#10 Keributan di Mall

“Bisakah Anda tidak usah sok akrab dengan kekasih orang lain?” tiba-tiba Farah datang dan langsung menerjang perempuan yang bernama Anggun itu, ia hendak menjambak tapi tertahan oleh Bian.

“Kenapa kamu cegah aku untuk menjambak rambut dia? lepasin! aku benar-benar mau buat kepala dia botak karena dengan tak tahu dirinya menggoda pacar orang lain.” Farah berusaha untuk menjambak wanita yang dihadapannya hingga ia menjadi meronta-ronta, seolah berusaha untuk dilepaskan. Tapi sayangnya Bian tidak melepaskan pegangannya itu, ia menatap Farah dengan tatapan sedikit tajamnya.

“Diam!”

Untuk pertama kalinya selama menjadi kekasih Bian, Farah kini melihat kekesalan yang terlihat tertahan di wajah Bian. Seakan laki-laki itu benar-benar sangat kesal dan marah dengan tingkah lakunya.

“Saat kamu menuduh aku berselingkuh aku hanya diam dan berusaha menjelaskan dengan sabar, bahkan saat kamu permalukan aku dengan sikap kekanak-kanakan kamu, aku juga tetap hanya diam. Setiap kali kamu melakukan kesalahan aku akan selalu meminta maaf, kamu meminta aku introspeksi diri aku lakukan. Tapi semua itu apa pernah kamu pikir dengan benar? kapan kamu sadar dengan tingkah kenakak-kanakan ini?” pertama kalinya seorang Abian Angkasa berbicara panjang lebar, ia sepertinya benar-benar merasa lelah dengan sikap dan perilaku kekasihnya yang semakin menjadi.

Bian tahu jika kekasihnya itu sangat mencintai dirinya, ia tahu dan mengerti akan kecemburuan dari Sang kekasih. Tapi apakah tidak bisa sedikit saja kekasihnya itu menurunkan egonya, Bian di sini sudah berjuang untuk mencintai Farah karena sangat menghargai pengorbanan dan usaha Farah untuknya.

Lalu setelah dirinya berhasil mencintai Farah, apa ini balas untuknya? apa sebuah kecurigaan itu balasan yang setimpal untuknya.

“Bian, kamu sebenarnya cinta sama aku atau nggak, aku justru di sini merasa lelah karena berfikir harus berjuang sendirian. Jika memang kamu tidak pernah mencintai aku kenapa harus terima aku?”

“Apa selama ini perhatian yang aku berikan dan bentuk kepedulian dariku hanya kamu anggap kebaikan biasa? ” kini Bian langsung bertanya pada intinya.

Harusnya memang dirinya tidak meributkan hal ini di depan umum, apalagi di depan kedua adiknya. Ia juga selalu diharuskan menjaga nama baik entah sebagai dokter atau nama baik keluarga Angkasa. Tapi entah kenapa emosinya hari ini tidak bisa terkendali, mungkin karena terlalu banyak hal yang dipikirkan oleh dirinya hingga hal itu membuatnya emosi seperti ini.

“Jika kamu memang sayang kamu harus tunjukin secara langsung padaku. Tunjukin kalau memang kamu benar-benar sayang dan perhatian padaku, jangan hanya bisa bersikap cuek dan datar kayak gini dong!” kesal Farah mengungkapkan perasaannya.

Bian hanya diam dan tersenyum datar, memang dia ingin seperti ini?

Sikap acuhnya dan datar itu memang sudah ada dari dirinya lahir, ia memang dingin dan tidak mudah untuk dekat dengan siapa-siapa kecuali dengan keluarganya. Makanya hal itu membuat dirinya sangat menghargai Farah yang berusaha keras mendekati dirinya.

“Kamu tahu orang-orang selalu bilang jika aku itu sangat mengemis-ngemis cinta kamu, sangat tidak tahu diri dan tidak punya rasa malu mengejar-ngejar kamu. Itu membuat harga diriku terluka!” lanjut Farah yang mengungkapkan rasa kesalnya itu.

Bian langsung menarik Farah dan hendak menjauh agar mereka tidak dikerumuni oleh orang-orang, meski Bian tahu jika kini mereka sedang menjadi pusat perhatian orang-orang.

“Nggak! aku masih tetap ingin di sini! aku masih tetap ingin ngomong sama kamu di sini! biarkan saja orang tahu! aku nggak peduli,” ucap Farah keras kepala.

“Bian, kamu tahu 'kan kalau aku benar-benar sayang dan cinta sama kamu? seberapa besar sayang dan cinta aku pada kamu jelas kamu yang paling tahu. Tapi di sini aku lelah, benar-benar lelah dengan semua ini. Kamu tidak bisa menjadi pasangan yang aku harapkan!” ucap Farah yang teriak diakhir kalimatnya.

“Memang pasangan seperti apa yang kamu harapkan?” tanya Bian langsung pada akhirnya.

“Teman-temanku juga memiliki pasangan sepertiku, tapi bedanya kekasih aku sangat dingin dan cuek, tidak seperti mereka yang bahagia bisa memiliki seorang kekasih yang perhatian dan peduli pada mereka. Aku juga ingin seperti mereka, Bian!” Farah menatap Bian dengan tatapan sengit dan berharap.

“Kalau begitu kenapa kamu tidak mencari pasangan sesuai yang kamu inginkan?” maksud dari perkataan Bian adalah, Farah bisa mendapatkan kekasih yang ramah dan perhatian di luar sana.

“Kenapa kamu nggak bisa menjadi pasangan seperti mereka?” tanya Farah lagi.

“Karena aku bukan mereka, aku adalah aku.”

“Ya setidaknya kamu berusaha dong, sedikit aja jangan hanya aku yang berusaha di sini!” kesal Farah yang semakin menjadi.

Bian merasa jika berdebat dengan Farah tidak ada habisnya, maka itu ia hanya bisa menatap kedua adiknya sebagai kode agar mereka pergi lebih dulu.

Alina dan Eron yang paham pun mengangguk, mereka lalu pergi dan berniat menunggu di luar Mall.

“Kamu tahu? selama ini aku juga berjuang, berjuang mencintai kamu tapi tidak pernah kamu ketahui akan hal itu. Berjuang untuk mengerti keadaan dan posisi kamu tapi kamu tak pernah mengerti itu,” bisik Bian tepat di telinga Farah. Ia tidak ingin Farah akan merasa malu dengan ucapannya di depan orang-orang, meski sebenarnya perilaku Farah tadi telah mempermalukan Bian di depan banyak orang.

..........

“Kak, maafin Alina. Gara-gara Alina Kakak sama Kak Farah jadi ribut,” ucap Alina menyalahkan dirinya sendiri. Ia menunduk sebagai bentuk rasa penyesalan.

Karena Hero ikut dengannya ke mall, hal itu menjadi awal mula terjadinya keributan. Dan Alina kini sedang menyalakan dirinya sendiri.

“Sejak kapan kamu menjadi orang yang bersalah dalam hal ini?” seperti biasa, Bian selalu berkata dengan kata yang terkesan datar dan acuh.

Tapi sebagai seorang adik, jelas Alina tahu bagaimana sifat kakaknya, dan Alina yakin suatu saat Farah akan menyesal telah berkata seperti itu kepada sosok Kakak yang menurutnya sangat sempurna.

Iya!

Bagi Alina Kakaknya sempurna, dia baik dan memiliki perhatian untuk orang-orang yang benar-benar ia perhatikan, hanya saja perhatian itu tertutupi oleh sikap acuhnya.

#####

Maaf jika terlalu mendrama.

Untuk para pembaca author hanya ingin ngomong satu hal, di sini author hanya ingin menjelaskan jika kita tidak bisa memaksa pasangan kita untuk menjadi seperti apa yang kita mau.

Mereka punya cara tersendiri dalam mencintai kita, dan tidak semua orang dingin itu hatinya memang dingin, mungkin bagi orang ramah dan terkesan gampang akrab dalam menunjukkan perhatian itu gampang, tapi untuk orang yang cuek dan terkesan kaku, hal itu memang hal yang sulit.

Tapi percayalah, mereka jika sudah cinta dan sayang sama satu orang, mereka akan setia. Hanya saja memang sifatnya itu yang sudah menjadi kebiasaan, kadang mereka akan merasa benci dan kesal kepada dirinya sendiri karena tidak bisa seramah dan seakrab orang lain.

Tapi menurut author, hal itu justru membuat mereka terlihat lebih spesial dan unik.

Episodes
1 #1 pernikahan paksa
2 #2 Seorang Hero
3 #3 Mendapat saingan musuh di hari pertama kerja
4 #4 Abian Angkasa, kakak pertama Alina.
5 #5 Menjemput kedua orang tua Alina
6 #6 Makan bersama
7 #7 Tanggungjawab?
8 #8 Kedatangan Hero
9 #9 Ke Mall bersama
10 #10 Keributan di Mall
11 #11 Apakah itu dia?
12 #12 Salah satu alasan menikahi Hero
13 #13 Menginap
14 #14 Hubungan yang renggang
15 #15 Permatanya keluarga Angkasa
16 #16 Apa Alasan Bian mengirim Alina keluar negeri saat itu?
17 #17 Kedatangan Hanny ke rumah sakit
18 #18 Pesan dari Hanny
19 #19 Ada hal yang aneh
20 #20 Berusahalah!!!
21 #21 Ada masalah apa?
22 #22 Belanja bersama ibu mertua
23 #23 Bukankah Alina sangat cantik?
24 #24 Menganggap sebagai Adik?
25 #25 Bodoh atau polos?
26 #26 Alina sakit?
27 #27 Wanita itu adalah ...
28 #28 Kedatangan Sahabat Alina, yaitu Belvita.
29 #29 Mencintai seseorang yang seharusnya tidak dicintai
30 #30 Alina adalah Permatanya keluarga Angkasa
31 #31 Awal menjadi dokter hebat
32 #32 Menangani pasien yang terkena wabah
33 #33 Alina yang penakut
34 #34 Permintaan seorang ibu
35 #35 Ada sesuatu hal yang aneh
36 #36 Dimana Belvita?
37 #37 Farah yang tidak terima
38 #38 Pernikahan Bian dan Belvita
39 #39 Pernikahan Sang Kakak
40 #40 Sepasang gantungan kunci
41 #41 Memaksa makan!
42 #42 Menukar gantungan kunci dengan sebuah janji
43 #43 Kehamilan Belvita.
44 #44 Kemarahan Bram saat itu
45 #45 Penolakan Hero saat itu
46 Berdebat dengan Syela
47 Ngedate bareng
48 Kesedihan Belvita
49 Jalan-jalan
50 Sebuah insiden.
51 Menjemput Sahabat Alina yang lain
52 Kekesalan Alina
53 #53 Apa Kakak menghindari Alina?
54 #54 Tinggal bersama Hanny sementara waktu
55 Siapa cinta pertama Hero?
56 Bertemu Caca
57 Identitas Caca
58 Pertemuan tak terduga
59 Hero cemburu?
60 Bekal makan siang
61 Kehamilan Alina
62 Hanny yang merasa senang
63 Dokter baru
64 Cek Kandungan
65 5 bulan kemudian.
66 Peragaan busana
67 Siapa itu?
68 Ngidam
69 #69 Hero cemburu?
70 #70 Tak menyangka
71 Mengabaikan
72 Periksa kandungan
73 Bertemu Alisa
74 Siapa yang Kak Hero cintai?
75 Alina menghilang
76 Fakta yang menyakitkan
77 Tentang masa lalu
78 Ingin kabur
79 Rencana kabur yang gagal
80 #80 Rasa sayang Kakak
81 Permohonan Hero
82 Penyesalan
83 Kasih sayang seorang Kakak
84 Pengumuman
85 Demi Alina
86 Bertemu Hero
87 Permintaan cerai
88 Bun, tolong Hero
89 Boleh 'kah Alina egois?
90 Kejadian yang sebenarnya
91 Caca
92 Mendapat penghargaan?
93 Hero ingin bertemu!!
94 Penghargaan
95 Hero yang keras kepala
96 Bertemu Bunda
97 Permintaan maaf Hero
98 Tidak ada yang namanya perceraian!!!
99 Kak, kamu keras kepala!
100 Pergi bersama?
101 Demi kedua anak?
102 Alisa yang terus mengganggu
103 Makan malam bersama keluarga Raihan
104 Cemburu
105 Mengalah
106 Sebuah ancaman
107 Menyelamatkan
108 Alina sayang ..., bertahanlah
109 Kebenaran yang akhirnya terungkap
110 Maaf Alina...
111 Aku sangat mencintaimu
112 Satu tahun kemudian
113 Surat
114 POV Hero dan alina
115 Lima tahun kemudian
Episodes

Updated 115 Episodes

1
#1 pernikahan paksa
2
#2 Seorang Hero
3
#3 Mendapat saingan musuh di hari pertama kerja
4
#4 Abian Angkasa, kakak pertama Alina.
5
#5 Menjemput kedua orang tua Alina
6
#6 Makan bersama
7
#7 Tanggungjawab?
8
#8 Kedatangan Hero
9
#9 Ke Mall bersama
10
#10 Keributan di Mall
11
#11 Apakah itu dia?
12
#12 Salah satu alasan menikahi Hero
13
#13 Menginap
14
#14 Hubungan yang renggang
15
#15 Permatanya keluarga Angkasa
16
#16 Apa Alasan Bian mengirim Alina keluar negeri saat itu?
17
#17 Kedatangan Hanny ke rumah sakit
18
#18 Pesan dari Hanny
19
#19 Ada hal yang aneh
20
#20 Berusahalah!!!
21
#21 Ada masalah apa?
22
#22 Belanja bersama ibu mertua
23
#23 Bukankah Alina sangat cantik?
24
#24 Menganggap sebagai Adik?
25
#25 Bodoh atau polos?
26
#26 Alina sakit?
27
#27 Wanita itu adalah ...
28
#28 Kedatangan Sahabat Alina, yaitu Belvita.
29
#29 Mencintai seseorang yang seharusnya tidak dicintai
30
#30 Alina adalah Permatanya keluarga Angkasa
31
#31 Awal menjadi dokter hebat
32
#32 Menangani pasien yang terkena wabah
33
#33 Alina yang penakut
34
#34 Permintaan seorang ibu
35
#35 Ada sesuatu hal yang aneh
36
#36 Dimana Belvita?
37
#37 Farah yang tidak terima
38
#38 Pernikahan Bian dan Belvita
39
#39 Pernikahan Sang Kakak
40
#40 Sepasang gantungan kunci
41
#41 Memaksa makan!
42
#42 Menukar gantungan kunci dengan sebuah janji
43
#43 Kehamilan Belvita.
44
#44 Kemarahan Bram saat itu
45
#45 Penolakan Hero saat itu
46
Berdebat dengan Syela
47
Ngedate bareng
48
Kesedihan Belvita
49
Jalan-jalan
50
Sebuah insiden.
51
Menjemput Sahabat Alina yang lain
52
Kekesalan Alina
53
#53 Apa Kakak menghindari Alina?
54
#54 Tinggal bersama Hanny sementara waktu
55
Siapa cinta pertama Hero?
56
Bertemu Caca
57
Identitas Caca
58
Pertemuan tak terduga
59
Hero cemburu?
60
Bekal makan siang
61
Kehamilan Alina
62
Hanny yang merasa senang
63
Dokter baru
64
Cek Kandungan
65
5 bulan kemudian.
66
Peragaan busana
67
Siapa itu?
68
Ngidam
69
#69 Hero cemburu?
70
#70 Tak menyangka
71
Mengabaikan
72
Periksa kandungan
73
Bertemu Alisa
74
Siapa yang Kak Hero cintai?
75
Alina menghilang
76
Fakta yang menyakitkan
77
Tentang masa lalu
78
Ingin kabur
79
Rencana kabur yang gagal
80
#80 Rasa sayang Kakak
81
Permohonan Hero
82
Penyesalan
83
Kasih sayang seorang Kakak
84
Pengumuman
85
Demi Alina
86
Bertemu Hero
87
Permintaan cerai
88
Bun, tolong Hero
89
Boleh 'kah Alina egois?
90
Kejadian yang sebenarnya
91
Caca
92
Mendapat penghargaan?
93
Hero ingin bertemu!!
94
Penghargaan
95
Hero yang keras kepala
96
Bertemu Bunda
97
Permintaan maaf Hero
98
Tidak ada yang namanya perceraian!!!
99
Kak, kamu keras kepala!
100
Pergi bersama?
101
Demi kedua anak?
102
Alisa yang terus mengganggu
103
Makan malam bersama keluarga Raihan
104
Cemburu
105
Mengalah
106
Sebuah ancaman
107
Menyelamatkan
108
Alina sayang ..., bertahanlah
109
Kebenaran yang akhirnya terungkap
110
Maaf Alina...
111
Aku sangat mencintaimu
112
Satu tahun kemudian
113
Surat
114
POV Hero dan alina
115
Lima tahun kemudian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!