Aruna baru selesai kelas pertamanya. Ia berniat keluar membawa bekal buatan Mbok Inem untuk diberikan pada Adam sebagai permintaan maaf atas apa yang diucapkan Bian pada Adam kemarin sore.
Dengan bantuan Nysa, Aruna akhirnya bisa menemui Adam.
Nysa mengirim pesan pada Adam dan mengatakan jika Aruna ingin bertemu dan Adam membalas agar Aruna menemui Adam di rooftop kampus.
Aruna berjalan lebih cepat agar segera sampai. Dan sesampainya di rooftop, Aruna melihat Adam sudah berdiri disana memandangi pemandangan kampus.
"Kak..." sapa Aruna yang langsung membuat Adam berbalik dan tersenyum menatap Aruna.
"Buat Kak Adam." Kata Aruna menyodorkan kotak bekal untuk Adam.
"Apa ini?" Tanya Adam menerima bekal dari Aruna.
"Nasi goreng seafood."
"Wah, buatan kamu?" Tanya Adam terlihat senang karena Ia memang menyukai segala jenis nasi goreng.
Aruna tersenyum malu, "Bukan, itu buatan mbok Inem."
Adam terlihat kecewa, "Lain kali kamu yang harus membuatnya sendiri." Kata Adam.
Aruna kembali tersenyum malu, "Aku tidak bisa masak kak."
"Tidak masalah, jika kamu mau mengasahnya, nanti lama kelamaan kamu akan pandai memasak." Kata Adam yang langsung di angguki Aruna.
Aruna terdiam, Ia merasa ada yang berbeda dari Adam. Jika biasanya Adam mengucapkan Lo Gue namun kali ini berbeda, Adam mengucapkan aku kamu, bahasa yang lebih halus dan biasanya digunakan oleh sepasang kekasih.
"Kak, aku juga mau minta maaf atas perlakuan Kak Bian. Dia memang sangat posesif." Ungkap Aruna.
Adam tersenyum, "Aku justru sangat menyukai Kakakmu, dia sangat pandai menjagamu."
Aruna berdecak, "Aku bahkan sangat kesal dengan sikap posesifnya."
"Hey, jangan seperti itu. Dia kakak yang baik. Apa yang dia lakukan karena ingin menjagamu."
Aruna tersenyum, "Ya mungkin saja memang begitu. Jadi apa kakak mau memaafkan ku?" Tanya Aruna.
Adam tertawa, "Aku saja tidak marah, bagaimana bisa kau mengatakan itu."
Aruna tersenyum lega, satu lagi plus untuk Adam, dia bukan pria pendendam.
Aruna akhirnya pamit kembali ke kelas setelah cukup lama mengobrol dengan Adam. Setelah Aruna tidak terlihat lagi tampak Adam membuka tempat sampah lalu membuang bekal makanan yang dibawakan Aruna.
Adam tersenyum sinis ke arah bekal makan yang kini sudah berada ditempat sampah.
"Gimana? Sukses?" Bisik Nysa saat Aruna sudah kembali ke kelas dan sudah ada dosen yang mengajar.
"Sukses, thankyou bestie." Balas Aruna dengan raut wajah senang.
"Nggak mau tahu pokoknya abis ini kenalin gue sama abang Bian." Pinta Nysa yang langsung mendapatkan acungan jempol dari Aruna.
Jam kelas berakhir, waktunya Aruna pulang karena sudah tidak ada kelas lagi dan Aruna juga sudah mengabari Bian jika Ia pulang lebih awal agar Bian segera menjemputnya.
"Kok gue jadi deg degan gini sih." Ucap Nysa saat mengikuti langkah Aruna keluar kampus.
Nysa langsung saja menghentikan langkahnya kala melihat seorang pria tampan yang ketampanannya bahkan mengalahkan seluruh pria dikampusnya. Nysa tertegun memandangi pria yang berdiri disamping mobil sport.
"Buset, cepet sini." Panggil Aruna sambil melambaikan tangan pada Nysa yang tertinggal jauh.
Nysa akhirnya mendekat, Ia kini berada didepan Kakak Aruna yang gantengnya maksimal.
"Kak, ini Nysa temen aku."
Nysa mengulurkan tangan, cukup lama namun tidak mendapatkan respon dari Bian.
"Ya udah masuk, mau bareng kan." Kata Bian cuek dan langsung memasuki mobilnya.
"Udah gue bilang, dia rese." Kata Aruna pada Nysa.
"Tapi dia ganteng maksimal Run." Puji Nysa yang masih terhipnotis akan ketampanan Bian.
Aruna memutar bola matanya malas, "Ck, serah deh!" Ucap Aruna lalu bergegas memasuki mobil disusul oleh Nysa.
"Kak, aku mau ke kafe kenanga dulu. Ngemil kue sama minum choco float." Kata Aruna yang langsung diangguki Bian.
"Kakak boleh ikut masuk kalau mau." Kata Aruna yang lagi lagi diangguki Bian.
Aruna pikir, Bian tidak akan ikut masuk karena Ia bersama Nysa namun nyatanya Bian ikut masuk dan bergabung dengan mereka bahkan Bian juga memesan makanan yang sama dengan Aruna.
"Kaget sih, cowok galak kayak Kak Bian ternyata juga suka coklat." Cibir Aruna yang tidak di gubris oleh Bian dan Bian malah sibuk menikmati pesanannya yang sudah datang.
Nysa melihat ke arah Aruna, Ia memberikan kode pada Aruna agar Aruna pergi.
"Aku mau ke toilet dulu kak, jagain temenku." Kata Aruna berdiri dan segera pergi meninggalkan Nysa dan Bian.
Bian masih acuh dan sibuk menikmati makanannya, meskipun Ia tahu jika sedari tadi Nysa memandanginya, seperti berharap Bian akan mengajaknya berbicara.
"Kakak sudah punya pacar?" Tanya Nysa langsung to the point karena Nysa memang seperti ini, tidak suka bertele tele jika tentang perasaan.
"Calon istri." Balas Bian santai namun mampu membuat Nysa menelan ludahnya kasar.
Pupus sudah harapan Nysa pada Bian.
Aruna sudah kembali dari toilet, melihat wajah Nysa masam tentu saja membuat Aruna penasaran dengan apa yang terjadi.
"Kenapa Lo?" Tanya Aruna dengan bahasa isyarat.
Nysa tidak menjawab, Ia hanya mengacungkan jari tengahnya pada Aruna yang membuat Aruna semakin bingung.
"Gue udah selesai, bayarin. Gue tunggu di mobil." Ucap Bian dengan santainya berdiri dan meninggalkan meja setelah makanan nya habis.
"Gila tuh orang nggak mau bayar sendiri." Kesal Aruna.
Plak... Nysa memukul lengan Aruna.
"Lo tega banget deh ama Gue, sumpah gue malu banget!" Umpat Nysa.
"Apa sih Lo? Malu kenapa?"
"Bisa bisanya Lo nggak bilang kalau Kak Bian udah punya calon istri!"
Aruna melonggo menatap Nysa, "Calon istri?"
"Iya, Kak Bian bilang udah punya calon istri!"
"Lah kok gue malah nggak tahu nyet!" Balas Aruna yang memang tidak tahu apapun tentang kakaknya.
"Nggak mau tahu, gue malu banget. Lo harus tanggung jawab, bayarin semua makanan gue." Kata Nysa langsung melenggang pergi keluar.
"Anjir, abis duit gue kalau gini!" Umpat Aruna yang akhirnya mau tak mau membayarkan semua makanan mereka siang ini.
Selesai membayar bill tagihan, Aruna keluar memasang wajah cemberut, didalam mobil sudah ada Bian juga Nysa yang wajahnya juga sama sama cemberut.
"Lama!" Keluh Bian langsung melajukan mobilnya keluar dari kafe.
Setelah mengantar Nysa, Bian melajukan mobilnya pulang kerumah. Sepanjang perjalanan mereka hanya diam tidak ada yang berbicara hingga akhirnya sampai dirumah, Aruna mencekal tangan Bian yang akan keluar mobil.
"Emang bener kalau kakak udah punya calon istri?" Tanya Aruna tampak penasaran.
"Ya, jadi jangan sekali kali Lo ada niatan buat nyomblangin gue sama temen Lo!" Ucap Bian menoyor dahi Aruna lalu keluar dari mobilnya.
"Eh beneran punya?" Aruna terlihat sangat terkejut.
Bersambung...
Jangan lupa like vote dan komeeennn
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 144 Episodes
Comments
anikbunda lala
adam ....sangar
2024-05-12
0
Kenzi Kenzi
iya, kamu calonnya neng
2024-03-28
0
Yuli Astuti
runa calonnya 🤭
2023-08-15
0