Aruna membuka pintu mobil, baru ingin keluar namun tangannya ditahan oleh Bian.
"Awas aja berani nglepas cincinnya."
Aruna menghela nafas panjang, "Iya iya, nggak akan dilepas lagi." Kata Aruna pasrah membuat Bian tersenyum puas.
Aruna keluar dari mobil dan langsung memasuki kampusnya. Sampai di kelas, Aruna melihat Randi sudah sampai lebih dulu. Randi sama sekali tidak menatap ke arahnya. Sedikit melegakan memang karena Aruna tidak harus merasa tidak enak menolak cinta Randi secara terus menerus.
"Kok si Randi aneh ya." Celetuk Nysa yang baru saja datang dan langsung duduk disamping Aruna.
"Aneh gimana?"
"Ya aneh, biasanya pagi gini udah nyamperin elo dan beliin elo ini itu."
Aruna tersenyum, "Mulai sekarang Elo nggak bakal ngeliat Randi deketin gue lagi."
Nysa mengerutkan keningnya heran, "Kok bisa gitu, emang Lo apain dia?"
"Ulah kak Bian itu."
Mendengar nama Bian, Nysa langsung menatap ke arah jari manis Aruna dimana masih ada cincin yang melingkar di jari sahabatnya itu.
"Bukannya kemarin udah dilepas?"
"Di suruh pakai lagi sama kak Bian. Gila emang, apes banget dah punya kakak super posesif." Ungkap Aruna.
Nysa tersenyum, "Duh, gue jadi pengen deh punya abang kayak Bang Bian gitu."
Aruna menatap ke arah Nysa tak percaya, "Nggak enak bestie, seriusan nggak enak punya kakak yang terlalu posesif macam kak Bian."
"Itu tandanya Kak Bian sayang sama Elo, set dah nggak bersyukur amat. Coba Lo lihat gue, anak tunggal yang selalu ditinggal ngurus bisnis orangtuanya, nggak dapet kasih sayang dari siapapun, sakit bestie."
Aruna memutar bola matanya malas, "Ambil sono abang gue ambil. Bungkus!"
"Serius? Kalau gitu comblangin gue sama Abang Lo deh, mau gue ama Abang Lo."
"Nggak ada, nggak ada. Punya kakak kayak Bian aja udah pusing apalagi ketambahan elo!"
"Ck, ntar gue comblangin Lo sama Bang Adam deh."
Aruna tiba tiba tersenyum mendengar nama Adam, mengingat kemarin siang saat pulang Adam menemuinya.
"Nggak usah di comblangin, kemarin Kak Adam nyamperin aku pas pulang trus ngajak bareng ke tempat Elo." Ungkap Aruna dengan senyum mengembang.
"Seriusan Lo? Tapi kok kemarin nggak kerumah gue." Heran Nysa.
"Ya mana gue tahu, dia nya ngajak yang gue pikir emang mau kerumah Lo."
"Trus napa Lo tolak?"
"Gegara kak Bian udah jemput didepan, coba aja nggak dijemput Gue tetep mau lah di ajak kerumah Lo."
Nysa terdiam, "Feeling gue dia juga suka sama Lo."
"Dah lah jangan bikin baper,"
"Semisal Lo ditembak sama dia gimana?"
"Ya gue terima lah, gila kali ya ditolak. Prince nya anak kampus itu."
"Ntar Lo di gebukin ama fans nya dia mau?"
"Nggak masalah yang penting Kak Adam jadi pacar gue!" Kata Aruna yang membuat Nysa menggelengkan kepalanya tak percaya mendengar kekonyolan Sahabatnya itu.
Selesai kelasnya, Aruna hendak pulang. Ia berjalan keluar dan tidak melihat keberadaan mobil yang menjemputnya.
"Apa kak Bian nggak jemput aku ya?" Batin Aruna berdiri didepan kampus.
Aruna berjalan menuju halte terdekat, tak ingin menunggu terlalu lama membuat Aruna memutuskan untuk naik bisa saja.
Namun baru sebentar Ia berdiri di halte, sebuah mobil berhenti tepat didepannya.
"Kerumah Nysa yuk." Suara pria yang ada didalam mobil membuat Aruna girang karena itu suara Kak Adam.
Aruna mengangguk dan langsung memasuki mobil milik Adam.
"Kak Adam mau kesana?"
Adam menggelengkan kepalanya, "Mau ke panti buat ngasih buku tulis untuk anak panti."
Aruna melihat ke kursi belakang yang dipenuhi dengan buku yang masih baru.
"Udah ganteng, pinter trus baik lagi. Spek dewa nih kak Adam." Batin Aruna dan tanpa disadari Aruna memandangi wajah Adam sambil tersenyum.
"Muka gue kotor ya? Atau ada yang lucu?" Tanya Adam yang langsung membuat Aruna gugup karena ketahuan memandangi Adam.
"Eng enggak kok kak." Balas Aruna lalu menunduk malu.
"Ntar Lo kerumah Nysa biar gue ke panti, kalau udah mau pulang bilang biar gue anter." Kata Adam.
"Ak aku ikut ke panti aja kak."
"Nggak kerumah Nysa?"
"Ya nanti mampir bentar, pengen liat kegiatan Kakak di panti." Ungkap Aruna.
Adam mengangguk setuju.
Sampai dipanti, Adam dan Aruna langsung di sambut senang oleh anak anak panti.
"Wah Bang Adam datang lagi, sama cewek cantik lagi." Ucap salah satu anak panti.
"Ini namanya kak Aruna, ayo pada salim dulu sama kak Aruna." Pinta Adam yang langsung diangguki anak anak panti.
Satu persatu anak panti berhamburan menciumi punggung tangan Aruna. Setelah itu mereka mengambil buku baru yang ada di mobil Adam.
"Nggak usah pada berebutan dek, dapet semua kok. Kak Adam bawanya banyak." Kata Adam saat melihat anak anak panti membuka pintu mobilnya dan berebutan mengambil buku baru.
"Terimakasih Nak Adam, terimakasih banyak mau berbagi dengan anak anak panti." Kata Ibu panti pada Adam.
"Sama sama Bu, nggak perlu sungkan kalau butuh apapun, Ibu bisa hubungi saya. Nanti saya usahakan untuk memberikan apa yang dibutuhkan anak anak panti." Kata Adam.
Aruna yang berada disamping Adam, semakin terpesona dengan kebaikan Adam. Level suka yang tadinya masih delapan puluh persen kini berubah menjadi seratus persen.
Selesai memberikan buku, Adam dan Aruna pamit. Keduanya langsung menuju rumah Nysa dengan berjalan kaki.
"Wah gila, gue kaget ngeliat siapa yang datang." Kata Nysa saat membuka pintu.
Aruna berkali kali mengedipkan mata pada Nysa agar Nysa tidak mempermalukan dirinya didepan Adam namun Nysa malah semakin menjadi.
"Ada makanan nggak?" Tanya Adam.
"Elah Bang, pelit amat. Beli sono ajak temen gue makan direstoran kek. Masa iya pertama ngedate makan gratisan dirumah gue!" Celetuk Nysa membuat Aruna melotot ke arah Nysa namun Nysa tidak mengubris.
Adam tidak menjawab, Ia menoyor kepala Nysa lalu pergi ke dapur.
"Gila nih kulkas apa kuburan, sepi amat." Kata Adam saat membuka isi kulkas Nysa dan tidak ada apapun disana.
"Udah dibilang suruh makan direstoran."
"Ya udah yokk kita ke restoran." Ajak Adam.
"Gue juga diajak?" Tanya Nysa penuh harap.
"Ogah, sama Aruna aja." Balas Adam lalu mengajak Aruna keluar dari rumah Nysa.
"Dasar Abang laknat!" Teriak Nysa membuat Adam dan Aruna tertawa.
Adam dan Aruna berada di mobil menuju restoran namun di tengah perjalanan, ponsel Aruna berdering.
Satu panggilan dari Bian dan juga beberapa pesan dari Bian.
"Siapa?"
"Kakak aku." Balas Aruna.
"Angkat aja." Kata Adam yang langsung di angguki Aruna.
"KEMANA LO!" suara Bian terdengar keras bahkan Adam yang menyetir disampingnya pun ikut mendengar.
Belum sempat Aruna menjawab, Suara Bian kembali terdengar lagi, "PULANG SEKARANG!"
Belum sempat Aruna menjawab lagi, panggilan sudah dimatikan oleh Bian.
"Rese amat!" Gerutu Aruna.
"Gue anter pulang sekarang." Kata Adam yang langsung membuat Aruna kecewa padahal ini kesempatan mereka lebih dekat.
"Ta tapi kak..."
"Nggak apa apa, kita makan nya lain kali aja." Kata Adam yang akhirnya di angguki Aruna.
"Dasar kak Bian ngeselin!" Batin Aruna merasa sangat sangat kesal.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
Diana
kakak kok gitu? adam lebih dewasa
2022-11-09
0
Cut Nyak Dien
gitu cramya g bkln punya pcar siruna
2022-10-07
1
3 semprul
sebenar nya ini saudara kandung atau bukan 🤔
2022-10-05
1