MY CRAZY BROTHER
Aruna baru saja keluar dari mobil yang menjemputnya dikampus. Ia memasuki rumah, melihat kedua orangtuanya membawa koper besar seperti bersiap akan pergi keluar kota.
"Baby Girl kau sudah pulang?" David, Papa tampan nya itu langsung mendekat dan mengelus rambutnya.
"Bukankah Papa baru pulang kemarin, kemana lagi Papa akan pergi?" Tanya Aruna sedikit kesal karena kedua orangtuanya jarang berada dirumah.
"Apa kau lupa tanggal berapa sekarang sayang?" Anneta sang Mama ikut mendekat.
Aruna tampak berpikir sejenak sebelum akhirnya, "Anniversary Papa dan Mama?" Tebak Aruna yang langsung di angguki kedua orangtuanya.
"Yes dan kami berniat bulan madu."
"Apa tidak ada pesta kali ini?" Tanya Aruna karena setiap anniversary pernikahan David dan Anneta selalu mengadakan pesta sebelum honeymoon.
"Tidak sayang karena kami akan pergi honeymoon keluar negeri."
Aruna terlihat lesu, "Baiklah, bawalah pulang adik untuk ku agar aku tidak kesepian."
David dan Anneta sontak tertawa, "Mama sudah terlalu tua untuk melahirkan seorang bayi sayang."
"Tetap saja aku ingin memiliki adik." Kata Aruna.
Anneta tersenyum, "jika kau menikah nanti, kau akan memiliki adik."
Aruna melotot tak percaya, "Mama, aku masih sangat muda untuk menikah." Protes Anneta membuat kedua orangtuanya tertawa.
Aruna membantu Papa dan Mama nya mengeluarkan koper, mereka bersiap untuk berangkat siang ini.
Anneta memeluk Aruna, "Jaga dirimu baik baik baby girl."
"Jangan lupakan oleh olehku." Pinta Aruna.
"Tentu saja kami tidak lupa, baby kecil?" Tanya David yang langsung diangguki Aruna sementara Anneta sudah melotot ke arah David, tidak setuju.
Mobil melaju meninggalkan istana mewah tempat tinggal David dan keluarganya.
Aruna memasuki rumah, Ia menghela nafas panjang, mulai merasa kesepian lagi.
Selalu seperti ini setiap hari, Papa nya sibuk selalu berada di luar kota begitu juga Mama nya seorang desainer yang juga tak kalah sibuk dan sebenarnya masih ada satu lagi, Fabian Regata, Kakak laki lakinya yang kini sedang kuliah di luar negeri.
"Lebih baik aku sendiri dari pada harus bersama Bian." Gumam Aruna mengingat kakak laki lakinya itu tidak pernah menyukainya dan saat mereka masih kecil, Aruna ingat Bian selalu nakal padanya. Mendorongnya, memukil bahkan tak segan merusak mainananya.
Sungguh Aruna ingin kakaknya tinggal diluar negeri selamanya, Ia tidak ingin bertemu lagi.
Aruna baru saja selesai mandi, Ia bergegas turun untuk makan siang.
"Siang Non Runa cantik." Sapa Mbok Inem asisten rumah tangga dirumah David.
"Masak apa Mbok hari ini?"
"Masak sayur favorit Non Runa, sayur lodeh."
Senyum Runa langsung saja mengembang, "wah bakal makan banyak nih." Ucap Runa tampak semangat mengambil piring yang diisi nasi lalu diguyur sayur lodeh.
"Pelan pelan Non." Kata Mbok Inem saat melihat Runa makan sedikit buru buru.
"Nggak bisa pelan Mbok, kesempatan mumpung Mama nggak ada." Balas Aruna mengingat jika ada Anneta, Aruna tidak bisa makan dengan porsi banyak karena Anneta tidak ingin Aruna kelebihan berat badan.
Selesai makan Aruna belajar di kamarnya, hanya belajar kegiatan yang sering di lakukan Aruna saat kesepian dirumah.
Aruna ingin selalu mendapatkan nilai bagus untuk memuaskan kedua orangtuanya meskipun orangtuanya tidak pernah mempermasalahkan nilai Aruna.
Ponsel Aruna berdering, Aruna melihat nama Nysa sahabatnya yang menelepon dirinya.
"Kesini sekarang deh."
"Nggak, gue lagi belajar." Balas Aruna cuek.
"Lo bakal kecewa kalau nggak kesini."
"Ada apaan sih?" Aruna mulai penasaran.
"Bang Adam lagi kegiatan dipanti asuhan deket rumah Gue, nyesel loh nggak kesini sekarang."
Seketika Aruna mengambil jaket rajut miliknya, Ia kuncir rambutnya asal dan segera berlari turun kebawah.
"Woy, denger nggak sih."
Aruna lupa jika Ia belum mengakhiri panggilannya.
"Gue otewe." Kata Aruna langsung mengakhiri panggilan.
"Anterin ke rumah Nysa pak." Pinta Aruna pada Pak Torik sopir pribadi Aruna.
"Sekarang Non?"
"Iya dong Pak, masa tahun depan." Kata Aruna yang langsung membuat Pak Torik tertawa.
"Siap Non, cuss meluncur."
Mobil melaju menujur rumah Nysa yang jaraknya tidak terlalu jauh. Sampai dirumah Nysa, Aruna segera ke atas, balkon kamar Nysa dimana Ia bisa melihat kegiatan para kakak tingkatnya yang sedang mengadakan acara di panti asuhan dekat rumah Nysa.
"Lama banget sih, keburu selesai." Kata Nysa saat Aruna baru saja sampai Ia langsung bisa melihat keberadaan Kak Adam, kakak tingkatnya di kampus.
"Gila, ganteng amat kak Adam." Puji Aruna saat melihat Adam menggunakan teleskop milik Nysa.
"Udah sini gantian," Nysa hendak merebut teleskopnya namun sayang Aruna memegang teleskop Nysa sangat kencang.
"Nggak usah pelit deh, Lo mah enak bisa ngeliat Kak Adam setiap saat." Kata Aruna mengingat Adam adalah sepupu Nysa.
"Salah sendiri dicomblangin nggak mau!"
Aruna tersenyum, "Biar kak Adam nemuin aku sendiri tanpa bantuan orang lain Sa."
"Susah Run, tau sendiri kan yang deketin Kak Adam itu banyak."
Aruna kembali tersenyum, "Ya kan sapa tau nyantolnya sama aku."
Nysa memutar bola matanya malas, "Ya deh ya deh serah Lo."
Aruna masih saja memandangi gerak gerik Adam melalui teleskop, sesekali Ia tersenyum melihat pria pujaan nya itu.
"Loh, kok pergi sih. Mau kemana kak Adam." Gumam Aruna saat melihat Adam menjauh dari perkumpulan temannya.
"Lo mendingan turun kebawah deh."
"Ngapain?"
"Udah nurut aja, kedapur ambil minum kek." Kata Nysa yang akhirnya di turuti oleh Aruna.
Aruna kebawah untuk mengambil minuman karena dirinya juga haus. Saat Ia membuka kulkas bertepatan dengan Adam yang memasuki dapur. Seketika Aruna gugup, jantungnya berdegup kencang dan tangannya sedikit gemetar.
"Eh ada temen nya Nysa." Sapa Adam membuat Aruna semakin tak karuan.
"Kakak mau...
"Mau ambil minum." Balas Adam.
Aruna mengangguk dan langsung menundukan kepalanya.
Aruna merasa Adam masih berdiri didepan nya membuat Aruna mendongak,
"Mau ambil minuman di kulkas nggak bisa kalau kamu masih berdiri disini." Kata Adam yang langsung membuat Aruna sadar jika Ia sedang berdiri didepan pintu kulkas.
"Ma maaf kak." Aruna menyingkir dari depan kulkas, Ia merasa malu hingga membuat wajahnya merah seperti kepiting rebus.
Adam mengambil satu kaleng minuman soda lalu meminum tepat didepan Aruna.
"Gila, damage banget sih nih cowok." Batin Aruna.
"Lagi belajar bareng Nysa?" Tanya Adam membuat Aruna terkejut dan mengalihkan pandangan.
"Iya kak."
"Btw nama Lo siapa?" Tanya Adam.
"Aruna kak."
"Oke, gue balik ke panti dulu." Kata Adam langsung pergi meninggalkan Aruna yang saat ini merasa senang kegirangan.
"Kak Adam nanyain nama gue Sa." Kata Aruna saat kembali ke kamar Nysa.
"Ck, cuma ditanyain nama doang seneng amat." Cibir Nysa.
"Makanya Lo jatuh cinta biar tahu senengnya pas ditanyain nama sama Doi." Ejek Aruna yang langsung membuat Nysa mendengus sebal.
Aruna kembali melihat kegiatan Kak Adam mengunakan teleskop Nysa hingga Ia merasa ponselnya kembali berbunyi.
Kali ini Mama yang meneleponnya,
"Mama lupa mau bilang, kakak kamu pulang sore ini. Tolong jemput di bandara ya sayang."
"Ap apa Ma? Kak Bian pulang?" Aruna sangat terkejut.
"Iya sayang, tolong jemput di bandara ya." Kata Mama dan langsung mengakhiri panggilan.
Aruna tertunduk lesu, baru saja Ia merasa bahagia dan sekarang kebahagiaan nya hilang karena kepulangan Sang Kakak.
BERSAMBUNG...
SELAMAT DATANG DI NOVEL BARU AUTHOR, SEMOGA KALIAN SUKA DENGAN CERITANYA.
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK, LIKE VOTE DAN KOMEN YAA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
shawnita
aqiu mampir thor
2024-03-06
0
Yuli Astuti
mampir kesini dl deh
jadi bingung mo mulai baca yg mana 🤭
2023-08-15
0
🌺awan's wife🌺
nyimak
2022-10-07
0