#9 Ke Mall bersama

Keesokan harinya.

Alina yang kini sudah rapi dengan baju kasualnya itu, ia kini sedang berada di rumah keluarganya sendiri. Saat melihat kamar kakaknya yang terbuka, Alina langsung memasuki kamar kakaknya yang memang tidak pernah di kunci.

Sepertinya sudah menjadi kebiasaan anak laki-laki yang jarang mengunci kamarnya. Berbeda sekali dengan kamar seorang perempuan, contohnya saat Alina belum menikah dulu.

“Kak bangun,” ucap Alina terlihat sedang berusaha membangunkan Sang Kakak, tapi bukannya bangun justru Eron malah menutup tubuhnya dengan selimut.

“Kakak nggak kerja?” tanya Alina sambil terus berusaha membangunkan Sang Kakak.

“Nggak,” jawab Eron langsung.

“Loh kenapa?”

“Hari ini kakak nggak kerja,” jawab Eron lagi dengan nada cepatnya.

“Kok bisa gitu?”

Eron yang merasa benar-benar terganggu tidurnya, ia langsung duduk dan menatap adiknya dengan tatapan kesalnya.

“Bisa nggak sih kamu nggak usah banyak tanya, kalau kakak bilang nggak kerja berarti kakak libur. Nggak ada jadwal,” kesal Eron pada adiknya.

“Iya kenapa bisa gitu? bukannya bagus kalau Kakak berangkat kerja terus, kali aja 'kan uang kakak malah tambah banyak,” jawab Alina asal.

“Kakak manusia,” kesal Eron lagi tapi dengan nada pasrah, ia pasrah dengan sikap adiknya yang banyak bertanya karena ingin tahu.

“Iya tahu kok, siapa juga yang bilang kalau kakak ini hewan?” lagi-lagi Alina tidak sadar jika ucapannya itu telah membuat kekesalan kakaknya bertambah.

“Alina bisa keluar nggak? siapa yang suruh kamu masuk kamar kakak tanpa izin?”

“Loh kok salahin Alina sih, harusnya kakak yang salah dong. Siapa suruh pintu kamar nggak di kunci?”

“Jadi kamu ke sini cuman mau bilang itu aja?”

“Nggak, Alina ke sini karena Alina mau minta tolong sama Kakak, tolong anter Alina beli baju.”

“Kenapa harus kakak yang antar? kamu sudah besar bukan? masih perlu diantar? lagi pula kamu 'kan sudah memiki suami, kenapa tidak minta antar sama dia?

Alina yang mendengar itu hanya, diam. Alina juga ingin mengajak Hero berbelanja bersama, tapi lelaki yang sangat sibuk itu, ia bahkan tidak memiliki waktu untuk dirinya sendiri.

“Kakak ini gimana sih, aku 'kan takut kalau misalkan aku ke sana sendirian. Kakak emang nggak khawatir kalau misalkan aku kenapa-napa? kakak mau kalau misalkan aku tiba-tiba diculik?” pertanyaan polos itu tiba-tiba lolos begitu saja.

Eron hanya menatap ke arah Alina dengan tatapan yang terlihat heran, seolah perkataan Alina tadi hanyalah sebuah omong kosong. Anak kecil pun pasti bisa berpikir, siapa yang mau menculik anak sebesar Alina?

Tapi memang dari dulu Alina sudah sangat dimanja dan mendapatkan banyak perhatian, jadi tak ayal Alina akan berkata seperti itu.

“Kalau kak Eron nggak mau temenin Alina belanja, ya udahlah Alina belanja sendiri aja, nanti kalau misalkan ada apa-apa di jalan, Alina bakal ngomong ke Mamah kalau itu salah Kakak.”

Mendengar itu seketika Eron bangkit dari duduknya, ia menatap ke arah Alina dengan tatapan yang pasrah yang terlihat seolah tidak memiliki pilihan lain.

“Baiklah akan kakak antar kamu ke sana, tapi sekarang kamu keluar dulu, kakak mau ganti baju dulu.”

...*****...

Di sebuah Mall.

Kini Alina dan Eron sedang berada di sebuah mall terbesar yang ada di negara Z, mall itu adalah mall yang sangat terkenal hingga ke manca negara.

Negara Z tempat Alina tinggal saat ini merupakan negara yang maju dan berkembang, jadi tak heran jika Alina bisa melihat banyak orang-orang mapan yang berbelanja ke mall.

Alina terlihat menggandeng kakaknya, ia seakan sedang bersikap manja dengan merangkul Sang Kakak.

Eron yang diperlakukan seperti itu merasa risih, ia sesekali akan mendorong adiknya agar sedikit menjauh dari dirinya.

“Nggak usah deket-deket juga kali,” dorong Eron yang langsung membuat Alina mencebik.

Padahal Alina hanya sedang merasa rindu dengan Sang kakak, sangat jarang sekali Eron memiliki waktu luang untuknya. Bahkan sejak Eron belum menjadi dokter, Alina sangat kesulitan untuk meminta kakaknya menemani dirinya hanya untuk sekedar berbelanja.

“Kenapa sih, Alina 'kan cuman pengen peluk Kak Eron aja, Alina kangen sama Kakak dan ingin peluk Kakak kayak gini,” tanpa malu Alina kembali merangkul kakaknya, ia dengan erat memeluk lengan kakaknya.

“Sialan! jauh-jauh sana. Kasihan kakak kamu ini masih jomblo,” ucap Eron yang langsung membuat Alina menatap dirinya heran.

“Apa urusannya dengan jomblo atau nggak?” tanya Alina polos. Ia menatap ke arah seseorang yang ada disampingnya juga.

Orang itu tak lain adalah Bian, kakak laki-laki yang selalu memasang ekspresi wajah datar. Tadi awalnya Alina hanya ingin mengajak Eron saja, karena Alina berfikir jika Bian sedang sibuk. Tapi tanpa di duga kakaknya, Bian juga menginginkan untuk ikut.

“Dasar kamu ini kurang peka ya!, kalau misalkan kamu dekat-dekat sama kakak terus, nanti orang lain bakal mikir kamu itu pacar kakak. Kamu tahu 'kan kalau hal itu akan membuat kakak kesulitan mencari pasangan,” jelasnya Eron yang hanya dijawab anggukan disertai tatapan jengah dari Alina.

“Nggak apa-apa kalau orang-orang mikir aku pacar Kakak, harusnya kakak bersyukur jika ada yang mau berpura-pura jadi pacar Kakak. Apalagi orangnya secantik ini,” jawab Alina dengan nada yang sedikit menyombongkan diri, meski berkata begitu Alina tidak pernah merasa jika dirinya secantik yang ia katakan.

Alina memang cantik, sangat cantik. Tapi sayangnya bagi seorang kakak, secantik apapun adik mereka itu, mereka yang melihat itu akan merasa biasa saja.

“Iya iya cantik, tapi pacar kakak nanti pasti bakal lebih cantik,” jawab Eron tak ingin kalah.

“Nggak akan! pokoknya sesuai yang pernah Papah bilang, di keluarga kita yang nantinya bakal jadi yang tercantik ya cuman Alina, bwee” ledek Alina pada kakaknya.

Kapan ya Alina terakhir kali bersikap manja pada Sang kakak, seingatnya itu sudah sangat lama. Mungkin sekitar lima tahun yang lalu, karena semenjak kuliah di luar negeri Alina sangat sibuk dengan perkuliahannya.

“Mamah nggak sih, kamu yang kedua,” jawab Eron yang tidak ingin kalah.

“Ya tapi 'kan Mamah juga bilang kalau aku yang tercantik, bwee” ledek Alina lagi.

Eron ingin menjawab, tapi sayangnya kalimatnya harus tertahan karena tatapan maut Sang Kakak.

“Hay,” sapa seorang wanita yang berjalan menghampiri ke arah mereka bertiga, wanita cantik itu terlihat modis dan anggun.

“Perkenalkan saya Anggun,” ucap wanita itu yang ternyata mengajak untuk berkenalan dengan Bian.

Bian yang mendengar itu hanya diam, ia tidak berniat menjabat tangan ataupun merespon wanita itu.

Sayangnya wanita yang bernama Anggun itu adalah tipe orang yang terlihat pantang menyerah, ia tetap tersenyum meski sadar jika dirinya sedang diabaikan oleh Bian.

“Gawat, bakal perang dunia ketiga ini,” keluh Eron yang langsung dihadiahkan tatapan tak mengerti dari Alina.

“Memangnya kenapa Kak?” tanya Alina penasaran.

“Kamu nggak tahu kalau misalkan pacar dari kakak kamu itu sangat posesif,” kata Eron menjelaskan.

Sebagai seorang adik, ia juga memperhatikan kakaknya, dan bagi Eron wanita yang kakaknya pilih sebagai pacar itu adalah wanita yang terlalu keras kepala dan tidak pernah mau introspeksi diri.

Memang benar jika wanita itu sangat baik pada Bian, Eron yakin jika kekasih kakaknya itu sangat mencintai Bian, tapi sayangnya wanita itu seakan sangat begitu terobsesi dengan sosok Bian.

#####

Episodes
1 #1 pernikahan paksa
2 #2 Seorang Hero
3 #3 Mendapat saingan musuh di hari pertama kerja
4 #4 Abian Angkasa, kakak pertama Alina.
5 #5 Menjemput kedua orang tua Alina
6 #6 Makan bersama
7 #7 Tanggungjawab?
8 #8 Kedatangan Hero
9 #9 Ke Mall bersama
10 #10 Keributan di Mall
11 #11 Apakah itu dia?
12 #12 Salah satu alasan menikahi Hero
13 #13 Menginap
14 #14 Hubungan yang renggang
15 #15 Permatanya keluarga Angkasa
16 #16 Apa Alasan Bian mengirim Alina keluar negeri saat itu?
17 #17 Kedatangan Hanny ke rumah sakit
18 #18 Pesan dari Hanny
19 #19 Ada hal yang aneh
20 #20 Berusahalah!!!
21 #21 Ada masalah apa?
22 #22 Belanja bersama ibu mertua
23 #23 Bukankah Alina sangat cantik?
24 #24 Menganggap sebagai Adik?
25 #25 Bodoh atau polos?
26 #26 Alina sakit?
27 #27 Wanita itu adalah ...
28 #28 Kedatangan Sahabat Alina, yaitu Belvita.
29 #29 Mencintai seseorang yang seharusnya tidak dicintai
30 #30 Alina adalah Permatanya keluarga Angkasa
31 #31 Awal menjadi dokter hebat
32 #32 Menangani pasien yang terkena wabah
33 #33 Alina yang penakut
34 #34 Permintaan seorang ibu
35 #35 Ada sesuatu hal yang aneh
36 #36 Dimana Belvita?
37 #37 Farah yang tidak terima
38 #38 Pernikahan Bian dan Belvita
39 #39 Pernikahan Sang Kakak
40 #40 Sepasang gantungan kunci
41 #41 Memaksa makan!
42 #42 Menukar gantungan kunci dengan sebuah janji
43 #43 Kehamilan Belvita.
44 #44 Kemarahan Bram saat itu
45 #45 Penolakan Hero saat itu
46 Berdebat dengan Syela
47 Ngedate bareng
48 Kesedihan Belvita
49 Jalan-jalan
50 Sebuah insiden.
51 Menjemput Sahabat Alina yang lain
52 Kekesalan Alina
53 #53 Apa Kakak menghindari Alina?
54 #54 Tinggal bersama Hanny sementara waktu
55 Siapa cinta pertama Hero?
56 Bertemu Caca
57 Identitas Caca
58 Pertemuan tak terduga
59 Hero cemburu?
60 Bekal makan siang
61 Kehamilan Alina
62 Hanny yang merasa senang
63 Dokter baru
64 Cek Kandungan
65 5 bulan kemudian.
66 Peragaan busana
67 Siapa itu?
68 Ngidam
69 #69 Hero cemburu?
70 #70 Tak menyangka
71 Mengabaikan
72 Periksa kandungan
73 Bertemu Alisa
74 Siapa yang Kak Hero cintai?
75 Alina menghilang
76 Fakta yang menyakitkan
77 Tentang masa lalu
78 Ingin kabur
79 Rencana kabur yang gagal
80 #80 Rasa sayang Kakak
81 Permohonan Hero
82 Penyesalan
83 Kasih sayang seorang Kakak
84 Pengumuman
85 Demi Alina
86 Bertemu Hero
87 Permintaan cerai
88 Bun, tolong Hero
89 Boleh 'kah Alina egois?
90 Kejadian yang sebenarnya
91 Caca
92 Mendapat penghargaan?
93 Hero ingin bertemu!!
94 Penghargaan
95 Hero yang keras kepala
96 Bertemu Bunda
97 Permintaan maaf Hero
98 Tidak ada yang namanya perceraian!!!
99 Kak, kamu keras kepala!
100 Pergi bersama?
101 Demi kedua anak?
102 Alisa yang terus mengganggu
103 Makan malam bersama keluarga Raihan
104 Cemburu
105 Mengalah
106 Sebuah ancaman
107 Menyelamatkan
108 Alina sayang ..., bertahanlah
109 Kebenaran yang akhirnya terungkap
110 Maaf Alina...
111 Aku sangat mencintaimu
112 Satu tahun kemudian
113 Surat
114 POV Hero dan alina
115 Lima tahun kemudian
Episodes

Updated 115 Episodes

1
#1 pernikahan paksa
2
#2 Seorang Hero
3
#3 Mendapat saingan musuh di hari pertama kerja
4
#4 Abian Angkasa, kakak pertama Alina.
5
#5 Menjemput kedua orang tua Alina
6
#6 Makan bersama
7
#7 Tanggungjawab?
8
#8 Kedatangan Hero
9
#9 Ke Mall bersama
10
#10 Keributan di Mall
11
#11 Apakah itu dia?
12
#12 Salah satu alasan menikahi Hero
13
#13 Menginap
14
#14 Hubungan yang renggang
15
#15 Permatanya keluarga Angkasa
16
#16 Apa Alasan Bian mengirim Alina keluar negeri saat itu?
17
#17 Kedatangan Hanny ke rumah sakit
18
#18 Pesan dari Hanny
19
#19 Ada hal yang aneh
20
#20 Berusahalah!!!
21
#21 Ada masalah apa?
22
#22 Belanja bersama ibu mertua
23
#23 Bukankah Alina sangat cantik?
24
#24 Menganggap sebagai Adik?
25
#25 Bodoh atau polos?
26
#26 Alina sakit?
27
#27 Wanita itu adalah ...
28
#28 Kedatangan Sahabat Alina, yaitu Belvita.
29
#29 Mencintai seseorang yang seharusnya tidak dicintai
30
#30 Alina adalah Permatanya keluarga Angkasa
31
#31 Awal menjadi dokter hebat
32
#32 Menangani pasien yang terkena wabah
33
#33 Alina yang penakut
34
#34 Permintaan seorang ibu
35
#35 Ada sesuatu hal yang aneh
36
#36 Dimana Belvita?
37
#37 Farah yang tidak terima
38
#38 Pernikahan Bian dan Belvita
39
#39 Pernikahan Sang Kakak
40
#40 Sepasang gantungan kunci
41
#41 Memaksa makan!
42
#42 Menukar gantungan kunci dengan sebuah janji
43
#43 Kehamilan Belvita.
44
#44 Kemarahan Bram saat itu
45
#45 Penolakan Hero saat itu
46
Berdebat dengan Syela
47
Ngedate bareng
48
Kesedihan Belvita
49
Jalan-jalan
50
Sebuah insiden.
51
Menjemput Sahabat Alina yang lain
52
Kekesalan Alina
53
#53 Apa Kakak menghindari Alina?
54
#54 Tinggal bersama Hanny sementara waktu
55
Siapa cinta pertama Hero?
56
Bertemu Caca
57
Identitas Caca
58
Pertemuan tak terduga
59
Hero cemburu?
60
Bekal makan siang
61
Kehamilan Alina
62
Hanny yang merasa senang
63
Dokter baru
64
Cek Kandungan
65
5 bulan kemudian.
66
Peragaan busana
67
Siapa itu?
68
Ngidam
69
#69 Hero cemburu?
70
#70 Tak menyangka
71
Mengabaikan
72
Periksa kandungan
73
Bertemu Alisa
74
Siapa yang Kak Hero cintai?
75
Alina menghilang
76
Fakta yang menyakitkan
77
Tentang masa lalu
78
Ingin kabur
79
Rencana kabur yang gagal
80
#80 Rasa sayang Kakak
81
Permohonan Hero
82
Penyesalan
83
Kasih sayang seorang Kakak
84
Pengumuman
85
Demi Alina
86
Bertemu Hero
87
Permintaan cerai
88
Bun, tolong Hero
89
Boleh 'kah Alina egois?
90
Kejadian yang sebenarnya
91
Caca
92
Mendapat penghargaan?
93
Hero ingin bertemu!!
94
Penghargaan
95
Hero yang keras kepala
96
Bertemu Bunda
97
Permintaan maaf Hero
98
Tidak ada yang namanya perceraian!!!
99
Kak, kamu keras kepala!
100
Pergi bersama?
101
Demi kedua anak?
102
Alisa yang terus mengganggu
103
Makan malam bersama keluarga Raihan
104
Cemburu
105
Mengalah
106
Sebuah ancaman
107
Menyelamatkan
108
Alina sayang ..., bertahanlah
109
Kebenaran yang akhirnya terungkap
110
Maaf Alina...
111
Aku sangat mencintaimu
112
Satu tahun kemudian
113
Surat
114
POV Hero dan alina
115
Lima tahun kemudian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!