08

Baru saja keluar dari mobil, Aruna sudah disambut wajah tidak menyenangkan Bian.

"Bagus banget Lo, sekali nggak dijemput udah gatel main sama cowok." Ucap Bian terdengar keras membuat Adam yang masih berada didalam mobil akhirnya keluar.

Bian menatap Adam dengan tatapan tajam. Jika dibandingkan dengan Randi, Adam jauh lebih tampan dan lebih menarik dari Randi.

"Apa sih kak, aku cuma-"

"Maaf kak kalau Aruna pulang terlambat. Kami ada acara di panti, bagi bagi buku buat anak panti." Kata Adam tak ingin Bian salah paham dan memarahi Aruna.

"Alah alesan Lo Aja, ini pasti Lo modus mau deketin adek gue."

Aruna melotot tak terima, "kak, jangan malu maluin deh."

"Sekali lagi maaf kak, kalau kakak memang tidak percaya saya antar ke panti biar Ibu Panti yang menjelaskan pada Kakak." Kata Adam lagi.

"Ogah, balik sana Lo! Awas Lo deketin adek gue lagi." Ancam Bian.

Adam pun menurut, Ia memasuki mobilnya dan langsung pergi meninggalkan rumah Aruna.

Wajah Aruna kini sudah memerah, antara marah, malu dan kesal. Ia memukuli Bian yang masih berdiri disampingnya.

"Kak Bian nyebelin, ngeselin. Bisa bisanya kak Bian ngomong gitu sama Kak Adam." Kata Aruna masih terus memukuli Bian.

Bian mencekal kedua tangan Aruna agar berhenti memukulnya, "Lo suka ama dia?" Tebak Bian membuat Aruna menunduk diam tidak berani menjawab.

"Awas aja Lo sampai suka atau pacaran!" Ancam Bian.

Aruna menatap ke arah Bian kesal, "Siapapun yang Aruna suka atau Aruna mau pacaran sekalipun, itu urusan Aruna. Kak Bian nggak perlu ikut campur!"

"Berani Lo ama Gue?" Bian berjalan mendekati Aruna.

Tak ingin terpojokan lagi, Aruna kabur melewati Bian, berlari memasuki rumah mengunci dirinya dikamar.

"Kak Bian nyebelin, ngeselin!" Umpat Aruna lalu menangis duduk dilantai dan bersandar diranjangnya.

Sementara Bian yang masih dibawah terlihat kesal dan marah mengingat baru saja Aruna diantar oleh pria dan bahkan pulang terlambat.

Bian seharian ini sibuk memasang kamera tersembuyi di kamar Aruna di ruangan lain agar Bian bisa segera menangkap siapa penguntit adiknya hingga Bian terlambat menjemput dan sampai di kampus Aruna ternyata sudah pulang namun sampai dirumah, tidak ada Aruna membuat Bian marah dan mengirim banyak pesan hingga akhirnya menelepon Aruna.

"Ck, sial. Tidak bisa dibiarkan! Aruna terlihat menyukai pria itu."

Malam hari, Bian turun untuk makan malam namun belum ada Aruna dimeja makan.

"Dari tadi Mbok ketuk ketuk pintu Non Runa tapi nggak ada tanggapan Den." Jelas Mbok Inem.

Bian berdecak kesal, Ia kembali naik ke atas untuk memanggil Aruna.

"Aruna keluar makan."

Tidak ada tanggapan.

Bian mengedor pintu Aruna dan memanggil Aruna namun masih tidak ada tanggapan lagi hingga akhirnya Bian mengambil kunci cadangan kamar Aruna dan masuk ke dalam kamar.

Aruna yang masih duduk dilantai dalam keadaan yang berantakan, bahkan belum mandi dan masih mengenakan pakaian yang sama pun tampak terkejut melihat Bian bisa memasuki kamarnya padahal Ia sudah mengunci pintu kamarnya.

"Mandi, makan malam!" Perintah Bian namun Aruna hanya diam seolah tidak mengubris ucapan Bian.

Bian akhirnya mendekat, Ia membisikan sesuatu ditelinga Aruna, "Atau mau gue mandiin?"

Seketika bulu kuduk Aruna merinding mendengar ucapan sensual Bian.

Aruna menatap Bian tajam lalu berdiri mengambil handuk dan segera memasuki kamar mandi.

Tampak Bian tertawa geli, merasa puas karena Aruna mau menurutinya.

Bian menunggu Aruna dimeja makan, tak berapa lama Aruna datang sudah bersih dan mengenakan piyama lengan panjang.

Bian tersenyum senang karena Aruna mau merubah penampilan saat dirumah, memakai pakaian tertutup.

Mereka makan malam tanpa saling berbicara. Dan setelah selesai, baik Aruna maupun Bian memasuki kamar mereka masing masing.

Tengah malam, Bian yang belum tidur tampak menyelinap di kamar Aruna. Bian melakukan ini karena Ia ingin menjaga Aruna dan menunggu apakah penyelinap itu kembali datang atau tidak.

Hingga dua jam lamanya, Bian menunggu, tidak ada tanda tanda penyelinap itu datang. Karena kantuk sudah menyerang, Bian memutuskan untuk kembali ke kamarnya.

Sebelum keluar, Bian menyelimuti Aruna dan memandangi wajah cantik Aruna, tanpa sadar Ia tersenyum. Bian memasuki kamarnya dan langsung terlelap tidur karena sudah tidak tahan melawan kantuknya.

Pagi baru bangun tidur, Aruna turun kebawah dan langsung mencari Mbok Inem.

"Mbok bikinin nasi goreng seafood yang enak ya buat bekal." Pinta Aruna.

"Tumben Non." Heran Mbok Inem karena biasanya Aruna tidak pernah membawa bekal ke kampus.

"Udah Mbok bikinin aja. Yang enak sama kalau bisa dihias yang cantik. Oke?" Kata Aruna lalu kembali naik ke atas.

Aruna pergi mandi dan bersiap untuk kekampus karena Ia ada kelas pagi lagi.

Aruna kembali turun untuk sarapan dan melihat Bian belum turun. Hingga sarapan Aruna habis, Bian masih juga belum turun ke bawah.

"Kebo amat sih, bangun nya kesiangan terus!" Omel Aruna kembali lagi ke atas untuk membangunkan Bian meski bisa saja Aruna meminta Mang Torik mengantarnya namun Aruna tidak ingin membuat Bian kesal lagi karena memilih di antar mang Torik.

Sampai didepan pintu kamar Bian, Aruna mengangkat tangan untuk mengetuk pintu namun pintu terbuka lebih dulu dan Bian sudah terlihat rapi, siap mengantarnya.

"Sudah sarapan?" Tanya Bian.

Aruna mengangguk.

"Kita berangkat sekarang." Ajak Bian yang lagi lagi diangguki Aruna.

"Non, bekalnya." Teriak Mbok Inem kala Aruna dan Bian akan keluar rumah.

Aruna menepuk jidatnya karena hampir saja Ia lupa dengan bekalnya.

"Makasih mbok Inem." Kata Aruna menerima bekalnya yang masih hangat.

"Tumben bawa bekal?" Tanya Bian saat keduanya memasuki mobil.

"Biar nggak jajan."

"Pasti mau dikasih ke cowok yang kemarin kan?" Tebak Bian seketika membuat Aruna gugup.

"Nggak!"

"Awas aja berani deket deket sama cowok itu apalagi sampai pacaran!" Ancam Bian.

Aruna hanya menghela nafas panjang, tidak menjawab ucapan Bian.

Perjalanan menuju kampus, berkali kali Bian menguap membuat Aruna keheranan karena Bian masuk kamar lebih awal dan tidak menganggunya, bagaimana bisa Bian masih mengantuk?

Sampai di kampus, Aruna tidak mengatakan apapun dan langsung keluar. Bian menatap Aruna memasuki kampus sampai Aruna tidak terlihat lagi.

Bian kembali ke kamarnya setelah mengantar Aruna, Ia ingin kembali tidur karena masih mengantuk.

Sebelum tidur, Bian membuka laptopnya dan mengecek cctv kamar Aruna.

Baru ingin membuka cctv bagian kamar mandi namun Bian urungkan, Ia tidak ingin menjadi gila jika melihat sesuatu yang belum waktunya Ia lihat.

Bian beralih melihat cctv bagian balkon kamar semalam setelah Ia tinggal. Dan betapa terkejutnya Bian saat melihat pria penyelinap itu kembali memanjat rumah dan menuju balkon kamar Aruna.

Bian mengepalkan tangannya, penyelinap itu datang satu jam setelah Bian pergi.

Namun akhirnya Bian tersenyum puas karena penyelinap itu tidak bisa masuk ke kamar Aruna, Bian sengaja mengganti kunci pintu balkon tanpa sepengetahuan siapapun.

Terlihat penyelinap itu kesal dan membanting kunci yang dia bawa.

Bersambung...

Jangan lupa like vote dan komenn

Terpopuler

Comments

Cut Nyak Dien

Cut Nyak Dien

dri kta2nya bian.kyaknya mereka bukn kakak adik kandung dech

2022-10-07

0

3 semprul

3 semprul

siapa sih.. 🤔

2022-10-05

0

Betty Lusiana

Betty Lusiana

penasaran sama penguntit dan penasaran sama hubungan bian dan Aruna kanfung apa tidak ya?
semangat Thor 💪
sehat2 selalu ya 🤲

2022-10-04

1

lihat semua
Episodes
1 01
2 02
3 03
4 04
5 05
6 06
7 07
8 08
9 09
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 49
50 50
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 57
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 67
68 68
69 69
70 70
71 71
72 72
73 73
74 74
75 75
76 76
77 77
78 78
79 79
80 80
81 81
82 82
83 83
84 84
85 85
86 86
87 87
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 97
98 98
99 99
100 100
101 101
102 102
103 103
104 104
105 105
106 106
107 107
108 108
109 109
110 110
111 111
112 112
113 113
114 114
115 115
116 116
117 117
118 118
119 119
120 120
121 121
122 122
123 123
124 124
125 125
126 126
127 127
128 128
129 129
130 130
131 131
132 132
133 133
134 134
135 135
136 136
137 137
138 138
139 139
140 140
141 141
142 142
143 143
144 144
Episodes

Updated 144 Episodes

1
01
2
02
3
03
4
04
5
05
6
06
7
07
8
08
9
09
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
49
50
50
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
67
68
68
69
69
70
70
71
71
72
72
73
73
74
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107
108
108
109
109
110
110
111
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120
121
121
122
122
123
123
124
124
125
125
126
126
127
127
128
128
129
129
130
130
131
131
132
132
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
139
140
140
141
141
142
142
143
143
144
144

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!