” kata Amina dengan lembut.

Lagi-lagi Alina dibuat bingung dengan hal itu, ia ingin menolak karena lukanya yang disebabkan oleh sebuah kenyataan jika cintanya selama ini bertepuk sebelah tangan itu belum sembuh.

Karena saat itu, Alina baru saja mengetahui jika Hero tidak mencintainya, dan hanya menganggapnya adik.

Alina juga tidak ingin jika dirinya masih terbayang dengan masa lalunya, dan hal itu akan membuat orang yang tidak bersalah terluka. Apalagi jika orang itu yang nantinya akan menjadi suaminya.

“Boleh Alina meminta waktu untuk berfikir Mah, Alina sepertinya harus memikirkan ini semua sebelum Alina bisa mengambil keputusan. Alina harap kalian memberi Alina ruang waktu,” kata Alina yang langsung di jawab anggukan oleh kedua orangtuanya.

“Memang dengan siapa Alina akan menikah?” tanya Eron, sebagai seorang kakak seharusnya memang dia yang harus lebih dulu menikah.

Tapi di sisi lain Eron juga masih berjuang mendapatkan hati pujaan hatinya, lagipula yang berhak untuk merasa harus menikah duluan adalah Bian.

Tapi nyatanya lelaki itu masih terlihat santai-santai saja, seolah ia tidak masalah jika adiknya lebih dulu menikah.

“Bagi kami ini bukan sebuah pernikahan bisnis ataupun sebuah pernikahan yang didasari sebuah keuntungan. Yang kami lakukan ini adalah untuk kebahagiaan Alina. Dan yang akan kami jodohkan dengan Alina adalah Hero,” jelas Amina. Sebagai seorang ibu yang kadang sering mendengar curhatan anaknya, ia tahu betul jika anaknya sedang mencintai seseorang, dan orang itu adalah Hero.

Meski saat bercerita Alina tidak menyebutkan tentang siapa orang yang ia rindukan, tapi insting seorang ibu sangat amatlah kuat.

“Bian tidak setuju,” ucap tegas Bian tiba-tiba.

Hal itu membuat seisi rumah beralih menatap ke arah Bian, terutama Alina.

Jujur saja jika Alina tidak tahu tentang perasaan Hero, mungkin ia akan sangat senang tentang perjodohan ini, sayangnya ia sudah mengetahui tentang perasaan Hero. Hal itu membuat Alina merasa jika dirinya berada diantara senang dan juga sedih saat bersamaan.

Selain itu respon dari Sang Kakak membuat Alina semakin bingung.

“Kenapa?” tanya Alina langsung.

“Sampai kapanpun Bian tidak akan pernah setuju dengan hal ini. Kamu harus mendapatkan laki-laki yang jauh lebih baik darinya,” ucap Bian tegas.

Setelahnya Bian langsung pergi begitu saja.

Mendengar itu Alina hanya diam, jika ditanya laki-laki yang lebih baik dari Hero apakah ada?

Dari latarbelakang, status, profesi, dan segala hal yang Hero miliki Alina rasa di negara Z ini tidak ada yang sebanding dengan Hero.

Tapi beda lagi jika laki-laki itu adalah orang yang Alina cintai, maka segala hal yang tidak dimiliki oleh laki-laki itu, akan tetap terlihat menjadi suatu kelebihan bagi Alina. Sayangnya Alina malah mencintai Lelaki yang bernama lengkap Hero Abimana Sanjaya dengan sangat dalam, bahkan Alina merasa jika ia tak yakin bisa melupakan laki-laki itu dalam waktu singkat.

Alina rasa itu tak mungkin, dan hal yang membuat Alina mencintai Hero bukan dari latarbelakang dan statusnya, tapi sikap dan kepribadian Hero yang ia kenal. Lantas bagaimana perasaannya kini yang merasa jika sosok Hero bukanlah sosok yang sama seperti yang ia kenal?

Flashback end.

Saat memikirkan itu, entah mengapa Alina berfikir jika mungkin kakaknya sudah tahu lebih dulu perasaan Hero padanya.

Atau mungkin juga, alasan Hero mengirim Alina ke luar negeri untuk berkuliah selama 5 tahun. Itu juga karena laki-laki itu tahu tentang perasaan Hero pada Alina?

#####

Episodes
1 #1 pernikahan paksa
2 #2 Seorang Hero
3 #3 Mendapat saingan musuh di hari pertama kerja
4 #4 Abian Angkasa, kakak pertama Alina.
5 #5 Menjemput kedua orang tua Alina
6 #6 Makan bersama
7 #7 Tanggungjawab?
8 #8 Kedatangan Hero
9 #9 Ke Mall bersama
10 #10 Keributan di Mall
11 #11 Apakah itu dia?
12 #12 Salah satu alasan menikahi Hero
13 #13 Menginap
14 #14 Hubungan yang renggang
15 #15 Permatanya keluarga Angkasa
16 #16 Apa Alasan Bian mengirim Alina keluar negeri saat itu?
17 #17 Kedatangan Hanny ke rumah sakit
18 #18 Pesan dari Hanny
19 #19 Ada hal yang aneh
20 #20 Berusahalah!!!
21 #21 Ada masalah apa?
22 #22 Belanja bersama ibu mertua
23 #23 Bukankah Alina sangat cantik?
24 #24 Menganggap sebagai Adik?
25 #25 Bodoh atau polos?
26 #26 Alina sakit?
27 #27 Wanita itu adalah ...
28 #28 Kedatangan Sahabat Alina, yaitu Belvita.
29 #29 Mencintai seseorang yang seharusnya tidak dicintai
30 #30 Alina adalah Permatanya keluarga Angkasa
31 #31 Awal menjadi dokter hebat
32 #32 Menangani pasien yang terkena wabah
33 #33 Alina yang penakut
34 #34 Permintaan seorang ibu
35 #35 Ada sesuatu hal yang aneh
36 #36 Dimana Belvita?
37 #37 Farah yang tidak terima
38 #38 Pernikahan Bian dan Belvita
39 #39 Pernikahan Sang Kakak
40 #40 Sepasang gantungan kunci
41 #41 Memaksa makan!
42 #42 Menukar gantungan kunci dengan sebuah janji
43 #43 Kehamilan Belvita.
44 #44 Kemarahan Bram saat itu
45 #45 Penolakan Hero saat itu
46 Berdebat dengan Syela
47 Ngedate bareng
48 Kesedihan Belvita
49 Jalan-jalan
50 Sebuah insiden.
51 Menjemput Sahabat Alina yang lain
52 Kekesalan Alina
53 #53 Apa Kakak menghindari Alina?
54 #54 Tinggal bersama Hanny sementara waktu
55 Siapa cinta pertama Hero?
56 Bertemu Caca
57 Identitas Caca
58 Pertemuan tak terduga
59 Hero cemburu?
60 Bekal makan siang
61 Kehamilan Alina
62 Hanny yang merasa senang
63 Dokter baru
64 Cek Kandungan
65 5 bulan kemudian.
66 Peragaan busana
67 Siapa itu?
68 Ngidam
69 #69 Hero cemburu?
70 #70 Tak menyangka
71 Mengabaikan
72 Periksa kandungan
73 Bertemu Alisa
74 Siapa yang Kak Hero cintai?
75 Alina menghilang
76 Fakta yang menyakitkan
77 Tentang masa lalu
78 Ingin kabur
79 Rencana kabur yang gagal
80 #80 Rasa sayang Kakak
81 Permohonan Hero
82 Penyesalan
83 Kasih sayang seorang Kakak
84 Pengumuman
85 Demi Alina
86 Bertemu Hero
87 Permintaan cerai
88 Bun, tolong Hero
89 Boleh 'kah Alina egois?
90 Kejadian yang sebenarnya
91 Caca
92 Mendapat penghargaan?
93 Hero ingin bertemu!!
94 Penghargaan
95 Hero yang keras kepala
96 Bertemu Bunda
97 Permintaan maaf Hero
98 Tidak ada yang namanya perceraian!!!
99 Kak, kamu keras kepala!
100 Pergi bersama?
101 Demi kedua anak?
102 Alisa yang terus mengganggu
103 Makan malam bersama keluarga Raihan
104 Cemburu
105 Mengalah
106 Sebuah ancaman
107 Menyelamatkan
108 Alina sayang ..., bertahanlah
109 Kebenaran yang akhirnya terungkap
110 Maaf Alina...
111 Aku sangat mencintaimu
112 Satu tahun kemudian
113 Surat
114 POV Hero dan alina
115 Lima tahun kemudian
Episodes

Updated 115 Episodes

1
#1 pernikahan paksa
2
#2 Seorang Hero
3
#3 Mendapat saingan musuh di hari pertama kerja
4
#4 Abian Angkasa, kakak pertama Alina.
5
#5 Menjemput kedua orang tua Alina
6
#6 Makan bersama
7
#7 Tanggungjawab?
8
#8 Kedatangan Hero
9
#9 Ke Mall bersama
10
#10 Keributan di Mall
11
#11 Apakah itu dia?
12
#12 Salah satu alasan menikahi Hero
13
#13 Menginap
14
#14 Hubungan yang renggang
15
#15 Permatanya keluarga Angkasa
16
#16 Apa Alasan Bian mengirim Alina keluar negeri saat itu?
17
#17 Kedatangan Hanny ke rumah sakit
18
#18 Pesan dari Hanny
19
#19 Ada hal yang aneh
20
#20 Berusahalah!!!
21
#21 Ada masalah apa?
22
#22 Belanja bersama ibu mertua
23
#23 Bukankah Alina sangat cantik?
24
#24 Menganggap sebagai Adik?
25
#25 Bodoh atau polos?
26
#26 Alina sakit?
27
#27 Wanita itu adalah ...
28
#28 Kedatangan Sahabat Alina, yaitu Belvita.
29
#29 Mencintai seseorang yang seharusnya tidak dicintai
30
#30 Alina adalah Permatanya keluarga Angkasa
31
#31 Awal menjadi dokter hebat
32
#32 Menangani pasien yang terkena wabah
33
#33 Alina yang penakut
34
#34 Permintaan seorang ibu
35
#35 Ada sesuatu hal yang aneh
36
#36 Dimana Belvita?
37
#37 Farah yang tidak terima
38
#38 Pernikahan Bian dan Belvita
39
#39 Pernikahan Sang Kakak
40
#40 Sepasang gantungan kunci
41
#41 Memaksa makan!
42
#42 Menukar gantungan kunci dengan sebuah janji
43
#43 Kehamilan Belvita.
44
#44 Kemarahan Bram saat itu
45
#45 Penolakan Hero saat itu
46
Berdebat dengan Syela
47
Ngedate bareng
48
Kesedihan Belvita
49
Jalan-jalan
50
Sebuah insiden.
51
Menjemput Sahabat Alina yang lain
52
Kekesalan Alina
53
#53 Apa Kakak menghindari Alina?
54
#54 Tinggal bersama Hanny sementara waktu
55
Siapa cinta pertama Hero?
56
Bertemu Caca
57
Identitas Caca
58
Pertemuan tak terduga
59
Hero cemburu?
60
Bekal makan siang
61
Kehamilan Alina
62
Hanny yang merasa senang
63
Dokter baru
64
Cek Kandungan
65
5 bulan kemudian.
66
Peragaan busana
67
Siapa itu?
68
Ngidam
69
#69 Hero cemburu?
70
#70 Tak menyangka
71
Mengabaikan
72
Periksa kandungan
73
Bertemu Alisa
74
Siapa yang Kak Hero cintai?
75
Alina menghilang
76
Fakta yang menyakitkan
77
Tentang masa lalu
78
Ingin kabur
79
Rencana kabur yang gagal
80
#80 Rasa sayang Kakak
81
Permohonan Hero
82
Penyesalan
83
Kasih sayang seorang Kakak
84
Pengumuman
85
Demi Alina
86
Bertemu Hero
87
Permintaan cerai
88
Bun, tolong Hero
89
Boleh 'kah Alina egois?
90
Kejadian yang sebenarnya
91
Caca
92
Mendapat penghargaan?
93
Hero ingin bertemu!!
94
Penghargaan
95
Hero yang keras kepala
96
Bertemu Bunda
97
Permintaan maaf Hero
98
Tidak ada yang namanya perceraian!!!
99
Kak, kamu keras kepala!
100
Pergi bersama?
101
Demi kedua anak?
102
Alisa yang terus mengganggu
103
Makan malam bersama keluarga Raihan
104
Cemburu
105
Mengalah
106
Sebuah ancaman
107
Menyelamatkan
108
Alina sayang ..., bertahanlah
109
Kebenaran yang akhirnya terungkap
110
Maaf Alina...
111
Aku sangat mencintaimu
112
Satu tahun kemudian
113
Surat
114
POV Hero dan alina
115
Lima tahun kemudian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!